tag:blogger.com,1999:blog-58325084599735373562024-02-22T12:38:40.067+07:00boy antoni putra (stikes fort de cock bukittinggi)pns agam yang kreatif tapi........................
mahasiswa stikes fort de cock juga........................boy a phttp://www.blogger.com/profile/10369020424180261153noreply@blogger.comBlogger27125tag:blogger.com,1999:blog-5832508459973537356.post-20222446273736754882009-05-04T21:52:00.001+07:002009-05-04T21:55:43.228+07:00askep yg ?????boy antoni putra<br />stikes fort de cock bukittinggi<br />pns dinas kesehatan kabupaten agam<br /><br /><br /> <p><b>Asuransi</b> adalah sebuah sistem untuk merendahkan kehilangan finansial dengan menyalurkan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Risiko" title="Risiko">risiko</a> kehilangan dari seseorang atau badan ke lainnya..</p> <p>Asuransi dalam Undang-Undang No.2 Th 1992 tentang usaha perasuransian adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum pihak ke tiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.</p> <h1>Asuransi kesehatan</h1> <h3>Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas</h3> <p class="MsoNormal">(Dialihkan dari <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Asuransi_Kesehatan&redirect=no" title="Asuransi Kesehatan">Asuransi Kesehatan</a>)</p> <p class="MsoNormal">Langsung ke: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Asuransi_Kesehatan#column-one">navigasi</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Asuransi_Kesehatan#searchInput">cari</a></p> <p class="MsoNormal"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Askes.jpg" title="Gedung PT Askes Indonesia."><span style="text-decoration: none;"><!--[if gte vml 1]><v:shapetype id="_x0000_t75" coordsize="21600,21600" spt="75" preferrelative="t" path="m@4@5l@4@11@9@11@9@5xe" filled="f" stroked="f"> <v:stroke joinstyle="miter"> <v:formulas> <v:f eqn="if lineDrawn pixelLineWidth 0"> <v:f eqn="sum @0 1 0"> <v:f eqn="sum 0 0 @1"> <v:f eqn="prod @2 1 2"> <v:f eqn="prod @3 21600 pixelWidth"> <v:f eqn="prod @3 21600 pixelHeight"> <v:f eqn="sum @0 0 1"> <v:f eqn="prod @6 1 2"> <v:f eqn="prod @7 21600 pixelWidth"> <v:f eqn="sum @8 21600 0"> <v:f eqn="prod @7 21600 pixelHeight"> <v:f eqn="sum @10 21600 0"> </v:formulas> <v:path extrusionok="f" gradientshapeok="t" connecttype="rect"> <o:lock ext="edit" aspectratio="t"> </v:shapetype><v:shape id="_x0000_i1025" type="#_x0000_t75" alt="" title=""Gedung PT Askes Indonesia."" style="'width:135pt;height:101.25pt'" button="t"> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\CLIENT~1\LOCALS~1\Temp\msohtml1\01\clip_image001.jpg" href="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/e/e4/Askes.jpg/180px-Askes.jpg"> </v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><img src="file:///C:/DOCUME%7E1/CLIENT%7E1/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/01/clip_image001.jpg" shapes="_x0000_i1025" border="0" height="135" width="180" /><!--[endif]--></span></a></p> <p class="MsoNormal"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Askes.jpg" title="Perbesar"><span style="text-decoration: none;"><!--[if gte vml 1]><v:shape id="_x0000_i1026" type="#_x0000_t75" alt="" title=""Perbesar"" style="'width:11.25pt;height:8.25pt'" button="t"> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\CLIENT~1\LOCALS~1\Temp\msohtml1\01\clip_image002.gif" href="http://id.wikipedia.org/skins-1.5/common/images/magnify-clip.png"> </v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><img src="file:///C:/DOCUME%7E1/CLIENT%7E1/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/01/clip_image002.gif" shapes="_x0000_i1026" border="0" height="11" width="15" /><!--[endif]--></span></a></p> <p class="MsoNormal">Gedung PT Askes <st1:place st="on"><st1:country-region st="on">Indonesia</st1:country-region></st1:place>.</p> <p><b>Asuransi kesehatan</b> adalah sebuah jenis produk <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Asuransi" title="Asuransi">asuransi</a> yang secara khusus menjamin biaya <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kesehatan" title="Kesehatan">kesehatan</a> atau perawatan para anggota asuransi tersebut jika mereka jatuh sakit atau mengalami kecelakaan. Secara garis besar ada dua jenis perawatan yang ditawarkan perusahaan-perusahaan asuransi, yaitu rawat inap (in-patient treatment) dan rawat jalan (out-patient treatment).</p> <p>Produk asuransi kesehatan diselenggarakan baik oleh perusahaan asuransi sosial, perusahaan asuransi jiwa, maupun juga perusahaan asuransi umum.</p> <p>Di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Indonesia">Indonesia</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/PT_Askes_Indonesia" title="PT Askes Indonesia">PT Askes Indonesia</a> merupakan salah satu perusahaan asuransi sosial yang menyelenggarakan asuransi kesehatan kepada para anggotanya yang utamanya merupakan para pegawai negeri baik sipil maupun non-sipil. Anak-anak mereka juga dijamin sampai dengan usia 21 tahun. <st1:place st="on">Para</st1:place> pensiunan beserta istri ataupun suami juga dijamin seumur hidup.</p> <p>Beberapa perusahaan asuransi kerugian dan asuransi jiwa telah memasarkan pula program-program asuransi kesehatan dengan berbagai macam varian yang berbeda. Pada umumnya perusahaan asuransi yang menyelenggarakan program asuransi kesehatan bekerja sama dengan provider rumah sakit baik secara langsung maupun melalui institusi perantara sebagai asisten manajemen jaringan rumah sakit.</p> <p><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p><div class="blogger-post-footer">boy antoni putra
stikes fort de cock bukittinggi
pns dinas kesehatan kabupaten agam
bared18@yahoo.co.id</div>boy a phttp://www.blogger.com/profile/10369020424180261153noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5832508459973537356.post-67336839258344266802009-01-15T17:34:00.000+07:002009-01-15T17:36:17.344+07:00konsep keluargaaboy antoni putra<br />stikes fort de cock bukittinggi<br />pns dinas kesehatan kabupaten agam<br /> <br />KONSEP KELUARGA<br /><br />TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS:<br />Mahasiswa akan dapat :<br />• Definisi keluarga<br />• Tipe-tipe keluarga<br />• Struktur dan fungsi keluarga<br />• Tumbuh kembang keluarga<br />• Tugas perkembangan keluarga<br />• Keperawatan kesehatan keluarga<br />• Tugas kesehatan keluarga<br />• Peran perawat keluarga<br /><br /> Keluarga merupakan bagian terkecil dalam masyarakat. Dalam keperawatan, keluarga merupakan salah satu sasaran asuhan keperawatan. Keluarga memegang peranan penting dalam promosi kesehatan dan pencegahan terhadap penyakit pada anggota keluarganya. Nilai yang dianut keluarga dan latar belakang etnik/kultur yang berasal dari nenek moyang akan mempengaruhi interpretasi keluarga terhadap suatu penyakit. Masalah kesehatan dan adanya krisis perkembangan dalam suatu keluarga dapat mempengaruhi anggota keluarga yang lain karena keluarga merupakan satu kesatuan (unit).<br /><br />1. Definisi Keluarga<br />Definisi keluarga dikemukakan oleh beberapa ahli :<br />a. Reisner (1980)<br />Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu, adik, kakak, kakek dan nenek.<br />b. Logan’s (1979)<br />Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan sebuah kumpulan beberapa komponen yang saling berinteraksi satu sama lain.<br />c. Gillis (1983)<br />Keluarga adalah sebagaimana sebuah kesatuan yang kompleks dengan atribut yang dimiliki tetapi terdiri dari beberapa komponen yang masing-masing mempunyai arti sebagaimana unit individu.<br />d. Duvall<br />Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan untuk meningkatkan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari tiap anggota.<br /><br />e. Bailon dan Maglaya<br />Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih individu yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan, atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, saling berinteraksi satu sama lainnya dalam perannya dan menciptakan dan mempertahankan suatu budaya.<br />f. Johnson’s (1992)<br />Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan darah yang sama atau tidak, yang terlibat dalam kehidupan yang terus menerus, yang tinggal dalam satu atap, yang mempunyai ikatan emosional dan mempunyai kewajiban antara satu orang dengan orang yang lainnya.<br />g. Lancester dan Stanhope (1992)<br />Dua atau lebih individu yang berasal dari kelompok keluarga yang sama atau yang berbeda dan saling menikutsertakan dalam kehidupan yang terus menerus, biasanya bertempat tinggal dalam satu rumah, mempunyai ikatan emosional dan adanya pembagian tugas antara satu dengan yang lainnya.<br />h. Jonasik and Green (1992)<br />Keluarga adalah sebuah sistem yang saling tergantung, yang mempunyai dua sifat (keanggotaan dalam keluarga dan berinteraksi dengan anggota yang lainnya).<br />i. Bentler et. Al (1989)<br />Keluarga adalah sebuah kelompok sosial yang unik yang mempunyai kebersamaan seperti pertalian darah/ikatan keluarga, emosional, memberikan perhatian/asuhan, tujuan orientasi kepentingan dan memberikan asuhan untuk berkembang.<br />j. National Center for Statistic (1990)<br />Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang berhubungan dengan kelahiran, perkawinan, atau adopsi dan tinggal bersama dalam satu rumah.<br />k. Spradley dan Allender (1996)<br />Satu atau lebih individu yang tinggal bersama, sehingga mempunyai ikatan emosional, dan mengembangkan dalam interelasi sosial, peran dan tugas.<br />l. BKKBN (1992)<br />Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami istri dan anaknya, atau ayah dengan anaknya, atau ibu dengan anaknya.<br /><br /> Istilah-istilah dalam keluarga:<br />• Keluarga Sejahtera<br />Keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material yang layak, bertakwa kepada TYME, memiliki hubungan serasi, selaras, dan seimbang antar anggota dan antar keluarga dengan masyarakat dan lingkungan.<br /><br />• Keluarga Berencana<br />Upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.<br />• Kualitas keluarga<br />Kondisi keluarga yang mencakup aspek pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial budaya, kemandirian keluarga, dan mental spiritual serta nilai-nilai agama yang merupakan dasar untuk mencapai keluarga sejahtera.<br />• Kemandirian keluarga<br />Sikap mental dalam hal berupaya meningkatkan kepedulian masyarakat dalam pembangunan, mendewasakan usia perkawinanan, membina dan meningkatkan ketahanan keluarga, mengatur kelahiran dan mengembangkan kualitas dan keejahteraan keluarga, berdasarkan kesadaran dan tanggungjawab.<br />• Ketahanan Keluarga<br />Kondisi dinamik sebuah keluarga yang memiliki keuletan dan ketangguhan serta mengandung kemampuan fisik-material dan psikis-mental spiritual guna hidup mandiri dan mengembangkan diri dan keluarganya untuk hidup harmonis dalam meningkatkan kesejahteraan lahir dan kebahagiaan batin.<br />• NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera)<br />Suatu nilai yang sesuai dengan nilai-nilai agama dan sosial budaya yang membudaya dalam diri pribadi, keluarga, dan masyarakat, yang berorientasi kepada kehidupan sejahtera dengan jumlah anak ideal untuk mewujudkan kesejahteraan lahir dan kebahagiaan batin.<br /><br />Menurut Kantor Menteri Negara Kependudukan/BKKBN (1996), tahapan keluarga sejahtera terdiri dari:<br />• Prasejahtera<br />Keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal atau belum seluruhnya terpenuhi seperti:spiritual, pangan, sandang, papan, kesehatan dan KB<br />• Sejahtera I<br />Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan sosial psikologisnya seperti kebutuhan akan pendidikan, KB, interaksi dalam keluarga, interaksi lingkungan tempat tinggal, dan transportasi.<br />• Sejahtera II<br />Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya dan kebutuhan sosial psikologisnya tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan pengembangan, seperti kebutuhan untuk menabung dan memperoleh informasi<br />• Sejahtera III<br />Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar, sosial psikologis dan pengembangan, tetapi belum dapat memberikan sumbangan yang teratur bagi masyarakat atau kepedulian sosialnya belum terpenuhi seperti sumbangan materi, dan berperan aktif dalam kegiatan masyarakat<br />• Sejahtera III plus<br />Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar, sosial psikologis dan pengembangan, dan telah dapat memberikan sumbangan yang teratur dan berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan atau memiliki kepedulian sosial yang tinggi. <br /><br />Dari beberapa pengertian tentang keluarga, maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah:<br />• Terdiri dari dua orang atau lebih yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan, adopsi<br />• Biasanya anggota keluarga tinggal bersama atau jika terpisah tetap memperhatikan satu sama lain<br />• Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sendiri-sendiri<br />• Mempunyai tujuan (menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik, psikologis dan sosial anggota)<br /><br />Ciri-ciri keluarga menurut Stanhope dan Lancaster (1995):<br />• Diikat dalam suatu tali perkawinan<br />• Ada hubungan darah<br />• Ada ikata batin<br />• Ada tanggung jawab masing-masing anggota<br />• Ada pengambilan keputusan<br />• Kerjasama diantara anggota keluarga<br />• Komunikasi interaksi antar anggota keluarga<br />• Tinggal dalam satu rumah<br /> <br />2. Tipe/Bentuk Keluarga<br />Keluarga merupakan salah satu bagian dari bidang garap dunia keperawatan, oleh karena itu supaya perawat bisa memberikan asuhan keperawatan dengan tepat, perawat harus memahami tipe keluarga yang ada..<br />A. Tradisional <br />• The Nuclear family (keluarga inti)<br />Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak<br />• The dyad family<br />Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam satu rumah.<br />• Keluarga usila<br />Keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang sudah tua dengan anak yang sudah memisahkan diri.<br />• The childless family<br />Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak terlambat waktunya yang disebabkan karena mengejar karier/pendidikan yang terjadi pada wanita.<br />• The extended family<br />Keluarga yang terdiri dari dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah, seperti nuclear family disertai: paman, tante, orang tua (kakek-nenek), keponakan<br />• The single parent family<br />Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah atau ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hokum pernikahan)<br />• Commuter family<br />Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja di luar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pad saat ”weekend”<br />• Multigenerational family<br />Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah.<br />• Kin-network family<br />Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama (contoh: dapur, kamar mandi, televisi, telepon,dll)<br />• Blended family<br />Duda atau janda (karena perceraian) yang menikah kembali dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.<br />• The single adult living alone/single adult family<br />Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan (perceraian atau ditinggal mati)<br /><br />B. Non-Tradisional<br />• The unmarried teenage mother<br />Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah<br />• The stepparent family<br />Keluarga dengan orang tua tiri<br />• Commune family<br />Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok/membesarkan anak bersama.<br />• The nonmarital heterosexsual cohabiting family<br />Keluarga yan ghidup bersamaberganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan<br />• Gay and lesbian families<br />Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana ”marital pathners”<br />• Cohabitating couple<br />Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan pernikahan karena beberapa alasan tertentu<br />• Group-marriage family<br />Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang saling merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu termasuk sexsual dan membesarkan anak.<br />• Group network family<br />Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan, dan bertanggung jawab membesarkan anaknya<br />• Foster family<br />Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara di dalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.<br />• Homeless family<br />Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental.<br />• Gang <br />Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.<br /><br />3. Struktur dan Fungsi Keluarga<br />A. Struktur Keluarga<br />Struktur dan fungsi merupakan hal yang berhubungan erat dan terus menerus berinteraksi satu sama lain. Struktur didasarkan pada organisasi, yaitu perilaku anggota keluarga dan pola hubungan dalam keluarga. Hubungan yang ada dapat bersifat kompleks, misalnya seorang wanita bisa sebagai istri, sebagai ibu, sebagai menantu, dll yang semua itu mempunyai kebutuhan, peran dan harapan yang berbeda. Pola hubungan itu akan membentuk kekuatan dan struktur peran dalam keluarga. Struktur keluarga dapat diperluas dan dipersempit tergantung dari kemampuan dari keluarga tersebut untuk merespon stressor yang ada dalam keluarga. Struktur keluarga yang sangat kaku atau sangat fleksibel dapat mengganggu atau merusak fungsi keluarga.<br /><br />Fungsi keluarga yang berhubungan dengan struktur:<br />a. Struktur egalisasi : masing-masing keluarga mempunyai hak yang sama dalam menyampaikan pendapat (demokrasi)<br />b. Struktur yang hangat, menerima dan toleransi<br />c. Struktur yang terbuka, dan anggota yang terbuka : mendorong kejujuran dan kebenaran (honesty and authenticity)<br />d. Struktur yang kaku : suka melawan dan tergantung pada peraturan<br />e. Struktur yang bebas : tidak adanya aturan yang memaksakan (permisivenes)<br />f. Struktur yang kasar : abuse (menyiksa, kejam dan kasar)<br />g. Suasana emosi yang dingin (isolasi, sukar berteman)<br />h. Disorganisasi keluarga (disfungsi individu, stress emosional)<br /><br />Menurut Friedman (1988) struktur keluarga terdiri atas:<br />a.Pola dan Proses Komunikasi <br /> Komunikasi dalam keluarga ada yang berfungsi dan ada yang tidak, hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor yang ada dalam komponen komunikasi seperti : sender, chanel-media, massage, environtment dan reciever.<br /> Komunikasi dalam keluarga yang berfungsi adalah: <br /> 1). Karakteristik pengirim yang berfungsi<br />• Yakin ketika menyampaikan pendapat<br />• Jelas dan berkualitas<br />• Meminta feedback<br />• Menerima feedback<br /> 2). Pengirim yang tidak berfungsi<br />• Lebih menonjolkan asumsi (perkiraan tanpa menggunakan dasar/data yang obyektif)<br />• Ekspresi yang tidak jelas (contoh: marah yang tidak diikuti ekspresi wajahnya)<br />• Jugmental exspressions, yaitu ucapan yang memutuskan/menyatakan sesuatu yang tidak didasari pertimbangan yang matang. Contoh ucapan salah benar, baik/buruk, normal/tidak normal, misal: ”kamu ini bandel...”, ”kamu harus...”<br />• Tidak mampu mengemukakan kebutuhan<br />• Komunikasi yang tidak sesuai<br /> 3). Karakteristik penerima yang berfungsi<br />• Mendengar<br />• Feedback (klarifikasi, menghubungkan dengan pengalaman)<br />• Memvalidasi <br /> 4). Penerima yang tidak berfungsi<br />• Tidak bisa mendengar dengan jelas/gagal mendengar<br />• Diskualifikasi, contoh : ”iya dech.....tapi....”<br />• Offensive (menyerang bersifat negatif)<br />• Kurang mengeksplorasi (miskomunikasi)<br />• Kurang memvalidasi<br /> 5). Pola komunikasi di dalam keluarga yang berfungsi<br />• Menggunakan emosional : marah, tersinggung, sedih, gembira<br />• Komunikasi terbuka dan jujur<br />• Hirarki kekuatan dan peraturan keluarga<br />• Konflik keluarga dan penyelesaiannya<br /> 6). Pola komunikasi di dalam keluarga yang tidak berfungsi<br />• Fokus pembicaraan hanya pada sesorang (tertentu)<br />• Semua menyetujui (total agreement) tanpa adanya diskusi<br />• Kurang empati<br />• Selalu mengulang isu dan pendapat sendiri<br />• Tidak mampu memfokuskan pada satu isu<br />• Komunikasi tertutup<br />• Bersifat negatif<br />• Mengembangkan gosip<br />b. Struktur peran<br />Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah posisi individu dalam masyarakat, misalnya status sebagai istri/suami atau anak.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /> Perilaku peran<br />Peranan ayah : pencari nafkah, pelindung dan pemberi rasa aman, kepala keluarga, sebaagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.<br />Peranan ibu : mengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-naknya, pelindung dan sebagai salah satu anggota kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, serta bisa berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarga.<br />Peranan anak : melaksanakan peranan psiko sosial sesuai dengan tingkat perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spiritual<br />c. Struktur kekuatan<br />Kekuatan merupakan kemampuan (potensial atau aktual) dari individu untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain ke arah positif.<br />Tipe struktur kekuatan:<br />• Legitimate power/authority (hak untuk mengontrol, seperti orang tua terhadap anak)<br />• Referent power (seseorang yang ditiru)<br />• Resource or expert power (pendapat ahli)<br />• Reward power (pengaruh kekuatan karena adanya harapan yang akan diterima)<br />• Coercive power (pengaruh yang dipaksakan sesuai keinginannya)<br />• Informational power (pengaruh yang dilalui melalui proses persuasi)<br />• Affective power (pengaruh yang diberikan melalui manipulasi dengan cinta kasih misalnya hubungan seksual)<br />Hasil dari kekuatan tersebut yang akan mendasari suatu proses dalam pengambilan keputusan dalam keluarga seperti::<br />• Konsensus<br />• Tawar menawar atau akomodasi<br />• Kompromi atau de facto<br />• Paksaan<br />d. Nilai-nilai keluarga<br />Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga merupakan suatu pedoman perilaku dan pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan. Norma adalah pola perilaku yang baik, menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai dalam keluarga. Budaya adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari, dibagi dan ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.<br /><br />B. Fungsi Keluarga<br />Friedman (1992) menggambarkan fungsi sebagai apa yang dilakukan keluarga. Fungsi keluarga berfokus pada proses yang digunakan oleh keluarga untuk mencapai tujuan keluarga tersebut. Proses ini termasuk komunikasi diantara anggota keluarga, penetapan tujuan, resolusi konflik, pemberian makanan, dan penggunaan sumber dari internal maupun eksternal<br />Tujuan reproduksi, seksual, ekonomi dan pendidikan dalam keluarga memerlukan dukungan secara psikologi antar anggota keluarga, apabila dukungan tersebut tidak didapatkan maka akan menimbulkan konsekuensi emosional seperti marah, depresi dan perilaku yang menyimpang<br />Tujuan yang ada dalam keluarga akan lebih mudah dicapai apabila terjadi komunikasi yang jelas dan secara langsung. Komunikasi tersebut akan mempermudah menyelesaikan konflik dan pemecahan masalah.<br /><br /><br />Fungsi keluarga menurut Friedman (1992) adalah:<br />• Fungsi afektif dan koping<br />Keluarga memberikan kenyamanan emosional anggota, membantu anggota dalam membentuk identitas dan mempertahankan saat terjadi stress.<br />• Fungsi sosialisasi<br />Keluarga sebagai guru, menanamkan kepercayaan, nilai, sikap, dan mekanisme koping, memberikan feedback, dan memberikan petunjuk dalam pemecahan masalah.<br />• Fungsi reproduksi<br />Keluarga melahirkan anak, menumbuh-kembangkan anak dan meneruskan keturunan.<br />• Fungsi ekonomi<br />Keluarga memberikan finansial untuk anggota keluarganya dan kepentingan di masyarakat<br />• Fungsi fisik<br />Keluarga memberikan keamanan, kenyamanan lingkungan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan istirahat termasuk untuk penyembuhan dari sakit.<br /> <br /> Fungsi keluarga menurut Allender (1998):<br />• Affection<br />1). Menciptakan suasana persaudaraan/menjaga perasaan<br />2). Mengembangkan kehidupan seksual dan kebutuhan seksual<br />3). Menambah anggota baru<br />• Security and acceptance<br />1). Mempertahankan kebutuhan fisik<br />2). Menerima individu sebagai anggota<br />• Identity and satisfaction<br />1). Mempertahankan motivasi<br />2). Mengembangkan peran dan self image<br />3). Mengidentifikasi tingkat sosial dan kepuasan aktivitas<br />• Affiliation and companionship<br />1). Mengembangkan pola komunikasi<br />2). Mempertahankan hubungan yang harmonis<br />• Socialization<br />1). Mengenal kultur (nilai dan perilaku)<br />2). Aturan/pedoman hubungan internal dan eksternal<br />3). Melepas anggota<br />• Controls<br />1). Mempertahankan kontrol sosial<br />2). Adanya pembagian kerja<br />3). Penempatan dan menggunakan sumber daya yang ada<br /><br /> Fungsi keluarga menurut BKKBN (1992):<br />• Fungsi keagamaan : memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan lain setelah di dunia ini.<br />• Fungsi sosial budaya : membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak, meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.<br />• Fungsi cinta kasih : memberikan kasih sayang dan rasa aman, memberikan perhatian diantara anggota keluarga<br />• Fungsi melindungi : melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik, sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman<br />• Fungsi reproduksi : meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan anak, memelihara dan merawat anggota keluarga<br />• Fungsi sosialisasi dan pendidikan : mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembangannya, menyekolahkan anak, bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik<br />• Fungsi ekonomi : mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga, menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa datang<br />• Fungsi pembinaan lingkungan<br /><br />Fungsi keluarga dengan usila:<br />Fungsi keluarga harus dimodifikasi untuk mengetahui kebutuhan yang spesifik pada usila dan memfokuskan pada:<br />• Memperhatikan kebutuhan fisik secara penuh<br />• Memberikan kenyamanan dan support <br />• Mempertahankan hubungan dengan keluarga dan masyarakat<br />• Menanamkan perasaan pengertian hidup<br />• Manajemen krisis<br /><br />4. Sistem Keluarga<br />Keluarga dipandang sebagai system sosial terbuka yang ada dan berinteraksi dengan sistem yang lebih besar (suprasistem) dari masyarakat (misal: plitik, agama, sekolah dan pemberian pelayanan kesehatan). System keluarga terdiri dari bagian yang saling berhubungan (anggota keluarga) yang membentuk berbagai macam pola interaksi (subsistem). Seperti pada seluruh sistem, sistem keluarga mempunyai dua tujuan baik impisit maupun eksplisit, yang berbeda berdasarkan tahapan dalam siklus hidup keluarga, nilai keluarga dan kepedulian individual anggota keluarga.<br /><br />Karakteristik dari sistem keluarga (sistem terbuka):<br />a. Komponen: dalam suatu keluarga masing-masing anggota mempunyai sifat interdependensi, interaktif dan mutual.<br />b. Batasan : dalam suatu keluarga pasti adanya batasan (filter) yang digunakan untuk menyeleksi informasi yang masuk dan keluar. Batasan masing-masing keluarga akan berbeda tergantung dari beberapa faktor seperti : sosial, budaya, ekonomi,dll.<br />c. Keberadaan : keluarga merupakan bagian dari sistem yang lebih luas yaitu masyarakat<br />d. Terbuka (batas yang permeable) dimana di dalam keluarga terjadi pertukaran antar sistem<br />e. Mempunyai : masing-masing keluarga mempunyai organisasi/struktur yang akan berpengaruh di dalam fungsi yang ada dari anggotanya.<br /><br /><br />keterangan :<br />I : individu<br />K: keluarga<br />M: masyarakat <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />5. Tumbuh Kembang Keluarga<br />Keluarga sebagaimana individu berubah dan berkembang setiap saat. Masing-masing tahap perkembangan mempunyai tantangan, kebutuhan, sumber daya tersendiri, dan meliputi tugas yang harus dipenuhi sebelum keluarga mencapai tahap yang selanjutnya.<br /><br />Menurut Duval tahap perkembangan keluarga adalah sebagai berikut: <br />• Tahap pembentukan keluarga<br />Dimulai dari pernikahan yang dilanjutkan dengan membentuk rumah tangga<br />• Tahap menjelang kelahiran anak<br />Tugas utama untuk mendapat kan keturunan sebagai generasi penerus, melahirkan anak merupakan kebanggaan bagi keluarga yang merupakan saat-saat yang sangat dinantikan<br />• Tahap menghadapi bayi<br />Keluarga mengasuh, mendidik dan memberikan kasih sayang kepada anak, karena pada tahap ini kehidupan bayi sangat tergantung pada kedua orangtuanya.<br />• Tahap menghadapi anak prasekolah<br />Pada tahap ini anak mulai mengenal kehidupan sosialnya, sudah mulai bergaul dengan teman sebayanya, tetapi sangat rawan dengan masalah kesehatan. Anak sensitif terhadap pengaruh lingkungan dan tugas keluarga adalah mulai menanamkan norma-norma kehidupan, norma-norma agama, norma-norma sosial budaya.<br />• Tahap menghadapi anak sekolah<br />Tugas keluarga adalah bagaimana mendidik anak, mengajari anak untuk mempersiapkan masa depannya, membiasakan anak belajar secara teratur, mengontrol tugas-tugas sekolah anak, dan meningkatkan pengetahuan umum anak.<br />• Tahap menghadapi anak remaja<br />Tahap ini paling rawan, karena pada tahap ini anak akan mencari identitas diri dalam membentuk kepribadiannya, oleh karena itu suri tauladan dari kedua orangtua sangat diperlukan. Komunikasi dan saling pengertian antara kedua orang tua dengan anak perlu dipelihara dan dikembangkan.<br />• Tahap melepas anak ke masyarakat<br />Melepas anak ke masyarakat dalam memulai kehidupannya yang sesungguhnya, dalam tahap ini anak akan memulai kehidupan berumah tangga<br />• Tahap berdua kembali<br />Setelah anak besar dan menempuh kehidupan keluarga sendiri-sendiri, tinggallah suami istri berdua saja. Dalam tahap ini keluarga akan merasa sepi, dan bila tidak dapat menerima kenyataan akan dapat menimbulkan depresi dan stress.<br />• Tahap masa tua<br />Tahap ini masuk ke tahap lansia, dan kedua orang tua mempersiapkan diri untuk meninggalkan dunia fana ini.<br /> <br />Mc Goldrick dan Carter (1985) mengembangkan model tahap kehidupan keluarga yang didasari oleh ekspansi, kontraksi, dan penyusunan kembali (realigment) dari hubungan keluarga yang memberikan support terhadap masuk, keluar dan perkembangan anggota keluarga. Model ini diberikan dengan menggunakan aspek emosional, transisi, perubahan dan tugas yang diperlukan untuk perkembangan keluarga.<br /><br /><br /><br />Tahap lingkaran kehidupan keluarga<br />Tahap lingkaran kehidupan keluarga Proses emosional transisi Perubahan status keluarga yang dibutuhkan untuk perkembangan<br />Keluarga dengan anak dewasa yang belum menikah Menerima pemisahan dengan orang tua • Mengembangkan hubungan saudara yang intim<br />• Pemisahan dengan keluarga<br />• Mampu bekerja sendiri<br />Keluarga yang baru menikah Komitmen dengan sistem baru • Membentuk sistem keluarga<br />• Menyusun kembali hubungan dengan ekstended family dan teman-teman<br />Keluarga dengan anak muda/anak yang masih kecil Menerima generasi baru dari anggota yang ada dalam sistem • Mengambil peran orangtua<br />• Menyusun kembali hubungan dengan ekstended family terhadap peran orangtua dan kakek nenek<br />• Menyediakan tempat untuk anaknya<br />Keluarga dengan anak remaja Meningkatkan fleksibilitas keluarga dari ketergantunga anak • Perubahan hubungan orang tua-anak dari masuk remaja ke arah dewasa<br />• Memfokuskan kembali pada masa mencari teman dekat dan karir<br />• Memulai perubahan perhatian untuk generasi yang lebih tua<br />Keluar dan pindahnya anak-anak Menerima sistem yang keluar dan masukj dalam jumlah yang banyak ke dalam kelurga • Membicarakan kembali sistem perkawinan sebagai keluarga dyad<br />• Mengembangkan hubungan orang dewasa ke orang dewasa diantara anak-anak yang sudah besar dengan orang tua<br />• Menyesuaikan hubungan termasuk kepada menantu dan cucu<br />• Menerima ketidakmampuan dan kematian dari orang tua (kakek/nenek)<br />Keluarga lansia Menerima perubahan dari peran generasi • Mempertahankan diri sendiri dan atau pasangan dalam fungsi dan minat dalam menghadapi penurunan fisiologis, eksplorasi terhdap keluarga baru dan pilihan peran sosial<br />• Mendukung lebih banyak peran sentral untuk generasi pertengahan<br />• Membuat ruang sistem untuk hal-hal yang bijaksana dan pengalaman pada saat dewasa akhir, mendukung generasi yang lebih tua tanpa memberikan fungsi yang berlebihan kepada mereka<br />• Menerima kehilangan pasangan, sibling, dan teman sebaya dan mempersiapkan untuk kematian diri sendiri, menerima dengan pandangan dan keutuhan<br /><br />Tahap perkembangan keluarga menurut Spradley:<br />a. Pasangan baru (keluarga baru)<br />• Membina hubungan dan kepuasan bersama<br />• Menetapkan tujuan bersama<br />• Mengembangkan keakraban<br />• Membina hubungan dengan kelaurga lain, teman, kelompok sosial<br />• Diskusi tentang anak yang diharapkan<br /><br />b. Child bearing (menanti kelahiran)<br />• Persiapan untuk bayi<br />• Role masing-masing dan tanggung jawab<br />• Persiapan biaya<br />• Adaptasi dengan pola hubungan seksual<br />• Pengetahuan tentang kehamilan, persalinan dan menjadi orang tua<br />c. Keluarga dengan anak pra-remaja<br />• Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan keluarga<br />• Merencanakan kelahiran anak kemudian<br />• Pembagian tanggung jawab dengan anggota keluarga<br />d. Keluarga dengan anak sekolah<br />• Menyediakan aktivitas untuk anak<br />• Biaya yang diperlukan semakin meningkat<br />• Kerjasama dengan penyelenggara kerja<br />• Memperhatikan kepuasan anggota kelaurga dan pasangan<br />• Sistem komunikasi keluarga<br />e. Keluarga dengan anak remaja<br />• Menyediakan fasilitas dengan kebutuhan yang berbeda<br />• Menyertakan remaja untuk tanggung jawab dalam keluarga<br />• Mencegah adanya gap komunikasi<br />• Mempertahankan filosuf hidup dalam keluarga<br />f. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)<br />• Penataan kembali fasilitas dan sumber-sumber<br />• Penataan kembali tanggung jawab antar anak<br />• Kembali suasana suami istri<br />• Mempertahankan komunikasi terbuka<br />• Meluasnya keluarga dengan pelepasan anak dan mendapatkan menantu<br />g. Keluarga dengan usia pertengahan<br />• Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan<br />• Tanggung jawab semua tugas rumah tangga<br />• Keakraban pasangan<br />• Mempertahankan kontak dengan anak<br />• Partisipasi aktivitas sosial<br />h. Keluarga dengan usia lanjut<br />• Persiapan dan menghadapi masa pensiun<br />• Kesadaran untuk saling merawat<br />• Persiapan suasana kesepian dan perpisahan<br />• Pertahankan kontak dengan anak cucu<br />• Menemukan arti hidup<br />• Mempertahankan kontak dengan masyarakat<br /><br />6. Keperawatan Kesehatan Keluarga<br />Health care activities, health beliefs, and health values merupakan bagian yang dipelajari dari sebuah keluarga. Sehat dan sakit merupakan bagian dari kehidupan, perilaku individu menunjukkan sebagaimana anggota keluarga yang harus dipelajari. Friedman (1992) mengidentifikasi dengan jelas kepentingan pelayanan keperawatan yang terpusat pada keluarga (family-centered nursing care), yaitu:<br />• Keluarga terdiri dari anggota yang saling ketergantungan satu sama lainnya (interdependent) dan berpengaruh dengan yang lainnya. Jika salah satu sakit maka anggota keluarga yang lain juga merupakan bagian yang sakit.<br />• Adanya hubungan yang kuat diantara keluarga dengan status kesehatan anggotanya, maka anggota keluarga sangat penting peranannya dalam setiap pelayanan keperawatan<br />• Tingkat kesehatan anggota keluarga sangat signifikant dengan aktivitas di dalam promosi kesehatannya<br />• Keadaan sakit pada salah satu anggota keluarga dapat sebagai indikasi problem yang sama di dalam anggota yang lainnya<br /><br />Pada spesialisasi sekarang ini, pelayanan kesehatan, terutama pelayanan pengobatan, pengawasan kesehatan keluarga dan koordinasi macam-macam pelayanan kesehatan oleh tim kesehatan makin menjadi kewajiban perawat. Sehubungan dengan adanya spesialisasi dan superspesialisasi dalam pengobatan, maka orientasi pelayanan kesehatan serta cara-cara penyampaian berubah dari orientasi rumah sakit ke masyarakat, dari orientasi penyakit ke kesehatan dan dari orientasi pengobatan ke pencegahan dan peningkatan kesehatan.<br />Perawatan kesehatan keluarga (Family Health Nursing) adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau satu kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuannya dan melalui perawatan sebagai sarannya. Dalam perawatan kesehatan masyarakat, yang menerima pelayanan perawatan dibagi menjadi 3 tingkat, yaitu: tingkat individu, tingkat family atau keluarga dan tingkat community atau masyarakat.<br /><br />Tingkat individu<br />Perawat memberi pelayanan perawatan kepada individu dengan kasus-kasus tertentu, pasien dengan TBC, pasien dengan DM, ibu hamil dan sebagainya yang mereka jumpai di poliklinik. Perawat melihat kasus ini sebagai individu dengan memperhatikan atau tanpa memberi perhatian kepada keluarga atau masyarakat dimana pasien ini adalah anggotanya. Individu yang menjadi sasaran perawatan dan yang menjadi pusat perhatian adalah masalah kesehatan individu itu serta pemecahan masalahnya. Keluarga pasien tidak mutlak diikutsertakan dalam pemecahan masalah.<br /><br />Tingkat keluarga<br />Dalam tingkatan ini yang menjadi sasaran pelayanan adalah keluarga. Yang dimaksud keluarga di sini adalah dua atau lebih dari dua individu yang bergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain di dalam peranannya masing- masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan. Dalam tingkatan ini, anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan akan dirawat sebagai anggota keluarga. Yang menjadi pusat dari perawatan adalah keluarga. Maka perawat akan menghadapi pasien yaitu keluarga dengan ibu hamil, keluarga dengan ayah berpenyakit TBC, keluarga dengan anak retardasi mental, dll.<br /><br />Tingkat masyarakat<br />Masyarakat adalah kumpulan dari keluarga-keluarga. Kata masyarakat mengandung arti geografis dan sosio-budaya. Yang menjadi obyek dan subyek perawatan adalah kelompok masyarakat pada daerah tertentu dengan permasalahan kesehatan, misalnya masyarakat dengan kejadian demam berdarah atau cholera<br /><br />7. Beban kasus keluarga<br />Beban kasus keluarga (family case load) adalah jumlah macam kasus dalam keluarga yang dipelihara/dibina oleh seorang perawat dalam jangka waktu tertentu. Pada umumnya keluarga yang ditangani oleh perawat adalah keluarga-keluarga yang mempunyai masalah dan kebanyakan keluarga ini adalah keluarga dengan penghasilan yang rendah. Hal ini akan dimengerti karena kebutuhan akan pelayanan dan bimbingan perawatan lebih tinggi pada kalangan masyarakat yang berpenghasilan rendah,.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Dalam pemberian perawatan keluarga pengambilan keputusan tetap pada keluarga. Perawat hanya membantu keluarga dalam mendapatkan keterangan dan pandangan yang realistik terhadap masalah keunggulan dan kelemahan tiap tindakan yang mereka hadapi. Sehingga semua penentuan kebijakan dan keputusan adalah hak, kewajiban dan tanggung jawab keluarga, dimana perawat hanya memfasilitasinya.<br /><br />8. Tugas kesehatan keluarga<br />Seperti individu, keluargapun mempunyai cara-cara tertentu untuk mengatasi masalah kesehatan. Kegagalan dalam mengatasinya akan mengakibatkan penyakit atau sakit terus menerus dan keberhasilan keluarga untuk berfungsi sebagai satu kesatuan akan berkurang. Dalam perawatan kesehatan keluarga, kata-kata ”mengatasi dengan baik”, diartikan sebagai kesanggupan keluarga untuk melaksanakan tugas pemeliharaan kesehatannya sendiri. Tugas kesehatan keluarga menurut Friedman adalah:<br />• Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarga. Ini ada hubungannya dengan kesanggupan keluarga untuk mengenal masalah kesehatan pada setiap anggota keluarga.<br />• Mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat<br />• Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit, yang tidak dapat membantu diri karena cacat atau usianya terlalu muda<br />• Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan untuk kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga<br />• Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga-lembaga kesehatan. Ini menunjukkan pemanfaatan dengan baik akan fasilitas-fasilitas kesehatan<br /><br />9. Peran perawat keluarga<br />Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang ditujukan pada keluarga sebagai unit pelayanan untuk mewujudkan keluarga yang sehat. Fungsi perawat membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara meningkatkan kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan kesehatan keluarga. Peran perawat dalam melakukan perawatan kesehatan keluarga adalah sebagai berikut:<br />• Pendidik <br />• Koordinator<br />• Pelaksana<br />• Pengawas kesehatan<br />• Konsultan<br />• Kolaborasi <br />• Fasilitator<br />• Penemu kasus<br />• Modifikasi lingkungan.<br /><br /><br /><br /><br /><br />Daftar pustaka<br /><br />Bailon, S.G. dan Maglaya, A.S.,. 1997. Family health Nursing: The Process. Philiphines: UP College on Nursing Diliman<br />Potter dan Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik. Jakarta: EGC<br />Shirley, M. H. H. 1996. Family Health Care Nursing : Theory, Practice, and Research. Philadelphia : F. A Davis Company<div class="blogger-post-footer">boy antoni putra
stikes fort de cock bukittinggi
pns dinas kesehatan kabupaten agam
bared18@yahoo.co.id</div>boy a phttp://www.blogger.com/profile/10369020424180261153noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5832508459973537356.post-62756768197595816992008-12-09T17:45:00.003+07:002008-12-09T17:50:45.072+07:00UNTUK ADIK2 KU<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvGliGEUVLq_RCeWiDdS70NoVaA-yMw0GtKevHR412TObgsCtY4A0lYsIkOvcJqFsQ_H2d8sXMTvMvX5RSnwIoCDjsK2jr0XKSzyxcfEth6sv5cErTp5AveMrkFhenFLUuJNF9lnlx-vs/s1600-h/759924_kampung4oilpainting.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 240px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvGliGEUVLq_RCeWiDdS70NoVaA-yMw0GtKevHR412TObgsCtY4A0lYsIkOvcJqFsQ_H2d8sXMTvMvX5RSnwIoCDjsK2jr0XKSzyxcfEth6sv5cErTp5AveMrkFhenFLUuJNF9lnlx-vs/s320/759924_kampung4oilpainting.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5277740041321704562" border="0" /></a><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 0, 0);">boy antoni putra<br />stikes fort de cock bukittinggi<br />pns dinas kesehatan kabupaten agam<br /><br />Tips Untuk Remaja Yg Menghadapi dunia Maya<br /><br />Ingatlah, meskipun kejujuran adalah segalanya, tidak semua orang di Internet melakukan hal tersebut. Jadi, ketika kamu sedang menggunakan Internet atau chatting, berhati-hatilah. Kamu tidak akan pernah tahu ketika ada orang yang mengaku a/s/l (age/sex/location) - nya adalah 19/f/jkt dan mahasiswi, sebenarnya adalah 40/m/somewhere dan pengangguran.<br />Janganlah mudah terpengaruh dengan data-data pribadi orang lain di Internet yang menarik perhatianmu. Di Internet banyak sekali orang iseng yang berpura-pura menjadi orang lain, entah menjadi lebih muda/tua ataupun mengaku perempuan/lelaki hanya untuk bercanda dan menjahili orang lain, hingga untuk menjebak atau membuat malu orang lain.<br />Waspadalah dengan siapapun yang ingin tahu terlalu banyak. Tidak ada satupun aturan di dunia yang mengharuskan kamu untuk bercerita jujur tentang jati diri kamu kepada orang lain di Internet. Simpanlah baik-baik informasi tentang nama kamu, usia, alamat rumah, alamat sekolah dan nomor telepon. Jangan pedulikan permintaan dari orang yang baru kamu kenal di Internet. Percayakan pada insting kamu, jika seseorang membuat kamu tidak nyaman, tinggalkan saja.<br />Curahkan perasaanmu pada sahabatmu. Jika kamu berencana bertemu dengan seseorang yang kamu kenal di Internet, ajaklah sahabatmu atau orang yang kamu percaya untuk menemanimu. Mintalah juga agar orang yang akan kamu temui tersebut untuk mengajak temannya. Mungkin ini kedengarannya aneh, tetapi ini sesungguhnya adalah cara yang jitu untuk keamananmu.<br />Pastikan agar sahabatmu di dunia nyata mengetahui apa yang tengah kamu pikirkan atau lakukan. Bahkan jika kamu ada masalah, baik terhadap keluarga, sekolah maupun pacar, ceritakanlah pada sahabat atau orang yang kamu percaya di kehidupan nyata, bukan yang hanya kamu kenal di Internet. Bercerita kepada sahabatmu di kehidupan nyata jauh lebih baik dan lebih terpercaya daripada seseorang asing yang kamu kenal di sebuah chat room.<br />Jika kamu menerima kiriman e-mail, file ataupun gambar-gambar yang isinya mencurigakan dari seseorang yang kamu tidak kenal dan kamu tidak percaya, langsung hapus saja kiriman-kiriman tersebut. Perlakukan kiriman tersebut seperti layaknya sebuah e-mail sampah. Kamu bisa mendapatkan rugi yang besar hanya gara-gara mempercayai seseorang yang sama sekali belum pernah kamu temui atau kenali. Hal tersebut juga berlaku pada link atau URL yang tampak mencurigakan. Janganlah kamu meng-klik apapun yang tidak kamu yakini sumbernya dan keamanannya, walaupun dengan alasan sekedar ingin mencari jawab atas rasa keingin-tahuanmu.<br />Jauhi chat room atau mailing-list yang isinya provokatif ataupun berisi hal-hal negatif lainnya. Jangan mudah terperdaya rayuan-rayuan seseorang di Internet yang mencoba mempengaruhi kamu agar menjadikannya seorang teman sebagaimana dalam kehidupan sehari-hari. Jangan pula mudah terpancing dengan provokasi seseorang yang memanas-manasi kamu untuk bertengkar di Internet. Jika kamu mencoba-coba mencari masalah di Internet, kamu akan mendapatkannya, dan segala sesuatunya akan lepas kendali secara cepat. Kerugianlah yang akhirnya akan kamu dapatka<br /></span><div class="blogger-post-footer">boy antoni putra
stikes fort de cock bukittinggi
pns dinas kesehatan kabupaten agam
bared18@yahoo.co.id</div>boy a phttp://www.blogger.com/profile/10369020424180261153noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5832508459973537356.post-85904081607267092072008-12-09T17:30:00.001+07:002008-12-09T17:34:34.602+07:00ANALISA WAJAHboy antoni putra
<br />stikes fort de cock bukittinggi
<br />pns dinas kesehatan kabupaten agam
<br /><div style="text-align: center;">RAHASIA ANLISA BENTUK WAJAH ANDA
<br /></div><meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 11"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 11"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CPC-4%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><style> <!-- /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} p {mso-margin-top-alt:auto; margin-right:0cm; mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:0cm; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} @page Section1 {size:612.0pt 792.0pt; margin:72.0pt 90.0pt 72.0pt 90.0pt; mso-header-margin:36.0pt; mso-footer-margin:36.0pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--> <p><strong>Bentuk</strong> wajah bukan hanya dapat mengungkap kepribadian dan masa depan anda tapi juga apakah anda serasi dengan pasangan anda.</p> <p>Berikut karakter dan sifat yang dapat diungkap dari wajah anda;</p> <p>1. ALIS</p> <p>- Dapat menunjukkan pola pikir anda.
<br />- Bila anda memiliki alis dengan pangkal tebal lalu menepis di ujung menunjukkan anda sangat berbakat dalam memulai proyek-proyek baru.
<br />- Alis yang dimulai dengan pangkal tipis dan berakhir dengan ujung lebih tebal menunjukkan orang yang berbakat mengikuti detail.
<br />- Jika alis anda tebal berarti menunjukkan kekuatan intelektual
<br />- Bila anda memiliki alis tipis tipis menunjukkan intensitas mental.
<br />- Bentuk alis yang lurus menunjukkan bahwa anda adalah orang yang baik, estetis tapi jika jaraknya terlalu dekat ke mata.
<br />- Bila alis anda terlalu tebal berarti anda adalah orang yang mudah marah dan tidak sabar.
<br />- Alis yang agak menunjuk ke telinga memberi arti bahwa anda adalah orang yang senang sikap ramah.</p> <p>2. TELINGA</p> <p>- Menunjukkan bagaimana anda merancang realita dan bagaimana anda bereaksi secara tidak sadar terhadap hal-hal di sekitar anda.
<br />- Bila telinga anda panjang maka menunjukkan bahwa anda memiliki kemampuan mendengarkan yang luar biasa.
<br />- Jika telinga anda ukurannya sedang maka menunjukkan keluwesan dalam mendengarkan.
<br />- Tetapi jika telinga anda pendek maka menunjukkan kecenderungan bukan hanya mengumpulkan informasi tapi juga memperhatikannya secara serius.
<br />- Bentuk telinga anda yang menyudut ke dalam biasanya berarti anda mudah menyesuaikan diri.
<br />- Sedangkan telinga yang menyudut ke luar menunjukkan bahwa anda ragu mengikuti aturan masyarakat.
<br />- Untuk telinga anda yang letaknya lebih tinggi dibandingkan alis maka menunjukkan bahwa anda orang yang ingin berprestasi tinggi.</p> <p>3. HIDUNG</p> <p>- Menunjukkan bagaimana anda mengelola uang dan apa yang membuat anda beda sebagai pekerja.
<br />- Hidung pendek menunjukkan bakat kerja keras.
<br />- Hidung panjang menunjukkan ketrampilan perencanaan dan strategi yang istimewa.
<br />- Hidung lurus menunjukkan sistematis.
<br />- Hidung melengkung mengungkapkan kreativitas.
<br />- Hidung berjendul menunjukkan pekerjaan anda maju mundur.
<br />- Hidung besar menunjukkan kemampuan mencari uang.
<br />- Jika lubang hidung lebih tertutup daripada terbuka, orang ini berkemungkinan lebih besar mempertahankan kekayaannya.</p> <p>4. MULUT</p> <p>- Untuk ekspresi diri .
<br />- Bentuk bibir penuh, pintar membuat percakapan jadi terbuka lebar dan bisa mengungkapkan sesuatu yang memalukan.
<br />- Bibir yang tipis menunjukkan bahwa anda lebih pintar dalam menyimpan rahasia pribadi.
<br />- Bibir yang pendek dapat menunjukkan bahwa anda lebih menyukai percakapan satu arah.
<br />- Anda memiliki bibir yang panjang maka menunjukkan bahwa kemampuan bicara dengan banyak orang.
<br />- Bila anda memiliki bibir penuh dan cuping telinga besar dapat menunjukkan bahwa anda adalah orang yang sangat sensual.
<br />- Bibir atas yang tipis menunjukkan orang yang kurang afeksi sedangkan bibir bawah lebih penuh menunjukkan menerima tantangan.</p> <p>5. DAGU DAN RAHANG</p> <p>-Secara bersama-sama atau terpisah bisa mengungkapkan etika, kemampuan membuat keputusan serta cara mengatasi konflik. Rahang yang lebar dapat menunjukkan bahwa anda cenderung lebih fisik daripada mental. Begitu juga sebaliknya jika rahang anda sempit. Sedangkan dahi tinggi menunjukkan pemikir sedangkan dahi bulat menunjukkan idealistis.</p> <p>Hati-hati, ada baiknya anda berhati-hati dengan orang yang memiliki bibir atas yang menonjol keluar ke atas bibir bawah terutama jika bibir atasnya tipis. Karena orang seperti ini kemungkinan mempunyai sifat mencari mangsa.</p> <p>Anda juga harus waspada dengan orang yang memiliki wajah berhidup luar biasa lancip dan menurun, bibir hampir tidak terlihat, mata kecil dan tulang pipi tinggi dengan sedikit daging. Karena orang yang memiliki bentuk wajah ini memiliki sifat yang kejam.</p> <span style="font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman";">Percaya atau tidak artikel ini, ada sebuah teori yang namanya Teori Lombrosso, yang masuk dalam kategori teori-teori kriminal</span>
<br /><div class="blogger-post-footer">boy antoni putra
stikes fort de cock bukittinggi
pns dinas kesehatan kabupaten agam
bared18@yahoo.co.id</div>boy a phttp://www.blogger.com/profile/10369020424180261153noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5832508459973537356.post-35108264174425615852008-11-03T10:49:00.002+07:002008-11-03T11:02:58.923+07:00contoh soal cpnsboy antoni putra
<br />stikes fort de cock bukittinggi
<br />pns dinas kesehatan kabupaten agam
<br />
<br />1. Pilihlah kalimat yang terbaik
<br />
<br />a. Petugas siapa harus ditemuinya sedang berada di luar negeri.
<br />b. Petugas yang kepada siapa harus ditemuinya sedang berada diluar negeri.
<br />c. Petugas yang harus ditemuinya sedang berada diluar negeri.
<br />d. Kepada petugas yang akan ditemuinya berada di luar negeri.
<br />
<br />Ans: C
<br />
<br />
<br />2. Pilihlah kalimat yang terbaik
<br />a. Mereka terpaksa diperhatikan dari pekerjaan berhubung tidak disiplin.
<br />b. b.Mereka terpaksa diperhentikan dari pekerjaan disebabkan karena tidak disiplin.
<br />c. Mereka terpaksa diperhentikan dari pekerjaan karena tidak displin.
<br />d. Mereka terpaksa diberhentikan dari pekerjaan sehubungan karena tidak disiplin.
<br />
<br />Ans: C
<br />
<br />3. Pilihlah kalimat yang terbaik
<br />
<br />a. Bagi parta peserta yang mengajukan naskah,diharapkan agar ringkasan naaskah telah dikirim sebelum tanggal 1 Desember 1990.
<br />b. Para peserta yang akan mengajukian naskah, diharapkan agar ringkasan naskah telah dikirim sebelum tanggal 1 Desember 1990.
<br />c. Untuk para peserta yang akan mengajukan naskah, diharapkan agar ringkasan naskah telah dikirim sebelum tanggal 1 Desember 1990.
<br />d. Para peserta yang akan mengajukan naskah, diharapkan agar supaya ringkasan naskah telah dikirim sebelum tanggal 1 Desember 1990.
<br />
<br />Ans: b
<br />
<br />
<br />4. Pilihlah kalimat yang terbaik
<br />
<br />a. Dengan meningkatnmya permintaan kredit para bamk negara, memerlukan pengerahan dana melalui tabuingan.
<br />b. Dengan meningkatnya permintaan kredit pada bank negara, diperlukan pengerahan dana melalui tabungan.
<br />c. Dengan meningkatnya peremintaan kredit dari pada bank negara, diperlukannya pengerahan dana melalui tabungan.
<br />d. Meningkatnya kredit pada bank negara, memrlukan pengerahan dana melalui tabungan.
<br />
<br />Ans: d
<br />
<br />5. Pilihlah kalimat yang terbaik
<br />
<br />a. Memberikan pendapatnya mengenai krisis moneter dewasa ini, ia mengemukakan tidak hanya terjhadi di Indonesia tetapi meliputi seluruh dunia.
<br />b. Memberikan pendapatnya mengenai krisis moneter dewasa ini , ia mengemukakan bahwa krisis tidak hanya terjadi di Indionesia tetapi meliputi seluruh dunia.
<br />c. Dengan memberikan pendapatnya mengenai krisis moneter dewasa ini, ia mengemukakannya bahwa hal itu tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi meliputi seluruh dunia.
<br />d. Dalam memberikan pendapatnya mengenai krisis moneter dewasa ini, ia mengemukakan bahwa krisis tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi seluruh dunia.
<br />
<br />Ans: d
<br />
<br />6. Pilihlah kalimat yang terbaik
<br />
<br />a. Salah satu yang dikemukakannya, harga barang-barang semakin meningkat.
<br />b. Salah satu yang dikemukakannya, bahwa harga barang-barang semakin meningkat.
<br />c. Salah satu pernyataan yang dikemukakannya, adalah harga barang-barang semakin meningkat.
<br />d. Salah satu pernyataan yang dikemukakannya, bahwa harga barang-barang semakin meningkat
<br />
<br />
<br />Ans: C
<br />
<br />
<br />7. Pilihlah kalimat yang terbaik
<br />
<br />a. Dalam laporan itu menunjukkan bahwa itu salah.
<br />b. Berdasarkan laporan itu menunjukkan bahwa data itu salah.
<br />c. Laporan itu menunjukkan bahwa data itu salah.
<br />d. Berdasarka kepada laporan itu menjelaskan bahwa laporan itu salah.
<br />
<br />Ans: C
<br />
<br />
<br />
<br />8. Pilihlah kalimat yang terbaik
<br />
<br />a.Pelaksanaan dari kegiatan itu melibatkan tenaga manusia dan memerlukan pengawasan yang ketat.
<br />b.Pelaksanaan pada kegiatan itu melibatkan tenaga manusia dan memerlukan pengawasan yang ketat.
<br />c.Pelaksanaan dari pada kegiatan itu melibatkan tenaga manusia dan memerlukan pengawasan yang ketat.
<br />d.Pelaksanaan kegiatan itu melibatkan tenaga manusia dan memerlukan pengawasan yang ketat.
<br />
<br />
<br />Ans: a
<br />
<br />
<br />9. Pilihlah kalimat yang terbaik
<br />
<br />a.Laporan yang disampaikan, baik secara lisan serta tertulis hendaknya kopmunikatif.
<br />b.Laporan yang disampaikan, baik secara lisan maupun tertulis komunikatif.
<br />c.Laporan yang disampaikan, baik secara lisan maupun tertulis, hendaknya komunikatif.
<br />d.Laporan yang disampaikan, baik secara lisan ataupun tertulis hendaknya komunikatif.
<br />
<br />
<br />Ans: d
<br />
<br />
<br />10. Pilihlah kalimat yang terbaik
<br />
<br />a. Faktor-faktor penentu itu, seperti misalnya siapa pembicara,kepada siapa bicara, topik pembicara, dan lain-lain menyebabkan timbulnya berbagai ragam bahasa.
<br />b. Faktor-faktor penentu itu, seperti siapa pembicara,kepada siapa berbicara, topik pembicaraan, dan lain-lain menyebabkan timbulnya berbagai ragam bahasa
<br />c. Faktor-faktor penentu itu, misalnya siapa pembicara,kepada siapa berbicara, topik pembicaraan, dan lain-lain menyebabkan timbulnya berbagai ragam bahasa
<br />d. Faktor-faktor penentu itu, seperti siapa pembicara,kepada siapa berbicara, dan topik pembicara, menyebabkan timbulnya berbagai ragam bahasa
<br />
<br />Ans: C
<br />
<br />11. Penulisan kata yang benar adalah …
<br />a. Merabah
<br />b. Merubah
<br />c. Mengubah
<br />d. Mengobah
<br />
<br />Ans: C
<br />
<br />12. Butir ketiga Sumpah Pemuda tanggal 28 bOktober 1928 ..
<br />a. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbahasa satu bahasa Indonesia.
<br />b. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbahasa yang satu bahasa Indonesia.
<br />c. Kami putra dan putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan bahasa Indonesia.
<br />d. Kami putra dan putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan bahasa Indonesia.
<br />
<br />Ans: d
<br />
<br />13. Deretan kata yang baku adalah …
<br />a. tamat, taxi,teknik,moral, dan ideal
<br />b. tammat, taxi, teknik, moril, dan idiil
<br />c. tamat, taxi, teknik, moral, dan ideal
<br />d. tammat, teksi, teknik, moril,dan ideal
<br />
<br />Ans: a
<br />
<br />14. Deretan kata yang baku adalah …
<br />a. Rabu,Kemis, Jum’at, Februari, dan Agustus.
<br />b. Rebo,Kamis, Jumat, Pebruari, dan Agustus
<br />c. Rabu,Kamis, Jum’at, Februari, dan Agustus
<br />d. Rabu,Kamis, Jumat, Februari, dan Agustus
<br />
<br />Ans: d
<br />
<br />15. Landasan hukum bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa negara tercantum dalam…
<br />a. Undang-Undan Dasar 1945, Bab XIV, pasal 36
<br />b. Undang-Undan Dasar 1945, Bab XV , pasal 36
<br />c. Undang-Undan Dasar 1945, Bab IV, pasal 33
<br />d. Undang-Undan Dasar 1945, Bab XIV, pasal 32
<br />
<br />Ans: b
<br />
<br />16. Penulisan singkatan berikut yang benar sesuai pilihan katanya adalah …
<br />a. A.n. R.R Fatmaawati, P.T. Citra Pesona
<br />b. Prof. Dr. Doddy T.A., Sudharmono, S.H.
<br />c. Yth, s/d
<br />d. Dkk, tgl, dsb
<br />
<br />Ans: b
<br />
<br />17. Pernulisan singkatan berikut yang benar sesuai pilihan katanya adalah…
<br />a. Petermuan antara Cina dan Taiwan diadakan di Singapura.
<br />b. Pertemuan antara Cina dan Taiwan diadakan diSingapura
<br />c. Pertemuan antara Cina melawan Taiwan diadakan di Singapura
<br />d. Pertemuan antara Cina -Taiwan diadakan di Singapura
<br />
<br />Ans: a
<br />
<br />18. (1) Disini pun perlu rencanakan pengerahan bagi tugas dan bagi fungsi sehingga posisi bahasa Indonesia tidak terdesak.
<br />(2) Selama bahasa asing itu menjadi sarana yang dapat meningkatkan martabat insani, mencerdaskan rakyat, dan membawa kemajuan material dan spiritual, pengajaran bahasa itu untuk sementara harus dianjurkan.
<br />(3) Pembinaan bahasa Indonesia di dalam hubungan dengan bahasa asing ini berarti bahasa nasional kita dapat pula menimba kekayaan dari sumber tersebut.
<br />
<br />Urutan kalimat yang benar adalah …
<br />a.(3), (1), (2)
<br />b.(3), (2), (1)
<br />c.(1), (3), (2)
<br />d.(2), (3), (1)
<br />
<br />Ans: d
<br />
<br />
<br />19. (1) Rasio pelunasan utang pemerintah dan swasta terhadap ekspor diupayakan terus menurun sekitar 32% pada akhir Repelita VI.
<br />(2) Bahkan sebagai persentase dari produk domestik bruto, stok utang Indonesia diharapkan menurun sekitar 57% pada akhir Repelita V menjadi sekitar 46% pada akhir Pelita VI.
<br />(3) Peningkatan kemandirian dalam perekonomian akan terlihat pada posisi utang yang diusahakan senantiasa berada didalam batas-batas aman.
<br />
<br />Urutan kalimat yang benar adalah …
<br />a.(1), (2), (3)
<br />b (2), (3), (1)
<br />c.(1), (3), (2)
<br />d.(3), (2), (1)
<br />
<br />Ans: d
<br />
<br />20. (1) Oleh karena itu, kita tidak boleh sekali-kali lengah dan membiarkan stabilitas itu terganggu baik stabilitas politik maupun ekonomi.
<br />(2) Pengalaman kita dan pengalaman bangsa lain mengajarkan bahwa pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan hanya dapat berjalan apabila didukung oleh stabilitas
<br />(3) Kita harus berdaya upaya untuk memelihara dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang tinggi, pemeratan yang makin meluas, dan stabilitas yang mantap secara saling memperkuat, serasi, selaras dan seimbang.
<br />
<br />Urutan kalimat yang benar adalah …
<br />a.(1), (2), (3)
<br />b. (3), (2), (1)
<br />c. (2), (3), (1)
<br />d. (2), (1), (3)
<br />
<br />Ans: b
<br />
<br />21. (1) Jalan mana yang dapat mencapai tujuan?
<br />(2) Politik bahasa nasional perlu mengatur dan menyediakan pengarahan bagi pengembang, pengajaran bahasa Indonesia di segala jenis dan tingkat lembaga pendidikan
<br />(3) Didalam hubungan ini , pertanyaan yang timbul adalah apa upaya yang hendak dicapai dengan pengajaran bahasa Indonesia di lembaga-lembaga pendidikan.
<br />
<br />Urutan kalimat yang benar adalah …
<br />a.(1), (2), (3)
<br />b.(1), (3), (2)
<br />c.(2), (3), (1)
<br />d.(2), (1), (3)
<br />
<br />
<br />Ans: C
<br />
<br />22. (1) Secara eksplisit di dalam GBHN 1993 kualitas sumber daya manusia perlu ditingkatkan untuk perwujudan tujuan pembangunan jangka panjang kedua yang diprioritaskan pada bidang ekonomi sebagai penggerak utama pembangunan.
<br />(2) Didalam usaha pembangunan bidang ekonomi yang tidak terlepas dari pembangunan bidang lain yang saling terkait
<br />(3) Pendidikan nasional kita berfungsi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia untuk mewujudkan masyarakat yang maju, adil, makmur, berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
<br />(4) Tercapainya pembangunan dalam bidang kebudayaan nasional, tercermin dalam meningkatnya pendapatan, harkat dan martabat manusia Indonesia, jati diri yang kuat, dan kepribadian bangsa
<br />
<br />Urutan kalimat yang benar adalah …
<br />a. (1), (2), (3), (4)
<br />b. (2), (3), (1), (4)
<br />c. (3), (1), (2), (4)
<br />d. (4), (3), (2), (1)
<br />
<br />
<br />Ans: b
<br />
<br />23. (1) Dengan demikian pelaksanaan demokrasi Pancasila telah makin jelas memperlihatkan wujudnya dan mekanisme kepemimpinan nasional lima tahunan telah berjalan makin mantap, teratur, dinamis dan konstitusional
<br />(2) Ini berarti bahwa salah satu bidang kehidupan bangsa dan negara mudah terancam.
<br />(3) Bahasa merupakan tiang pancang kebudayaan.
<br />(4) Maka jelaslah bahwa politik petahanan keamanan nasional yang menggariskan kebijakan didalam upaya rakyat untuk mewujudkan kondisi aman sebagai salah satu syarat mutlak untuk menyukseskan perjuangan mempunyai korelasi yang erat dengan politik bahasa nasional.
<br />
<br />Urutan kalimat yang benar adalah …
<br />a. (4), (2), (3), (1)
<br />b. (1), (2), (3), (4)
<br />c. (3), (4), (1), (2)
<br />d. (3), (1), (2), (4)
<br />
<br />
<br />Ans: b
<br />Copy asli dari www.cpnsonline.com
<br />24. (1) Apabila tiang pancang kurang baik, krbudayaaan otomatis kekuranagan kekuatan untuk berdiri tegak mengabdikan kepasa kerpentingan nasional.
<br />(2) Ini berarti bahwa salah satu bidang kehidupan bangsa dan negara mudah terancam.
<br />(3) Bahasa merupakan tiang pancang kebudayaan.
<br />(4) Maka jelaslah bahwa politik petahanan keamanan nasional yang menggariskan kebijakan didalam upaya rakyat untuk mewujudkan kondisi aman sebagai salah satu syarat mutlak untuk menyukseskan perjuangan mempunyai korelasi yang erat dengan politik bahasa nasional.
<br />
<br />Urutan kalimat yang benar adalah …
<br />a. (4), (2), (3), (1)
<br />b. (1), (2), (3), (4)
<br />c. (3), (4), (1), (2)
<br />d. (3), (1), (2), (4)
<br />
<br />Ans: d
<br />
<br />
<br />25. (1) Ada pula yang menafsirkan kebudayaan adalah bagian dari proses pendidikan itulah terjadi pengembangan nilai-nilai kebudayaan.
<br />(2) Ada yang beranggapan pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan.
<br />(3) Diskusi akademik tidak pernah habis-habisnya mengkaji dua pengertian itu.
<br />(4) Didalam khasanah ilmu kependidikan , antara pendidikan dan kebudayaan terdapat hubungan timbal balik yang sangat erat.
<br />(5) Kebalikannya, pendidikan merupakan aspek kebudayaan apabila kebudayaan itu ditafsirkan sebagai proses gelar kualisasi nilai-nilai yang luhur yang melekat pada eksistensi manusia.
<br />
<br />Urutan kalimat yang benar adalah …
<br />a. (1), (2), (3), (4), (5)
<br />b. (2), (1), (4), (3), (5)
<br />c. (4), (3), (2), (1), (5)
<br />d. (3), (4), (2), (1), (5)
<br />
<br />Ans: C
<br />
<br />26. (1) Sektor pendidikan kebudayaan nasional, kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah sektor yang keempat dalam urutan besarnya penyediaan anggaran pembangunan, yaitu sekitar Rp 3 triliun.
<br />(2) Demikian pula, ada kenaikan anggaran yang cukup tinggi di bidang pendidikan agama yang juga menampung Wajib Belajar Pendidikan Dasar sembilan tahun.
<br />(3) Ada kenaikan anggaran yang cukup besar sektor pendidikan terutama untuk mendukung Wajib Bel;ajar Sembilan Tahun yang akan dimulai dalam tahun anggaran yang akan datang.
<br />(4) Lebih kurang 97% dari anggaran itu digunakan untuk membiayai pendidikan termasuk pendidikan luar sekolah dan kedinasan.
<br />
<br />Urutan kalimat yang benar adalah …
<br />a. (1), (2), (3), (4)
<br />b. (4), (3), (2), (1)
<br />c. (1),(4), (3), (2)
<br />d. (2), (3), (1), (4)
<br />
<br />
<br />Ans: C
<br />
<br />27. (1) Laporan dikatakan sistematis apabila segala keterangan yang dikemukakannya disusun dalam satuan-satuan berurutan dan saling berhubungan.
<br />(2) Laporan dikatakan logis apabila segala yang disajikan dapat ditelusuri alasan-alasannya yang masuk akal.
<br />(3) Laporan yang komunikatif hendaknya logis sistematis dan lugas.
<br />(4) Laporan dikatakan lugas apabila segala keterangan yang dipaparkan tidak berlebihan dan disajikan dalam bahasa yang tidak berbunga-bunga.
<br />
<br />Urutan kalimat yang benar adalah …
<br />a. (4), (3), (2), (1)
<br />b. (3), (2), (1), (4)
<br />c. (3),(1), (2), (4)
<br />d. (2), (4), (3), (1)
<br />
<br />
<br />Ans: b
<br />
<br />28. (1) Dalam rangka pembinaan dan pengembangan pemuda secara khusus perhatian perlu diberikan pada upaya meningkatkan kepeloporan dan kepemimpinan pemuda dalam segenap aspek pembangunan dan kehidupan bangsa.
<br />(2) Pembinaan dan pengembangan pemuda akamn ditingkatkan dan diarahkan untuk membangun pemuda sebagai insan pembangunan yang maju dan mandiri, cinta tanah air dan sadar akan hak dan kewajibannya sebagai warga negara serta berjiwa Pancasila.
<br />(3) Pembinaan dan pengembangan pemuda merupakan bagian pembangunan sumber daya manusia yang penting
<br />(4) Kita menyadari bahwa pemuda adalah generasi penerus nilai-nilai luhur budaya dan penerus cita-cita perjuangan bangsa.
<br />
<br />Urutan kalimat yang benar adalah …
<br />a. (1), (2), (3), (4)
<br />b. (2), (1), (3), (4)
<br />c. (4),(3), (2), (1)
<br />d. (3), (4), (2), (1)
<br />
<br />
<br />Ans: b
<br />
<br />29. (1) Oleh karena itu, dengan berbagai ketidakpastian ekonomi dunia dan kekurangan-kekurangan yang masih ada pada kita, kita memiliki keyakinan yang kuat bahwa dengan kerja keras serta selalu penuh kewaspadaan insya Alalh kita dapat mencapai apa yang kita inginkan.
<br />(2) Ekonomi kita telah berkembang dengan tangguh dan merupakan ketahanan yang semakin tinggi
<br />(3) Namun semua itu telah dapat kita atasi.
<br />(4) Kita sekarang berada pada posisi yang cukup kuat untuk maju yang lebih cepat lagi.
<br />(5) Dunia usaha kita telah berkembang dan mampu menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi dan ekspor.
<br />(6) Acap kali kita mundur setapak untuk maju kembali.
<br />(7) Bangsa kita sudah biasa menghadapi tantangan.
<br />(8) Sejarah pembangunan kita dalam 25 tahun ini penuh dengan cobaan.
<br />
<br />Urutan kalimat yang benar adalah …
<br />a. (1), (2), (3), (4), (5), (6), (7), (8)
<br />b.(7), (8), (6), (3), (4), (2), (5), (1)
<br />c.(8), (7), (6), (5), (4), (3), (2), (1)
<br />d. (1), (2), (3), (4), (8), (7), (5), (6)
<br />
<br />Ans: b
<br />
<br />
<br />30. (1) Menurut prinsip ilmu gizi, susunan menu yang seimbang haruslah bervariasi.
<br />(2) Bahkan makanan yang berasal dari hewan dan tumbuhan haruslah dalam kondisi yang serasi.
<br />(3) Tubuh memerlukan zat gizi dari kedua golongan makanan tersebut.
<br />(4) Akan tetapi imbang halnya dengan mereka yang merasa dirinya lebih sehat bila hanya makan dari tumnbuhan saja?
<br />
<br />Urutan kalimat yang benar adalah …
<br />a. (1), (2), (3), (4)
<br />b. (2), (3), (4), (1)
<br />c. (3), (4), (1), (2)
<br />d. (4), (1), (2), (3)
<br />
<br />Ans: a
<br />
<br />31.Pilihlah kalimat yang sesuai dengan Kaidah Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan
<br />
<br />a. Perubahan itu, dilakukan melalui penyederhanaan sistem pendidikan ketenagaan.
<br />b. Perubahan itu dilakukan melalui penyederhanaan sistem pendidikan ketenagaan
<br />c. Perubahan itu dilakukan melalui penyederhanaan sistem pendidikan ketenagaan
<br />d. Perubahan itu dilakukan melalui penyederhanaan sistem pendidikan ketenagaan
<br />
<br />Ans: C
<br />
<br />32.Pilihlah kalimat yang sesuai dengan Kaidah Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan
<br />
<br />a. Jika dalam batas waktu yang telah ditentukan tidak mengembalikan SPT para wajib pajak akan memperoleh peringatan tertulis.
<br />b. Jika dalam waktu yang telah ditentukan tidak mengembalikan SPT, para wajib pajak akan memperoleh peringatan tertulis.
<br />c. Jika dalam waktu yang telah ditentukan, pasra wajib pajak tidak mengembalikan SPT, akan memperoleh peringatan tertulis.
<br />d. Jika dalam batas waktu yang telah ditentukan, para wajib pajak tidak mengembalikan SPT, akan memperoleh peringatan tertulis.
<br />
<br />Ans: C
<br />
<br />33. Pilihlah kalimat yang sesuai dengan Kaidah Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan
<br />
<br />a. Sesuai dengan namanya, besarnya kredit ini per nasabah hanya berkisar dari Rp.10.000 s/d Rp. 200.000
<br />b. Sesuai dengan namanya, besarnya kredit ini per nasabah hanya berkisar dari Rp.10.000 - Rp. 200.000
<br />c. Sesuai dengan namanya, besarnya kredit ini per nasabah hanya berkisar dari Rp.10.000 s-d Rp. 200.000
<br />d. Sesuai dengan namanya, besarnya kredit ini per nasabah hanya berkisar dari Rp.10.000 s/d Rp. 200.000,00
<br />
<br />Ans: d
<br />
<br />34.Pilihlah kalimat yang sesuai dengan Kaidah Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan
<br />
<br />
<br />a. Dia telah membaca artikel yang berjudul “Pengaruh Pasar Modal terhadap Dunia Perbankan” dalam majalah Pengembangan perbankan.
<br />b. Dia telah membaca artikel yang berjudul Pengaruh Pasar Modal terhadap Dunia Perbankan dalam majalah Pengembangan perbankan.
<br />c. Dia telah membaca artikel yang berjudul Pengaruh Pasar Modal terhadap Dunia Perbankan dalam majalah “Pengembangan perbankan”.
<br />d. Dia telah membaca artikel yang berjudul “Pengaruh Pasar Modal terhadap Dunia Perbankan dalam majalah “Pengembangan perbankan”.
<br />
<br />Ans: a
<br />
<br />35.Pilihlah kalimat yang sesuai dengan Kaidah Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan
<br />
<br />
<br />a. Konferensi Tingkat Tinggi X GNB di Jakarta telah dibicarakan kerja sama ekonomi antarnegara anggota GNB.
<br />b. Dalam Konferensi Tingkat Tinggi X GNB di Jakarta dibicarakan kerja sama ekonomi antarnegara GNB.
<br />c. Dalam Konferensi Tingkat Tinggi X GNB di Jakarta dibicarakan kerja sama ekonomi antarnegara anggota GNB.
<br />d. Dalam Konferensi Tingkat Tinggi X GNB di Jakarta telah membicarakan kerja sama ekonomi antarnegara anggota GNB.
<br />
<br />Ans: b
<br />
<br />36.Pilihlah kalimat yang sesuai dengan Kaidah Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan
<br />
<br />
<br />a. Gejala globalisasi terlihat sekali pada peristiwa jatuhnya bursa New York pada tanggal 19 Oktober 1987 sampai titik 1738 padahal pada 16 Oktiober 1987 masih pada titik 2247.
<br />b. Gejala globalisasi terlihat sekali pada peristiwa jatuhnya bursa New York pada tanggal 19 Oktober 1987 sampai titik 1738 padahal pada 16 Oktiober 1987 masih pada titik 2.247.
<br />c. Gejala globalisasi terlihat sekali pada peristiwa jatuhnya bursa New York pada tanggal 19 Oktober 1987 sampai titik 1.738 padahal pada 16 Oktiober 1987 masih pada titik 2.247.
<br />d. Gejala globalisasi terlihat sekali pada peristiwa jatuhnya bursa New York pada tanggal 19 Oktober 1987 sampai titik 1.738 padahal pada 16 Oktiober 1987 masih pada titik 2247.
<br />
<br />Ans: b
<br />
<br />37.Pilihlah kalimat yang sesuai dengan Kaidah Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan
<br />
<br />
<br />a. “Kalau mereka mau berunding sekaranglah saatnya”, kata Bush kepada para wartawan pada suatu acara di halaman Gedung Putih.
<br />b. “Kalau mereka mau berunding, sekarang ini saatnya”, kata Bush kepada para wartawan pada suatu acara di halaman Gedung Putih.
<br />c. “Kalau mereka mau berunding, sekaranglah saatnya”, kata Bush kepada para wartawan pada suatu acara di halaman Gedung Putih.
<br />d. “Kalau mereka mau berunding sekarang inilah saatnya”, kata Bush kepada para wartawan pada suatu acara di halaman Gedung Putih.
<br />
<br />Ans: C
<br />
<br />38.Pilihlah kalimat yang sesuai dengan Kaidah Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan
<br />
<br />
<br />a. Sekalipun perang dingin telah berakhir, GNB masih relevan terhadap perkembangan politik dunia dewasa ini.
<br />b. Sekalipun perang dingin telah berakhir, tetapi GNB masih relevan terhadap perkembangan politik dunia dewasa ini.
<br />c. Sekalipun perang dingin telah berakhir, namun GNB masih relevan terhadap perkembangan politik dunia dewasa ini.
<br />d. Sekalipun perang dingin telah berakhir, maka GNB masih relevan terhadap perkembangan politik dunia dewasa ini.
<br />
<br />Ans: b
<br />
<br />39.Pilihlah kalimat yang sesuai dengan Kaidah Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan
<br />
<br />a. Karena jumlah kelas yang tersedia terbatas, sehingga penerimaan murid baru dibatasi hanya dua kelas untuk tahun ini.
<br />b. Jumlah kelas yang terbatas, penerimaan murid baru dibatasi hanya dua kelas.
<br />c. Karena jumlah kelas yang terbatas, penerimaan murid baru hanya dibatasi hanya dua kelas untuk tahun ini.
<br />d. Karena jumlah kelas tersedia terbatas, menyebabkan penerimaan murid baru dibatasi hanya dua kelas untuk tahun ini.
<br />
<br />Ans: C
<br />
<br />40.Pilihlah kalimat yang sesuai dengan Kaidah Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan
<br />
<br />
<br />a. Mulai tanggal 1 Februari 1987 harga karcis bus antar kota naik.
<br />b. Mulai tanggal 1 Februari 1987 harga karcis bis antar kota naik.
<br />c. Mulai tanggal 1 Februari 1987 harga karcis bus antarkota naik.
<br />d. d Mulai tanggal 1 Februari 1987 harga karcis bis antarkota naik.
<br />
<br />Ans: C
<br />
<br />41.Pilihlah kalimat yang sesuai dengan Kaidah Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan
<br />
<br />a. Menurut seorang pengamat ekonomi pangsa pasar industri kecil kita makin membaik.
<br />b. Menurut pengamat ekonomi menyatakan pangsa pasar industri kecil kita makin membaik.
<br />c. Menurut seorang pengamat ekonomi menyatakan pangsa pasar industri kecil kita makin membaik.
<br />d. Menurut pengamat ekonomi menyatakan pangsa pasar industri kecil kita makin membaik.
<br />
<br />Ans: a
<br />
<br />42.Pilihlah kalimat yang sesuai dengan Kaidah Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan
<br />
<br />
<br />a. Setelah membaca makalah saudara, saya dapat menyimpulkan bahwa penelitian sumber daya manusia perlu dilakukan.
<br />b. Setelah membaca makalah saudara, dapat disimpulkan bahwa penelitian sumber daya manusia perlu dilakukan.
<br />c. Setelah membaca makalah saudara dapat disimpulkan bahwa penelitian sumber daya manusia perlu dilakukan.
<br />b. Setelah makalah saudara dibaca, menyimpulkan bahwa penelitian sumber daya manusia perlu dilakukan.
<br />
<br />Ans: a
<br />
<br />43.Pilihlah kalimat yang sesuai dengan Kaidah Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan
<br />
<br />a. Cagar Alam Ujung Kulon yang terletak di ujung paling barat Jawa Barat termasuk kabupaten Pandeglang.
<br />b. Cagar Alam Ujung Kulon yang terletak diujung paling barat Jawa Barat termasuk kabupaten Pandeglang.
<br />c. Cagar Alam Ujung Kulon yang terletak di ujung paling Barat Jawa Barat termasuk Kabupaten Pandeglang.
<br />d. Cagar Alam Ujung Kulon yang terletak di ujung paling barat Jawa Barat termasuk kabupaten Pandeglang.
<br />
<br />Ans: d
<br />
<br />44.Pilihlah kalimat yang sesuai dengan Kaidah Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan
<br />
<br />a. Rapat kemarin telah membicarakan rencana bakti sosial ke sejumlah panti asuhan dan pimpinan menyetujui hal itu.
<br />b. Dalam rapat kemarin telah membicarakan rencana bakti sosial ke sejumlah panti asuhan dan pimpinan menyetujui rencana itu.
<br />c. Rapat kemarin telah dibicarakan rencana bakti sosial ke sejumlah panti asuhan dan pimpinan menyetujui rencana itu.
<br />d. Dalam rapat kemarin telah dibicarakan rencana bakti sosial ke sejumlah panti asuhan dan pimpinan menyetujui rencana itu.
<br />
<br />Ans: d
<br />
<br />45.Pilihlah kalimat yang sesuai dengan Kaidah Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan
<br />
<br />
<br />a. Peningkatan kualitas para pegawai dapat kita lakukan dengan
<br /> (1) Menyediakan sarana kerja yang memadai
<br /> (2) Atasan memberi teladan, dan
<br /> (3) Pencipta suasana kerja yang harmonis.
<br />b. Peningkatan kualitas para pegawai dapat kita lakukan dengan
<br /> (1) Penyediaan sarana kerja yang memadai
<br /> (2) Atasan memberi teladan
<br /> (3) Penciptaan suasana kerja yang harmonis.
<br />c. Peningkatan kualitas para pegawai dapat kita lakukan dengan
<br /> (1) Penyediaan sarana kerja yang memadai
<br /> (2) Pemberian teladan oleh atasan, dan
<br /> (3) Penciptaan suasana kerja yang harmonis.
<br />d. Peningkatan kualitas para pegawai dapat kita lakukan dengan
<br /> (1) Penyediaan sarana kerja yang memadai
<br /> (2) Pemberian teladan oleh aatasan
<br /> (3) Penciptaan suasana kerja yang harmonis.
<br />
<br />
<br />Ans: C
<br />
<br />46.Pilihlah kalimat yang sesuai dengan Kaidah Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan
<br />
<br />
<br />a. Kebijakan pengembangan perbankan dalam Pelita III dan IV yang telah diambil Pemerintah Republik Indonesia tidak terlepas dari perkembangan ekonomi moneter serta ketentuan-ketentuan yang berlaku pada periode itu.
<br />b. Kebijakan pengembangan perbankan dalam PELITA III dan IV yang telah diambil Pemerintah Republik Indonesia tidak terlepas dari perkembangan ekonomi moneter serta ketentuan-ketentuan yang berlaku pada periode itu.
<br />c. Kebijakan pengembangan perbankan dalam PELITA III dan IV yang telah diambil Pemerintah Republik Indonesia tidak lepas dari ekonomi moneter serta ketentuan yang berlaku pada periode itu.
<br />d. Kebijakan pengembangan perbankan dalam Pelita III dan IV yang telah diambil Pemerintah Republik Indonesia tidak terlepas dari perkembangan ekonomi moneter serta ketentuan yang berlaku pada periode itu.
<br />
<br />Ans: C
<br />Copy asli dari www.cpnsonline.com
<br />47.Pilihlah kalimat yang sesuai dengan Kaidah Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan
<br />
<br />a. Sudah dikatakan saya peningkatan guru itu tidak mudah.
<br />b. Saya sudah mengatakan, peningkatan guru itu tidak mudah.
<br />c. c.Sudah saya katakan bahwa peningkatan kualitas guru itu tidak mudah.
<br />d. Saya sudah katakan bahwa guru itu tidak mudah.
<br />
<br />Ans: C
<br />
<br />48.Pilihlah kalimat yang sesuai dengan Kaidah Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan
<br />
<br />
<br />a. Kita harus memanfaatkan kemajuan yang dicapai oleh teknologi modern.
<br />b. Kita harus dapat memanfaatkan kemajuan yang dicapai oleh teknologi modern.
<br />c. Kita harus dapat memanfaatkan kemajuan yang telah dicapai oleh teknologi
<br />d. modern.
<br />e. Kita harus dapat memanfaatkan kemajuan yang dicapai oleh teknologi modern.
<br />
<br />Ans: b
<br />
<br />49.Pilihlah kalimat yang sesuai dengan Kaidah Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan
<br />
<br />a. Sebagaimana kita ketahui bahwa sebagian besar KTT X GNB mengusulkan perubahan struktur PBB dan penghapusan hak veto.
<br />b. Sebagaimana kita ketahui, sebagian peserta KTT X GNB mengusulkan perubahan struktur PBB dan penghapusan hak veto
<br />c. Sebagaimana kita mengetahui bahwa sebagian peserta KTT X GNB perubahan struktur PBB dan penghapusan hak veto
<br />d. Kita ketahui sebagian peserta KTT X GNB mengusulkan perubahan struktur PBB dan penghapusan hak veto
<br />
<br />Ans: a
<br />
<br />50.Pilihlah kalimat yang sesuai dengan Kaidah Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan
<br />
<br />
<br />a. Di tengah ketidak pastian prospek perekonomian dunia dan perekonomian Indonesia , para pemimpin dunia usaha yang arif bijaksana hendaknya selalu mencari upaya untuk mengatasi masalah yang dihadapi.
<br />b. Di tengah ketidakpastian prospek perekonomian dunia dan perekonomian Indonesia , para pemimpin dunia usaha yang arif bijaksana hendaknyamencari upaya untuk mengatasi masalah yang dihadapi.
<br />c. Di tengah ketidakpastian prospek perekonomian dunia dan perekonomian Indonesia , para pemimpin dunia usaha yang arif bijaksana hendaknya selalu mencari upaya untuk mengatasi masalah yang dihadapi.
<br />d. Di tengah ketidakpastian prospek perekonomian dunia dan perekonomian Indonesia , para pemimpin dunia usaha yang arif dan bijaksana hendaknya selalu mencari upaya untuk mengatasi masalah yang dihadapinya
<br />
<br />Ans: C
<br />
<br />
<br />
<br />BAGI ANDA YANG INGIN LEBIH MENDALAM PEMBAHASAN SOAL-SOAL LATIHAN CPNS DAN LENGKAP
<br />
<br />SILAHKAN KUNJUNGI WEBSITE CPNSONLINE
<br />Htpp://www.cpnsonline.com
<br />
<br />
<br />
<br />KUMPULAN SOAL
<br />UJIAN SELEKSI PENERIMAAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL
<br />
<br />===================================================================
<br /> MATA UJIAN : TEST POTENSI AKADEMIK
<br /> TINGKAT : SARJANA/DIPLOMA
<br /> HARI/TANGGAL :
<br /> LOKASI WAKTU : 180 MENIT
<br />===================================================================
<br />PETUNJUK :
<br />Untuk soal nomor 1 sampai dengan nomor 110, pilihlah salah satu jawaban yang saudara anggap paling tepat diantara pilihan yang tersedia
<br />
<br />1.1 Test Persamaan Kata
<br />
<br />1. EVOKASI :
<br />a. Penggugah rasa
<br />b. Penilaian
<br />c. Perubahan
<br />d. Pengungsian
<br />e. Ijin menetap
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />2. BAKU :
<br />a. Perkiraan
<br />b. Standar
<br />c. Umum
<br />d. Normal
<br />e. Asli
<br />
<br />Answer: b
<br />
<br />3. PROTESIS :
<br />a. Hipotesis
<br />b. Praduga
<br />c. Thesis
<br />d. Disertasi
<br />e. Buatan
<br />
<br />Answer: e
<br />
<br />4. DIKOTOMI :
<br />a. Dibagi dua
<br />b. Dua kepala
<br />c. Kembar dua
<br />d. Dua kekuatan
<br />e. Dwi fungsi
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />5. SINE QUA NON :
<br />a. Tiada berair
<br />b. Harus ada
<br />c. Air mineral
<br />d. Kelengkapan
<br />e. Selalu negatif
<br />
<br />Answer: b
<br />
<br />6. ANDAL :
<br />a. Dampak
<br />b. Lingkungan
<br />c. Tangguh
<br />d. Bebal
<br />e. Terkebelakang
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />7. NARATIF :
<br />a. Prosa
<br />b. Puisi
<br />c. Deskriptif
<br />d. Timbal balik
<br />e. Terinci
<br />
<br />8. KISI-KISI :
<br />a. Alat menangkap ikan
<br />b. Alat hitung
<br />c. Tabel
<br />d. Terali
<br />e. Pola kerja
<br />
<br />Answer: d
<br />
<br />9. RABAT :
<br />a. Tambah gaji
<br />b. Potongan
<br />c. Keuntungan
<br />d. Pembayaran kembali
<br />e. Jera mengulangi
<br />
<br />Answer: b
<br />
<br />10. MUDUN :
<br />a. Problema
<br />b. Beradab
<br />c. Referensi
<br />d. Setuju
<br />e. Mufakat
<br />
<br />Answer: b
<br />
<br />11. KEDAP :
<br />a. Keragu-raguan
<br />b. Rapat
<br />c. Tembus
<br />d. Kelambatan
<br />e. Panganan
<br />
<br />Answer: b
<br />
<br />12. KESAHIHAN :
<br />a. Keberlakuan
<br />b. Kesalahan
<br />c. Kematangan
<br />d. Kemantapan
<br />e. Kebenaran
<br />
<br />Answer: e
<br />
<br />13. MOTILITAS :
<br />a. Angka kematian
<br />b. Sebangsa hewan
<br />c. Gerak
<br />d. Dorongan
<br />e. Pukulan
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />14. TRANSEDENTAL :
<br />a. Bergerak
<br />b. Berpindah
<br />c. Kesinambungan
<br />d. Abstrak
<br />e. Tembus pandang
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />15. INSOMNIA :
<br />a. Tidur
<br />b. Cemas
<br />c. Sedih
<br />d. Tak bisa tidur
<br />e. Kenyataan
<br />
<br />Answer: d
<br />
<br />16. ASUMSI :
<br />a. Kesimpulan
<br />b. Ramalan
<br />c. Anggapan
<br />d. Perbandingan
<br />e. Rekaan
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />17. MENGECOH :
<br />a. Mengaduk
<br />b. Mengakali
<br />c. Berbuat curang
<br />d. Membuat kacau
<br />e. Memotong kecil-kecil
<br />
<br />Answer: b
<br />
<br />18. DITENGAK :
<br />a. Disepak keatas
<br />b. Ditendang dengan bangga
<br />c. Dipotong melintang
<br />d. Ditelan bulat-bulat
<br />e. Diminum sedikit-sedikit
<br />
<br />Answer: d
<br />
<br />19. SUTRADARA :
<br />a. Pemimpin acara
<br />b. Penulis naskah
<br />c. Pengatur skenario
<br />d. Menager tontonan
<br />e. Pengarah adegan
<br />
<br />Answer: e
<br />
<br />20. PEMUGARAN :
<br />a. Pemeliharaan
<br />b. Pembongkaran
<br />c. Pembangunan
<br />d. Perbaikan
<br />e. pelestarian
<br />
<br />Answer: d
<br />
<br />2.Test Lawan kata
<br />
<br />21. KENDALA :
<br />a. Kekerasan
<br />b. Pendukung
<br />c. Manifestasi
<br />d. Bimbingan
<br />e. Gejala
<br />
<br />Answer: b
<br />
<br />22. EKSRINSIK :
<br />a. Eksentrik
<br />b. Individual
<br />c. Konsensus
<br />d. Internal
<br />e. Keserasian
<br />
<br />Answer: d
<br />
<br />23. PROMINEN :
<br />a. Terkemuka
<br />b. Pendukung
<br />c. Biasa
<br />d. Setuju
<br />e. Pelapor
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />24. DEDUKSI :
<br />a. Induksi
<br />b. Konduksi
<br />c. Reduksi
<br />d. Transduksi
<br />e. Intuisi
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />25. IMIGRASI :
<br />a. Migrasi
<br />b. Transmigrasi
<br />c. Emigrasi
<br />d. Pemukiman
<br />e. Larangan masuk
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />26. SEKULER :
<br />a. Ilmiah
<br />b. Duniawi
<br />c. Rokhaniah
<br />d. Keagamaan
<br />e. tradisional
<br />
<br />Answer: d
<br />
<br />27. BONGSOR :
<br />a. Menumpuk
<br />b. Tertua
<br />c. Kerdil
<br />d. Macet
<br />e. Susut
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />28. EPILOG :
<br />a. Hipolog
<br />b. Dialog
<br />c. Monolog
<br />d. Analog
<br />e. Prolog
<br />
<br />Answer: e
<br />
<br />29. MANDIRI :
<br />a. Intimasi
<br />b. Interaksi
<br />c. Korelasi
<br />d. Dependen
<br />e. Invalid
<br />
<br />Answer: d
<br />
<br />30. SUMBANG :
<br />a. Kokoh
<br />b. Tepat
<br />c. Mirip
<br />d. Laras
<br />e. Imbang
<br />
<br />Answer: b
<br />
<br />31. BERSIMBAH :
<br />a. Kusut
<br />b. Kering
<br />c. Gersang
<br />d. Bebas
<br />e. Bertahan
<br />
<br />Answer: b
<br />
<br />32. TERKATUNG :
<br />a. Melayang
<br />b. Pasti
<br />c. Ombak
<br />d. Terperosok
<br />e. Terbenam
<br />
<br />Answer: e
<br />
<br />33. ELEKTRIK :
<br />a. Radikal
<br />b. Spiritual
<br />c. Konsklusi
<br />d. Cemerlang
<br />e. Tak pilih-pilih
<br />
<br />Answer: e
<br />
<br />34. NOMANDIK :
<br />a. Menetap
<br />b. Mapan
<br />c. Sesuai norma
<br />d. Anomali
<br />e. Tak teratur
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />35. PROPOSISI :
<br />a. Konklusi
<br />b. Raksi
<br />c. Persepsi
<br />d. Posisi
<br />e. Proposisi
<br />
<br />Answer: b
<br />
<br />3. Test Padanan Hubungan
<br />36. SEMINAR:SARJANA=
<br />a. Akademi : taruna
<br />b. Rumah sakit : pasien
<br />c. Ruang pengadilan : saksi
<br />d. Konservator : seniman
<br />e. Perpustakaan : penelitian
<br />
<br />Answer: e
<br />
<br />37. FIKTIF : FAKTA =
<br />a. Dagelan : sandiwara
<br />b. Dongeng : peristiwa
<br />c. Dugaan : rekaan
<br />d. Data : estimasi
<br />e. Rencana : projeksi
<br />
<br />Answer: b
<br />
<br />38. MATA : TELINGA =
<br />a. Jari : tangan
<br />b. Lidah : hidung
<br />c. Kaki : paha
<br />d. Lutut : siku
<br />e. Perut : dada
<br />
<br />Answer: b
<br />
<br />39. UANG : PUNDI-PUNDI =
<br />a. Bunga : jambangan
<br />b. Gelas : nampan
<br />c. Air : tempayan
<br />d. Buku : percetakan
<br />e. Rokok : asbak
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />40. POHON : BUAH =
<br />a. Domba : daging
<br />b. Sapi : susu
<br />c. Telur :ayam
<br />d. Jentik : nyamuk
<br />e. Ketam : sapit
<br />
<br />Answer: b
<br />
<br />41. SENAPAN : BERBURU =
<br />a. Kapal : bertabuh
<br />b. Kereta : langsir
<br />c. Pancing : ikan
<br />d. Perangkap : menangkap
<br />e. Parang : mengasah
<br />
<br />Answer: d
<br />
<br />42. BATA : TANAH LIAT =
<br />a. Batu : pasir
<br />b. Tembikar : keramik
<br />c. Bunga : buah
<br />d. Beton : semen
<br />e. Kertas : buku
<br />
<br />Answer: d
<br />
<br />43. PANAS: API =
<br />a. Hujan : awan
<br />b. Abu : arang
<br />c. Terang : matahari
<br />d. Hangat : listrik
<br />e. Dingin: beku
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />44. KULIT : SISI =
<br />a. Tegel lantai
<br />b. Rumah : kamar
<br />c. Keramik :mozaik
<br />d. Dinding :cat
<br />e. Atap : genteng
<br />
<br />Answer: e
<br />
<br />45. METEOROLOGI : CUACA =
<br />a. Astronomi : fisika
<br />b. Garantologi : keturunan
<br />c. Padagogik : sekolah
<br />d. Patologi : penyakit
<br />e. Antropologi : fosil
<br />
<br />Answer: d
<br />
<br />46. LAPAR : NASI =
<br />a. Haus :air
<br />b. Mual : obat
<br />c. Mengantuk : melamun
<br />d. Bosan : tidur
<br />e. Membaca : gambar
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />47. KEPALA : HELM =
<br />a. Sabut : kelapa
<br />b. Rumah : atap
<br />c. Jari : concin
<br />d. Album : foto
<br />e. Kaki : kaus
<br />
<br />Answer: b
<br />
<br />48. TUNTUNAN : SANTUNAN =
<br />a. Undian : hadiah
<br />b. Permintaan : pemberian
<br />c. Persediaan : penawaran
<br />d. Rusak : ganti rugi
<br />e. Tabungan : pembelanjaan
<br />
<br />Answer: b
<br />
<br />49. RAMBUT : GUNDUL =
<br />a. Bulu : cabut
<br />b. Mobil : mogok
<br />c. Botak : kepala
<br />d. Pakaian : bugil
<br />e. Lantai : licin
<br />
<br />Answer: d
<br />
<br />50. DIAMETER : LINGKARAN =
<br />a. Diagonal : segi empat
<br />b. Luas : panjang
<br />c. Tinggi : segi tiga
<br />d. Sudut : tegak lurus
<br />e. Radius : busur
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />5. Test Aritmatik
<br />51. (55 + 30)² =
<br />a. 7175
<br />b. 7125
<br />c. 7225
<br />d. 9025
<br />e. 8025
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />52. 28 adalah berapa persen dari 70
<br />a. 50
<br />b. 40
<br />c. 30
<br />d. 25
<br />e. 20
<br />
<br />Answer: b
<br />
<br />53. V(9/4 x 16/81) =
<br />a. 25/81
<br />b. 4/9
<br />c. 2/3
<br />d. 2 7/9
<br />e. 7/9
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />54. Berapakah 33% dari 163
<br />a. 53,79
<br />b. 54,33
<br />c. 543
<br />d. 5,37
<br />e. 5379
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />55. 2 ¼ : 4/11 =
<br />a. 2 ¼
<br />b. 6 3/16
<br />c. 6 5/8
<br />d. 36/44
<br />e. 97/16
<br />
<br />Answer: b
<br />
<br />56. 3 = berapa persennya 20
<br />a. 0,66
<br />b. 6 2/3
<br />c. 0,15
<br />d. 0,60
<br />e. 15
<br />
<br />Answer: e
<br />
<br />57. 4,036: 0,04 =
<br />a. 1,009
<br />b. 10,9
<br />c. 10,09
<br />d. 100,9
<br />e. 109
<br />
<br />Answer: d
<br />
<br />58. Jika p=2 dan q=3
<br />Serta r=p² + 2pq+q²
<br />Berapakah : pqr ?
<br />a. 150
<br />b. 6/25
<br />c. 5
<br />d. 75
<br />e. 50
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />59. V(23² + 696) =
<br />a. 399
<br />b. 35
<br />c. 1225
<br />d. 625
<br />e. 25
<br />
<br />Answer: b
<br />
<br />60. 0,875 : 1 ¼ =
<br />a. 0,75
<br />b. 0,70
<br />c. 0,68
<br />d. 0,56
<br />e. 0,71
<br />
<br />Answer: b
<br />
<br />61. 0,25² =
<br />a. 0,0025
<br />b. 0,625
<br />c. 0,0625
<br />d. 6,25
<br />e. 0,00625
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />62. 304,09 : 64,7 =
<br />a. 0,407
<br />b. 4,07
<br />c. 4,70
<br />d. 0,47
<br />e. 47
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />63. V(2-0,56) + V(1-0,64) =
<br />a. 1,34
<br />b. 1,70
<br />c. 1,80
<br />d. 1,96
<br />e. 2,01
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />64. Jika p=4 dan 9=3 serta r=(p+2q)/pq
<br />Terapkan : (p+q)/r
<br />a. 8 4/5
<br />b. 8 2/5
<br />c. 70/12
<br />d. 35/6
<br />e. 5 10/12
<br />
<br />Answer: b
<br />
<br />65. V(5100 + 525)
<br />a. 67,6
<br />b. 68,4
<br />c. 75
<br />d. 101,7
<br />e. 75,3
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />6. Test Seri
<br />66. Suatu seri: 100-4-90-7-80 seriselanjutnya :
<br />a. 8
<br />b. 9
<br />c. 10
<br />d. 11
<br />e. 12
<br />
<br />Answer: c
<br />Copy asli dari www.cpnsonline.com
<br />67. Suatu seri: 5-7-10-12 seri selanjutnya :
<br />a. 13
<br />b. 14
<br />c. 15
<br />d. 16
<br />e. 17
<br />
<br />Answer: e
<br />
<br />68. Suatu seri: 2-4-2-4-6-4-6-8-6-8-10-8 seri selanjutnya :
<br />a. 6
<br />b. 7
<br />c. 8
<br />d. 10
<br />e. 11
<br />
<br />Answer: d
<br />
<br />69. Suatu seri: 2-5-7-3-6-8-...-... seri selanjutnya :
<br />a. 5 6
<br />b. 6 7
<br />c. 7 8
<br />d. 6 8
<br />e. 7 9
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />70. Suatu seri: 3-5-8-12 seri selanjutnya :
<br />a. 15
<br />b. 16
<br />c. 17
<br />d. 18
<br />e. 19
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />71. Suatu seri: 14-10-6-13-9-5-12 seri selanjutnya :
<br />a. 5
<br />b. 6
<br />c. 8
<br />d. 9
<br />e. 12
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />72. Suatu seri: 1-2-3-2-4-6-4-8 seri selanjutnya :
<br />a. 12
<br />b. 10
<br />c. 8
<br />d. 6
<br />e. 4
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />73. Suatu seri: 50-40-31-24-18 seri selanjutnya :
<br />a. 16
<br />b. 15
<br />c. 14
<br />d. 13
<br />e. 12
<br />
<br />Answer: d
<br />
<br />74. Suatu seri: 9-5-1-2-10-6-2-3-11-7 seri selanjutnya :
<br />a. 3
<br />b. 4
<br />c. 12
<br />d. 8
<br />e. 7
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />75. Suatu seri: 2-1-2-1-3-3-3-4-4 seri selanjutnya :
<br />a. 3,4,7
<br />b. 4,5,7
<br />c. 5,4,7
<br />d. 6,5,4
<br />e. 7,4,5
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />76. Suatu seri: 13-14-13-14-11-12-11-12-15-16-15-16-13 seri selanjutnya :
<br />a. 11-15-13
<br />b. 12-16-14
<br />c. 14-13-14
<br />d. 14-15-13
<br />e. 13-14-13
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />
<br />77. Suatu seri: 16-5-9-25-6-11-24-7 seris elanjutnya :
<br />a. 9
<br />b. 10
<br />c. 11
<br />d. 12
<br />e. 13
<br />
<br />Answer: e
<br />
<br />78. Suatu seri: 5-6-7-5-6-7-8-5-6-7-8-9 seriselanjutnya :
<br />a. 5-6
<br />b. 7-6
<br />c. 9-10
<br />d. 10-9
<br />e. 12-9
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />79. Suatu seri: 11-19-10-20-9-21-8 seri selanjutnya :
<br />a. 22-7
<br />b. 23-22
<br />c. 7-24
<br />d. 7-22
<br />e. 29-26
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />80. Suatu seri: 3-4-4-5-5-5-6-6-6 seri selanjutnya :
<br />a. 5
<br />b. 6
<br />c. 7
<br />d. 8
<br />e. 9
<br />
<br />Answer: b
<br />
<br />8. Test Logika Number
<br />81. Jika x=1/16 dan y=16%, maka :
<br />a. X>y
<br />b. X<y
<br />c. X=y
<br />d. X dan y tak dapat ditentukan
<br />e. X² >y
<br />
<br />Answer: b
<br />
<br />82. (1/4) dibanding (3/5) adalah
<br />a. 1 berbandig 3
<br />b. 3 berbanding 20
<br />c. 5 berbanding 12
<br />d. 3 berbanding 4
<br />e. 5 berbanding 4
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />83. 2x =64 : 3y =81 maka:
<br />a. X>y
<br />b. X<y
<br />c. X=y
<br />d. X dan y tak bisa ditentukan
<br />e. Xy<y
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />84. Jika x=-(36) dan y=(-3)6 maka
<br />a. X>y
<br />b. X<y
<br />c. X=y
<br />d. X dan y tak bisa ditentukan
<br />e. Xy>y
<br />
<br />Answer: b
<br />
<br />85. Jika a = 2 dan b = -2
<br />X=(a-b)2 dan y=(b-a)2
<br />a. X>y
<br />b. X<y
<br />c. X=y
<br />d. X dan y tak bisa ditentukan
<br />e. 2x<2y
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />86. Jika x=berat total p kotak yang masing-masing beratnya q kg, dan y=berat total q kotak yang masing-masing beratnya p kg, maka :
<br />a. X>y
<br />b. X<y
<br />c. X=y
<br />d. X dan y tidak bisa ditentukan
<br />e. 2x>2y
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />87. Jika sembarang bilangan dan x=3p2–5 dan y=2p2 + 4
<br />a. X>y
<br />b. X<y
<br />c. X=y
<br />d. X dan y tidak bisa ditentukan
<br />e. 2x<2y
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />88. Jika p sembarang bilangan dan x=-3p2+5 dan y= -2p2 + 7
<br />a. X>y
<br />b. X<y
<br />c. X=y
<br />d. X dan y tidak bisa ditentukan
<br />e. 2x>2y
<br />
<br />Answer: b
<br />
<br />89. Jika w,x,y,z adalah 4 bilangan mana diantara yang berikut ini tidak sama dengan w(x+y+z) adalah
<br />a. wx+wy+wy
<br />b. (x+y+z)w
<br />c. wx+(y+z)w
<br />d. wx+x+y+z
<br />e. w(x+z)+wy
<br />
<br />Answer: d
<br />
<br />90. Jika x=(1/63) – (1/69) dan y=(1/65) – (1/67), maka:
<br />a. X>y
<br />b. X<y
<br />c. X=y
<br />d. X dan y tidak bisa ditentukan
<br />e. 2x<2y
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />91. Jika sudut suatu segitiga adalah x, 2x dan 3x derajat dan y=30 derajat, maka
<br />a. X>y
<br />b. X<y
<br />c. X=y
<br />d. X dan y tidak bisa ditentukan
<br />e. 2x>2y
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />92. Jika x=harga 1 kg semen dan y=harga 1 kg paku, maka
<br />a. X>y
<br />b. X<y
<br />c. X=y
<br />d. X dan y tidak bisa ditentukan
<br />e. 2x>2y
<br />
<br />Answer: d
<br />
<br />93. Jika nilai x terletak antara y dan z sedang z<x, maka
<br />a. X>y
<br />b. X<y
<br />c. X=y
<br />d. X dan y tidak bisa ditentukan
<br />e. 2x>2y
<br />
<br />Answer: d
<br />
<br />94. Jika x2-4=0 dan y=2, maka
<br />a. X>y
<br />b. X<y
<br />c. X=y
<br />d. X dan y tidak bisa ditentukan
<br />e. 2x>2y
<br />
<br />Answer: d
<br />
<br />9. Test Logika Aritmatik
<br />95. bambang meninggalkan kota A pukul 06:15 dan sampai di kota B pukul 09:45. Jika dia mengendarai mobilnya dengan kecepatan rata-rata 60km/jam dan dia beristirahat satu jan untuk makan, berapa km jarak A ke B :
<br />a. 210 km
<br />b. 175 km
<br />c. 150 km
<br />d. 135 km
<br />e. 90 km
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />96. Jika sebua bujur sangkar P luasnya 64 dan sisinya = x dan Q adalah sebuah empat persegi panjang, dimana salah satu sisinya 4, dan sisi lainnya y, Bila P=Q, maka:
<br />a. X>y
<br />b. X<y
<br />c. X=y
<br />d. Hubungan x dan y tidak bisa ditentukan
<br />e. X=2y
<br />
<br />Answer: b
<br />
<br />97. Jika seorang berjalan menempuh jarak 2/5km dalam 5 menit, berapa kecepatan rata-rata perjalanan orang tersebut dalam 1 jam?
<br />a. 4 km
<br />b. 4,2 km
<br />c. 0,4 km
<br />d. 4,8 km
<br />e. 2,4 km
<br />
<br />Answer: d
<br />
<br />98. Sebuah salib sumbu siku-siku x dan y dengan titik pusat O, dengan sumbu x+ kearah timur dan y+ kearah utara, diputar dengan titik O sebagai pusat putaran kearah lawan jarum jam. Sehingga sumbu x+ lama dengan sumbu y+ baru membentuk sudut 1200. Berapa derajat besar sudut antara x+ baru dengan sumbu y+ lama?
<br />a. 30
<br />b. 45
<br />c. 60
<br />d. 90
<br />e. 120
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />99. Seorang siswa memperoleh nilai 91,88,86 dan 78 untuk empat mata pelajaran. Berapa nilai yang harus diperoleh untuk mata pelajaran ke lima agar dia memperoleh nilai rata-rata 85?
<br />a. 86
<br />b. 85
<br />c. 84
<br />d. 82
<br />e. 80
<br />
<br />Answer: d
<br />
<br />100. Sebuah bejana berbentuk silinder berisi air 1/3 nya. Jika ditambah air sebanak 3 liter lagi, bejana ini menjadi berisi ½ nya. Berapaliter kapasitas bejana itu?
<br />a. 15
<br />b. 18
<br />c. 24
<br />d. 27
<br />e. 30
<br />
<br />Answer: b
<br />
<br />101. Jika x rupiah dibagi merata kepaa n orang. Setiap orang akan memperoleh bagian Rp.60.000,-. Jika seorang lain bergabung pada kelompok diatas dan jika x rupiah dibagi merata, setiap orang sekarang memperoleh Rp.50.000,-. Berapa rupiah kah x ?
<br />a. 3.000.000
<br />b. 2.500.000
<br />c. 500.000
<br />d. 300.000
<br />e. 250.000
<br />
<br />Answer: d
<br />
<br />102. Jika tabung P tinginya dua kali tinggi Q dan jari-jarinya setengah dari tabung Q, perbandingan isi tabung P terhadap isi tabung Q adalah :
<br />a. 1:4
<br />b. 1:2
<br />c. 1:1
<br />d. 2:1
<br />e. 4:1
<br />
<br />Answer: b
<br />
<br />103. Seorang pedagang menjual sebuah barang dengan harga Rp.80.000,- dan memperoleh laba 25% dari harga beli. Berapa harga beli?
<br />a. 100.000
<br />b. 96.000
<br />c. 64.000
<br />d. 80.000
<br />e. 120.000
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />104. Seorang pekerja dibayar Rp.800,- perjam. Dia bekerja dari pukul 8:00 sampai pukul 16:00. Dia akan dibayar tambahan 50% per jam untuk selewatnya pukul 16:00. Jika dia memperoleh bayaran Rp.8.000,- pada hari itu, pukul berapa dia pulang?
<br />a. 16:20
<br />b. 16:40
<br />c. 17:00
<br />d. 17:10
<br />e. 17:20
<br />
<br />Answer: e
<br />
<br />105. Seorang mahasiswa mengadakan percobaan di laboratorium dan mendapatkan kesimpulan bahwa perbandingan populasi kuman yang bersifat (x) dengan populasi kuman yang tidak bersifat (x) adalah jantan. Berapa perbandingan populasi kuman (x) jantan terhadap populasi kuman seluruhnya?
<br />a. 1/1
<br />b. 5/8
<br />c. 6/13
<br />d. 9/40
<br />e. 15/64
<br />
<br />Answer: e
<br />
<br />9. Test Logika
<br />106. Semua pekerja harus mengenakan topi pengaman. Sementara pekerja mengenakan sarung tangan.
<br />a. Sementara pekerja tidak mengenakan topi pengaman
<br />b. Semua pekerja tidak mengenakan sarung tangan
<br />c. Sementara pekerja mengenakan topi pengaman dan sarung tangan
<br />d. Sementara pekerja tidak mengenakan topi pengaman dan mengenakan sarung tangan
<br />e. Sementara pekerja tidak mengenakan topi pengaman dan tidak mengenakan sarung tangan
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />107. Semua anggota asosiasi profesi harus hadir dalam rapat. Sementara dokter adalah anggota asosiasi.
<br />a. Semua yang hadir dalam rapat adalah dokter
<br />b. Sementara peserta rapat bukan anggota asosiasi profesi
<br />c. Sementara peserta rapat adalah dokter
<br />d. Semua dokter hadir dalam rapat
<br />e. Semua yang hadir bukan dokter
<br />
<br />Answer: c
<br />Copy asli dari www.cpnsonline.com
<br />108. Semua seniman kreatif. Sementara ilmuwan tidak kreatif.
<br />a. Sementara ilmuwan bukan seniman
<br />b. Tidak ada seniman yang ilmuwan
<br />c. Sementara individu yang kreatif bukan seniman
<br />d. Sementara ilmuwan kreatif
<br />e. Semua ilmuwan kreatif
<br />
<br />Answer: d
<br />
<br />109. Tidak semua hipotesis penelitian terbukti benar. Sementara penelitian disertasi tidak menguji hipotesis.
<br />a. Sementara doctor tidak menulis disertasi
<br />b. Sementara hipotesis disertasi tidak terbukti benar
<br />c. Semua hipotesis disertasi terbukti benar
<br />d. Semua hipotesis penelitian terbukti benar
<br />e. Semua doctor, hipotesis disertasinya benar
<br />
<br />Answer: b
<br />
<br />110. Pengendara sepeda motor yang lewat jalan protokol harus mengenakan helm. Sementara murid yang bersepeda motor tidak punya helm.
<br />a. Semua murid tidak boleh lewat jalan protokol
<br />b. Semua murid bersepeda motor boleh lewat jalan protokol
<br />c. Semua murid bersepeda motor tidak boleh lewat jalan protokol
<br />d. Semua murid bersepeda motor harus mengenakan helm
<br />e. Sementara murid bersepeda motor boleh lewat jalan protokol
<br />
<br />
<br />Answer: e
<br />
<br />
<br />BAGI ANDA YANG INGIN LEBIH MENDALAM PEMBAHASAN SOAL-SOAL LATIHAN CPNS DAN LENGKAP
<br />
<br />SILAHKAN KUNJUNGI WEBSITE CPNSONLINE
<br />Htpp://www.cpnsonline.com
<br />
<br />
<br />KUMPULAN SOAL
<br />UJIAN SELEKSI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL
<br />TAHUN 2003
<br />===================================================================
<br /> MATA UJIAN : UMUM
<br /> TINGKAT : SARJANA/DIPLOMA
<br /> HARI/TANGGAL :
<br /> LOKASI WAKTU : 90 MENIT
<br />===================================================================
<br />
<br />PETUNJUK :
<br />Untuk soal nomor 1 sampai dengan nomor 120, pilihlah salah satu jawaban yang saudara anggap paling tepat diantara 5 pilihan yang tersedia.
<br />
<br />I. BIDANG BAHASA INDONESIA
<br />
<br />1. Kata depan yang ditulis secara benar terdapat pada ....
<br />a. bersembunyi dibalik pintu
<br />b. menjilat keatas
<br />c. datang kemari
<br />d. pergi keluar negeri
<br />e. tertera dibawah ini
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />2. Tanda hubung yang digunakan secara benar terdapat pada
<br />a. Adat sopan-santun
<br />b. Muka merah-padam
<br />c. Kaum muda-belia
<br />d. Rumah porak-poranda
<br />e. Penuh kasih-sayang
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />3. Tanda koma yang digunakan secara tepat terdapat pada
<br />a. Terdakwa menurut hakiM, terbukti bersalah.
<br />b. Perusahaan itu bangkrut, karena ulah direktur utamanya.
<br />c. Dia belum berhasil, meskipun sudah bekerja keras.
<br />d. Jika tidak segera diberantas, peredaran narkoba akan semakin merajalela.
<br />e. Pengalaman hidup itu, guru yang baik.
<br />
<br />Answer: d
<br />
<br />4. Huruf kapital yang digunakan secara benar terdapat pada
<br />a. Rancangan Undang-undang itu sedang dibahas.
<br />b. Beberapa Sekolah Dasar di daerah terpencil kekurangan guru.
<br />c. Bahasa Indonesia ditetapkan sebagai Bahasa Negara dalam Undang-Undang Dasar kita.
<br />d. Makalah berjudul “Globalisasi dan Imperialisme”
<br />e. Peng-Indonesiaan istilah asing perlu digalakkan.
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />5. Kata yang tidak cocok digunakan dalam komunikasi tulis resmi terdapat pada ....
<br />a. Mengubah haluan
<br />b. Mengukuhkan jabatan
<br />c. Memantapkan jai diri
<br />d. Menjajaki pendapat umum
<br />e. Bertekat bulat
<br />
<br />Answer: d
<br />
<br />6. Kata sarapan yang cocok digunakan dalam komunikasi tulis resmi terdapat pada ...
<br />a. Azas partal
<br />b. Sikap emosionil
<br />c. Aktifitas anak
<br />d. Segi kognitif
<br />e. Sujut syukur
<br />
<br />Answer: c
<br />Copy asli dari www.cpnsonline.com
<br />7. Sudah saatnya ....peralatan militer kita segera dilakukan.
<br />Kalimat yang tepat untuk melengkapi kalimat di atas adalah....
<br />a. Perlengkapan
<br />b. Kelengkapan
<br />c. Pelengkapan
<br />d. Pemerlengkap
<br />e. pelengkap
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />8. Susunan kalimat yang tidak janggal terdapat pada ....
<br />a. Siapapun yang bersalah, ia harus dihukum.
<br />b. Sesudah berunding selama lima jam, putusan baru dapat diambil.
<br />c. Alasannya adalah karena dia tidak patuh kepada atasan.
<br />d. Selama era pasar bebas yang kuat akan menelan yang lemah.
<br />e. Krisis ekonomi terjadi disebabkan karena korupsI, kolusi, dan nepotisme merajalela.
<br />
<br />Answer: e
<br />
<br />9. Fasilitas jalan masih terus dibangun di Kota Jakarta.Meskipun demikian, kepadatan dan kemacetan lalu lintas selalu terjadisetiap hari, baik pada pagi hari saat warga kota Jakarta dan sekitarnya akan memulai aktivitasnya, maupun sore hari saat mereka pulangke rumahnya.....
<br />Kalimat yang sesuai sebagai kelanjutan paragraf diatas adalah .....
<br />a. Sebelum ada ledakan penduduk di perkotaan dan pemilikan kendaraan pribadi, kota Jakarta masih terasa naman.
<br />b. Upaya yang dilakukan pemerintah daerah selama ini hanya masalah pelebaran jalan dan pembuatan jalan layang.
<br />c. Keadaan seperti itu dapat dijadikan alasan agar sistem transportasi massa di kota Jakarta segera dibangun.
<br />d. Telah diberitakan diberbagai media masA bahwa sistem transportasi massa di kota Jakarta segera dibangun.
<br />e. Hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah keterkaitan sistem transportasi yang terpadu dengan struktur kota Jakarta.
<br />
<br />Answer: e
<br />
<br />10. Para tokoh masyarakat memandang bahwa ide-ide para mahasiswa yang disampaikan kepada pemerintah melalui demontrasi belum direspon secara proporsional. Kata ulang yang semakna dengan kata ulang bercetak miring dalam kalimat di atas adalah ....
<br />a. Sakit-sakit
<br />b. Tinggi-tinggi
<br />c. Duduk-duduk
<br />d. Pikiran-pikiran
<br />e. Pusing-pusing
<br />
<br />Answer: d
<br />
<br />
<br />11. Anak itu menderita sakit akibat kehujanan sepanjang perjalanan menuju ke rumahnya. Kata berimbuhan ke-an pada kata bercetak miring dalam kalimat di atas semakna dengan kata berimbuhan ke –an dalam kalimat .....
<br />a. Kedua pengantin itu merasakan kebahagiaan yang selama ini mereka dambakan.
<br />b. Ledakan bom itu kedengaran sampai ke seluruh lantai gedung.
<br />c. Masalah kemiskinan di Indonesia harus ditangani secara serius.
<br />d. Kemacetan lalu lintas setiap hari terjadi di Jakarta.
<br />e. Petani itu keracunan setelah makan sayuran mentah.
<br />
<br />Answer: e
<br />
<br />12. Pemakaian tanda titik dua dalam kalimat-kalimat berikut yangsesuai dengan Pedoman Umum EYD adalah ...
<br />a. Ayahku sedang mencari: celana, sepatu, dan topi.
<br />b. Dalam rapat itu yang hadir hanya: Mattalata, Faisol, Rogers, dan Rozi.
<br />c. Saya masih memerlukan perabot rumah tangga: meja, almari, dan kursi.
<br />d. Sebentar lagi anak saya akan membeli :radio, jam dinding, dan tas.
<br />e. Fakultas itu mempunai jurusan : Kimia, Geologi, biologi, dan Geodesi.
<br />
<br />Answer: e
<br />
<br />13. Penulisan nama dengan gelar kesarjanaannya yangtepat terdapat dalam contoh....
<br />a. Dr. Valentino Woworuntu, MBA.
<br />b. DR. Lajnah Latifah, M.Pd.
<br />c. Ir. Lois Lalu, MA.
<br />d. I.R. Cordiva Aridho, M.M.
<br />e. DRS. Saddam Husnaeni, SH.
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />14. Penulisan Imbuhan serapan yangsesuai dengan Pedoman Umum EYD terdapat pada contoh kalimat .....
<br />a. Petemun nonformal antara kedua presiden itu akan berlangsung di Istana Bogor.
<br />b. Komunikasi telepon antar kota di Kupang sempat putus karena ada gangguan teknis.
<br />c. Bantuan masyarakat kepada para tuna rungu masih perlu ditingkatkan.
<br />d. Setiap sub-bab dalambuku itu perlu dibaca agar dapat dipahami isina.
<br />e. Pada tahap semi-final Kesebelasan Korea tampak kompak bermain.
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />15. Pemakaian tanda koma dalam kalimat berikut yang tepat adalah .....
<br />a. Mereka, sebenarnya bukan pemain yang berbakat melainkan pemain yang mempunyai kemauan keras.
<br />b. Dia harus membatalkan niatnya pergi ke Paris, karena pesawat yang mau ditumpangi rusak.
<br />c. Para politisi dan pejabat pemerintah, diharapkan bekerja lebih keras agar masyarakat lebih sejahtera.
<br />d. Penghasilan utama daerah jawa barat, adalah padi sedangkan daerah Maluku adalah rempah-rempah.
<br />e. Sebetulnya, tim Indonesia ebih banyak memiliki peluang emas, tetapi karena penyelesainna kurang baik, akhirnya kalah melawan tim Malaysia.
<br />
<br />Answer: e
<br />
<br />Copy asli dari www.cpnsonline.com
<br />16. Rangkaian penulisan kata serapan yang sesuai dengan EYD adalah ...
<br />a. Monarkhi, akhir analisa, autopsi
<br />b. Sekunder, ransliterasi,otopsi, varitas
<br />c. Teknik, khlorida, komplit, materiel
<br />d. Frekwensi, ekstrimis, etletik,grup
<br />e. Komplet, anarki,varietas, pasien
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />17. Di daerahnya, di pelosok kampung, Pak Sembiring terbiasa menggnakan bahasa daerahnya. Ketika dia pindah ke Jakarta, kebiasannya masih saja dipertahankan. Pantaslah banyak orang terdiam atau senyum-senyum jika diajak bicara PakSembiring karena mereka tidakpaham apa yang dikatakannya.
<br />Kebiasaan PalkSemibiring sesuai dengan ilustrasi di atas, tidak sejalan dengan peribahasa...
<br />a. Ibarat kembang, bagus dipakai, layu dibuang.
<br />b. Lain ldang, lain belakang.
<br />c. Ayam hitam terbang malam.
<br />d. Di mana tanah dipijak, di situ langit dijunjung.
<br />e. Berjalan peliharalah kaki, berkata peliharalah lidah.
<br />
<br />Answer: b
<br />
<br />18. Di sini angin pun kecil-kecil dan mengusap wajah kita
<br />Di luar musim pun menyekap dan engahan udara
<br />Menghembus pohon-pohon, membelai-belai wajah kita
<br />Di serambi. Dingin lewat dan berhenti
<br />Bersama langkahku.Bersama bisikan di pusat hatimu...
<br />Angin Kecil-Kecil dan Musim Menyekap Kita, Abdul hadi
<br />
<br />Penggalan puisi diatas menggunakan majas ....
<br />a. Pleonasme
<br />b. Litotes
<br />c. Personifikasi
<br />d. Eufemisme
<br />e. Repetisi
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />19. “Berpuasa sunat itu besar manfaatnya, Rapiah tadi sementara itu wajib benar bagimu memelihara kewarasan tubuhmu. Jangan rupamu secara ini, tinggal kulit pembalut tulang saja”.
<br />Benar sekali badanmu menjadi kurus, Ibu. Tapi bukanlah kurus itu disebabkan oleh berpuasa. Meskipun kurus, tetapi perasaanku kesehatan tubuh tidaklah terganggu.
<br />Salah Asuhan, Abdol Moeis.
<br />Apa amanat yang terungkap dalam penggalan novel di atas?
<br />a. Turutilah nasihat orang tua bila ingin berhasil.
<br />b. Jangan melakukan perbuatan yang akhirnya merugikan diri sendiri.
<br />c. Seorang wanita harus memelihara kecantikannya.
<br />d. Seorang ibu mertua harus menyayangi manantuna.
<br />e. Seorang istri seharusnya dapat menjaga kesehatan dirinya.
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />
<br />20. Tak sampai haatinya hendak meninggalkan Medasing sakit, tiada berdaya seorang diri di rimba itu. Meskipun laki-laki itulah pangkalkemelaratannya, meskipun kepala penyamun yang buas itulah yang menganiaya ayah bundanya, sehinga tak tentu apa jadi mereka sekarang ini, dalam penghidupannya yang aman di tengah-tengah rimba di tengah penyamun-penyamun yang tak mengusiknya itu, dengan tiada setahunnya tumbuh di kalbunya tali perhibungan dengan mereka. Bukan dalam perbuatan mereka yang buas, tetapi dalam perasaan hidup ...
<br />Anak Perawan di Sarang penyamun, STA.
<br />Unsur moral yang terdapat dalam penggalan novel di atas adalah ....
<br />a. Tidak dendam
<br />b. Tanggung jawab
<br />c. Kasih sayang
<br />d. Setia kawan
<br />e. Perhatian
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />2. BIDANG PANCASILA
<br />
<br />21. Ir.Soekarno dalam sidang BPUPKI pertama, mengusulkan rumusan Pancasila yaitu ....
<br />a. Nasionalisme internasional (peri kemanusiaan), mufakat, kesejahteraan sosial dan kutuhanan
<br />b. Nasionalisme, Ketuhanan Yang Maha Esa, perikemanusiaan, kebangsaan Indonesia, mufakat dan kesejahteraan sosial.
<br />c. kesejahteraan sosial, internasionalisme, nasionalisme, peri kemanusiaan dan ketuhanan
<br />d. internasionalisme, nasionalisme, mufakat, demokrasi dan ketuhanan
<br />e. Gotong royong, ketuhanan, kerakyatan, nasionalisme dan demokrasi
<br />
<br />Answer: e
<br />
<br />
<br />22. Pancasila menjadi azas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, setiap warga negara hendaknya....
<br />a. Memahami Pancasila sebagai sumber hukum
<br />b. Memahami Pancasila sebagai dasar negara
<br />c. Berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila
<br />d. Berupaya selalu mempelajari Pancasila
<br />e. Mempelajari hakikat dari Pancasila
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />23. Pancasila sebagai way of life dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat. Dalam hal ini Pancasila memiliki makna sebagai.....
<br />a. Kristalisasi nilai
<br />b. Ciri-ciri warga negara
<br />c. Kepribadian bangsa
<br />d. Karakteristik bangsa
<br />e. Pedoman hidup
<br />
<br />Answer: e
<br />
<br />24. Pancasila tidak mengenal adanya fasisme sebab fasisme bertitik tolak pada ,,,,
<br />a. Pemusatan kekuasaan pada beberapa orang
<br />b. Mengutamakan individualisme radikal
<br />c. Material modern dan individualisme
<br />d. Pemusatan kekuasaan pada satu orang
<br />e. Memaksakan praktek liberalisme
<br />
<br />Answer: b
<br />
<br />25. Fungsi pembukaan UUD 1945 alinea IV, yang mencantumkan dasar negara yang tersusun secara hierarki dan piramida di Indonesia menjadi....
<br />a. Filter bagi masuknya budaya asing
<br />b. Sumber budaya bangsa
<br />c. Petunjuk pelaksanaan peraturan
<br />d. Sumber hukum yang berlaku
<br />e. Ciri dan karakteristik bangsa
<br />
<br />Answer: e
<br />
<br />26. Keunggulan demokrasi Pancasila dalam setiap pengambil keputusan ialah...
<br />a. Hasil keputusan harus dapat dipertanggungjawabkan
<br />b. Kepentingan tiap individu didahulukan
<br />c. Pengambil keputusan oleh pimpinan rapat
<br />d. Keputusan diambil melalui musyawarah mufakat
<br />e. Masalahharus diselesaikan dengan hati-hati
<br />
<br />Answer: d
<br />
<br />27. Konsekuensi dari hubungan kausial organis antara Pancasila, Pembukaan UUD 1945, dan baang Tubuh UUD 1945 yang tidak dapat dipisahkan ialah ....
<br />a. tiap pasal atidak boleh saling bertentangan
<br />b. nilai Pancasila harus ada dalam tiap pasal
<br />c. tipa unsur tersebut harus saling mengisi
<br />d. batang tubuh merupakan penjelasan Pancasila
<br />e. UUD harus merangkum sila-sila pad Pancasila
<br />
<br />Answer: c
<br />Copy asli dari www.cpnsonline.com
<br />28. Manakah pernyataan dibawah ini yangsesuai dengan sila ke-2 Pancasila?
<br />a. Kaum pria memiliki derajat yang lebih tinggi.
<br />b. Pemimpin dan pemuka masyarakat berkedudukan lebih tinggi.
<br />c. Manusia mempunyai derajat dan martanat yangsama.
<br />d. Kedudukan seseorang ditentukan oelh yang dimilikinya.
<br />e. Kedudukan seseorang ditentukan pleh perbuatannya.
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />29. Perwujudan hak asasi manusia dalam kehidupan berbangsa dapat dilihat dalam bentuk .....
<br />a. Menentukan sistem perekonomian
<br />b. Menentukan kerjasama dengan bangsa lain
<br />c. Mengakui kebebasan beragama
<br />d. Menentukan ketertiban lingkungan
<br />e. Menyatakan pendapat dan berorganisasi
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />30. Mana yang terkandung pada nilai patriotisme dalam kehidupan berbangsa adalah....
<br />a. Selalu berjuang untuk kepentingan negara
<br />b. Selalu menentang pada negara penjajah
<br />c. Rela berkorban untuk kepentingan keluarga
<br />d. Selalu mengupayakan persatuan bangsa
<br />e. Mau menyumbangkan harta untuk masyarakat
<br />
<br />Answer: b
<br />
<br />31. Kedudukan Dewan Perwakilan Rakyat, menurut UUD 1945, kuat karena
<br />a. Berhak menentapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
<br />b. Sekuruh anggota DPR merangkap menjadi anggota DPR
<br />c. Setiap undang-undang menghendaki persetujuan DPR
<br />d. Merupakan mitra Presiden di bidang legislatif
<br />e. Turut serta meratifikasi perjanjian internasional
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />32. Salah satu perbedaan prinsipil antara orde reformasi dengan orde sebelumnya adalah ....
<br />a. DPR bersidang sekurang-kurangnya sekali dalam setahun
<br />b. Aspirasi rakyat langsung dapat disampaikan
<br />c. Presiden dibantu oleh badan nondepartemen
<br />d. Presiden dibantu oleh menteri negara
<br />e. DPR dan MPR bersifat dua kamar
<br />
<br />Answer: b
<br />
<br />33. Suasana kebatinan atau cita-cita hukum dasar negara Ri terangkum dalam ...
<br />a. Pidato kenegaraan Presiden menjelang 17 Agustus
<br />b. Berbagai konvensi dan jurisprudensi yang berlaku
<br />c. Peraturan perundang-undangan yang telah berlaku
<br />d. Empat pokok pikiran Pembukaan UUD 1945
<br />e. Ketetapan dan keputusan MPR/MPRS
<br />
<br />Answer: d
<br />
<br />34. Di Pembukaan UUD 1945 tercantum tujuan negara, yaitu “ .....melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia ...”
<br />Hal ini menunjukkan bangsa Indonesia menganut sistem dalam arti .....
<br />a. Negara hukum demokrasi
<br />b. Negara kepolisian dan jaksa
<br />c. Negara hukum kesejahteraan
<br />d. Begara sebagai penjaga malam
<br />e. Negara hukum dalam arti terbatas
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />35. Pada amandemen keempat UUD 1945, pasal 29, tekah disepakati ...
<br />a. Penjelasan lebih rinci
<br />b. Adanya penambahan ayat
<br />c. Perubahan hanya pada ayat (1)
<br />d. Perubahan hanya pada ayat (2)
<br />e. Telah mengambil perubahan
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />36. Cita-cita nasional bangsa Indonesia yang memberi corak kepada politik luar negeri Indoensia yang bebeas dan aktif tercantum dalam Pembukaan UD 1945, yaitu ..
<br />a. Menjaga keteriban dunia
<br />b. Mengirimkan pasukan kewilayah konflik
<br />c. Menentang penyerangan sepihak oleh AS
<br />d. Mendukung penyelenggaraan hubungan bilateral
<br />e. Kemerdekaan adalah hak segala bangsa
<br />
<br />Answer: e
<br />
<br />37. Contoh pelaksanaan politik luar negeri yang bebas dan aktif berdasarkan Pancasila adalah ...
<br />a. Ikut campur dan memihak salah satu blok
<br />b. Pengiriman pasukan perdamaian ke wilayah konflik
<br />c. Memberi bantuan senjata kepada negara yang bertikai
<br />d. Menghimpun negara sepaham dan seidologi
<br />e. Organisasi ekonomi yang eropa sentris
<br />
<br />Answer: b
<br />
<br />38. Bangsa Indonesia tidak dapat berdiam diri terhadap peristiwa-peristiwa internasional yang membuat suatu negara terpuruk karena ...
<br />a. Indonesia merupakan anggota PBB yang ke 50
<br />b. Pemerintah Indonesia memiliki kedaulatan yang sah
<br />c. Bangsa Indonesia adalah bagian mutlak dar bangsa-bangsa di dunia
<br />d. UUD 1945 mengamanatkan agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang kuat
<br />e. Keberhasilan pembangunan bangsa Indonesai sangat bergantung pada dunia internasioanl
<br />
<br />Answer: e
<br />
<br />39. Karena nilai dasar Pancasila tetap tidak mengalami perubahan, maka Pancasila tergolong pada ideologi yang ...
<br />a. Kaku
<br />b. Terbuka
<br />c. Inovatif
<br />d. Progresif
<br />e. Kontemporer
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />40. Fungsi filsafat Pancasila dalam hubungan dengan ideologi-ideologi di dunia adalah sebagai ....
<br />a. Perbandingan perkembangan ideologi
<br />b. Penyaringan masuknya ideologi asing
<br />c. Perpaduan filsafat dan ideologi
<br />d. Perebutan hegemoni filsafat
<br />e. Unsur ideologi setiap bangsa
<br />
<br />Answer: b
<br />
<br />III. BIDANG TATA NEGARA
<br />
<br />41. Pengakuan de jure dari suatu negara terhadap negara yang lain ditandai oleh ...
<br />a. Bantuan diplomasi
<br />b. Kerja sama militer
<br />c. Hubungan diplomatik
<br />d. Kunjungan kepala negara
<br />e. Bantuan ekonomi
<br />
<br />Answer: b
<br />
<br />42. Dilihat dari segi tujuannya, negara kepolisian bertujuan ...
<br />a. Meningkatkan kesejahteraan
<br />b. Mewujudkan ketertiban
<br />c. Memelihara kekuasaan
<br />d. Menjamin keamanan
<br />e. Mempertahankan persatuan
<br />
<br />Answer: b
<br />
<br />43. Corak negara yang menganut ideologi fasisme mengutamakan ...
<br />a. Kesejahteraan bersama
<br />b. Kemakmuran rakyat
<br />c. Keadilan sosial
<br />d. Ketentraman masyarakat
<br />e. Kekuasaan negara
<br />
<br />44. Ciri khas negara kesatuan adalah ...
<br />a. Kepala negaranya adalah seorang presiden
<br />b. Kekuasaan asli ada pada pemerintah pusat
<br />c. Warga negara mudah berpindah domisili
<br />d. Adanya konstitusi yang tertulis
<br />e. Kepala negaranya dipilih oleh rakyat
<br />
<br />Answer: b
<br />
<br />45. paabila didasarkan pada ajaran Trias Politika, yang dikenal dengan teori pemisahan kekuasaan negara, maka penetapan APBN menurut UUD 1945 merupakan campur tangan...
<br />a. Presiden dalam kekuasaan Dewan Perwakilan Rakyat
<br />b. Dewan Perwakilan Rakyat dalam kekuasaan presiden
<br />c. Presiden dalam kekuasaan Mahkamah Agung
<br />d. Mahkamah Agung dalamkekuasaan Presiden
<br />e. DPR dalam kekuasaan Mahkamah Agung
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />46. Jika dibandingkan dengan kabinet parlementer kelebihan kabinet presidentil adalah dalam hal...
<br />a. Pembentukan kabinet sangat demokratis
<br />b. Jalannya pemerintahan lebih setabil
<br />c. Para menteri bertanggung jawab secara kolektif
<br />d. Para meneri dapat diganti sewaktu-waktu
<br />e. Pemerintahan lebih mencerminkan aspirasi rakyat
<br />
<br />Answer: b
<br />
<br />47. Dibandingkan dengan berbagai norma sosial lainnya, sanksi norma kesopanan bersumber dari ...
<br />a. Hati nurani
<br />b. Masyarakat
<br />c. Tuhan
<br />d. Lembaga sosial
<br />e. Negara
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />48. Berikut ini,hal yang termasuk dalam bidang hukum privat adalah ...
<br />a. Melanggar perjanjian
<br />b. Penggelapan barang
<br />c. Hubungan antara daerah
<br />d. Pelanggaran hukum
<br />e. Pembunuhan berencana
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />49. Untuk menarik hati rakyat Indonesia Jepang membentuk dan melantik badan Penyidik Usaha Persiapan kemerdekaan Indonesia pada tanggal ..
<br />a. 8 Maret 1942
<br />b. 8 September 1943
<br />c. 29 April 1945
<br />d. 29 Mei 1945
<br />e. 14 Agustus 1945
<br />
<br />Answer: e
<br />
<br />50. norma pertama dalam tata hukum Indonesia adalah ...
<br />a. Dekrit Presiden
<br />b. Proklamasi Kemerdekaan
<br />c. Ketetapan MPR
<br />d. Pembukaan UUD 1945
<br />e. Pancasila
<br />
<br />Answer: d
<br />
<br />51. Hubungan antara pancasila dan Prokolamasi Kemerdekaan adalah ...
<br />a. Pancasila memberi motivasi perjuangan kemerdekaan
<br />b. Pancasila menjadi dasar perumusan Teks Proklamasi
<br />c. Teks Proklamasi dirumuskan bersamaan dengan Pancasila
<br />d. Proklamasi Kemerdekaan menjadi dasar berlakunya Pancasila
<br />e. Nilai Pancasila dan Proklamasi Kemerdekaan adalah sama
<br />
<br />Answer: d
<br />
<br />52. Menurut Pasal 14 ayat (1) UUD 1945 hasil perubahan pertama, dalam hal memberi grasi dan rehabilitasi, Presiden perlu memperhatikan pertimbangan dari ....
<br />a. MPR
<br />b. Dewan Perwakilan Rakyat
<br />c. Mahkamah Agung
<br />d. Menteri Kehakiman
<br />e. Dewan Pertimbangan Agung
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />53. Berdasarkan UUD 1945, anggota Badan Pemeriksa Keuangan dipilih oleh ....
<br />a. Presiden dengan memperhatikan pertimbangan DPR
<br />b. DPR dengan memperhatikan usul dari pemerinah
<br />c. Presiden dengan memperhatikan pendapat DPD
<br />d. DPR dengan meperhatikan pertimbangan DPD
<br />e. Presiden dengan memperhatikan perimbangan DPD
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />54. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat menurut UUD 1945 mempunyai hak interpelasi, yakni hak untuk ....
<br />a. Bertanya kepada Pemerintah
<br />b. Melakukan penyelidikan
<br />c. Melakukan perubahan terhadap RUU
<br />d. Mengawasi jalannya pemerintahan
<br />e. Ikut serta menetapkan APBN
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />55. Berdasarkan UUD 1945, Mahkamah Agung hanya mempunyai hak menguji formil terhadap peraturan perundang-undangan yang berupa ....
<br />a. Undang-undang
<br />b. Peraturan pemerintah
<br />c. Keputusan presiden
<br />d. Keputusan menteri
<br />e. Peraturan derah
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />56. Menurut Pasal 24 ayat (1) UUD 1945, Mahkamah Konstitusi anatar lain mempunyai kewenangan .....
<br />a. Memberhentikan ketua MPR
<br />b. Memberhentikan ketua DPR
<br />c. Memberhentikan presiden
<br />d. Membuat partai politik
<br />e. Mengubah undang-undang dasar
<br />
<br />57. Desentralisasi sebagai salah satu asas yang dianut dalampenyelenggaraan pemerintahan di daerah maknanya adalah ....
<br />a. Penugasan dari pemerintah kepada daerah untuk melaksanakan tugas tertentu
<br />b. Penyerahan kewenangan kepada derah untuk mengurus rumah tangganya sendiri
<br />c. Pendelegasian kewenangan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah
<br />d. Pelimpahan tugas kepada daerah untuk mengurus dan melaksanakan pemerintahan
<br />e. Pembagian tugas pemerintahan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />58. Salah satu hal yang menjadi kewenangan pemerintah pusat menurut Undang-undang No.22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah adalah ...
<br />a. Industri dan perdagangan
<br />b. Penanaman modal
<br />c. Pemberdayaan sumber daya alam
<br />d. Pekerjaan umum
<br />e. Pendidikan dan kebudayaan
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />59. Berikut ini merupakan asas-asas yang dianut PP, KECUALI ,,,,
<br />a. Persamaan kedaulatan antara semua anggota
<br />b. Memenuhi kewajiban dengan itikad baik
<br />c. Menyelesaikan persengketaan dengan cara damai
<br />d. Menjauhi penggunaan ancaman dan kekerasan
<br />e. Mencampuri urusan suatu negara demi kepentingan besama
<br />
<br />Answer: e
<br />
<br />60. Organ utama PBB yang berfungsi membuat rekomendasi entang prinsip kerja sama internasional dalam rangka memelihara perdamaian dan keamanan internasional adalah ...
<br />a. Dewan Keamanan
<br />b. Majelis Umum
<br />c. Dewan Perwalian
<br />d. Sekretarit
<br />e. Dewan Ekonomi dan Sosial
<br />
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />IV. BIDANG SEJARAH
<br />
<br />61. Dunia Melayu, yaitu Riau, malaka, dan daerah sekitarnya sangat beruntung dilihat dari sudut internasional karena....
<br />a. Letak geografis yang dipengaruhi angin musim
<br />b. Tedapat beberapa keseltanan dikedua tepi Selat Malaka
<br />c. Penggunaan mata uang yang sama
<br />d. Agama yang sama
<br />e. Penggunaan bahasa yang sama
<br />
<br />Answer: e
<br />
<br />62. Kedatangan bangsa-bangsa baik dari Asia Barat, Asia Selatan maupun Asia Timur ke Kepulauan Indonesia sejak abad X adalah karena antara lain lada yang dihasilkan di Sumatera dan Jawa Barat, juga di ....
<br />a. Jawa Tengah
<br />b. Kalimantan Selatan
<br />c. Kalimantan Timur
<br />d. Jawa Timur
<br />e. Sulawesi Selatan
<br />
<br />Answer: e
<br />
<br />63. rempah-rempah yang sulit diperoleh di Eropa pada abad ke-15, ke-16, dan ke-17 membuat orang-orang Eropa ingin membelinya sendiri dari tempat-tempat penghasilannya. Hal ini menimbulkan persaingan antara orang-orang Eropa sendiri antara lain yang terjadi di Banten antara orang-orang Belanda dan ....
<br />a. Orang-orang Spanyol
<br />b. Orang-orang Portugis
<br />c. Orang-orang Perancis
<br />d. Orang-orang Italia
<br />e. Orang-orang Inggris
<br />
<br />Answer: b
<br />
<br />64. Pembentukan Oost-Indische Compagnie pada tahun 1602 dimaksudkan agar dalam perdagangan rempah-rempah di Kepulauan Indonesai, pedagang-pedagang Belanda dapat menghadapi bersama...
<br />a. Pedagang-pedagang Spanyol
<br />b. Para pedagang Cina
<br />c. Para perampok
<br />d. Maslah-masalah yang muncul lebih terpadu
<br />e. Persaingan antar pedagang Belanda sendiri
<br />
<br />Answer: e
<br />
<br />65. Untuk melindungi perdagangan, VOC diberi ....
<br />a. Keleluasaan membuat kapal-kapal perangnya sendiri
<br />b. Hak octrooi
<br />c. Keleluasaan mengekspor rempah-rempah ke pasar Eropa
<br />d. Armada dengan tentara sewaan yang kuat
<br />e. Izin untuk meberlakukan Punale Sanctie
<br />
<br />Answer: d
<br />
<br />66. Jatuhnya kerajaan-kerajaan besar di Indonesia seperti Gowa, Mataram, Banten, dan Aceh yang berlangsung dari sekitar 1680 hingga 1750 ke tangan Belanda menandai awal dari...
<br />a. Hancurnya perdagangan rempah-rempah
<br />b. Mulai terciptanya kesatuan wilaah di Indonesia
<br />c. Pendidikan barat masuk ke Indonesia
<br />d. Munculna perlawanan terhadap kekuasaan Belanda
<br />e. Berakhirnya pengaruh Portugis di Indonesia
<br />
<br />Answer: d
<br />
<br />67. Raja Bone, Arum Pone, menolak menyerahkan wilayah-wilayah kekuasaannya, setelah Inggris meninggalkan Indonesia pad tahun 1816, karena ia menganggap ...
<br />a. Kerajaannya adalah kerajaan merdeka
<br />b. Kedudukannya sama dengan Belanda
<br />c. Belanda selalu memeras
<br />d. Belanda ingin menguasai secara mutlak
<br />e. Belanda tidak pernah menepati janji
<br />
<br />Answer: d
<br />
<br />68. Pada tahun 1830 pemerintah Belanda menghadapi kekurangan dana untuk menjalankan kegiatannya di Hindia Belanda karena....
<br />a. Keikutsertaannya dalam perang yang terjadi di Eropa
<br />b. Harus memberi sumbangan kepada perancis yang menjadi sekutu
<br />c. Perang Diponegor yang menelan biaya besar
<br />d. Kerugian yang dialami karena banjir besar yang melanda Belanda yang berada di bawah permukaan laut
<br />e. Harus memberi dukungan finansial kepada Inggris yang membantunya melawan Perancis
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />69. Munculnya kesadaran berbangsa di kalangan penduduk Indonesia didorong mula-mula oleh ...
<br />a. Kaum intlektual Belanda
<br />b. Kaum intlektual Indonesia
<br />c. Para ulama
<br />d. Para musyafir
<br />e. Para pedagang
<br />
<br />Answer: b
<br />
<br />70. Salah satu sumbangan yang diberikan Sumpah Pemuda adalah ...
<br />a. Memberi penghargaan kepada tradisi etnik
<br />b. Meningkatkan kesadaran berbangsa
<br />c. Saling menghargai di kalangan suku-suku bangsa
<br />d. Kesadaran akan kemampuan bangsa sendiri
<br />e. Kesadaran akan kebhinekaan
<br />
<br />Answer: b
<br />
<br />71. Jepang pada dasawasa 20 dan 30 abad ke-20 sudah mempunyai perhatian sangat besar terhadap Hindia Belanda karena menganggap potensi yang dimiliki wilayah ini sangat penting.Potensi-potensi itu antara lain adalah ...
<br />a. Perkebunan-perkebunan
<br />b. Tanaga manusia
<br />c. Hasil tambang
<br />d. Hasil laut
<br />e. Hasil pertanian
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />72. Indonesia ternyata bukan wilayah kecil bagi yentara pendudukan Jepang pada waktu Perang Dunia II. Oleh sebab itu, wilayah ini dibagi atas dua bagian untuk diperintah, yaitu bagian timur dan bagian barat, Bagian barat Indonesia dikuasai oleh .....
<br />a. Kami Kase
<br />b. Angkatan Darat
<br />c. Angkatan Lau
<br />d. Angkatan Udara
<br />e. Kempe tai
<br />
<br />73. Untuk mempertahankan kedaulatan Republik Indonesia pada tanggal 23 Agustus 1945 Presiden Soekarno mengumumkan berdirinya tiga abadan baru, yaitu ..
<br />a. KNPI
<br />b. KNIP
<br />c. KNI
<br />d. KPIR
<br />e. KNRI
<br />
<br />Answer: b
<br />
<br />74. Setelah Indonesia merdeka dan memeperoleh pengakuan internasional, ternyata masalah-masalah yang dihadapi belumberakhir, terutama masalah konstitusi. Pada tahun 1950, setelah terbentuk negara kesatuan, UUD Sementara yag digunakan pada hakikatnya merupakan UUD ...
<br />a. Hindia Belanda dengan beberapa perubahan
<br />b. Negara Indonesia Timur dengan beberapa perubahan
<br />c. 1945 yang disempurnakan
<br />d. RIS dengan beberapa perubahan
<br />e. Baru yang direncanakan KNI
<br />
<br />Answer: a
<br />Copy asli dari www.cpnsonline.com
<br />75. Badan yang diharpakan dapat membuat konstitusi baru setelah pemilihanumumpertama adalah konstituante. Namun, badan ini ternyata gagal, sehinga UUD Sementara tetap diberlakukan sampai Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit 5 Juli 1959. Masalah yang dihadapi konstituante adalah ..
<br />a. Para anggota tidak ahli
<br />b. Terlalu banyak partai
<br />c. Tidak ada batas waktu
<br />d. Partai-partai kecil tidak dapat bersuara
<br />e. Partai-partai besar mendominasi perdebatan
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />76. Dampak kegagalan konstituante dan pemberontakan-pemberontakan di beberapa daerah Indonesia membuat Letnan Jenderal Nasution mengeluarkan peraturan tanggal 3 Juni 1959 yang ....
<br />a. Melarang kegiaan politik
<br />b. Mengadakan mutasi
<br />c. Mengurangi jumlah partai
<br />d. Melarang partai sosialis Indonesia
<br />e. Melarang partai Masyumi
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />
<br />77. Kabinet Ali Sastroamidjojo adalah kabinet yang menonjol dalam ofensif diplomasi. Ia mengadakan kerjasama dengan negara-negara asing berdasarkan prinsip....
<br />a. The right to be free
<br />b. The right of self determination
<br />c. Human rights
<br />d. Right to have education
<br />e. Good neighbour policy
<br />
<br />78. Indonesa menjadi anggota negara-negara nonblok karena i ngin netral dalam percaturan dua negara adikuasa, Amerika Serikat dan Rusia. Kedua negara itu setelah Perang Dunia II terlibat dalam ....
<br />a. Perang ideologi
<br />b. Perlombaan persenjataan
<br />c. Persaingan ekonomi global
<br />d. Ofensif politik
<br />
<br />Answer: b
<br />
<br />79. Pada dekade terakhir abad ke-20 Indonesia mengalami beberapa kali pergantian kepala negara. Kepala Negara pertama-tama ditumbangkan dianggap telah ....
<br />a. Mempengaruhi tentara untuk melindungi kepentingannya
<br />b. Tidak mampu lagi karena usia
<br />c. Membawa krisis ekonomi bagi RI
<br />d. Memberi janji-janji kosong untuk menyengsarakan rakyat
<br />e. Dipengaruhi oleh IMF dan WHO
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />80. Kemajuan komunikasi yang canggih sebagai hasil kemajuan iptek telah meningkatkan konsumerisme melalui ...
<br />a. Sinetron
<br />b. Penawaran barang mewah
<br />c. Iklan dalam media elektronik
<br />d. Film
<br />e. Kuis
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />8. BIDANG KEBIJAKSANAAN PEMERINTAH
<br />
<br />81. Pemerintah telah menetapkan kebijakan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun. Yang dimaksud pendidikan dasar 9 tahun adalah .....
<br />a. Pendidikan yang terdiri dari prasekolah, SD, dan SLTP
<br />b. Pendidikan tingkat SLTP 3 tahun yang dihapus dan diintegrasikan menjadi SD tahun
<br />c. Pendidikan tingkat SD 6 tahun dan SLTP 3 tahun
<br />d. Pendidikan pada tingkat SD yang diperpanjang menjadi 9 tahun
<br />e. Pendidikan SD dan SLTP yang sama-sama menjadi 9 tahun
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />82. Menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan melalui jalur dan jenjang yang tersedia. Yang dimaksud jalur pendidikan adalah jalur pendidikan ....
<br />a. Sekolah dan luar sekolah
<br />b. Formal dan informal
<br />c. Umum dan kejuruan
<br />d. Dasar, menengah, dan tinggi
<br />e. Umum dan kedinasan
<br />
<br />Answer: b
<br />
<br />83. GBHN 199-2004 tlah mengamanatkan terselengaranya pemilu secara lebih demokratis pada tahun 2004 yang dilaksnakan oleh sebuah badan penyelenggara pemilu yang independen dan nonpartisan, yaitu....
<br />a. Komisi pemiihan umum
<br />b. Lembaga pemilihan umum
<br />c. Badan pemilihan umum
<br />d. Biro pemilihan umum
<br />e. Pelksanaan pemilihan umum
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />84. Sistem pemerintahanpresidential mengatur hubungan antara presiden dengan DPR, yaitu ....
<br />a. Presiden dapat membubarkan DPR
<br />b. Presiden dan DPR tidak dapat saling menjatuhkan
<br />c. Presiden dapat menganti anggota DPR
<br />d. Presiden dapat diberhentikan oleh DPR
<br />e. Presiden dapat me-recall anggota DPR
<br />
<br />85. Ciri utama sistem ekonomi kerakyatan adalah penegakan prinsip keadilan dan demokrasi disertai kepedulian ...
<br />a. Terhadap peningkatan ekspor
<br />b. Terhadap tenaga wanita
<br />c. Terhadap yang lemah
<br />d. Menghadapi globalisasi
<br />e. Terhadap pertahanan nasional
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />86. kosong
<br />
<br />87. Untuk menanggulangi banyaknya tenaga kerja yang menganggur dan setengah menganggur, salah satu jalan keluarnya ialah dengan ....
<br />a. Memperbaiki sektor industri
<br />b. Memperluas kesempatan kerja
<br />c. Memperluas pendidikan
<br />d. Memanfaatkan sumber daya alam
<br />e. Meminta bantuan luar negeri
<br />
<br />Answer: b
<br />
<br />88. Sasaran perbaikan struktur politik yang demokratis pada intinya ialah adanya keseimbangan, adanya penigkatan kinerja lembaga-lembaga negara, serta adanya ...
<br />a. Pemisahan kekuasaan secar tegas
<br />b. Pengawasan yang ketat
<br />c. Kebebasan pers
<br />d. Kemauan pimpinan nasional
<br />e. Dominasi partai politik
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />89. Indonesia perlu membina kerjasama internasional dalam upaya memberantas kejahatan lintas batas. Hal itu dapat dilakukan melalui perluasan ....
<br />a. Zona perairan bebas
<br />b. Perjanjian tentang perbatasan negara
<br />c. Tugas interpol
<br />d. Hukum laut
<br />e. Perjanjian ekstradisi
<br />
<br />Answer: e
<br />
<br />90. Pemilihan umum yang dilaksanakan di Indonesia selama Orde Baru memiliki asas langsung, umum, bebas dan rahasia, sedangkan pada masa reformasi (pemilu1999) termasuk juga asas
<br />a. Kebesamaan
<br />b. Semua untuk semua
<br />c. Efektif dan efisien
<br />d. Jujur dan adil
<br />e. Bertanggung jawab
<br />
<br />Answer: d
<br />
<br />91. Pendidikan dasar berbeda degan sekolah dasar karena pendidikan dasar mencakup ...
<br />a. TK dan SD
<br />b. SD dan SMP
<br />c. SD, SLTP, MI dan MTs
<br />d. SD, SMP, dan SMU
<br />e. TK, SD dan SMp
<br />
<br />Answer: d
<br />
<br />92. Konsep school/community based management yang mulai dilaksanakan di Indonesia sekarang ini adalah manajemen pendidikan yang diprogramkan untuk ...
<br />a. Prasekolah dan pendidikan dasar
<br />b. Pendidikan tinggi
<br />c. Pendidikan menengah dan tinggi
<br />d. Pendidikan dasar dan menengah
<br />e. Sekolah dasar dan menengah
<br />
<br />Answer: d
<br />
<br />93. Pendidikan luar sekolah (PLS) sangat penting diselenggarakan di Indonesia terutama berkenaan dengan banyaknya warga negara yang berusia 10-44 tahun masih ....
<br />a. Belum mampu mendapatkan pekerjaan
<br />b. Buta pengetahuan dasar
<br />c. Tergolong warga negara tidak mandiri
<br />d. Mengalami sikap rendah diri
<br />e. Buta aksara latin dan angka
<br />
<br />Answer: e
<br />
<br />94. Pada dasarnya Indonesia adalah salah satu tujuan wisatwan mancanegara karena Indonesia memiliki selain sumber daya keragaman budaya dan seni juga memiliki ...
<br />a. Letak yang strategis
<br />b. Banyak pulau
<br />c. Alam/pesona alam
<br />d. Keaslian budaya
<br />e. Penduduk yang ramah
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />95. Berdasarkan UU tentang Pemerintahan Derah (UU No.22 tahun 1999),pemerintahan Derah yang terkecil adalah desa,pemerintahan desa terdiri atas pemerinahan desa dan ...
<br />a. Badan konsulasi desa
<br />b. Badan permusyawaratan desa
<br />c. Badan rembug desa
<br />d. Badan perwakilan desa
<br />e. Badan kekeluargaan desa
<br />
<br />Answer: d
<br />
<br />96. Penyelenggaraan pemerintah dengan otonomi berdasarkan pada asas ...
<br />a. Dekonsentrasi
<br />b. Desentralisasi
<br />c. Medebewin
<br />d. Sentralisasi
<br />e. konsentrasi
<br />
<br />Answer: b
<br />
<br />97. Jakarta merupakan suatu Daerah Khusus Ibu Kota dengan penataan pemerintahannya secara khusus karena memiliki kekhususan, antara lain sebagai ....
<br />a. Pusat pemerintahan negara
<br />b. Pusat industri tinggi
<br />c. Kota yang paling tua
<br />d. Daerah tujuan wisata
<br />e. Kota modern
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />98. Indonesia kaya akan sumber daya alam apabila dibandingkan dengan yang dimiliki oleh Jepang, tetapi kita kalah dengan Jepang dalam hal kualitas sumber daya ....
<br />a. Teknologi
<br />b. Generasi muda
<br />c. Perempuan
<br />d. Industri
<br />e. Manusia
<br />
<br />Answer: e
<br />
<br />99. Hutan Indonesia dikhawatirkan akan semakin mengalami kerusakan parah terutama karena ulah pemegang HPH, penebangan liar, dan karena ...
<br />a. Permintaan pabrik kertas
<br />b. Meningkatnya industri tripleks
<br />c. Terjadinya penyelundupan
<br />d. Kemarau panjang
<br />e. Kebakaran hutan
<br />
<br />Answer: e
<br />
<br />100. Sistem pertahanan dan keamanan Indonesia mengalami perubahan substansial, yakni TNI sebagai kekuatan pertahanan negara, sedangkan Polri sebagai kekuatan dengan fungsi ...
<br />a. Sosial kemasyarakatan
<br />b. Menjaga hukum dan keadilan
<br />c. Pengendalian mumum
<br />d. Keamanan dan ketertiban masyarakat
<br />e. Penyidikan dan keamanan publik
<br />
<br />
<br />Answer: d
<br />
<br />10. BIDANG GBHN
<br />
<br />101. Berdasarkan Ketetapan MPR No.IV/MPR/1999, Garis-garis Besar Haluan negara diberi pengertian ....
<br />a. Perwujudan aspirasi rakyat Indonesia berhubungan dengan masa depannya
<br />b. Pernyataan kehendak rakyat yang menyeluruh danterpadu sebagai haluan negara
<br />c. Haluan negara yang dirumuskan sebagai kebijaksanaan pembangunan nasional
<br />d. Landasan pembangunan dalam Garis-garis besar untuk jangka waktu 5 tahun
<br />e. Pernyataan kehendak rakyat yang mencita-citakan kehidupan yangadil dan makmur
<br />
<br />Answer: b
<br />
<br />102. Maksud perumusan GBHN seperti yang dinyatakan dalam Ketetapan MPR No.IV/MPR/1999 adalah ...
<br />a. Mempercepat tercapainya tujuan pembangunan
<br />b. Memberikan arah bagi penyelenggaraan negara
<br />c. Meletakkan dasar terwujudnya stabilitas nasional
<br />d. Memberikan pedoman pelaksanaan pembangunan
<br />e. Menjadi panduan dalam perumusan kebijakan publik
<br />
<br />Answer: d
<br />
<br />103. Visi pembangunan nasional seperti dirumuskan dalam GBHN adalah terwujudnya masyarakat Indonesia yang damai, demokratis, berkeadilan, berdaya saing, maju dn sejahtera, yang didukung manusia Indonesia yang memiliki karakteristik sebagai berikut, KECUALI.....
<br />a. Berakhlak mulia
<br />b. Cinta tanah air
<br />c. Berkesadaran hukum
<br />d. Berwawasan global
<br />e. Memiliki etos kerja
<br />
<br />Answer: d
<br />
<br />104. Salah satu misi pembangunan menurut GBHN adalah penegakan kedaulatan rakyat dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara. Implementasi dalam bidang pendidikan dilapangan yang sesuai sebagai perwujudan misi tersebut terutama ....
<br />a. Peningkatan disiplin belajar
<br />b. Pembebasan uang sekolah
<br />c. Penegrian lembaga pendidikan
<br />d. Konsep globalisasi pendidikan
<br />e. Manajemen berbasis sekolah
<br />
<br />Answer: e
<br />
<br />105. Program pembangunan nasional memuat ...
<br />a. Uraian rinci dan terukur dalam pelaksanaan GBHN
<br />b. Kebijakan pemerintah dalam pelaksanaan GBHN
<br />c. Uraian kegiatan pembangunan bebagai departemen
<br />d. Program kerja kabinet selama periode tertentu
<br />e. Landasan struktural pembangunan nasional
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />106. Arah kebijakan pembangunan hukum antara lain adalah menegakkan hukum secara konsisten untuk menjamin kepastian hukum. Untuk mewujudkan arah kebijakan ini sangat diperlukan, terutama ...
<br />a. Gaji aparat penegak hukum yang mencukupi
<br />b. Sarana dan prasarana peradilan yang mencukupi
<br />c. Aparat penegak hukum yang berpendidikan tinggi
<br />d. Peraturan perundang-undangan tertulis
<br />e. Perubahan terhadap hukum acara yang ada saat ini
<br />
<br />Answer: b
<br />
<br />107. Program pemberdayaan lembaga peradilan dan berbagai lembaga penegak hukum saat ini terutama bertujuan untuk ....
<br />a. Memelihara keamanan ligkungan
<br />b. Mewujudkan ketertiban dalam masyarakat
<br />c. Mempercepat penyelesaian berbagai perkara
<br />d. Mencegah terjadinya berbagai kejahatan
<br />e. Menumbuhkan kepercayaan masyarakat
<br />
<br />Answer: b
<br />
<br />108. Arah kebijakan pembangunan bidang ekonomi antara lain menghindari terjadi struktur pasar monopolistik, karena hal ini sangat merugikan bagi ....
<br />a. Pertumbuhan usaha koperasi
<br />b. Perkembangan usaha pertanian
<br />c. Terwujudnya persaingan sehat
<br />d. Perkembangan dunia industri
<br />e. Peningkatan pendapatan pajak
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />109. Pemberdayaan ekonomi rakyat sangat terkait dengan upaya menggerakkan perekonomian pedesaan karena alasan-alasan berikut, KECUALI...
<br />a. Sebagian besar rakyat pedesaan hidup miskin
<br />b. Wilayah negeri ini sebagian besar adalah pedesaan
<br />c. Pedesaan kaya dengan potensi yang dapat dikembangkan
<br />d. Rakyat di pedesaan menuntut demokratisasi ekonomi
<br />e. Pembangunan pedesaan dapat menghemat arus urbanisasi
<br />
<br />Answer: d
<br />
<br />110. Upaya pendidikan politik secara intensif dan komprehensif dilakukan terutama untuk ....
<br />a. Mewujudkan kesatuan dalam berpolitik
<br />b. Mencegah masuknya budaya politik asing
<br />c. Meningkatkan peran berbagai lembaga negara
<br />d. Mengembangkan budaya potitik yang demokratis
<br />e. Menghindari perbedaan pandangan politik yang tajam
<br />
<br />Answer: d
<br />
<br />111. Amanat GBHN di bidang hukum antara lain ....
<br />a. Pembentukan badanperadilan yang transparan
<br />b. Proses peradilan yang berimbang
<br />c. Proses peradilan terhadap pelanggaran hukum dan HAM
<br />d. Kesetaraan posisi antara jaksa penuntut dan pembela
<br />e. Kesejahteraan yang memadai bagi penyelenggara keadilan
<br />
<br />Answer: e
<br />
<br />112. Tujuan utama pendidikan menurut GBHN adalah
<br />a. Memberikan ketrampilan kepada peserta didik
<br />b. Menciptakan masyarakat Indonesia yang berkualitas atinggi
<br />c. Agar peserta didik menjadi orang berguna di masyarakat
<br />d. Menjadikan manusia Indonesia cerdik dan pandai
<br />e. Membentuk kepribadian yang bertaqwa
<br />
<br />Answer: b
<br />www.cpnsonline.com
<br />113. Menurut GBHN, pemerintah berkewajiban untuk melakukan pembaharuan dan pematapan sistem pendidikan nasional dengan bersdasarkan .....
<br />a. Penyelenggaraan pendidikan oleh pemerintah dan masyarakat
<br />b. Pasal tentang pendidikan yang tercatum pada UUD 1945
<br />c. Visi dan misi bangsa Indonesia di semua aspek kehidupan
<br />d. Prisip desentralisasi, otonomi keilmuan, dan manajemen
<br />e. Merevisi undang-udang sistem pendidikan
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />114. Mengembangkan otonomi daerah secara luas, nyata, dan bertanggug jawab dalam rangka pemberdayaan masyarakat, lembaga ekonomi, politik,hukum, keagamaan, adat,swadaya masyarakat merupakan amanat GBHN secara umum pada bidang ....
<br />a. Pembangunan daerah
<br />b. Pembangunan nasional
<br />c. Pengembangan pemerintah pusat
<br />d. Pengembangan pemerintah daerah
<br />e. Kesetaraan anata pusat dan daerah
<br />
<br />Answer: d
<br />
<br />115. Dalam rangka pengembangan otonomi daerah dalam wadah Negara Kesatuan RI, daerah yang mendapatkan perhatian khusus pada amanat GBHN adalah ....
<br />a. Irian Jaya, Maluku Utara, dan Maluku
<br />b. Daerah Istimewa Aceh, Irian Jaya, dan Maluku
<br />c. Nusa Tenggara Timur, maluku, dan Irian Jaya
<br />d. Maluku, Maluku Utara, dan Sulawesi tengah
<br />e. Daerah Istimewa aceh, Dki Jakarta, dan DIY
<br />
<br />Answer: b
<br />
<br />116. Presiden berkewajiban umtuk mengerahkan semua potensi dan kekuatan pemerintah dalam melaksanakan dan mengendalikan pembangunan nasional. Amanat ini tertuang pada .....
<br />a. Garis-garis Besar Haluan Negara
<br />b. DPR
<br />c. MPR
<br />d. Undang-undang Dasar
<br />e. Pemerintah yang berkuasa
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />117. Pembangunan nasional akan memperkuat jatidiri dan kepribadian masnusi, masyarakat, dan bangsa Indonesia dalam suasana yang demokratis,tenteram,aman, dan damai, merupakan amanat GBHN pada bagian...
<br />a. Visi dab nisi
<br />b. Kondidi umum
<br />c. Arah kebijakan
<br />d. Kaidah pelaksanaan
<br />e. Penutup
<br />
<br />Answer: e
<br />
<br />118. Berikut adalah lembaga yang berkewajiban melaksanakan GBHN secara aplikatif sesuai dengan fungsi, tugas, dan wewenangnya berdasarkan UUD 1945, KECUALI ....
<br />a. Dewan kabinet
<br />b. Dewan Pewakilan Rakyat
<br />c. Dewan Pertimbangan Agung
<br />d. Mahkamah Agung
<br />e. Badan Pemeriksa Keuangan
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />119. Rencana pembangunan tahunan merupakan bentuk rinci dari ....
<br />a. Propenas
<br />b. APBN
<br />c. Repelita
<br />d. RAPBN
<br />e. RAPBD
<br />
<br />Answer: d
<br />
<br />120. Program Pembangunan Nasional yangdituangkan dalamUndang-undang Nomor 25 tahun 2000 adalah Propenas untuk tahun...
<br />a. 2000 – 2004
<br />b. 2000 – 2005
<br />c. 2000 – 2010
<br />d. 2000 – 2018
<br />e. 2000 – 2020
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />
<br />
<br />BAGI ANDA YANG INGIN LEBIH MENDALAM PEMBAHASAN SOAL-SOAL LATIHAN CPNS DAN LENGKAP
<br />
<br />SILAHKAN KUNJUNGI WEBSITE CPNSONLINE
<br />Htpp://www.cpnsonline.com
<br />
<br />
<br />KUMPULAN SOAL
<br />UJIAN SELEKSI PENERIMAAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL
<br />
<br />===================================================================
<br /> MATA UJIAN : KEBIJAKAN PEMERINTAH
<br /> TINGKAT : SARJANA/DIPLOMA
<br /> HARI/TANGGAL :
<br /> LOKASI WAKTU : 60 MENIT
<br />===================================================================
<br />PETUNJUK :
<br />Untuk soal nomor 1 sampai dengan nomor 50, pilihlah salah satu jawaban yang saudara anggap paling tepat diantara pilihan yang tersedia
<br />
<br />1. Kebijakan pemerintah sehubungan dengan upaya privatisasi BUMN pada saat ini, apabila dikaji secara mendalam dapat dipahami bahwa tujuan utamanya adalah:
<br />a. Mewujudkan efisiensi birokrasi
<br />b. Mencapai peningkatan produlsi
<br />c. Mengatasi kelemahan manajemen
<br />d. Menoptimalkan penggunaan tenaga
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />
<br />2. Apabila diperhatikan dengan seksama, kunci utama bagi keberhasilan berbagai upaya dan kebijakan pemerintah dalam mengatasi masalah ekonomi yang dihadapi bangsa Indonesia pas saat ini adalah:
<br />a. Pembinaan kesadaran warga negara
<br />b. Pengembangan proyek-proyek yang strategis
<br />c. Pungutan pajak yang proporsional
<br />d. Penegakan hukum secara konsisten
<br />
<br />Answer: d
<br />
<br />3. Berikut ini adalah unsur-unsur utama dari program stabilisasi dan reformasi ekonomi nasional yang mendesak dan perlu dilakukan oleh pemerinah yang baru adalah kecuali....
<br />a. Pembangunan lembaga keuangan
<br />b. Penyelesaian utang dunia usaha
<br />c. Mewujudkan efisiensi ekonomi
<br />d. Meningkatkan keterbukaan
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />4. Sistem pemerintah negara meurut UUD 1945 pada hakekatnya merupakan sistem penyelenggaraan pemerintahan negara, penyelenggaraan kekuasaan eksekutif yang kekuasaan dan tanggungjawabnya ada pada
<br />a. MPR
<br />b. DPR
<br />c. DPD
<br />d. Presiden
<br />
<br />Answer: d
<br />
<br />5. Sistem pemerintaha negara didasarkan atas asas-asas sebagai berikut, kecuali...
<br />a. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum
<br />b. Sistem konstitusi
<br />c. Kekuasaan negara yang tertinggi di tangan MPR
<br />d. Presiden ialah pemegang kekuasaan pemerintah negara
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />6. Kekuasaan kepala negara dalam sistem pemerintahan negara adalah..
<br />a. Otoriter
<br />b. Tidak terbatas
<br />c. Tidak tak terbatas
<br />d. Absolut
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />7. Pembentukan Komisi Pemeriksa Kekayaan Penyelenggaraan Negara (KPKPN) berdasarkan :
<br />a. Keputusan presiden No.27 tahun 1999
<br />b. UU nomor 2 tahun 1999
<br />c. TAP MPR No.II/MPR/1978
<br />d. TAP MPR NO.IV/MPR/1978
<br />
<br />Answer: a
<br />Copy asli dari www.cpnsonline.com
<br />8. Kewenangan pemerintah dan kewenangan propinsi sebagai daerah otonom diatur dalam :
<br />a. TAP NO.V/MPR/2000
<br />b. PP No.25 tahun 2000
<br />c. Keppres No.30 tahun 2003
<br />d. Keppres No. 102 tahun 2001
<br />
<br />Answer: b
<br />
<br />9. Pokok-pokok penyelenggaraan pemerintahan daerah berdasarkan....
<br />a. Keppres No.30 tahun 2003
<br />b. Keppres No.102 tahun 2001
<br />c. UU No.22 tahun 1999
<br />d. UU No.20 tahun 2002
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />10. Asas yang diterapkan dalam pemerintahan daerah adalah sebagai berikut, kecuali....
<br />a. Asas desentralisasi
<br />b. Asas hukum
<br />c. Asas dekosentrasi
<br />d. Asas tugas perbantuan
<br />
<br />Answer: b
<br />
<br />11. Asas pemerintahan yang mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajiban penyelenggara negara disebut...
<br />a. Asas keterbukaan
<br />b. Asas proporsionalitas
<br />c. Asas profesionalistas
<br />d. Asa akuntabilitas
<br />
<br />Answer: b
<br />
<br />12. Dasar-dasar kepemerintahan yang baik adalah mencakup hal-hal diantaranya sebagai berikut, kecuali
<br />a. Partisipasi
<br />b. Aturan hukum
<br />c. Transparansi
<br />d. Individualis
<br />
<br />Answer: d
<br />
<br />13. Teori atau model kebijakan pemerintah yang memandang kebijakan sebagai variasi terhadap kebijakan pemerintah masa lampau disebut:
<br />a. Teori institusionalisme
<br />b. Teori kelompok
<br />c. Teori inkrementalisme
<br />d. Teori rasionalisme
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />14. Menurut seorangahli, james R Anderson (1978) yang dimaksud dengan perilaku dari sejumlah aktor pemain kelompok instansi pemerintah atau serangkaian aktor dalam suatu bidang kegiatan tertentu adalah
<br />a. Keadilan
<br />b. Kebijakan
<br />c. Musyawarah
<br />d. Gotong royong
<br />
<br />Answer: b
<br />
<br />15. kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah yang diwujudkan dalam tindakan-tindakan menurut Simons bertujuan sebagai berikut, kecuali...
<br />a. Meningkatkan pemuasan kepentinganumum
<br />b. Menerapkan proses administrasi yang tepat
<br />c. Menghindari konflik sosial yang bersifat destruktif
<br />d. Mencapai keadilan sosial di lapisan masyarakat
<br />
<br />Answer: d
<br />Copy dari www.cpnsonline.com
<br />16. Kebijakanpemerintah paling tidak dalam bentuknya yang positif pada mumnya dibuat berdasarkan...
<br />a. Adat istiadat
<br />b. Hukum dan kewenangan tertentu
<br />c. Agama dan kepercayaan
<br />d. Musyawarah untuk mufakat
<br />
<br />Answer: b
<br />
<br />17. Sistem kebijakan meliputi 3 unsur yang saling berkaitan yaitu sebagai berikut, kecuali....
<br />a. Pelaku kebijakan
<br />b. Kebijakan pemerintah
<br />c. Lingkungan kebijakan
<br />d. Dana kebijakan
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />18. Semua pilihan atau tindakan yang dilakukan oleh pemerintah dalamarti pilihan-pilihan apapun baik untuk dilakukan ataupun untuk tidak dilakukan biasa disebut dengan....
<br />a. Keadilan pemerintah
<br />b. Kebijakan pemerintah
<br />c. Peraturan pemerintah
<br />d. Strategi pemerintah
<br />
<br />Answer: b
<br />
<br />19. Menurut undang-undang No.22 tahun 1999 tentang otonomi derah, diantara kewenangan pemerintah pusat yang tidak diotonomikan :
<br />a. Pendidikan
<br />b. Agama
<br />c. Sosial
<br />d. Pertahan
<br />
<br />Answer: d
<br />
<br />20. Susunan kebijakan pemerintah daerah otonomi menurut Undang-undang No.22 tahun 1999 terdiri dari...
<br />a. Kepala daerah dan DPRD
<br />b. Kepala daerah, DPRD dan Badan Eksekutif Daerah
<br />c. Kepala derah dan dinas-dinas
<br />d. Kepala daerah dan Tripida/Muspida
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />21. Undang-undang terbaru tentang minyak dan gas bumi adalah...
<br />a. UU No.21 tahun 2001
<br />b. UU No.22 tahun 2002
<br />c. UU No.21 tahun 2002
<br />d. UU No.21 tahun 2001
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />22. Undang-undang terbaru tentang ketenagalistrikan adalah...
<br />a. UU No.21 tahun 2001
<br />b. UU No.22 tahun 2002
<br />c. UU No.21 tahun 2002
<br />d. UU No.21 tahun 2001
<br />
<br />Answer: b
<br />
<br />23. Waktu beban puncak sistem kelistrikan JAMALI terjadipada jam:
<br />a. Antara 18:00 WIB sampai 22:00 WIB
<br />b. Antara 19:00 WIB sampai 22:00 WIB
<br />c. Antara 17:00 WIB sampai 21:00 WIB
<br />d. Antara 18:00 WIB sampai 21:00 WIB
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />24. Badan yang mengatur pasar tenaga listrik adalah :
<br />a. Indonesia Power
<br />b. BP Migas
<br />c. PLN
<br />d. BAPETAL
<br />
<br />Answer: d
<br />
<br />25. Undang-undangyangmengatur perimbangan antara keuangan pusat dengan daerah diatur dalam:
<br />a. UU No.25 tahun 1999
<br />b. UU No.20 tahun 2002
<br />c. UU No.20 tahun 1999
<br />d. UU No.17 tahun 2003
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />26. Visi kebijakan energi nasional adalah:
<br />a. Terjaminnya penyediaan energi untuk kepentingan nasional
<br />b. Menurunnya intensitas penggunaan energi
<br />c. Menerapkan struktur asar yang kompetitif
<br />d. Menciptakan open access pada sistempenyaluran energi, khususnya untuk BBM, gas dan listrik
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />27. Pelaksanaan Deman Side Management (DSM) melalui peningkatan efisiensi pemanfaat listrik, penerapan standard dan pengendalian pemakaian energi, pada dasarnya bertujuan untuk...
<br />a. Peningkatan efisiensi energi
<br />b. Peningkatan penguasaan teknologi energi
<br />c. Peningkatan usaha penunjang energi nasional
<br />d. Peningkatan kualitas jasa penunjang energi nasional
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />28. Langkah kebijakan energi yang dilakukan dengan meningkatkan efisiensi pemakaian energi dengan mengembangkan dan memanfaakan teknologi hemat energi baik di sisi hulu maupun di sisi hilir:
<br />a. Intensifikasi
<br />b. Diversifikasi
<br />c. Konversi
<br />d. Regulasi
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />29. Penanaman modal bagi perusahaan asing di Indonesia dan kesempatan kepada perusahaan asing melakukan usaha melalui pembentukan badan hukum Indonesia diatur dalam:
<br />a. UU No.1 tahun 1967
<br />b. UU No.25 tahun 1999
<br />c. UU No.20 tahun 2002
<br />d. UU No.20 tahun 1999
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />30. Badan yang mengatur tentang pengawasan terhadap kegiatan usaha hulu migas agar pengambilan sumberdaya migas yang merupakan milik negara dapat memberikan manfaat dan penerimaan yang maksimal bagi negara untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat adalah:
<br />a. Badan Pelaksana Migas
<br />b. PERTAMINA
<br />c. Badan Pengatur Migas
<br />d. BPH Migas
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />31. Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika tahun 2005 rencananya akan diadakan di...
<br />a. Kuala Lumpur
<br />b. Bangkok
<br />c. Bandung
<br />d. Mesir
<br />
<br />Answer: b
<br />
<br />32. Negara yang menjabat ketua OPEC sekarang adalah ...
<br />a. Indonesia
<br />b. Arab Saudi
<br />c. Brunei Darussalam
<br />d. Mesir
<br />
<br />Answer: a
<br />Copy dari www.cpnsonline.com
<br />
<br />33. KUBE adalah kependekan dari
<br />a. Kebijakan Umum Bersama Energi
<br />b. Keputusan Umum Bidang Energi
<br />c. Kebijakan Umum Bidang Energi
<br />d. Keputusan Untuk Bidang Energi
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />34. UUD 1945 sampai sekarang telah mengalami amandemen sebanyak...
<br />a. Dua kali
<br />b. Tiga kali
<br />c. Empat kali
<br />d. Lima kali
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />35. Berikut ini BUMN yang bergerak dalam bidang energi atau kelistrikan, Kecuali..
<br />a. PT.Indonesia Power
<br />b. PT.ANTAM
<br />c. PT.PGN
<br />d. PT.PG Paiton
<br />
<br />Answer: d
<br />
<br />36. Propenas adalah kependekan dari ....
<br />a. Peogram Pembangunan Nasional
<br />b. Proyek Pembangunan Nasional
<br />c. Program Pendidikan Nasional
<br />d. Proyek Pendidikan Nasional
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />37. Yang dimaksud dengan SNI adalah :
<br />a. Sertifikat Nasional Indonesia
<br />b. Standar Nasional Indonesia
<br />c. Sertifikasi Nasional Indonesia
<br />d. Standarisasi Nasional Indonesia
<br />
<br />Answer: b
<br />
<br />38. Ketua pemilihan umum nasional adalah...
<br />a. Nazaruddin Syamsudin
<br />b. Din Syamsudin
<br />c. Rudini
<br />d. Bambang Sulistyo
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />39. kabinet yang dipimpin oleh Presiden Megawati dinamakan...
<br />a. Kabinet Pembangunan Nasioanl
<br />b. Kabinet Indonesia Bersatu
<br />c. Kabinet Persatuan Nasional
<br />d. Kabinet Gotong Royong
<br />
<br />Answer: d
<br />
<br />40. Panglima Militer Penguasa Operasi Militer di Aceh adalah....
<br />a. Abdullah Puteh
<br />b. Endang Suwarya
<br />c. Rimarizad Riyakudu
<br />d. Widodo AS
<br />
<br />Answer: b
<br />
<br />41. Siapa yang menyusun PROPENAS adalah...
<br />a. Presiden
<br />b. DPR
<br />c. Presiden dan DPR
<br />d. Bappenas
<br />
<br />Answer: c
<br />Copy asli dari www.cpnsonline.com
<br />42. PROPENAS disusun berdasarkan UU No berapa..
<br />a. UU No.22 tahun 1999
<br />b. UU No.25 tahun 1999
<br />c. UU No.25 tahun 2000
<br />d. UU No.28 tahun 1999
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />43. Program PROPENAS disusun setiap berapa tahun sekali.
<br />a. 1 tahun sekali
<br />b. 2 tahun sekali
<br />c. 5 tahun sekali
<br />d. 25 tahun sekali
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />44. Pedoman penyelenggara negara yang bebas korupsi, kolusi dan nepotisme berdasarkan UU:
<br />a. UU No.22 tahun 1999
<br />b. UU No.25 tahun 1999
<br />c. UU No.25 tahun 2000
<br />d. UU No.28 tahun 1999
<br />
<br />Answer: d
<br />
<br />45. Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat ini adalah..
<br />a. Mar’ie Muhammad
<br />b. Taufiqurachman Ruki
<br />c. Din Syamsudin
<br />d. Jimly Asshiddiqie
<br />
<br />Answer: b
<br />
<br />46. Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) saat ini adalah...
<br />a. Mar’ie Muhammad
<br />b. Taufiqurachman Ruki
<br />c. Din Syamsudin
<br />d. Jimly Asshiddiqie
<br />
<br />Answer: d
<br />
<br />47. Kapan dimulainya pelaksanaan AFTA:
<br />a. 2003
<br />b. 2010
<br />c. 2005
<br />d. 2020
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />48. Kapan mulai dilaksanakan WTO untuk negara berkembang:
<br />a. 2003
<br />b. 2005
<br />c. 2010
<br />d. 2020
<br />
<br />Answer: d
<br />
<br />49. DampakIndonesia setelah ikut meratifikasi protocol kyoto adalah...
<br />a. Pembangunan harus memperhatikan dan mengurangi dampak lingkungan
<br />b. Pemerintahan harus menganut prinsip “Good Govermance”
<br />c. Pemerintah harus keluar dari IMF
<br />d. Peningkatan kerjasama antara Indonesia dan Jepang
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />50. Kapan Indonesia keluar dari IMF
<br />e. 2003
<br />f. 2004
<br />g. 2005
<br />h. Belum ada renaca keluar
<br />
<br />Answer: b
<br />
<br />
<br />
<br />BAGI ANDA YANG INGIN LEBIH MENDALAM PEMBAHASAN SOAL-SOAL LATIHAN CPNS DAN LENGKAP
<br />
<br />SILAHKAN KUNJUNGI WEBSITE CPNSONLINE
<br />Htpp://www.cpnsonline.com
<br />
<br />
<br />KUMPULAN SOAL UJIAN SELEKSI PENERIMAAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL
<br />=======================================================
<br />MATA UJIAN : BAHASA INDONESIA
<br />TINGKAT : SARJANA/DIPLOMA
<br />HARI/TANGGAL :
<br />LOKASI/WAKTU : 90 MENIT
<br />================================================================
<br />Petunjuk :
<br />Untuk soal nomor 1 sampai dengan nomor 60, pilihlah salah satu jawaban yang saudara anggap paling tepat diantara pilihan yang tersedia.
<br />
<br />1. "Rayonisasi dulu dan sekarang itu berbeda". Kalau dulu rayonisasi mengelompokkan anak untuk melanjutkan sekolah pada daerah tertentu, sekarang hanya membantu orang tua murid mendaftar sekolah. Jadi lebih bersifat pelayanan. "Sekarang, murid bebas memilih sekolah", kata Abdul Rochim, Kepala Subdinas Pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Dinas Pendidikan Dasar Provinsi DKI Jakarta, saat ditemui Kompas sebelum acara Sosialisasi PSB 2002-2003 di Jakarta, Jumat (10/5). (Sumber: Kompas, Sabtu, 11 Mei 2002). Gagasan utama paragraf di atas adalah ........
<br />A. perbedaan pengertian rayonisasi dulu dengan sekarang
<br />B. rayonisasi adalah mengelompokkan anak untuk melanjutkan
<br />C. rayonisasi adalah wujud yang bersifat pelayanan
<br />D. kebebasan murid untuk memilih sekolah
<br />E. pernyataan Kepala Subdinas Pendidikan SLTP
<br />
<br />Ans: a
<br />
<br />2. Kalimat yang berisi penjelasan isi tabel di atas yang tepat adalah ........
<br />A. Tanaman padi yang mengalami kekeringan berat di Subang dan Blora berjumlah 249 ha.
<br />B. Tanaman padi di Jepara dan Blora mengalami kekeringan secara keseluruhan berjumlah 565 ha.
<br />C. Tanaman padi yang mengalami kekeringan ringan di Bekasi dan Karawang berjumlah 1175 ha.
<br />D. Tanaman padi di daerah Pantura dan Jawa yang mengalami kekeringan sedang berjumlah 2347 ha.
<br />E. Tanaman padi yang terancam kekeringan di daerah Indramayu berjumlah 10489 ha.
<br />Ans: e
<br />
<br />2. Ali Akbar Navis (A.A. Navis). Lahir di Padang Panjang, Sumatera Barat, tanggal 17 November 1924.
<br /> Ia tamat perguruan INS di Kayu tanam tahun 1943. Pada masa Jepang Navis bekerja pada pabrik porselen di Padang Panjang, kemudian jadi guru, tahun1952 jadi Kepala Urusan Kesenian perwakilan Jawatan Kebudayaan Sumatera Tengah. Pada tahun 1950 ia mulai mengikuti perkembangan kesusastraan secara aktif, mengarang cerita pendek dan sandiwara radio.
<br /> Cerita-ceritanya dalam Mimbar Indonesia, siasat, Kisah, Sastra, dan lain-lain. la sebagai pemenang hadiah majalah Kisah pada tahun 1955. Karya-karyanya ialah: Robohnya Surau Kami (1956), Bianglala (1963), Hujan Panas (1963), Kemarau (1967), semuanya diterbitkan oleh N.V. Nusantara. Kalimat tanya yang sesuai dengan isi bacaan biografi di atas adalah ........
<br />A. Kapan A.A. Navis mulai mengikuti perkembangan kesusastraan secara aktif?
<br />B. Bagaimana pandangan A.A. Navis terhadap perkembangan kesusastraan Indonesia?
<br />C. Mengapa A.A. Navis mendapatkan hadiah majalah Kisah pada tahun l955?
<br />D. Mengapa A.A. Navis tidak pernah menciptakan karya sastra berbentuk puisi?
<br />E. Bagaimana cara A.A. Navis dalam menciptakan karya sastra berbentuk cerpen?
<br />
<br />Ans: a
<br />
<br />4. Paragraf 1 Hakikat hidup adalah bekerja. Dapat dikatakan bahwa salah satu ciri manusia hidup adalah bekerja. Oleh karena itu, bekerja tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia, baik secara fisik maupun psikis. Paragraf 2 Antara bekerja dan kesehatan manusia saling berhubungan bahkan saling berpengaruh. Hal ini terbukti misalnya dari kenyataan bahwa seseorang menjadi lebih sehat bila ia bekerja daripada tidak bekerja. Atau kenyataan yang lain sebaliknya, yaitu seseorang yang bekerja malah menjadi sakit karena kondisi pekerjaannya tidak sesuai dengan karakteristik orang itu.Titik pandang kedua paragraf di atas adalah ........
<br />A. Paragraf 1 menyoroti hakikat bekerja dan paragraf 2 menyoroti hubungan bekerja dengan kehidupan.
<br />B. Paragraf 1 menyoroti hakikat hidup dan paragraf 2 menyoroti hubungan bekerja dengan kesehatan.
<br />C. Paragraf 1 menyoroti ciri manusia bekerja dan paragraf 2 menyoroti manfaat bekerja.
<br />D. Paragraf 1 menyoroti masalah bekerja dalam kehidupan manusia dan paragraf 2 menyoroti kesehatan manusia ditentukan pekerjaannya.
<br />E. Paragraf 1 menyoroti faktor fisik dan psikis dan paragraf 2 menyoroti karakteristik seseorang.
<br />
<br />Ans: b
<br />
<br />5. (1) Peserta Perubahaan Inti Rakyat (PIR) kelapa sawit, di desa Suka Makmur bukan hanya memerlukan rumah yang layak huni. (2) Mereka tahu betul arti rumah yang sehat dan indah. (3) Untuk bisa memilih rumah, mereka sebaiknya melakukan arisan di antara kelompok tani. (4) Sekarang di desa yang ditempati tahun 1986 itu telah berdiri" 2200 rumah permanen dengan ukuran rata-rata 12 x 14 meter. (5) Dua puluh anggota kelompok tani Bunga Kantil memiliki rumah baru dan permanen. Kalimat yang berisi fakta terdapat pada nomor ........
<br />A. 1 dan 2
<br />B. 1 dan 3
<br />C. 3 dan 4
<br />D. 3 dan 5
<br />E. 4 dan 5
<br />
<br />Ans: e
<br />
<br />6. Sudah semestinyalah pemimpin Amerika tersebut mengambil langkah tegas seperti itu. Kalau tidak, bukan saja kepentingan rakyat Amerika yang akan dirugikan tetapi lebih besar lagi kepentingan ekonomi Amerika dalam kaitannya dengan kepercayaan asing yang akan dirugikan. Dengan langkah baru seperti yang diumumkan oleh Presiden Bush, kelak 213 tindak korupsi akan disiarkan ke publik dan dihukum. Akuntansi perusahaan juga akan ditarik keluar sistem yang kurang terbuka (out of the shadows). Dengan langkah itu pula, kepentingan investor kecil dan pemegang pensiun akan dilindungi. Pandangan redaksi pada tajuk rencana terdapat dalam kalimat ........
<br />A. Kepentingan ekonomi AS dirugikan cukup besar gara-gara skandal akuntansi yang dilakukan presiden.
<br />B. Perusahaan akuntansi akan ditarik dari sistem yang kurang terbuka (out of the shadows).
<br />C. Dengan keterbukaan, kepentingan investor kecil dan pemegang pensiun akan dilindungi.
<br />D. Sudah semestinyalah pemimpin AS mengambil tindakan tegas terhadap perusahaan yang korupsi.
<br />E. Kelak, tindak korupsi akan disiarkan ke publik dan dihukum sebagai langkah awal dari presiden.
<br />
<br />Ans: C
<br />
<br />7. Doktor Mumu Sutisno dari Bandung telah menemukan hormon yang bisa mengembangkan produksi padi sampai 200%. Mumu Sutisno menamakan hormon temuannya ini Bioregulator (Bioreg). Dengan menyemprotkan hormon itu pada tanaman padi muda, menurut Mumu, rumpun-rumpun padi akan cepat beranak pinak. Rumpun padi normal pada umumnya berisi sekitar 35 anakan. Bioreg, kata Mumu pula, membuat jumlah anakan padi itu meningkat menjadi 60-70 batang per rumpun. Sawah makin rimbun, produksi berlipat. "Penambahan gabah panen mencapai 55-220%," ujar Mumu. Konsep yang tepat sesuai dengan wacana di atas adalah ........
<br />A. Bioregulator adalah hormon temuan Doktor Mumu.
<br />B. Bioregulator merupakan hormon yang dapat meningkatkan produksi padi. sampai dua kali lipat.
<br />C. Bioregulator dapat meningkatkan rumpun padi sampai 60-70%.
<br />D. Bioregulator dapat menjadikan sawah makin rimbun.
<br />E. Doktor Mumu Sutisno adalah penemu hormon bioregulator yang dapat meningkatkan produksi padi.
<br />
<br />Ans: e
<br />
<br />8. Pihak pengacara terdakwa akhirnya mengajukan kasasi kepada Mahkamah Agung. Istilah kasasi berarti ........
<br />A. terdakwa menyetujui vonis yang dijatuhkan hakim
<br />B. keberatan jaksa atas pembelaan pengacara
<br />C. permohonan terdakwa agar hakim berlaku adil
<br />D. pembatalan atau pernyataan tidak sah
<br />E. persetujuan pihak pengacara atas vonis hakim
<br />
<br />Ans: d
<br />
<br />9. Makna imbuhan men-kan pada kalimat "Ayah membelikan saya sepatu baru. " sama dengan makna imbuhan meN-kan yang terdapat pada kalimat ........
<br />A. Dia mengambilkan ayah kaca mata.
<br />B. Tono memasukkan sepeda motornya ke garasi.
<br />C. Saya menyerahkan surat-surat kepada kepala sekolah.
<br />D. Nita meletakkan tasnya di meja.
<br />E. Dia menjahitkan baju kepada Bu Rini.
<br />
<br />Ans: a
<br />
<br />10. Berdasarkan perkiraan kami, pengunjung konser itu pasti melimpah.Imbuhan per-an dalam kata perkiraan mempunyai makna ........
<br />A. tempat/lokasi
<br />B. hal perbuatan
<br />C. hasil perbuatan
<br />D. alat perbuatan
<br />E. cara melakukan
<br />
<br />Ans: c
<br />
<br />11. Kata berimbuhan peN-an yang bermakna proses dan hal (ambigu) terdapat pada kalimat ........
<br />A. Penanaman nilai-nilai moral memerlukan waktu agak lama.
<br />B. Pelabuhan kapal Gilimanuk-Ketapang sangat bersih dan indah.
<br />C. Pendakian itu sangat licin dan terjal.
<br />D. Pekerjaan tangan itu membutuhkan keterampilan dan kesabaran.
<br />E. Pengadilan adalah tempat untuk memperoleh rasa keadilan
<br />
<br />Ans: a
<br />
<br />12. Kalimat yang memakai imbuhan serapan secara tepat adalah ........
<br />A. Ilmiawan itu telah menemukan vaksin pencegah folio.
<br />B. Dalam hal prinsipil, kita harus tegas dan jujur.
<br />C. Sejarahwan harus jujur dalam melihat peristiwa bangsa.
<br />D. Kita harus memiliki pemikiran konseptuil yang baru.
<br />E. Pada awal abad ke -14, islamisasi di kepulauan nusantara sudah dimulai.
<br />
<br />Ans: e
<br />
<br />13. Penulisan gabungan kata yang tepat terdapat dalam kalimat ........
<br />A. Pil anti malaria sangat dibutuhkan di daerah Irian Jaya.
<br />B. Ayahnya bekerja nonstop untuk membiayai kehidupan keluarganya.
<br />C. Jangan sembarangan minum anti biotika.
<br />D. Pemerintah daerah baru saja rapat soal penanganan pasca gempa.
<br />E. Pasukan anti Amerika bersiaga penuh di daerah perbatasan.
<br />
<br />Ans: b
<br />
<br />14. Berhari-hari lamanya dia berjalan mondar-mandir keluar-masuk kantor. Dilihatnya banyak orang berdiri di depan loket. Ada yang sedang bercakap-cakap, tetapi tidak seorang pun yang tertawa-tawa, tanya-menanya, atau pandang-memandang. Kata ulang yang menyatakan berbalasan dalam paragraf di atas adalah ........
<br />A. berhari-hari, mondar-mandir, bercakap-cakap
<br />B. bercakap-cakap, tanya-menanya, pandang-memandang
<br />C. berhari-hari, bercakap-cakap, tertawa-tawa
<br />D. tertawa-tawa, tanya-menanya, lihat-melihat
<br />E. tanya-menanya, lihat-melihat, berhari-hari
<br />
<br />Ans: b
<br />
<br />15. Kalimat yang menggunakan kata ulang yang tepat adalah ........
<br />A. Semua siswa-siswa kelas tiga SMU harus mengikuti ujian nasional.
<br />B. Banyak anak-anak zaman sekarang kurang menghargai orang yang lebih tua.
<br />C. Guru-guru merupakan ujung tombak dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
<br />D. Banyak soal-soal bahasa Indonesia yang tidak dapat dijawab siswa.
<br />E. Para buruh-buruh pabrik melakukan demonstrasi kenaikan gaji.
<br />
<br />Ans: c
<br />
<br />16. Kalimat yang menggunakan kata penghubung korelatif adalah ........
<br />A. Rumah itu tidak begitu besar meskipun begitu nyaman digunakan untuk tempat beristirahat.
<br />B. Tanaman juga seperti manusia yang memerlukan makan dan minum untuk kelangsungan hidupnya.
<br />C. Tanaman itu bukan hanya sebagai hiasan, melainkan juga sebagai obat berbagai penyakit.
<br />D. Tidak boleh menyesali hidupmu sedemikian rupa, apalagi sampai menyesali orang tuamu sendiri.
<br />E. Sekali, dua kali bahkan sudah sering saya menasihatinya, namun dia tidak menunjukkan perubahan.
<br />
<br />Ans: b
<br />
<br />17. Kata penghubung antarklausa terdapat dalam kalimat ........
<br />A. Di Indonesia banyak lahan pertanian yang subur.
<br />B. Karena hujan terus-menerus, daerah itu banjir lagi.
<br />C. Jika kamu belajar, kamu akan sukses.
<br />D. Kepercayaan dari seseorang jangan kamu sia-siakan.
<br />E. Kita harus berhati-hati agar kita selamat di sana.
<br />
<br />Ans: c
<br />
<br />18. Kata penghubung syarat hasil terdapat pada kalimat ........
<br />A. Bekerja keras akan mendatangkan hasil maksimal.
<br />B. Jika orang bekerja keras, orang tersebut akan mendapat hasil maksimal.
<br />C. Petinju itu berlatih setiap hari sehingga ia menjadi juara.
<br />D. Orang itu berusaha keras maka is akan berhasil.
<br />E. Polisi menegakkan hukum supaya keadilan tercapai.
<br />
<br />Ans: b
<br />
<br />19. Selagi jaya pejabat itu dikerumuni orang-orang yang mengaku teman atau saudara. Sekarang ia sudah kehilangan jabatannya. Hilanglah pula orang-orang yang mengaku teman dan saudaranya. Peribahasa yang sesuai dengan ilustrasi di atas adalah ........
<br />A. Belakang parang pun jika diasah akan tajam.
<br />B. Bunga gugur putik pun gugur.
<br />C. Seperti api dalam sekam.
<br />D. Habis manis sepah dibuang.
<br />E. Pagar makan tanaman.
<br />
<br />Ans: d
<br />
<br />20. Saya angkat topi atas prestasi yang telah kauraih untuk memajukan sekolah kita. Makna ungkapan dalam kalimat tersebut sama dengan makna ungkapan yang tersaji dalam kalimat ........
<br />A. Akhirnya, pemuda itu angkat bicara di tengah-tengah para demonstran.
<br />B. Ayah memberikan acungan jempol atas keberhasilan saya diterima di perguruan tinggi negeri yang berkualitas.
<br />C. Orang itu angkat muka sewaktu namanya dipanggil maju ke tengah sidang.
<br />D. Sudah pada tempatnya Anda unjuk gigi di hadapan pemuda yang kuceritakan itu.
<br />E. Para perusuh itu angkat tangan sewaktu dikepung para petugas keamanan yang berpatroli.
<br />
<br />Ans: b
<br />
<br />21. Kalimat yang menggunakan majas litotes adalah ........
<br />A. Gubuk sederhana inilah hasil karya kami selama bertahun-tahun.
<br />B. Teman akrab ada kalanya merupakan musuh sejati.
<br />C. Hujan memandikan tanaman di halaman rumah.
<br />D. Kecantikannyalah justru yang mencelakakannya.
<br />E. Saya telah mencatat kejadian itu dengan tangan saya sendiri.
<br />
<br />Ans: a
<br />
<br />22. Pasangan kalimat yang menggunakan kata berpolisemi dengan tepat terdapat pada ........
<br />A. Peringatan ke-57 HUT RI jatuh pada hari Sabtu. Karena kelelahan bekerja, setiba di rumah dia jatuh di halaman.
<br />B. "Selamat pagi, Pak!" sapa sekretaris itu kepada atasannya. "Berapa pak dia membeli rokok?" tanya pedagang itu kepada orang suruhannya.
<br />C. Pertandingan sepak bola antara Argentina dan Swedia berakhir seri (1-1). Cerita yang sedang dibaca Tomy adalah cerita Jaka Tingkir seri kedua.
<br />D. Sepeninggal ayah, ibu sakit-sakitan dan badannya terlihat mengurus. Istri yang pandai mengurus rumah tangga akan membahagiakan suaminya.
<br />E. Petugas yang telah ditunjuk itu mengukur jalan ke kiri dan ke kanan sepanjang enam meter. Ibu mengukur kelapa untuk membuat kolak makanan kesenangan ayah.
<br />
<br />Ans: a
<br />
<br />23. Pasangan kalimat yang menggunakan kata berhomograf adalah ........
<br />A. Pemimpin yang baik harus mempunyai mental yang baik pula. Pengendara yang mengalami kecelakaan itu mental dari sepeda motornya.
<br />B. Buku jari tangan adikku terluka saat mengupas mangga. Buku bacaan untuk anak-anak sebaiknya mempunyai unsur didik.
<br />C. Kopi surat kenaikan pangkat itu dibuat rangkap dua. Kopi kiriman ibu dari Medan sudah dibagi-bagikan kepada tetangga.
<br />D. Kaca jendela rumah itu sudah buram karena jarang dibersihkan. Andi mengerjakannya di kertas buram.
<br />E. Pada masa sekarang ini bangsa Indonesia sedang mengalami krisis ekonomi. Gerakan massa dapat dikendalikan oleh aparat.
<br />
<br />Ans: a
<br />
<br />24. Kata yang mengalami penyempitan makna terdapat dalam kalimat ........
<br />
<br />A. Kapal induk AS berlayar ke Timur Tengah dua bulan yang lalu.
<br />B. Doni tinggal di puri Karang Asem sejak ibunya meninggal.
<br />C. Saudara harus memperhatikan jadual kegiatan yang disepakati.
<br />D. Ibu guru itu hams bijaksana dalam menghadapi muridnya.
<br />E. Ia bercita-cita menjadi sarjana pendidikan yang kompeten.
<br />
<br />Ans: e
<br />
<br />25. Frase bermakna ganda terdapat dalam kalimat ........
<br />A. Mobil baru paman dicongkel pencuri tadi malam di tempat parkir.
<br />B. Sakit yang ringan pada tenggorokan sering terjadi karena polusi udara.
<br />C. Sakit pada mulut dan tenggorokan yang ringan sering terjadi pada anak anak.
<br />D. Obat-obatan modern mampu menghilangkan rasa sakit dalam waktu singkat.
<br />E. Pada tahun ajaran ini SPP siswa baru dinaikkan.
<br />
<br />Ans: e
<br />
<br />26. Kalimat berikut yang menggunakan frase atributif berimbuhan adalah ........
<br />A. Ekonomi masyarakat ditopang oleh jasa simpan pinjam.
<br />B. Perusahaan minyak itu mengalami kerugian.
<br />C. Ruang pelatihan itu dilengkapi dengan pendingin ruangan.
<br />D. Asap mobil dan motor menyebabkan polusi udara.
<br />E. Setelah simpang empat mereka akan sampai di TKP.
<br />
<br />Ans: c
<br />
<br />27. Kita sebagai orang beriman, kita wajib menghormati orang tua di mana telahmembesarkan kita.Kalimat tersebut supaya logis, diubah menjadi ........
<br />A. Orang beriman wajib menghormati orang tua yang membesarkan.
<br />B. Sebagai orang beriman, kita wajib menghormati orang tua yang telah membesarkankita.
<br />C. Orang beriman pasti menghormati orang tua yang membesarkannya.
<br />D. Sebagai orang beriman pasti mengikuti petunjuk orang tua yang membesarkanmereka.
<br />E. Sebagai orang yang beriman, kita berkewajiban menghormati orang tua yang manamembesaran kita.
<br />
<br />Ans: b
<br />
<br />28. Kalimat berikut yang termasuk kalimat pasif adalah ........
<br />A. Pembalap itu merajai lomba pada etape pertama.
<br />B. Pembicara itu berceramah tentang refleksi diri.
<br />C. Guru yang sedang berbicara itu seorang penulis cerita pendek.
<br />D. Telah kukirimkan kembali buku itu kemarin kepada pemiliknya.
<br />E. Diskusi yang sedang berlangsung membicarakan peningkatan etos kerja.
<br />
<br />Ans: d
<br />
<br />29. "Saya gembira sekali," kata Ibu, "karena kamu lulus." Kalimat tidak langsung yang tepat dari kalimat di atas adalah ........
<br />A. Ibu mengatakan bahwa ia gembira sekali karena kamu lulus.
<br />B. Ibu mengatakan bahwa ia gembira sekali karena saya lulus.
<br />C. Ibu mengatakan bahwa kamu gembira sekali karena saya lulus.
<br />D. Saya gembira sekali karena kamu lulus, kata Ibu.
<br />E. Ibu mengatakan bahwa saya gembira sekali karena is lulus.
<br />
<br />Ans: b
<br />
<br />30. (1) Mardilah : Engkau anakku Suhita ........
<br /> (2) Suhita : Ya, Bu!
<br /> (3) Mardilah : Kau tidak boleh marah pada Ibu, ya Nak!
<br /> (4) Suhita : Tidak, Bu!
<br /> (5) Mardilah Baiklah, sampaikan surat itu secepatnya.
<br />
<br />Kalimat minor dalam dialog di atas terdapat pada kalimat nomor ........
<br />A. (1) dan (2)
<br />B. (2) dan (3)
<br />C. (2) dan (4)
<br />D. (3) dan (4)
<br />E. (4) dan (5)
<br />
<br />
<br />Ans: c
<br />
<br />31. Kalimat berobjek terdapat pada ........
<br />A. Bacaan populer masih dianaktirikan.
<br />B. Tahun ini merupakan tahun keberuntungan Indonesia.
<br />C. Pemerintah mengecam pengunjuk rasa yang berdemonstrasi.
<br />D. Negara kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila.
<br />E. Setiap malam adik belajar bahasa Inggris.
<br />
<br />Ans: c
<br />
<br />32. Kalimat berpelengkap terdapat dalam ........
<br />A. Kami menyudahi pembicaraan setelah lama berdebat.
<br />B. Pohon duren di depan rumahku banyak buahnya.
<br />C. Sepasang kekasih berpegangan tangan dengan mesra.
<br />D. Silakan saudara duduk di kursi nomor dua dari depan.
<br />E. Stasiun televisi swasta menayangkan iklan promosi dan layanan masyarakat.
<br />
<br />Ans: c
<br />
<br />33. Kalimat berikut yang termasuk kalimat majemuk setara (koordinatif) adalah ........
<br />A. Kami akan datang jika ada suatu undangan dan tugas dari kepala sekolah.
<br />B. Mereka tidak mengakui perbuatannya karena tidak ingin namanya tercemar.
<br />C. Gadis itu sangat cerdas, parasnya cantik, dan disenangi teman-temannya.
<br />D. Gemuruh mempercepat hari menjadi gelap sehingga membuat pekerjaannya tidak selesai.
<br />E. Orang yang kemarin datang ditangkap polisi karena kasus penipuan.
<br />
<br />Ans: c
<br />
<br />34. Gubernur DKI mengimbau warga dan aparat-pemda agar meningkatkan kewaspadaan. Klausa bawahan (anak kalimat) dari kalimat majemuk bertingkat di atas adalah ........
<br />A. Gubernur DKI mengimbau warga
<br />B. Gubernur DKI mengimbau aparat pemda
<br />C. warga meningkatkan kewaspadaan
<br />D. aparat pemda harus waspada.
<br />E. agar meningkatkan kewaspadaan
<br />
<br />Ans: e
<br />
<br />35. Ibunya menjahit ketika anaknya belajar di kamar. Kalimat yang berpola sama dengan kalimat di atas adalah ........
<br />A. Ayahnya datang ketika ibu ke pasar.
<br />B. Dokter itu menceritakan bahwa pasiennya berobat jalan.
<br />C. Dokter itu menceritakan bahwa pasiennya sedang sakit keras.
<br />D. Ibu anak itu berdagang saat suaminya berlayar ke luar negeri.
<br />E. Murid itu berkata bahwa temannya sedang makan di kantin.
<br />
<br />Ans: d
<br />
<br />36. Kalimat majemuk yang memiliki klausa setara dan bertingkat adalah ........
<br />A. Bajunya sangat bagus dan terbuat dari bahan-bahan sutra halus pula.
<br />B. Penyakit orang itu sangat mudah menular atau tidak membahayakan orang di sekitarnya.
<br />C. Dia tidak ada di rumah ketika kami datang dan akan menyampaikan berita duka itu.
<br />D. Mereka belajar matematika atau belajar kimia dan fisika di bimbingan belajar itu.
<br />E. Orang itu memberikan sumbangan untuk sekolah, tetapi dia menentukan kegunaan sumbangan itu.
<br />
<br />Ans: c
<br />
<br />37. Yth Pengurus OSIS SMU Jaya Jalan Kartini 20 Surabaya
<br />Dengan hormat,
<br />Kami mengharapkan kehadiran rekan-rekan pada
<br />hari/tanggal : Sabtu, 20 Juli 2002
<br />waktu pukul : 08.00 s.d. 12.00
<br />tempat : ruang rapat
<br />acara : pemantapan program kerja ..............................................................................................................
<br />
<br />
<br />
<br /> Ketua OSIS SMU Jaya
<br /> ttd.
<br /> Egy Herdiandanu
<br />
<br />Kalimat penutup yang tepat dalam surat undangan di atas adalah ........
<br />
<br />A. Mengingat pentingnya acara tersebut, kami mengharapkan kehadiran Anda tepat waktu.
<br />B. Demikian surat ini harap dipahami sebelum dan sesudahnya kami ucapkan terima kasih.
<br />C. Mengingat acara ini sangat penting, harap Saudara mengutamakannya.
<br />D. Diharapkan Anda mengutamakan acara kita ini. Atas perhatiannya diucapkan terima kasih.
<br />E. Kami harapkan kehadiran Anda sesuai dengan waktu dan tempat yang sudah disiapkan.
<br />
<br />Ans: a
<br />
<br />38. Bacalah iklam lowongan kerja dengan cepat!
<br />Berdasarkan iklan lowongan kerja tersebut, kalimat pembuka surat lamaran pekerjaan yang tepat adalah ........
<br />A. Berdasarkan iklan Kompas, Sabtu, 13 Juli 2002, yang memuat pengumuman tentangdibutuhkannya guru SLTP bidang studi Biologi, saya yang bertanda tangan di bawahini:....
<br />B. Berdasarkan iklan Kompas, Sabtu, 13 Juli 2002, yang memuat pengumuman tentangdibutuhkannya guru SLTP bidang studi Biologi, maka saya mengajukan lamaranpekerjaan dan semoga diterima.
<br />C. Berdasarkan iklan Kompas, Sabtu, 13 Juli 2002, yang memuat pengumuman tentangdibutuhkannya guru SLTP bidang studi Biologi, maka saya mengajukan lamaran.
<br />D. Berdasarkan iklan Kompas, Sabtu, 13 Juli 2002, yang memuat pengumuman tentangdibutuhkannya guru SLTP bidang studi Biologi, dengan ini kami menyerahkan lamarankerja.
<br />E. Bedasarkan iklan Kompas, Sabtu 13 Juli 2002, yang memuat pengumuman tentangdibutuhkannya guru SLTP, kami mengajukan permohonan untuk diterima menjadi stafBapak.
<br />
<br />Ans: a
<br />
<br />39. Dengan hormat,Bersama ini saya, Masih Ankarya, 23 tahun, lulusan D2 Akuntansi tahun 1994,mengajukan lamaran sebagai ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ................ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ Pembuka surat lamaran pekerjaan di atas kurang tepat, perbaikannya adalah ........
<br />A. kata bersama ditambahkan dengan surat
<br />B. kata bersama diganti dengan melalui
<br />C. kata bersama diganti dengan yang bertanda tangan
<br />D. kata bersama diubah menjadi dengan
<br />E. kata bersama diganti dengan tersebut.
<br />
<br />Ans: a
<br />
<br />40. Penulisan alamat surat yang benar adalah ........
<br />A. Kepada Personalia PT TelkomJl. Jenderal Gatot Subroto no. 5. Jakarta Pusat
<br />B. Yth. Personalia PT IndosatJalan Jenderal Sudirman Kaveling 3Jakarta Selatan
<br />C. Yth. Bapak Personalia CV NurwanaJln. M.T. Haryono 15Jakarta Selatan.
<br />D. Kepada Yth. Biro Personalia PT Indo SuksesJalan Dewi Sartika 22Jakarta Timur.
<br />E. Kepada Yth. HRD P.T. Bulan SemestaJl. Bekasi Raya 5Jakarta Timur.
<br />
<br />Ans: b
<br />
<br />41. Seorang Kepala Sekolah SMU 200 menugasi pembina OSIS SMU 200 untukmempersiapkan acara penyambutan walikota ke sekolah tersebut pada tanggal 2 Mei2003.Kalimat isi memo yang sesuai dengan ilustrasi tersebut adalah ........
<br />A. Sudi kiranya Bapak mempersiapkan acara penyambutan walikota tanggal 2 Mei 2003.
<br />B. Atur acara penyambutan walikota, jangan sampai memalukan sekolah kita tanggal 2Mei 2003.
<br />C. Segera persiapkan acara penyambutan walikota di sekolah ini, tanggal 2 Mei 2003.
<br />D. Bapak persiapkanlah acara penyambutan walikota yang tidak lama lagi, yaitu tanggal2 Mei 2003.
<br />E. Saya mohon sungguh-sungguh agar Bapak persiapkan acara penyambutan walikotatanggal 2 Mei 2003.
<br />
<br />Ans: c
<br />
<br />42. Mari kita jaga kebersihan dan kita peduli akan lingkungan. Menjaga kebersihanberarti memperhatikan kesehatan. Jika kita sehat, kita akan menjadi kuat.Kalimat poster yang tepat berdasarkan ilustrasi di atas adalah ........
<br />A. Hidupku adalah kesehatan, kurangi merokok.
<br />B. Biasakan hidup bersih! Lingkungan bersih dan sehat, kita kuat.
<br />C. Ayo cinta lingkungan. Kita galang kekuatan.
<br />D. Kembalikan lingkungan, cintai kebersihan, kembangkan kekuatan.
<br />E. Upayakan mencintai kesehatan dan menjaga kebersihan.
<br />
<br />Ans: b
<br />
<br />43. Ada dua macam sarana pendidikan, yaitu pendidikan formal dan pendidikan nonformal. Pendidikan formal memiliki standar kurikulum yang sudah ditentukan oleh pemerintah, seperti SD, SLTP, SMU/SMK dan lain sebagainya. Pendidikan nonformal yang lebih dikenal dengan pendidikan luar sekolah seperti kursus-kursus, biasanya menyusun kurikulum sendiri yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kebijakan lembaga yang bersangkutan. Paragraf tersebut menggunakan pola pengembangan eksposisi berjenis ........
<br />A. analisis
<br />B. identifikasi
<br />C. ilustrasi
<br />D. definisi
<br />E. klasifikasi
<br />
<br />Ans: e
<br />
<br />44. PU : Semua siswa SMU yang melanjutkan ke perguruan tinggi negeri harus lulus SPMB. PK : Anto siswa yang melanjutkan ke perguruan tinggi negeri.
<br />K : ........
<br />Simpulan yang tepat dalam silogisme tersebut adalah ........
<br />A. Anto ingin kuliah karena ia siswa SMU.
<br />B. Siswa yang ingin kuliah harus mengikuti SPMB.
<br />C. Anto harus lulus SPMB.
<br />D. Anto tamat SMU.
<br />E. Anto akan mengikuti SPMB.
<br />
<br />
<br />Ans: c
<br />Copy asli dari www.cpnsonline.com
<br />45. Percabangan suatu bahasa proto menjadi dua bahasa baru atau lebih, serta tiap-tiapbahasa baru itu dapat bercabang pula dan seterusnya, dapat disamakan denganpercabangan sebatang pohon. Pada suatu waktu batang pohon tadi mengeluarkan cabang-cabang baru, tiap cabang kemudian bertunas dan bertumbuh menjadi cabang-cabangbaru. Cabang-cabang yang baru ini kemudian mengeluarkan ranting-ranting yang baru.Demikian seterusnya. Begitu pula percabangan pada bahasa.Paragraf di atas menggunakan pola pengembangan ........
<br />A. sebab-sebab
<br />B. akibat-sebab
<br />C. generalisasi
<br />D. analogi
<br />E. proses
<br />
<br />Ans: d
<br />
<br />46. Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak.Bagian karya tulis di atas terdapat pada bagian ........
<br />A. saran
<br />B. simpulan
<br />C. isi
<br />D. pendahuluan
<br />E. kata pengantar
<br />
<br />Ans: e
<br />
<br />47. Saudara, saudara... pada peringatan Hari Anak Nasional ini, kami mengharap agarsemua jajaran yang ada di kota ini ikut peduli terhadap hak anak. Anak tanpa bimbinganorang tua akan tumbuh menjadi liar dan pribadinya tak akan terbentuk dengan baik. Olehkarena itu, kami mengajak warga masyarakat, mulai dari tingkat keluarga, masyarakat,sekolah, dan lembaga lembaga lainnya untuk ambil bagian dalam memberdayakanpotensi anak menjadi generasi yang siap bersaing di tingkat global.Isi penggalan pidato di atas berupa ........
<br />A. paparan
<br />B. lukisan
<br />C. alasan
<br />D. imbauan
<br />E. ulasan
<br />
<br />Ans: d
<br />
<br />48. (1) Bukan cuma pemerintah yang perlu berfikir tentang masalah pendidikan. (2)Masyarakat pun diharapkan berperan serta. (3) Karena, pendidikan adalah tanggungjawab kita semua. (4) Peningkatan kecerdasan bangsa merupakan cita-cita bangsa. (5)Hal ini jelas terdapat dalam undang-undang negara kita.Kalimat yang menggunakan kata tidak baku adalah kalimat nomor ........
<br />A. (1)
<br />B. (2)
<br />C. (3)
<br />D. (4)
<br />E. (5)
<br />
<br />Ans: a
<br />
<br />49. Penulisan judul karya tulis yang tepat terdapat pada ........
<br />A. SUMBER ENERGI LISTRIK KINI DAN MASA YANG AKAN DATANG
<br />B. SUMBER ENERGI LISTRIK KINI dan MASA yang AKAN DATANG
<br />C. SUMBER ENERGI LISTRIK KINI dan MASA YANG AKAN DATANG
<br />D. Sumber Energi Listrik Kini dan Masa yang Akan Datang
<br />E. Sumber Energi Listrik Kini Dan Masa Yang Akan Datang
<br />
<br />Ans: a
<br />
<br />50. Penulisan kata serapan yang tepat pada kalimat ........
<br />
<br />A. Projek pembangunan jalan itu akan dilaksanakan setelah anggaran RAPBN disusun.
<br />B. Kita harus mengikuti sistim yang berlaku sesuai dengan kebiasaan setempat.
<br />C. Adik membeli obat di apotik yang buka selama dua puluh empat jam.
<br />D. Kakak baru saja memperoleh ijazah sarjana dari universitas yang terkenal di kotaku.
<br />E. Mintalah kwitansi pembelian barang sebagai bukti pembelian.
<br />
<br />Ans: d
<br />
<br />51. Judul buku : Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia Pengarang : Harimurti Kridalaksana Tahun : 1992 Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Tempat terbit : Jakarta
<br />Penulisan daftar pustaka yang benar untuk data buku di atas adalah ........
<br />A. Harimurti Kridalaksana. 1992. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
<br />B. Kridalaksana, Harimurti. 1992. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
<br />C. Kridalaksana, Harimurti. 1992. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
<br />D. Harimurti, Kridalaksana. 1992. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
<br />E. Kridalaksana, Harimurti. 1992. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. . Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.
<br />
<br />Ans: c
<br />
<br />52. Penulisan nama yang diikuti gelar akademis yang tepat terdapat dalam kalimat ........
<br />A. Kami akan berkonsultasi dengan Prof. Armand. PHD.
<br />B. Drs. Sumijan, M.M selaku wali kota, mengadakan kunjungan mendadak.
<br />C. Menurut Prof. Dr. Nurpramana. M.SC., penelitian tanpa izin itu tidak dibenarkan.
<br />D. Keberadaan dr. Dekarwati.M.Kes. di puskesmas ini tidak asing lagi bagi masyarakat.
<br />E. Dra. Rahmat, M.Ed. akan mengadakan penelitian evaluasi pendidikan di kota ini.
<br />
<br />Ans: e
<br />
<br />53. Novel Salah Asuhan dikarang oleh Abdul Muis, seorang putra Minangkabau yang berkecimpung dalam dunia politik dan juga seorang wartawan. Banyak karya sastra yang ditulisnya, antara lain Pertemuan Jodoh (1993), Surapati (1950), Robert Anak Surapati (1953), dan cerita terjemahan: Tom Sawyer Anak Amerika, Sebatang Kara, dan Don Kisot . Unsur yang dominan dari penggalan resensi di atas adalah ........
<br />A. identitas buku
<br />B. sinopsis cerita
<br />C. Kebahasaan pengarang
<br />D. keunggulan dan kelemahan
<br />E. kepengarangan
<br />
<br />Ans: e
<br />
<br />54. Kang Lantip tersenyum. "Karena saya tidak percaya kepada sistem yang melahirkandan membesarkan penguasa yang begitu kejam seperti Stalin. Sama dengan tidak percayasaya kepada sistem yang melahirkan Hitler dan Mussolini. Dan sudah tentu, juga tidakpercaya kepada sistem yang melahirkan Amangkurat yang dengan kejamnya membunuhsantri-santri. Sistem-sistem seperti itu me-ngandung bibit-bibit kekerasan yang selaluakan mengambil korban ribuan orang yang tidak bersalah!! Saya terkejut mendengarsuaranya. Lantip, kakang saya, yang lemah lembut, sopan, penuh tata krama, dengansekali tebas membabat tiga sistem kekuasaan yang besar. (Para Priyayi, Umar Kayam:290) Amanat penggalan novel di atas adalah ...
<br />A. Jangan berprasangka buruk terhadap seseorang.
<br />B. Kita harus menghargai sikap dan pendapat seseorang
<br />C. Setiap orang mempunyai kelebihan.
<br />D. Kita harus percaya kepada seseorang.
<br />E. Kekuasaan menghasilkan kesewenang-wenangan.
<br />
<br />Ans: a
<br />
<br />55. "Anak tukang cukur itu mau menikah. Nasibnya baik. Dia mendapatkan jodohseorang pegawai negeri. Siapa mengira, anak si tukang cukur, bisa mendapatkanjodohnya seorang pegawai kantoran."Sudut pandang yang digunakan pengarang dalam kutipan tersebut adalah ........
<br />A. orang pertama sebagai tokoh utama
<br />B. orang pertama sebagai tokoh sampingan
<br />C. orang ketiga sebagai pencerita
<br />D. orang pertama bukan tokoh utama
<br />E. orang pertama dan ketiga
<br />
<br />Ans: c
<br />
<br />56. Tina : Tuhan menakdirkan semua nasib manusia, kita hanya menjalani.
<br />Ibu : Nah, pikiran begitu itulah yang tak kusukai, kau sudah ditakdirkan Tuhan punya suami buta, tak adakah niatmu, tidak adakah usahamu untuk mengubah takdir itu? Sebab takdir itu baru jatuh setelah manusia berusaha.
<br />Tina, kau bukan anakku jika kau tidak berani melawan takdir yang pahit. Tina : Aku sudah berusaha, Abas juga sudah berusaha, dan inilah hasilnya. Kami dapat membelanjai diri untuk hidup sehari-hari.
<br />Konflik yang terjadi antara tokoh Tina dan ibu didasari oleh ........
<br />A. pandangan mengenai takdir
<br />B. usaha melawan takdir
<br />C. nasib merupakan takdir
<br />D. perbedaan takdir manusia
<br />E. pasrah menjalani takdir
<br />
<br />Ans: d
<br />
<br />57. "Aku tidak percaya! Aku tidak percaya, jika hanya oleh melompat-lompat dan berkejaran semalaman penuh. Aku tidak percaya itu. Aku mulai percaya desas-desus itu bahwa kau orang yang tamak. Orang yang kikir. Penghisap. Lintah darat. Inilah ganjarannya! Aku mulai percaya desas-desus itu, tentang dukun-dukun yang mengiluiluka sunatan anak-anak kita. Aku mulai yakin bahwa itu karena kesombonganmu,kekikiranmu, angkuhmu, dan tak mau tahu dengan mereka. Aku yakin, mereka menaruhracun di pisau dukun-dukun itu." " (Panggilan Rasul, Hamzah rangka)Pendeskripsian watak tokoh "aku" yang digunakan pengarang dalam cerpen di atasmelalui ........
<br />A. menguraikan watak tokoh
<br />B. tanggapan tokoh lain
<br />C. dialog antartokoh
<br />D. lingkungan tokoh
<br />E. lewat pikiran tokoh
<br />
<br />Ans: c
<br />
<br />58. Sedari mudaku aku di sini, bukan. Tak kuingat punya istri, punya anak, punya keluarga seperti orang-orang lain, tahu? Tak kupikirkan hidupku sendiri. Aku tak ingin jadi kaya, bikin rumah. Segala kehidupanku, lahir batin, kuserahkan kepada Allah Subhanahu wata'ala. Tidak pernah aku menyusahkan orang lain. Lalat seekor aku enggan membunuhnya. Tapi kini aku dikatakan manusia terkutuk. Umpan neraka. Marahkah Tuhan kalau itu yang kulakukan, sangkamu? Akan dikutuki-Nya aku kalau selama hidupku aku mengabdi kepada-Nya? Tak kupikirkan hari esokku, karena aku yakin Tuhan itu ada dan pengasih penyayang kepada umat-Nya yang tawakal. Aku bangun pagi-pagi. Aku bersuci. Aku pukul bedug membangunkan manusia dari tidurnya, supaya bersujud kepada-Nya. Aku sembahyang setiap waktu, siang malam, pagi sore. Aku sebut-sebut nama-Nya selalu. Aku puji puji dia. Aku baca kitab-Nya. Alhamdulillah, kataku bila aku menerima karunia-Nya.
<br /> (Robohnya Surau Kami: A.A. Navis) Nilai yang terkandung dalam cerpen di atas adalah ...
<br />A. moral
<br />B. sosial
<br />C. agama
<br />D. budaya
<br />E. estetika
<br />
<br />Ans: c
<br />
<br />59. Perhatikan kutipan berikut :" ........Hai anakku, janganlah engkau beringin-ingin peperangan. Jikalau mudah sekalipun, ketahui bahwa segala perbuatan itu niscaya berbalas jua. Maka pelihara engkau kan akhir pekerjaan, bahwa bahaya itu terkejut datangnya. Maka seyogianya engkau dari dahulu pelihara daripadanya dan perteguh olehmu barang kata yang keluar daripada mulutmu dengan akalmu. ("Hikayat Iskandar Zulkarnain" dalam Kesusasatraan Melayu Klasik sepanjang Abad
<br />karya Teuku Iskandar)
<br />Nilai-nilai yang terkandung dalam kutipan di atas adalah ........
<br />
<br />A. Setiap orang hendaknya selalu menjaga persahabatan bukan permusuhan.
<br />B. Setiap pekerjaan itu ada bahayanya maka berhati-hatilah dengan ucapan.
<br />C. Setiap terjadi peperangan pasti akan timbul pembalasan.
<br />D. Segala kata yang terucap harus dilandasi dengan emosi.
<br />E. Segala ucap hendaknya dipikirkan bersama-sama.
<br />
<br />Ans: b
<br />
<br />60. Tuhan Telah Menegurmu Tuhan telah menegurmu dengan cukup sopan lewat perut anak-anak yang kelaparan
<br />Tuhan telah menegurmu dengan cukup sopan
<br />lewat semayup suara adzan Tuhan telah menegurmu dengan cukup menahan kesabaran lewat gempa bumi yang berguncang deru angin yang meraung kencang hujan dan banjir yang melintang pukang
<br />Adakah kau dengar? (Apip Mustopa) Puisi tersebut mengungkapkan ........
<br />
<br />A. manusia yang melupakan Tuhannya
<br />B. Tuhan menegur manusia melalui bencana
<br />C. teguran Tuhan ada yang ringan dan ada yang berat
<br />D. manusia selalu ada dalam kasih sayang Tuhan
<br />E. siksaan akan datang bagi orang yang melupakan
<br />
<br />Ans: c
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />BAGI ANDA YANG INGIN LEBIH MENDALAM PEMBAHASAN SOAL-SOAL LATIHAN CPNS DAN LENGKAP
<br />
<br />SILAHKAN KUNJUNGI WEBSITE CPNSONLINE
<br />Htpp://www.cpnsonline.com
<br />
<br />
<br />KUMPULAN SOAL UJIAN SELEKSI PENERIMAAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL
<br />
<br />===================================================================
<br /> MATA UJIAN : BAHASA INGGRIS
<br /> TINGKAT : SARJANA/DIPLOMA
<br /> HARI/TANGGAL :
<br /> LOKASI WAKTU : 60 MENIT
<br />===================================================================
<br />PETUNJUK :
<br />Untuk soal nomor 1 sampai dengan nomor 50, pilihlah salah satu jawaban yang saudara anggap paling tepat diantara pilihan yang tersedia.
<br />
<br />I. Pilih jawaban yang paling benar
<br />
<br />1. The North Olate River -------from Wyoming into Nebraska.
<br />a. It flowed
<br />b. Flows
<br />c. Flowing
<br />d. With flowing water
<br />
<br />Ans: b
<br />
<br />2. ------Biloxi received its name from a Sioux word meaning “first people”
<br />a. The city of
<br />b. Locate in
<br />c. It is in
<br />d. The tour included
<br />
<br />Ans: a
<br />
<br />3. A pride of lions -----up to ferty lions, including one to three males, several females and cubs.
<br />a. Can contain
<br />b. It contains
<br />c. Contain
<br />d. Containing
<br />
<br />Ans: a
<br />
<br />4. ----- tea plant are small and white.
<br />a. The
<br />b. On the
<br />c. Having flowers the
<br />d. The flowers of the
<br />
<br />Ans: d
<br />
<br />5. The tetrachnes ---- antibiotics, are used to treat infections.
<br />a. Are a family of
<br />b. Being a family
<br />c. A family of
<br />d. Their family
<br />
<br />Ans: c
<br />
<br />6. Any possible academic assistance from taking stimulanis ----- marginal at best.
<br />a. It is
<br />b. That is
<br />c. Is
<br />d. As
<br />
<br />Ans: c
<br />
<br />7. Henry Adams born in Boston, -----famous as a novelist
<br />a. Became
<br />b. And became
<br />c. He was
<br />d. And the became
<br />
<br />Ans: a
<br />
<br />8. -----show the relations among neurons, they do not preclude the possibility that when aspecs are important.
<br />a. Neoral theories
<br />b. A neural theories
<br />c. Although neural theories
<br />d. However neural theories
<br />
<br />Ans: c
<br />
<br />9. During free fall, ----up to a full minute, a skydiver will fall at a constant speed
<br />a. It is
<br />b. Which is
<br />c. Being
<br />d. Is
<br />
<br />Ans: a
<br />
<br />10. ----in the first draft ofthe budget will not necessarily be in final draft
<br />a. although it appears
<br />b. it appears
<br />c. what appears
<br />d. despite its appearance
<br />
<br />Ans: c
<br />
<br />11. Until ------incorect, astronomers had assumed that the insidesof white award were uniform.
<br />a. They
<br />b. Recenly proven
<br />c. Their proof
<br />d. The astronomers recenly proven
<br />
<br />Ans: b
<br />
<br />12. When -----nests during spring nesting season Canadageese are fiercely
<br />a. Built
<br />b. Building
<br />c. Are building
<br />d. Are built
<br />
<br />Ans: b
<br />
<br />13. Located behind -----the two lacrimal glands
<br />a. Each eyelid
<br />b. Is each eyelid
<br />c. Each eyelid are
<br />d. Each eyelid which is
<br />
<br />Ans: c
<br />
<br />14. -----Hale Telescope, at thepalomar Observatory in southern California, scientists can photograph objects several billion light years away.
<br />a. The
<br />b. With the
<br />c. They use the
<br />d. It is the
<br />
<br />Ans: b
<br />
<br />15. Among bees ----a highly elaborate form of communication
<br />a. Occur
<br />b. Occurs
<br />c. Is occurs
<br />d. They occurs
<br />
<br />Ans: b
<br />
<br />16. -----heated by solar energy have special collectors on the roofs to trap sunlight
<br />a. Homes
<br />b. A home is
<br />c. A home
<br />d. Homes are
<br />
<br />Ans: a
<br />
<br />17. Vitamin C is necessary for the prevention and ----- of scurvy
<br />a. It cures
<br />b. Cure
<br />c. Cures
<br />d. For curing
<br />
<br />Ans: b
<br />www.cpnsonline.com
<br />18. Because bone loss accurs earlier in women than -----, the effects of osteoporosis are more apparent in women.
<br />a. As men
<br />b. In men
<br />c. Similar to men
<br />d. Men do
<br />
<br />Ans: b
<br />
<br />19. The use of detail is -----method of developing a controlling idea, and almost all students employ this method
<br />a. That most common
<br />b. Common
<br />c. More common
<br />d. Most common
<br />
<br />Ans: b
<br />
<br />20. The speed of lights is -----the speed of sound.
<br />a. Faster
<br />b. Much faster than
<br />c. One fastest
<br />d. As fast
<br />
<br />Ans: b
<br />
<br />21. Each object ------jupiter’s magnetic field is deluged with electrical charges.
<br />a. Enters
<br />b. It enter
<br />c. Entering
<br />d. Enter
<br />
<br />Ans: c
<br />
<br />22. ----discused by the board of directors when it was proposed agaun by the supervisors.
<br />a. The problems had already
<br />b. The problem is already
<br />c. The problem had already been
<br />d. The problem has already
<br />
<br />Ans: a
<br />
<br />23. A tornado is a violently relating columns of air -----along a narrow path on the ground for a relativity brief period of time.
<br />a. It moves
<br />b. When it moves
<br />c. That moves
<br />d. And moving
<br />
<br />Ans: c
<br />
<br />24. Her feve is ----to ignors
<br />e. High too much
<br />f. Too much high
<br />g. Too high
<br />h. So high
<br />
<br />Ans: c
<br />
<br />
<br />25.The La Brea tarpits, located in hancock park in the Los Angeles are, have proven to be an extremely fertile source od Ice Age Fossils. Apparently, during the period of the Ice Age, the tarpits were covered by shallow pools of water, when animals came there to drink, they got caught in the sticky tar and perished. The tar not only trapped the animals, leading to their death, but also served as a remarkably effective preservant, allowing near perfect skeletons to remain hidden until yhe present area.
<br /> In 1906, the remains of a huge prehistoric bear discovered in the tarpits alerted archeologists to the potensial trasure lying within the tar. Since the thousands and thousands of well-preserved skeleton have been uncovered, including the sekeleton of camels, horses, wolves, tigers, slots, and dinosaurs.
<br />
<br /> which of the following is NOT true about the La Brea tarpits?
<br />a. They contain fossils that are quite old
<br />b. They are found in Hancock park
<br />c. They have existed since the Ice age
<br />d. They ae located under a swimming pool
<br />
<br />Ans: d
<br />Copy asli dari www.cpnsonline.com
<br />26. The pronoun “they” in line 3 refers to
<br />a. The La Brea arpits
<br />b. Ice Age fossils
<br />c. Shallow pools of water
<br />d. animals
<br />
<br />Ans: d
<br />
<br />27. According to the passage, how did the Ice Age animals die?
<br />a. The water poisoned them
<br />b. They got stuck in the tar
<br />c. They were attacked by other animals
<br />d. They were killed by hunters
<br />
<br />Ans: b
<br />
<br />28. When did archeologists become aware of the possible value of the contents of the tarpits?
<br />a. During the Ice Age
<br />b. Thousands and thousands of years ago
<br />c. Early in the twentieth century
<br />d. Within the past decade
<br />
<br />Ans: c
<br />
<br />29. Manic depression is another psychiatric illness that mainly effects the mood. A patient suffering from this disease will alternate between periods of manic excitement and extreme depression with or without relatively normal periods in between. The cange in mood suffered by a manic depressive patient go far beyond the day to day change experienced by the geneal population. In the period of manic excitement, the mood elevation can become so intense that it can result extended insomania,extreme irritability, and heightened aggressiveness. In the period of depression, which way last for severals weeks or months, a patient experiences feelings of general fatigue, uselessness,and in serious cascs, may contemplete suicide.
<br />The paragraph preceding this passage most probably discuss
<br />a. When manic depression develops
<br />b. Now manic depression can resultan suicide
<br />c. Now moods are determined
<br />d. A different type of mental disease
<br />
<br />Ans: d
<br />
<br />30. The main topic of this passage is
<br />a. Various psychiatric illnesses
<br />b. How depression affects the mood
<br />c. The mood changes of manic depressions
<br />d. The intense periods of manic excitement
<br />
<br />Ans: c
<br />
<br />31. The passage indicates that most people
<br />a. Become highly depressed
<br />b. Switch wildly from highs to lows
<br />c. Experiance occasional shifts in mood
<br />d. Never undergo mood changes
<br />
<br />Ans: c
<br />
<br />32. The passage implies that
<br />a. Change from excitement to depression occur frequently and often
<br />b. Only manic depressive patients experience aggression
<br />c. The depressive phase of this disease can be more harmful than the manic phase
<br />d. Suicide is invetible in cases of manic depression
<br />
<br />Ans: c
<br />Copy dari www.cpnsonline.com
<br />33. According the passage, a manic depressive patient in a manic phase would be feeling
<br />a. Unhappy
<br />b. Angry
<br />c. Highly emotional
<br />d. Patient
<br />
<br />Ans: a
<br />
<br />34. Blood plasma is a clear, almost colorless liquid. It consits of blood from which the red and while blood cells have been removed. It is often used in transfusions because a patient generally needs the plasma portion of the blood more than the other components.
<br /> Plasma differs in several important ways from whole blood. First of all, plasma can be mixed for all donors and does not have to be from the right blood group, as whole blood does. In addition, plasma can be dried and stored, while whole blood cannot.
<br /> All of the following are true about blood plasma EXCEPT
<br />a. It is deeply colored liquid
<br />b. Blood cells have been taken out of it
<br />c. Patients are often transfused with it
<br />d. It is generally more important to the patient than other parts of whole blood.
<br />
<br />Ans: a
<br />
<br />35. which of the following is NOT stated about whole blood?
<br />a. It is different from plasma
<br />b. It cannot be dried
<br />c. It is impossible to keep it in storage for a long time
<br />d. It is a clear, colorless liquid
<br />
<br />Ans: d
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />BAGI ANDA YANG INGIN LEBIH MENDALAM PEMBAHASAN SOAL-SOAL LATIHAN CPNS DAN LENGKAP
<br />
<br />SILAHKAN KUNJUNGI WEBSITE CPNSONLINE
<br />Htpp://www.cpnsonline.com
<br />
<br />
<br />KUMPULAN SOAL UJIAN SELEKSI PENERIMAAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL
<br />
<br />===================================================================
<br /> MATA UJIAN : PANCASILA
<br /> TINGKAT : SARJANA/DIPLOMA
<br /> HARI/TANGGAL :
<br /> LOKASI WAKTU : 60 MENIT
<br />===================================================================
<br />
<br />PETUNJUK :
<br />Pilihlah jawaban yang paling benar pada lembar jawaban yang tersedia.
<br />
<br />
<br />1. Dalam kehidupan bernegara, Pancasila berperan sebagai
<br />a. Dasar negara
<br />b. Dasar kenegaraan
<br />c. Dasar beragama
<br />d. Dasar ketatanegaraan
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />2. Rumusan Pancasila yang resmi terdapat dalam
<br />a. Pidato Bung Karno
<br />b. Prolamasi 17 Agustus 1945
<br />c. Pembukaan UUD 1945
<br />d. Piagam Jakarta
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />3. Dalam sumber tata hukum di Indonesia, Pancasila dijadikan sebagai
<br />a. Sumber dari segala sumber hukum
<br />b. Hukum tertinggi di Indonesia
<br />c. Hukum tertulis tertinggi di Indonesia
<br />d. Setingkat dengan UUD 1945
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />4. Pancasila bagi bangsa Indonesia merupakan:
<br />a. Pandangan hidup
<br />b. Falsafah dan dasar negara
<br />c. Sumber hukum
<br />d. Semua benar
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />5. tata cara mengucapkan Pancasila pada upacara-upacara resmi ditetapkan pada :
<br />a. TAP MPR RI No.II/MPR/1978
<br />b. INPRES No.12 Tahun 1968
<br />c. UU No.5 Tahun 1985
<br />d. TAP MPR No.I/MPR/1983
<br />
<br />Answer: d
<br />
<br />6. Hubungan sosial yang selaras, serasi, seimbang antara individu dan masyarakat dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila,yaitu:
<br />a. Sila kedua
<br />b. Sila ketiga
<br />c. Sila keempat
<br />d. Sila kelima
<br />
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />7. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia, oleh karena itu dikembangkan sikap hormat-menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain. Hal ini adalah penjabaran
<br />a. Sila pertama
<br />b. Sila kedua
<br />c. Sila ketiga
<br />d. Sila kelima
<br />
<br />Answer: b
<br />Copy asli dari www.cpnsonline.com
<br />8. Dengan dicabutnya ketetapan MPR RI No.11/MPR/1978 berarti:
<br />a. Bebas menafsirkan Pancasila
<br />b. Pancasila menjadi idak bemakna
<br />c. Nilai-nilai dasar Pancasila tetap harus dilaksanakan
<br />d. Pancasila tinggal sejarah
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />9. Berdasarkan pengalaman sejarah, Pancasila sebagai dasar negara ternyata tetap tegak walaupun mengalami berbagai cobaan. Adapun kekuatannya terletak pada:
<br />a. Posisi negara yang terdiri dari pulau-pulau yang terpisah oleh laut
<br />b. Keyakinan bangsa Indonesia akan kebenaran Pancasil
<br />c. Pegawai Negeri Sipil yang menjaganya
<br />d. Kekuatan TNI
<br />
<br />Answer: b
<br />
<br />10. Pnacasil ayng benar dan perlu dihayati serta diamalkan adalah Pancasila yang rumusannya tercantum dalam:
<br />a. Pembukaan UUD 1945
<br />b. Konstitusi RIS
<br />c. TAP MPR RI No.II/MPR/1978
<br />d. Buku Sutasoma
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />11. Pangkal tolak penghayatan dan pengamalan Pancasil adalah
<br />a. Keamanan dan kemampuan mengadakan tuntutan dan kebutuhan masyarakat moden
<br />b. Kemauan dan kemampuan mengembangkan pertengkaran antar umat beragama
<br />c. Kemauan dan kemampuan manusia Indonesia dalam mengendalikan diri
<br />d. Kemauan dan kemampuan manusia Indonesia mengembangkan kebudayaan asing
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />12. Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila ditetapkan pada tanggal
<br />a. 2 Maret 1978
<br />b. 4 Maret 1978
<br />c. 12 Maret 1978
<br />d. 22 Maret 1978
<br />
<br />Answer: d
<br />
<br />13. Dalam rangka membina rasa nasionali di kalanganmasyarakat Indonesia hendaknya dilakukan dengan menghindari hal-hal dibawah ini, kecuali ...
<br />a. Patriotisme
<br />b. Sukurisme
<br />c. Chauvimisme
<br />d. Ekstrimisme
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />14. Keseimbangan antara hak dankewajiban mengandung pengertian bahwa :
<br />a. Mengaur batas hak asasi manusia
<br />b. Mengatur kepentingan bersama
<br />c. Sesuai dengan harkat dan martabat manusia
<br />d. Hak asasi manusia setiap manusia
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />15. Dalam mempertahankan kehidupan serta mengupayakan kehidupan yanglebih baik, manusia hidup bermasyarakat. Dalam hidup bermasyarakat tersebut perlu dijaga keserasian hubungan antar manusia dan ketertiban masyarakat itu sendiri.Untuk itu perlu sikap dan perbuatan ...
<br />a. Meghormati hak-hak orang lain
<br />b. Semangat perjuangan yang tinggi
<br />c. Tekad yang bulat
<br />d. Pengendalian diri
<br />
<br />Answer: a
<br />Copy asli dari www.cpnsonline.com
<br />16. Berani membela kebenaran dan keadilan adalah pedoman pengamalan untuk sila
<br />a. Sila pertama
<br />b. Sila kedua
<br />c. Sila ketiga
<br />d. Sila keempat
<br />
<br />Answer: b
<br />
<br />17. Pancasila sebagai Dasar Negara kit tedapat dalam pembukaan UUD 1045 yang ditetapkan pada tanggal...
<br />a. 1 Juni 1945
<br />b. 22 Juni 1945
<br />c. 18 Agustus 1945
<br />d. 17 Agustus 1945
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />18. Pembahasan dasar Negara dikaji pada dua bada,yaitu BPUPKI dan PPKI. Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia dibentuk pada:
<br />a. 9 Agustus 1945
<br />b. 1 Juni 1945
<br />c. 17 Agustus 1845
<br />d. 18 Agustus 1945
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />19. Beribadah dan menganu suatu aama atau kepecayaan adalah merupakan asasi ..
<br />a. Pribadi
<br />b. Perlakuan dan perlindungn
<br />c. Politik
<br />d. Sosial budaya
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />20. Secara formal Pancasila disahkan sebagai dasar negara republik Indonesia pada tanggal:
<br />a. 1 Juni 1945
<br />b. 17 Agustus 1945
<br />c. 18 Agustus 1945
<br />d. 20 Agustus 1945
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />21. Kekuasaan Negara yag tertinggi berada di tangan ...
<br />a. Presiden
<br />b. Presiden dan wakil presiden
<br />c. Dewan Perwakilan Rakyat
<br />d. Majlis Permusyawarata Rakyat
<br />
<br />Answer: d
<br />
<br />22. Undang-undang Dasar 1945 dirancang oleh suatu badan yang dibentuk oleh bala tentara Jepang pada tahun 1945, yaitu ...
<br />a. PPKI
<br />b. DPR
<br />c. BPUPKI
<br />d. MPR
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />23. Landasan idiil negara kita adalah...
<br />a. UUD 1945
<br />b. Tap MPR
<br />c. Pancasila
<br />d. Proklamasi Kemerdekaan
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />24. Pancasila sebagai dasar negara digali dari nilai-nilai budaya dan agama bangsa Indonesia, dengan demikian Pancasila memenuhi syarat empat kausalitas, sebagai mana tercantum dibawah ini, kecuali causa ...
<br />a. Prima
<br />b. Materialis
<br />c. Formalis
<br />d. Efisien
<br />
<br />Answer: b
<br />
<br />25. Sebelum secara resmi disahkan pada tahun 1945 sebagai dasar filsafat negara, unsur-unsur Pancasila telah dimiliki dan telah melekat pada bangsa Indonesia sebagai asas dalam adat-istiadat, kebudayaan dan rekigius yang teranhgkum pada ...
<br />a. Ma Lima
<br />b. Sutasoma
<br />c. Tripakara
<br />d. Gotong royong
<br />
<br />Answer: d
<br />
<br />26. Bangsa Indonesia melakukan hubungandan kerjasama yang baik dengan negara lain di dunia. Hal ini merupakan cerminan
<br />a. Sila pertama
<br />b. Sila kedua
<br />c. Sila ketiga
<br />d. Sila keempat
<br />
<br />Answer: b
<br />
<br />27. Kondisi dinamik suatu bangsa berisi keuletan dan ketangguhan, yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan serta gangguan baik yang datang dariluar maupun dari dalam yang langsung maupun tidaklangsung membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan mengejar tujuan nasional, disebut dengan...
<br />a. Ketahanan nasional
<br />b. Keuletan nasional
<br />c. Integritas nnasional
<br />d. Identitas nasional
<br />
<br />Answer: a
<br />Copy dari www.cpnsonline.com
<br />28. Berikut ini merupakan asas pengembangan ketahanan nasional bangsa Indonesia, kecuali ....
<br />a. Kesejahteraan dan keamanan
<br />b. Memperkuat rasa keadilan
<br />c. Kekeluargaan
<br />d. Mawas diri
<br />
<br />Answer: b
<br />
<br />29. Keseluruhan cara hidup masyarakat yang perwujudannya tampak pada tingkah laku para anggotanya disebut dengan
<br />a. Kebudayaan
<br />b. Kepercayaan
<br />c. Ideologi
<br />d. Struktur sosial
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />30. Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata materiil dan spirituil berdasarkan..
<br />a. TAP MPR
<br />b. Keputusan presiden
<br />c. Pancasila dan UUD 1945
<br />d. Wilayah Indenesia
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />KUNCI JAWABAN
<br />
<br />PANCASILA
<br />NOJawabanKeterangan1ADasar negara2CPembukaan UUD 19453ASumber dari segala sumber hukum4APandangan hidup5DTAP MPR RI No.I/MPR/19836ASila kedua7BSila kedua8CNilai-nilai dasar Pancasila tetap harus dilaksanakan9BKeyakinan bangsa Indonesia akan kebenaran Pancasila10APembukaan UUD 194511CKemauan dan kemampuan manusia Indonesia dalam mengendalikan diri12D22 Maret 197813APatriotisme14CSesuai dengan harkat dan martabat manusia15AMenghormati hak-hak arang lain16BSila kedua17C18 Agustus 194518A9 Agustus 194519APribadi20C18 Agustus 194521DMajelis Permusyawaratan Rakyat22CBPUPKI23CPancasila24BMeterialis25DGotong royong26BSila kedua27AKetahanan nasional28BMemperkuat rasa kedaerahan29AKebudayaan30CPancasila dan UUD 1945
<br />
<br />
<br />BAGI ANDA YANG INGIN LEBIH MENDALAM PEMBAHASAN SOAL-SOAL LATIHAN CPNS DAN LENGKAP
<br />
<br />SILAHKAN KUNJUNGI WEBSITE CPNSONLINE
<br />Htpp://www.cpnsonline.com
<br />
<br />
<br />
<br />KUMPULAN SOAL
<br />UJIAN SELEKSI PENERIMAAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL
<br />
<br />===================================================================
<br /> MATA UJIAN : TATA NEGARA
<br /> TINGKAT : SARJANA/DIPLOMA
<br /> HARI/TANGGAL :
<br /> LOKASI WAKTU : 60 MENIT
<br />===================================================================
<br />PETUNJUK :
<br />Untuk soal nomor 1 sampai dengan nomor 50, pilihlah salah satu jawaban yang saudara anggap paling tepat diantara pilihan yang tersedia
<br />
<br />1. Pertimbangan dikeluarkannya POLRI dari institusi ABRI adalah
<br />a. Dapat menegakkan hukum lebih konsekuen dalam masyarakat
<br />b. Meningkatkan profesionalisme POLRI dalam menjalankan tugas
<br />c. Memperbaiki dan meningkatkan citra POLRI dalam masyarakat
<br />d. Memperoleh keleluasaan dalam menjalankan tugas-tugasnya
<br />
<br />Answer: b
<br />
<br />2. Paradigma baru tentang peran politik TNI pada hakikatnya menunjukkan
<br />a. Peningkatan peran sosial politik TNI
<br />b. Pemantapan peran sosial politik TNI
<br />c. Pengurangan peran sosial politik TNI
<br />d. Pembalasan peran sosial politik TNI
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />3. Menurut undang-undang nomor 22 tahun 1999 diantara kewenangan pemerintah pusat yang tidak diotonomikan adalah ....
<br />a. Pendidikan
<br />b. Agama
<br />c. Sosial
<br />d. Pertahan
<br />
<br />Answer: d
<br />
<br />4. susunan pemerintah daerah otonom menurut Undang-undang nomor 22 tahun 1999 terdiri dari:
<br />a. Kepala Daerah dan DPRD
<br />b. Kepala Derah, DPRD dan Badan Eksekutif Derah
<br />c. Kepala Derah dan dinas-dinas
<br />d. Kepala Deerah dan Tripida/Muspida
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />5. Dalam kehidupan bernegara,Pancasila berperan sebagai:
<br />a. Dasar Negara
<br />b. Dasar Kenegaraan
<br />c. Dasar Beragama
<br />d. Dasar Ketatanegaraan
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />6. Kekuasaan Kehakiman menurut UUD 1945 Amandemen, tercantum dalam:
<br />a. Pasal 14
<br />b. Pasal 25
<br />c. Pasal 24
<br />d. Pasal 27
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />7. Menurut UUD 1945 Amandemen, Indonesia menganut sistem pemerintahan ;
<br />a. Sentralisasi
<br />b. Desentralisasi
<br />c. Presidensiel
<br />d. Perlementer
<br />
<br />Answer: b
<br />
<br />8. Kekuasaan kehakiman menurut UUD 1945 Amandemen, adalah :
<br />a. Presiden
<br />b. Mahkamah Konstitusi
<br />c. Mahkamah Agung
<br />d. DepKumHam
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />9. Ketentuan yang merupakan perwujudan sumber hukum urutan tertinggi adalah:
<br />a. UUD 1945
<br />b. Pancasila
<br />c. Mahkamah Agung
<br />d. TAP MPR
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />10. Menurut UUD 1945 Amandemen, salah satu tugas MPR, kecuali...
<br />a. Meminta Pertanggung-jawaban Presiden sebagai mandataris
<br />b. Mengubah UUD 1945
<br />c. Memberhentikan Presiden
<br />d. Menetapkan GBHN
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />11. Yang dimaksud undang-undang dasar menurut UUD 1945 adalah
<br />a. Konvensi
<br />b. Hukum dasar tertulis
<br />c. Hukum adat
<br />d. Hukum tidak tertulis
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />12. Menurut UUD 1945 pasal 10, Kekuasaan Presiden selaku Kepala negara adalah:
<br />a. Sebagai pemegang kekuasaan tertinggi atas AD, AL, AU
<br />b. Menyatakan negara dalam keadaan bahaya
<br />c. Memberikan Grasi, Amnesti, Abolisi dan Rehabilitasi
<br />d. Memberikan gelas, tanda jasa dan hak-hak lain tanda kehormatan
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />13. Propenas adalah singkatan dari :
<br />a. Perancanaan Pembangunan Nasional
<br />b. Proyek Pembangunan Nasional
<br />c. Program Pembangunan Nasional
<br />d. Prosedur Pembangunan Nasional
<br />
<br />Answer: b
<br />
<br />14. Dalam rangka pembangunan nasional yang langsung berugas sebagai pemikir,perencanaan dan sekaligus pelaksanaan pembangunan adalah:
<br />a. TNI
<br />b. Ahli-ahli ekonomi
<br />c. Masyarakat umum
<br />d. Pegawai Negeri
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />15. Dinas propinsi merupakan unsur pemerintahan propinsi dipimpin oleh kepala yang berada dibawah gubernur, melalui:
<br />a. Wakil Gubernur
<br />b. Sekretaris Daerah
<br />c. Unit Pelaksana Teknis
<br />d. Kepala Dinas
<br />
<br />Answer: b
<br />
<br />16. Peraturan Pemerinah tentang pengelolaan dan pertanggung-jawaban leuangan dalam pelaksanaan dekonsentrasi dalam :
<br />a. PP Nomor 105
<br />b. PP Nomor 106
<br />c. PP Nomor 107
<br />d. PP Nomor 151
<br />
<br />Answer: b
<br />Copy asli dari www.cpnsonline.com
<br />17. Peraturan pemerintah tenang pedoman organisasi perangkat daerah (PP Nomor 84 tahun 2000) disahkan pada:
<br />a. 25 Agustus 2000
<br />b. 25 September 2000
<br />c. 25 Oktober 2000
<br />d. 25 November 2000
<br />
<br />Answer: b
<br />
<br />18. UUD 1945 telah mengalami amandemen yang ke
<br />a. Satu
<br />b. Dua
<br />c. Tiga
<br />d. Empat
<br />
<br />Answer: d
<br />
<br />19. Yang dimaksud pemerintah pusat adalah:
<br />a. Presiden dan Wakil Presiden, DPR, MPR dan MA
<br />b. Presiden dan Wakil Presiden,Menteri
<br />c. Presiden dan Wakil Presiden, DPR, TNI
<br />d. Presiden dan WakilPresiden, MA, POLRI
<br />
<br />Answer: b
<br />
<br />20. PerekonomianNasiona diselenggarakan berdasar atas ekonomi dengan prinsip sebagai berikut, KECUALI:
<br />a. Efisiensi
<br />b. Kebangsaan
<br />c. Berwawasan lingkungan
<br />d. Kemandirian
<br />
<br />Answer: b
<br />
<br />21. Berikut ini asas-asas dalam penyelenggaraan Pemerintah bernegara, KECUALI:
<br />a. Negara Indonesai berdasar atas Hukum dan tidak berdasar aas kekuasaan
<br />b. Kekuasaan Tertinggi ditangan rakya
<br />c. Kekuasaan Kepala Negara tidak tak terbatas
<br />d. Pemerintah berdasarkan musyawarah mufakat penyelenggara negara
<br />
<br />Answer: d
<br />
<br />22. Penyelenggara Pemerintahan yang bersih dan bebas KKN (good govermance) tercantum dalam :
<br />a. TAP MPR
<br />b. UUD 1945 yang telah di amandemen
<br />c. UU No.28tahun 1999
<br />d. Propenas (GBHN)
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />23. Pembentukan KPKPN meupakanamanat dan TAP MPR No.XI/MPR/1998, tujuan pembentukan tersebut adalah:
<br />a. Mengetahui kekayaan pejabat negara
<br />b. Mengetahui kebocoran anggaran keuangan negara
<br />c. Melakukan pemantauan dan klasifikasi atas harta kekayaan penyelenggara negara
<br />d. Membantu tugas kepolisian untuk menyelidiki indikasi penyalahgunaan anggaran oleh penyelenggara negara
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />24. Tujuan dibentuk PTUN (Peradilan Tata Usaha Negara) adalah:
<br />a. Penyelesaian sengketa antara pemerintah dan warga negara akibat kebijakan pemerintah yang dianggap melanggar hak warga negara
<br />b. Memberikan bantuan hukum kepada warga negara yang beselisih dengan pemerintah
<br />c. Memberikan sangsi dan denda kepada para penyelenggara negara yang terlibat konflik dengan warga negara
<br />d. Sebagai lembaga peradilan dimana KPKPN menemukan indikasi penyalahgunaan wewenang dan anggaran penyelenggara negara
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />25. Penyelenggara Pemerintahan yang baik perlu melibatkan semua pihak yang terkait yaitu:
<br />a. Pemerintah, LSM dan Swasta
<br />b. Swasta, LSM dan Masyarakat
<br />c. Pemerintah, Masyarakat dan Swasta
<br />d. Pemerintah, LSM dan Masyarakat
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />26. Berikut adalahsumber hukum dan perundang undangan sesuai TAP MPR No.111/MPR/2002, KECUALI
<br />a. Inpres
<br />b. Perda
<br />c. Keppres
<br />d. Perpu
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />27. Yang merupakan lembaga-lembaga penyelenggara pemerintah pusat adalah
<br />a. DPR
<br />b. MPR
<br />c. Departemen
<br />d. KPKPN
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />28. Berikut lembaga-lembaga negara yang dimaksud dalam UU 1945, KECUALI
<br />a. Presiden
<br />b. MPR
<br />c. DPR
<br />d. KPKPN
<br />
<br />Answer: d
<br />
<br />29. MPR dapat memberhentikan presiden dan wakil presiden sebelum masa jabatannya dengan persetujuan :
<br />a. DPR
<br />b. Mahkamah Konstitusi
<br />c. Mahkamah Agung
<br />d. Partai Politik
<br />
<br />Answer: b
<br />Copy asli dari www.cpnsonline.com
<br />30. Asas-asas tentang penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas KKN adalah
<br />a. Asas kemerdekaan berpendapat
<br />b. Asas mendapatkan hak sebagai warga negara
<br />c. Asas kepastian hukum
<br />d. Asas kebebasan dalam pelaksanaan kehidupan bermasyarakat
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />31. Berdasarkan keppres No. 102 tahun 2001,fungsi dari departemen adalah
<br />a. Membantu tugas presiden
<br />b. Menyusun rencana nasional secara makro dibidangnya
<br />c. Membina dan koordinasi pelaksanaan tugas serta pelayanan administrasi departemen
<br />d. Mewakili presiden dalam rapat-rapat dengan DPR
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />32. Susunan suatu departemen terdiri dari unsur berikut, KECUALI:
<br />a. Menteri
<br />b. Sekjend
<br />c. Dirjend
<br />d. Pejabat Eselon
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />33. Sesuai Keppres No.100 tahun 2001 terdapat Menko (menteri koordinator) yaitu:
<br />a. Menko bidang Kesejahteraan Nasional
<br />b. Menko bidang politik dan ekonomi sosial
<br />c. Menko bidang Perekonomian
<br />d. Menko bidang Sosial, Politik dan Keamanan Rakyat
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />34. Yang bukan termasuk lembaga pemerintahan non departemen adalah:
<br />a. LAPAN
<br />b. Arsip Nasional Republik Indonesia
<br />c. Badan Otorita Batam
<br />d. Badan Standarisasi Nasional
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />35. Berikut adalah BUMN-bumn dibawah koordinasi teknis DESDM, kecuali:
<br />a. PT.PLN
<br />b. PT.Pertamina
<br />c. PT.Koneba
<br />d. PT.Freeport Indonesia
<br />
<br />Answer: d
<br />
<br />36. Unsur-unsur pembentuk suatu negara adalah:
<br />a. Rakyat, Wilayah yang permanen, Pemerintah yang berdaulat
<br />b. Rakyat, Wilayah yang permanen, Aturan perundang-undangan
<br />c. Pemerintahan yang berdaulat, Rakyat, Sumber kekayaan alam
<br />d. Wilayah yang permanen, Rakyat, Pemimpin
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />37. Dibawah ini adalah bentuk-bentuk negara menurut teori-teori modern tentang negara
<br />a. Negara Kerajaan, Negara Demokrasi, Ngara Republik
<br />b. Negara Republik, Negara Kesatuan, Negara Kerajaan
<br />c. Negara Kesatuan, Negara Federasi
<br />d. Negara Federasi, Negara Republik, Negara Sosialis
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />38. Yang bukan pencetus definisi bangsa adalah:
<br />a. Emest Penant
<br />b. Otto Bauer
<br />c. F. Ratzel
<br />d. Jens Hans
<br />
<br />Answer: d
<br />
<br />39. Indonesia sebagai negara kesatuan mendapat pengakuan pertama kali dari Inggris pada:
<br />a. 29 Maret 1948
<br />b. 30 Maret 1949
<br />c. 31 Maret 1947
<br />d. 1 Mei 1907
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />40. Pergerakan Budi Utomo sebagai tonggak awal sejarah perjuangan nasional didirikan pada :
<br />a. 21 Mei 1908
<br />b. 20 Mei 1908
<br />c. 18 Mei 1908
<br />d. 17 Mei 1907
<br />
<br />Answer: b
<br />
<br />41. Integritas Nasional sebagai upaya atas proses pembauran harus dapat jaminan terwujudnya hal-hal berikut, KECUALI:
<br />a. Keselarasan
<br />b. Keserasian
<br />c. Kemaslahatan
<br />d. Keseimbangan
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />42. Penanaman Integralistik oleh Mr. Soepomo yang merupakan salah satu aliran dalam teori pembentukan negara disampaikan dalam sidang:
<br />a. BPUPKI
<br />b. PPKI
<br />c. Konferensi Meja Bundar
<br />d. Persiapan Kemerdekaan Republik Indonesia
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />43. Undang-undang yang mengatur pokok-pokok pemerintahan daerahadalah:
<br />a. UU No.24 tahun 1999
<br />b. UU No.25 tahun 1999
<br />c. UU No.22 tahun 1999
<br />d. UU No.23 tahun 1999
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />44. DPD dipilih melalui pemilu dan ditentukan setiap propinsi diwakili anggota terpilih berjumlah:
<br />a. 2
<br />b. 4
<br />c. 3
<br />d. 5
<br />
<br />Answer: b
<br />
<br />45. BI mendapat status sebagai lembaga independen menurut
<br />a. UU no.25 tahun 1999
<br />b. UU no.24 tahun 1999
<br />c. UU no.26 tahun 1999
<br />d. UU no.23 tahun 1999
<br />
<br />Answer: d
<br />
<br />46. Peraturan perundang-undangan yang dibuat dalam hal ihwal kegentingan memaksa adalah:
<br />a. Dekrit
<br />b. Keppres
<br />c. PP
<br />d. Perpu
<br />
<br />Answer: d
<br />
<br />47. Untuk menjadi panglima TNI menurut undang-undang TNI yang baru seseorang dapat diangkat menjadi panglima jika:
<br />a. Telah menjabat kepala staf angkatan
<br />b. Masa keja lebih dari 25 tahun
<br />c. Berpangkat minimal Letjend
<br />d. Disetujui DPR
<br />
<br />Answer: a
<br />
<br />48. Polri berada dibawah:
<br />a. DPR
<br />b. Depdagri
<br />c. Dephan
<br />d. Presiden
<br />
<br />Answer: d
<br />
<br />49. Badan ekstra struktural yang dibentuk oleh pemerintahan sekarang adalah, KECUALI:
<br />a. Dewan Ekonomi Nasional
<br />b. Dewan Pertahanan Nasional
<br />c. Dewan Rakyat Nasional
<br />d. Dewan pemulihan Usaha Nasional
<br />
<br />Answer: c
<br />
<br />50. nama kabinet sekarang adalah:
<br />a. Kabinet gotong royong
<br />b. Kabinet Indonesia bersatu
<br />c. Kabinet Pembangunan Nasional
<br />d. Kabinet Reformasi
<br />
<br />Answer: b
<br />
<br />
<br />BAGI ANDA YANG INGIN LEBIH MENDALAM PEMBAHASAN SOAL-SOAL LATIHAN CPNS DAN LENGKAP
<br />
<br />SILAHKAN KUNJUNGI WEBSITE CPNSONLINE
<br />Htpp://www.cpnsonline.com
<br />
<br />
<br />KUMPULAN SOAL
<br />UJIAN SELEKSI PENERIMAAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL
<br />
<br />================================================================
<br /> MATA UJIAN : TEST POTENSI AKADEMIK
<br /> TINGKAT : SARJANA/DIPLOMA
<br /> HARI/TANGGAL :
<br /> LOKASI WAKTU : 180 MENIT
<br />================================================================
<br />Catatan : Test Verbal 30 soal
<br /> Test numeric 30 soal
<br /> Test logika 40 soal
<br />
<br />
<br />1. TEST VERBAL
<br /> Bacalah kutipan makalah dibawah ini dengan baik kemudian jawablah pertanyaan diakhir makalah ini.
<br />
<br /> Peristiwa-peristiwa bisa diurut disamping atau diatas yang lain suatu susunan. Dari padanya muncul alur-alur yang menjadi bernang merah yang disebut cerita.Bila cerita tersebut bukan tentang dongeng dalam dunia khayal, akan tetapi tentang peristiwa masa lalu dan terutama tentang apa sesungguhnya masa lalu itu, maka hampir semua orang setuju untuk menyebut sejarah, maka dalam sejarah ada susunan fakta, urutan kejadian satu sesudah yang lain.
<br /> Namun ternyata bahwa sejarah bukan semata-mata urutan fakta. Bila sejarah semata-mata difahami sebagai kronikl maka sudah dari mula cakrawalanya dipersempit . Sejarah dalam pengertian kronik ini menjadi statis.
<br /> Sejarah lebih sekedar kronik karena dalam sejarah juga terkandung pikiran yang hidup dari dan tentang masa lampau. Dalam hubungan itu tugas historiografi bukan saja mencari kebenaran masa lampau akan tetapi berdasarkan itu memperbandingkan dengan masa kini dan agaknya Benedetto Croce sejarawan Italia tidak terlalu jauh meleset bila dia katakan sejarah yang benar adalah sejrah masa kini.
<br /> Dia buikan lagi fakta tetapi sejarah menjadi proses yaitu interaksi yang tak berkeputusan antara manusia dan manusia lain di masa kini yang mengambil dimensi Kelampauan dan Kekinian dan sejarah juga adalah proses dialog antara manusia masa lampau dan manusia masa kini. Maka sejarah tampil sebagai suatu totalitas.
<br /> Namun cara bagaimana dialog berlangsungsering membangkitkan masalah. Struktur sosial dan politik masyarakat masa kini sangat menentukan corak atau untuk lebih tepat dimensi sejarah yang ditulis. Bilamana kesadaran yang dibangkitkan sejarah memperkaya kepribadian Nasional bilamana dialog dalam sejarah mampu merumuskan jawaban bagi tantangan masa kini maka dialog dengan sejarah menentukan bentuknya.Sejarah yang diambil dalam arti sebenarnya tidak lebih dari usaha mencari legitimasi. Dimana masa lampau bukan pendamping tatapi taklukan. Monologia terjadi bila mana kepentingan menjadi segala-galanya. Berdasarkan kepentingan peranan yang dulu pernah dimainkan, dilebih-lebihkan. Maka sejarah menjadi sama keringnya seperti sejarah dalam arti kronik.
<br /> Siapakah dalam tingkatan sekarang memutuskan bahwa kemerdekaan adalah semata-mata perjuangan bersenjata dan bukan diplomasi? Sebaliknya, siapakah berani mengatakan bahwa kemerdekaan semata-mata direbut oleh diplomasi dan bukan dengan perjuangan bersenjata? Diskusi tentang ini mungkin berjalan tak berpenghabisan.
<br /> Akan tetapi yang bisa diamati adalah bahwa struktur sosial dan politik masa kini memgang peranan menentukan jenis konfigurasi fakta-fakta yang berada diseputar Indonesia fakta mencair. Titik berat bergeser warna karena kemerdekaan menjadi sumber tertinggi dalam memberikan legitimasi bagi setiap kelompok yang berusaha menjadi penguasa. Setiap kali orang berusaha mematikan dialog dalam sejarah kelihatan bahwa sejarah telah diturunkan menjadi hanya sebuah kronik kering yang tidak menggairahkan. Dalam hal ini tersebut bias sedemikian rupa sehingga usaha untuk membangkitkan semangat kepahlawanan menjadi penting.
<br /> Sejarah kemerdekaan adalah episode dalam sejarah yang paling banyak mengalami penulisan ulang. Ditilik dari sejarah sebagai dialogis penulisan ulang adalah usaha menarik, karena dalam setiap proses penulisan ulang tersebut tercatat pula perkembangan baru yang tadinya tidak dilihat pernah ada saat dimana dimasa-masa diseputar merebut dan mempertahankan kemerdekaan disebut revolusi. Namun kini kata itu tidak lagi mendapat tempat tetapi diganti dengan perang kemerdekaan dan setiap saat cdihidupkan dalam visualisasi sebagai perang. Pergeseran ini bukan saja menunjukkan sejarah, yaitu memutarbalikkan proses dan membuatnya menjadi hanya satu arah sedemikian rupa menjadi monologia.
<br /> Namun bilamana hal ini terlalu jauh berlangsung atau bilamana kepentingan legitimasi berada diatas segala-galanya sehingga dialog dengan sejarah terputus, maka sekali lagi sejarah mengalami penyempitan cakrawala. Fakta menjadi identik dengan keberhasilan dan setiap keberhasilan menjadi legitimasi baru. Tetapi dengan itu dia membunuh dialog. Dan setiap kali dialog dengan sejarah dimatikan maka sejarah bukan lagi sejarah.
<br />
<br />
<br />Pilih salah satu jawaban yang paling tepat berdasarkan cerita diatas.
<br />
<br />
<br />Bila cerita bukan tentang dongeng dalam dunia khayalan akan tetapi tentang peristiwa masa lalu dan terutama tentang apa sesungguhnya rupa masa lalu maka disebut …..
<br />
<br />a. Legenda
<br />b. Prosa
<br />c. Cerita
<br />d. Puisi
<br />e. History
<br />
<br />Ans: e
<br />
<br />2.Bila dalam sejarah hanya ada susunan fakta urutan kejadian satu sesudah yang lain. Maka sejarah itu difahami sebagai …..
<br />a. History
<br />b. Kronik
<br />c. Legendaa
<br />d. Dongeng
<br />e. Epos
<br />
<br />Ans: b
<br />
<br />
<br />3.Cerita Si Maling Kundang dari Sumatera Barat dapat dimaksudkan dalam kategori ….
<br />a. History
<br />b. Kronik
<br />c. Legenda
<br />d. dongeng
<br />e. Epos
<br />
<br />Ans: c
<br />
<br />4.Menurut penulis cakrawala sejarah yang dipersempit menimbulkan pengertian sejarah yang statis, artinya sejarah …..
<br />a. Merupakan catatan angka-angka mati.
<br />b. Adalah hanya gambaran masa lalu.
<br />c. Tidak dapat diinterprestasikan lain.
<br />d. Tidak berkaitan dengan perubahan.
<br />e. Merupakan pandangan kepentingan negarawan.
<br />
<br />Ans: a
<br />
<br />5. Para ahli sejarah menyarankan bahwa sejarah yang benar adalah……
<br />a. Menceritakan kejadian masa lalu yang tidak dapat dibantah.
<br />b. Pandangan manusia masa kini terhadap masa lalu.
<br />c. Interaksi manusia masa kini dan manusia masa lampau yang nyata.
<br />d. Dimensi dimasa lampau yang diterapkan dalam masa kini.
<br />e. Menceritakan masa lampau dengan versi masa kini.
<br />
<br />Ans: b
<br />
<br />6.Pikiran yang hidup dalam sejarah dimungkinkan sebab peristiwa-peristiwa dalam sejarah merupakan ….
<br />a. Pengalaman manusia hidup.
<br />b. Kebenaran masa lalu yang nyata.
<br />c. Berhubungan dengan masa kini.
<br />d. Dialog antara manusia dengan manusia.
<br />e. Perbandingan peristiwa manusiawi.
<br />
<br />Ans: e
<br />
<br />7.Dalam tulisan diatas penulis berkesimpulan bahwa dalam sejarah Indonesia kemerdekaan adalah hasil dari …..
<br />a. Semata-mata hasil perjuangan bersenjata.
<br />b. Semata-mata hasil perjuangan diplomasi.
<br />c. Hasil diplomasi dan perjuangan bersenjata.
<br />d. Hasil dari diskusi bebrapa negara.
<br />e. Penekanan dari negara adikuasa.
<br />
<br />Ans: c
<br />
<br />8.Titik berat historis bergeser warna karena kemerdekaan menjadi sumber tertinggi dalam memberikan legitimasi bagi setiap kelompok yang berusaha menjadi penguasa. Kesimpulan penulis tidak benar karena ….
<br />a. Legitimasi Penguasa didapat dari dukungan rakyat banyak.
<br />b. Legitimasi Penguasa didapat dari kekuatan bersenjata.
<br />c. Legitimasi Penguasa didapat dari kekayaan yang berkuasa.
<br />d. Legitimasi Penguasa didapat dari sokongan negara Adikuasa.
<br />e. Legitimasi Penguasa didapat dari dukungan makhluk halus.
<br />
<br />Ans: a
<br />
<br />9.Sejarah Indonesia abad ke 20 yang paling banyak berkembang ditulis kembali adalah pada dekade ……
<br />a. 1910 – 1919
<br />b. 1920 – 1929
<br />c. 1930 – 1939
<br />d. 1940 – 1949
<br />e. 1950 – 1959
<br />
<br />Ans: d
<br />
<br />10.Usaha mencari legitimasi adalah usaha mencari ....
<br />a. Dukungan rakyat
<br />b. Alat pembenar.
<br />c. Dukungan pengacara.
<br />d. taklukan hukum.
<br />e. Dukungan resmi.
<br />
<br />Ans: b
<br />
<br />11.Perkataan merebut dan mempertahankan kemerdekaan dulu disebut revolusi, kini kata itu diganti dengan Perang Kemerdekaan. Pergantian itu disebabkan karena ……
<br />a. Perkataan lama kurang modern.
<br />b. Perkataan lama berkonotasi kekuatan politik
<br />d. Karena kemerdekaan memang dihasilkan oleh Perang Kemerdekaan semata-mata.
<br />e. Karena sebenarnya tidak terjadi revolusi.
<br />
<br />Ans: b
<br />
<br />12. Menurut uraian tersebut, sejarah Indonesia yang makin banyak versinya adalah bagian sejarah yang penting bagi ……...
<br />a. Kebangsaan nasional.
<br />b. Kepribadian bangsa.
<br />c. Kelestarian kemerdekaan.
<br />d. Kesahihan kekuasaan.
<br />e. Penghargaan kepahlawanan.
<br />
<br />Ans: d
<br />
<br />13. Menurut penulis salah satu cara menakhklikkan sejarah yang dilakukan oleh penulis versi baru adalah …..
<br />a. Memperbesar peran seorang tokoh.
<br />b. Menghilangkan jasa seorang pahlawan.
<br />c. Memutarbalikkan peristiwa lampau.
<br />d. Mengganti jenis permainan fakta.
<br />e. Membangkitkan rumusan kepentingan.
<br />
<br />Ans: a
<br />
<br />14. Penulis mengatakan bahwa fakta menjadi identik dengan litania keberhasilan karena …..
<br />a. Terbunuhnya dialog.
<br />b. Adanya legitimasi baru.
<br />c. Sejarah tidak benar lagi.
<br />d. Yang tidak berhasil bukan lagi fakta.
<br />e. Fakta yang berhasil diagungkan lagi.
<br />
<br />Ans: a
<br />
<br />15. Uraian tersebut menekankan bahwa titik berat sejarah ada pada……
<br />a. Peristiwa masa lampau.
<br />b. Peristiwa masa kini.
<br />c. Uraian peristiwa yang benar.
<br />d. Kebenaran masa kini.
<br />e. Kebenaran masa lampau.
<br />
<br />Ans: d
<br />
<br />16. TIMUR : SELATAN : TENGGARA :…….
<br />a. barat : uatara : barat daya
<br />b. selatan : barat : barat daya
<br />c. pasti : tidak mungkin : mungkin
<br />d. jelas : pasti : tidak mungkin
<br />e. timur : barat : utara
<br />
<br />Ans: b
<br />
<br />17. SAYA : ANDA : KITA : …..
<br />a. anda : dia : mereka
<br />b. kami : dia : mereka
<br />c. dia : dia : kami
<br />d. sirup : minuman
<br />e. jeruk : air manis
<br />
<br />Ans: d
<br />
<br />18. PRIBADI : KELOMPOK : MASYARAKAT : ….
<br />a. saya : kita : mereka
<br />b. huruf : kata : roman
<br />c. jarang : sering : selalu
<br />d. padi : karung : lumbung
<br />e. makan : minum : perbuatan
<br />
<br />Ans: b
<br />
<br />19. JARANG : KADANG-KADANG : SERING : …..
<br />a. tidak : mau : sama sekali
<br />b. sedikit : banyak : ratusan
<br />c. wajar : enak : nikmat
<br />d. dahan : ranting : daun
<br />e. buruk : cantik : berseri
<br />
<br />Ans: b
<br />
<br />20. SELAMAT : BAHAYA : HATI-HATI : …….
<br />a. Pernagi : kebiuasaan : nasehat
<br />b. Berhasil :soal : tekun
<br />c. Rajin : malas : berlatih
<br />d. Ramah : musuh : benci
<br />e. Gagal : ujian : bodoh
<br />
<br />Ans: b
<br />
<br />21. TERMOMETER : TEMPERATURE : JAM : ……
<br />a. Dingin
<br />b. Waktu
<br />c. Arloji
<br />d. beku
<br />e. mendidih
<br />
<br />Ans: b
<br />
<br />22. TELUR : AVOID : ……….: DUNIA
<br />a. Spheroid
<br />b. Android
<br />c. Mongoloid
<br />d. jantan
<br />e. betina
<br />
<br />Ans: a
<br />
<br />
<br />23.POTENSIAL : AKTUAL : ……..: YANG AKAN DATANG
<br />a. Dini
<br />b. Lama
<br />c. Mungkin
<br />d. kini
<br />e. pasti
<br />
<br />Ans: d
<br />
<br />24. KOMPETISI : KOOPERSI : ………: RIVAL
<br />a. Lama
<br />b. Musuh
<br />c. Main
<br />d. kawan
<br />e. dagang
<br />
<br />Ans: d
<br />
<br />25. PENYAKIT : PATOLOGI : ………..: CUACA
<br />a. Astronomi
<br />b. Fisika
<br />c. Metrologi
<br />d. Meteorologi
<br />e. Antropologi
<br />
<br />Ans: c
<br />
<br />26. Passage 1
<br />
<br />The process of modernization is irreversible. The trend towards nuclear family willmanifold. Appropriate social policies must be implemented not to reverse the tide, which is imposible, but to slow down to manageable proportions.
<br />
<br />What is the passage mainly about?
<br />a. Modernisation must be slowed down.
<br />b. The nuclear family system should be discouraged.
<br />c. Theris an increasing need for the elderly.
<br />d. Social policies can stop trends to towards social changes.
<br />e. Up to date nuclear family.
<br />
<br />Ans: e
<br />
<br />27. Suitable social policies are meant to …..
<br />a. Change the whole trend.
<br />b. Set up more institutions.
<br />c. Slow down everything.
<br />d. Adjust the trend to the presently existing conditions.
<br />e. Continued the trend.
<br />
<br />
<br />Ans: d
<br />
<br />28.Passage 2
<br />Inflation is worl wide. Goverments are toppling. Individual do not understand inflation anda blame their leader. Their leaders may indeed be at fault, but beyond domestic transgression, there is the global problem. It would be sad if the same citizens who see obly their own local problem followed the same provincialism in seeking nationalistic remedies – quotas tarrifs, and beggar-my-neighbour restrictions. Theis could turn global inflation into global reccesion.
<br />
<br />The passage is talking about …..
<br />a. Neighbour restriction
<br />b. Domestic transgression
<br />c. Global inflation
<br />d. Nationalistic remedies
<br />e. Worlwide recession
<br />
<br />Ans: c
<br />Copy asli dari www.cpnsonline.com
<br />29. Which of the statements in not true?
<br />a. Individual citizens do not know there is inflation
<br />b. Inflation is not local but international.
<br />c. There is global problem beyond domestic transgression.
<br />d. The governments are to be blame, too
<br />e. Global inflation could lead to global recession
<br />
<br />Ans: d
<br />
<br />30. Immigration officer : “Would you mind showing your travel documents?”
<br /> Passanger : “Do I have to?”
<br /> Immigration officer : “Yes ……That’s the rule!”
<br />a. I’d be happy.
<br />b. If you don’t vmind
<br />c. It would be a pleasure.
<br />d. You are supposed to
<br />e. That’s very kind of you.
<br />
<br />
<br />Ans: d
<br />
<br />
<br />TEST NUMERIK
<br />
<br />Isilah angka berikutnya!
<br />
<br />31.Isilah angka berikutnya
<br />
<br /><p>soal 31. 2...4...6...8...10...?
<br />
<br /><p>soal 32. 4...6...9...13...18...?
<br />
<br /><p>soal 33. 4...8...16..32...64...?
<br />
<br /><p>soal 34. 18...20...24...32...48...?
<br />
<br /><p>soal 35. 1...4...9...16...25...?
<br />
<br /><p>soal 36. 2...2...3...3...4...?
<br />
<br /><p>soal 37. 1...9...2...10...3...?
<br />
<br /><p>soal 38. 50...40...100...90...50...?
<br />
<br /><p>soal 39. 64...63...65...64...66... ?
<br />
<br /><p>soal 40. Isilah angka pada kotak yang kosong
<br />
<br /><p> 5...8...10...? </p>
<br /><p> 4...7...11...? </p>
<br />
<br /><p>soal 41. Isilah angka yang tepat!
<br />
<br /><p> 2....8....11....19....?</p>
<br /><p> 4....6....13....17....?</p>
<br />
<br /><p>soal 42. Isilah angka yang kosong!
<br />
<br /><p> 4.....12.....?.....18</p>
<br /><p> 108...36.....162.....54</p>
<br />
<br />
<br /><p>soal 43. Isilah angka yang kosong!
<br />
<br /><p> 4...3...2</p>
<br /><p> 5...1...3</p>
<br /><p> 2...6...?</p>
<br />
<br /><p>soal 44. Lengkapilah angka dalam kurung!
<br />
<br /><p> 9.......(32......7</p>
<br /><p> 8.......(…)......9</p>
<br />
<br />
<br /><p>soal 45. Lengkapilah angka dalam kurung!
<br />
<br /><p> 14......(48).....10</p>
<br /><p> 11......(….).....15</p>
<br />
<br />46. Suatu lembaran seng lebarnya 4 2/3 kaki (empat dua per tiga kaki). 1 kaki = 30 cm. Seng ini dipotong-potong menjadi beberapa bagian yang masing-masing 4 inchi (1 inchi = 2 1/2 cm) Berapakah potongan (bagian) yang diperoleh dari lembaran tersebut …..
<br />a. 16 potong
<br />b. 12 potong
<br />c. 23 potong
<br />d. 24 potong
<br />e. 14 potong
<br />
<br />Ans: e
<br />
<br />47. Rumah Amir jaraknya 1 1?2 km dari kantornya, bila ia berjalan rata-rata 41?2 km tiap jamnya. Berapa jamka yang ditempuh untuk berjalan pergi pulang selama satu minggu (satu minghgu dihitung 6 hari kerja dan ia tidak pernah makan siang dirumah)?
<br />a. 4 jam
<br />b. 6 jam
<br />c. 4 ½ jam
<br />d. 24 jam
<br />e. 1/3 jam
<br />
<br />Ans: a
<br />
<br />48. Penjual mengantar 9 mangkok soup ke sebuah ook. Dia hanya mampu membawa 2 mangkok soup. Berapakah penjual harus pergi untuk mengantar 9 mangkok soup tersebut?
<br />a. 3 kali
<br />b. 4 kali
<br />c. 5 kali
<br />d. 6 kali
<br />e. 9 kali
<br />
<br />Ans: c
<br /> www.cpnsonline.com
<br />49. Seorang pembuat jalan harus memasang tegel yang panjangnya6 dm dan tebalnya 40 cm, ia membutuhkan 600 buah tegel. Berapaka meter persegikah jalan itu?
<br />a. 240 m2
<br />b. 244 m2
<br />c. 142 m2
<br />d. 144 m2
<br />e. 146 m2
<br />
<br />Ans: d
<br />
<br />50. Nilai Peter termasuk urutan ke 16 dari atas dan juga urutan ker 16 daari bawah dalam kelasnya. Berapakah banyaknya siswa dalam kelas tersebut?
<br />a. 16 orang
<br />b. 26 orang
<br />c. 30 orang
<br />d. 31 orang
<br />e. 32 orang
<br />
<br />Ans: d
<br />
<br />
<br />51. Seorang memiliki rumah yang harganya Rp. 9.000.000,00. Dalam penilaian pajak rumah itu dinilai dua pertiga (2/3) dari harga tersebut diatas pajaknya 12,50 tiap Rp. 1000,00. Berapakah pajak yang harus dia bayar?
<br />a. Rp 750.000,00
<br />b. Rp 95.000,00
<br />c. Rp 75.000,00
<br />d. Rp 112.500,00
<br />e. Rp 1.125.000,00
<br />
<br />Ans: c
<br />
<br />
<br />52. Bilangan mana yang terbesar?
<br />a. ¼ dari 236
<br />b. 1/16 dari 1028
<br />c. 1/13 dari 741
<br />
<br />Ans: b
<br />
<br />
<br />53. Yang manakah yang salah?
<br />a. 9/4 + 175 = 4
<br />b. 4/5 + 22 = 4
<br />c. 6/5 + 28 = 4
<br />d. 6/4 + 15 = 4
<br />e. 9/6 + 25 = 4
<br />
<br />
<br />54. Berapakah nilai untuk tanda yang diberi garis?
<br /> <p> 1/5.....4.......3/5.....8.......1
<br /> <p> 1/3.....1.......11/3....233.....3
<br /> <p> ¼.......1.......1 ¾.....25......3 ¼
<br /> <p> 1/8.....625.....1 1/8...1625....?
<br />
<br />55. Berapakah nilai selanjutnya untuk yang didalam kurung?
<br /> <p>305..........(6165)......13
<br /> <p>280..........(5670)......14
<br /> <p>145..........(2925)......5
<br /> <p>70...........(1415)......3
<br /> <p>25...........(…..).......1
<br />
<br /> <p> </P>
<br />
<br />57. Jika PIG/8 = D dan DOG/13 = B Bagaimana dengan CAT/4 = ?
<br /><p> </P>
<br />58. Berapakah nilai selanjutnya deret ini?
<br /> 625.....1296....25......36......5.......?
<br />
<br />59. Yang mana yang berlainan?
<br />a. 15/16
<br />b. 11/13
<br />c. 2/3
<br />d. 4/7
<br />e. 5/17
<br />
<br />Ans: a
<br />
<br />
<br />61. V(2 – 0,56).V(1 – 0,64) = …
<br />a. 1.34
<br />b. 1,70
<br />c. 1,80
<br />d. 1,96
<br />e. 2,01
<br />
<br />Ans: c
<br />
<br />62. (2 x 15/3) (2/3)² =
<br />a. 8 1/3
<br />b. 9 1/3
<br />c. 9 5/9
<br />d. 9 4/9
<br />e. 8 2/1
<br />
<br />Ans: c
<br />
<br />63. berapakan nilai dari 1.036/0,04
<br />a. 108,33
<br />b. 25,90
<br />c. 259
<br />d. 2590
<br />e. 28,33
<br />
<br />Ans: b
<br />
<br />64. Berapakah 6/7 dari 87,5% ?
<br />a. 125
<br />b. 75
<br />c. 259
<br />d. 2590
<br />e.38,33
<br />
<br />Ans: e
<br />
<br />65. 15 = 37,5% dari …
<br />a. 35
<br />b. 40
<br />c. 45
<br />d. 37,5
<br />e. 42,5
<br />
<br />Ans: b
<br />Copy asli dari www.cpnsonline.com
<br />66. V(1 – 0,51).V(1 – 0,36) = …
<br />a. 0,92
<br />b. 0,85
<br />c. 0,72
<br />d. 1,50
<br />e. 2,85
<br />
<br />Ans: c
<br />
<br />67. Berapakah 66,67% dari 963,7?
<br />a. 63,56
<br />b. 635,58
<br />c. 642,5
<br />d. 64,20
<br />e. 645,2
<br />
<br />Ans: c
<br />
<br />68. 204,9 : 54,7 = ….
<br />a. 4,77
<br />b. 4,07
<br />c. 4,70
<br />d. 3,74
<br />e. 3,87
<br />
<br />Ans: d
<br />
<br />
<br />69. V(6² + 8²) = …
<br />a. 48
<br />b. 14
<br />c. 10
<br />d. 9
<br />e.11
<br />
<br />Ans: c
<br />
<br />70. 304,09 : 64,7 = ….
<br />a. 0,407
<br />b. 1,07
<br />c. 4,70
<br />d. 0,47
<br />e. 47
<br />
<br />Ans: c
<br />
<br />71. 0,25 = …
<br />a. 0,0025
<br />b. 0,625
<br />c. 0,0625
<br />d. 6,25
<br />e. 0,00625
<br />
<br />Ans: c
<br />
<br />72. 1/16 = berapa persen?
<br />a. 16,25
<br />b. 6,25
<br />c. 1,65
<br />d. 0,625
<br />e. 0,165
<br />
<br />Ans: b
<br />
<br />73. 0,875 : 1¼ = ….
<br />a. 0,75
<br />b. 0,70
<br />c. 0,68
<br />d. 0,65
<br />e. 0,71
<br />
<br />Ans: b
<br />
<br />74.Nerapa nilai dari V5.100 + 525 = …
<br />a. 67,6
<br />b. 68,4
<br />c. 75,0
<br />d. 101,7
<br />
<br />Ans: c
<br />
<br />75. V23² + 696 = …
<br />a. 399
<br />b. 35
<br />c. 1,225
<br />d. 6,25
<br />e. 25
<br />
<br />Ans: b
<br />
<br />76. Jika p = 4 dan q = 3 serta r = (p+q)/r
<br />a.8 4/5
<br />b.8 2/5
<br />c.70/12
<br />d.3 5/6
<br />e. 5 10/12
<br />
<br />Ans: b
<br />
<br />77. Berapakah 33 % dari 163 ?
<br />a. 53,79
<br />b. 54,33
<br />c. 543
<br />d. 5,37
<br />e. 5379
<br />
<br />Ans: a
<br />
<br />78. Jika p = 2 dan q = 3 serta r = p + 2pq + q, berapakah pqr?
<br />a. 150
<br />b. 6/25
<br />c. 6
<br />d. 75
<br />e. 50
<br />
<br />Ans: a
<br />
<br />79. 4,036 : 0,04 = …
<br />a. 1,009
<br />b. 10,9
<br />c. 10,09
<br />d. 100,9
<br />e. 109
<br />
<br />Ans: d
<br />
<br />80.Seorang ingin memasang iklan sebanyak 3 baris untuk menjual barangnya. Untuk hari pertama ia harus membayar Rp 250,00 tiap baris. Untuk 5 hari berikutnya ia harus membayar Rp 150,00 tiap baris dan unutk hari-hari berikutnya ia membayar Rp 100,00 tiap baris. Ia membayar Rp 6.000,00 berapa hari iklan itu terpasang?
<br />a. 20 hari
<br />b. 30 hari
<br />c. 16 hari
<br />d. 40 hari
<br />e. 15 hari
<br />
<br />Ans: c
<br />
<br />81.Edi biasa bekerja 6 jam sehari. Ia bekerja dari jam 8.00 pagi. Hari ini ia bekerja sampai jam 15.15. Berapa menit lebih lamakah ia bekerja hari ini?
<br />a. 92
<br />b. 82
<br />c. 74
<br />d. 75
<br />e. 72
<br />
<br />Ans: d
<br />
<br />82.Bila roda berputar 9 kali maka roda kedua berputar 24 kali. Bila yang pertama berputar 27 kali berapa kali perputaran roda yang kedua?
<br />a. 92 kali
<br />b. 82 kali
<br />c. 74 kali
<br />d. 84 kali
<br />e. 72 kali
<br />
<br />Ans: b
<br />
<br />83. Dua buah baja yang berpenampang lingkaran masing-masing mempunyai jari-jari 1½ cm dan 0,625 cm. Berapa beda diameter antara kedua penampang tersebut?
<br />a. 0,750 cm
<br />b. 1,750 cm
<br />c. 0,875 cm
<br />d. 1,55 cm
<br />e. 0,725 cm
<br />
<br />Ans: b
<br />
<br />84. 2x = 64 , 3y = 81 maka
<br />a. x > y
<br />b. x < y
<br />c. x = y
<br />d. x dan y tidak dapat ditentukan
<br />
<br />Ans: b
<br />
<br />85. 6 : 9 + 7 x 9 – 5 x 9 =
<br /> a. 2,66
<br />b. 9,66
<br />c. 12,66
<br />d. 18,66
<br />e. 45,66
<br />
<br />Ans: c
<br />
<br />86. (a³ x b-4)-2 =
<br />a. a6 / b6
<br />b. b6/a
<br />c. b8/ a6
<br />d. a5 / b2
<br />e. a6 / b8
<br />
<br />
<br />Ans: c
<br />
<br />87. Bila x – y > 0 dan y > 1, maka =
<br />a. x > 0
<br />b. x < 1
<br />c. x > 1
<br />d. 1 < y < 2
<br />e. –1 < y < 2
<br />
<br />Ans: c
<br />
<br />88. Berapa biaya yang diperlukan untuk mengecat dinding yang panjangnya 13 m dan tingginya 4 m, bila per m2 diperlukan biaya Rp 4.500,00?
<br />a. Rp 207.000,00
<br />b. Rp 216.000,00
<br />c. Rp 223.000,00
<br />d. Rp 234.000,00
<br />e. Rp 243.000,00
<br />
<br />Ans: d
<br />
<br />
<br />
<br />89. Empat buah segitiga pada gambar luasnya sama. Berapa luas seluruh bidang pada gambar ?
<br />
<br />a. 48
<br />b. 32
<br />c. 24
<br />d. 16
<br />
<br />Ans: c
<br />
<br />92. Sebuak kotak mempunyai ketebalan 3 cm. Bila panjang 15 cm dan tebalnya 10 cm. Berapa isi kotak itu ?
<br />a. 450
<br />b.350 cm3
<br />c.225 cm3
<br />d.150 cm3
<br />e.135cm3
<br />
<br />Ans: a
<br />
<br />93. Amir akan membuat poster menyambut sumpah pemuda. Ia merancang poster berbentuk segitiga dengan tinggi 12 meter. Kalau luas poster = 96 meter, berapakah alasnya?
<br />a. 36 m
<br />b. 26m
<br />c. 18m
<br />d.16m
<br />e.8m
<br />
<br />Ans: d
<br />
<br />
<br />94. SUMBANG :
<br />a. Tak sinkron
<br />b. Tak serasi
<br />c. Tak Selaras
<br />d. Tak seimban
<br />e. Tak sependapat
<br />
<br />
<br />Ans: a
<br />
<br />95. RAMBANG :
<br />a. Rombeng
<br />b. Perlambang
<br />c. Acak
<br />d. Acak-acakan
<br />e. Tanpa dipilih
<br />
<br />Ans: e
<br />
<br />96. ACUM :
<br />a. Pacuan
<br />b. Pemacu
<br />c. Rujukan
<br />d. Peregangan
<br />e. Pedoman
<br />
<br />Ans: c
<br />
<br />
<br />97. BAKU :
<br />a. Pokok
<br />b. Standar
<br />c. Umum
<br />d. Normal
<br />e.Asli
<br />
<br />Ans: b
<br />
<br />
<br />
<br />98. LIGA :
<br />a. Persahabatan
<br />b. Legal
<br />c. Lugas
<br />d. Lugu
<br />e. Perserikatan
<br />
<br />Ans: e
<br />
<br />99. PANDUAN :
<br />a. Aturan
<br />b. Petunjuk
<br />c. Pegangan
<br />d. Pedoman
<br />e. Rintisan
<br />
<br />Ans: d
<br />
<br />100. PERBENA :
<br />a. tanaman hias
<br />b. Menjalar
<br />c. rapat
<br />d. Menyerupai hamparan
<br />e. Ikan hias
<br />
<br />Ans: a
<br />
<br />
<br />BAGI ANDA YANG INGIN LEBIH MENDALAM PEMBAHASAN SOAL-SOAL LATIHAN CPNS DAN LENGKAP
<br />
<br />SILAHKAN KUNJUNGI WEBSITE CPNSONLINE
<br />Htpp://www.cpnsonline.com
<br />
<br /><div class="blogger-post-footer">boy antoni putra
stikes fort de cock bukittinggi
pns dinas kesehatan kabupaten agam
bared18@yahoo.co.id</div>boy a phttp://www.blogger.com/profile/10369020424180261153noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5832508459973537356.post-61452922011369747632008-11-03T10:30:00.003+07:002008-11-03T10:41:29.838+07:00<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgaEpQxpfF0rtpNnepNiMQC5L1x9OJufKt0yRgii72-NiXmGz05syi-pKGlDmMnVkwsQG-Ou-EoDRvOBs-3-wlvk7DMpjB6XgU803C8IsuBRLy1CLa_rV1uXLN7sQhqxiwZD3dNr3fnUs0/s1600-h/03102008038.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgaEpQxpfF0rtpNnepNiMQC5L1x9OJufKt0yRgii72-NiXmGz05syi-pKGlDmMnVkwsQG-Ou-EoDRvOBs-3-wlvk7DMpjB6XgU803C8IsuBRLy1CLa_rV1uXLN7sQhqxiwZD3dNr3fnUs0/s320/03102008038.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5264269684371105842" /></a><br />boy antoni putra<br />stikes fort de cock bukittinggi<br />pns dinas kesehatan kabupaten agam<br /><br /><br />KUMPULAN SOAL SOAL CPNS<br />UJIAN SELEKSI PENERIMAAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL<br /><br />================================================================<br />MATA UJIAN : TEST POTENSI AKADEMIK TES BAKAT SKOLASTIK<br />TINGKAT : SARJANA/DIPLOMA<br />HARI/TANGGAL :<br />LOKASI WAKTU : 180 MENIT<br />================================================================<br />Catatan : Test Verbal 30 soal<br />Test numeric 30 soal<br />Test logika 40 soal<br /><br />1. TEST VERBAL<br />Bacalah kutipan makalah dibawah ini dengan baik kemudian jawablah pertanyaan diakhir makalah ini.<br /><br />Peristiwa-peristiwa bisa diurut disamping atau diatas yang lain suatu susunan. Dari padanya muncul alur-alur yang menjadi bernang merah yang disebut cerita.Bila cerita tersebut bukan tentang dongeng dalam dunia khayal, akan tetapi tentang peristiwa masa lalu dan terutama tentang apa sesungguhnya masa lalu itu, maka hampir semua orang setuju untuk menyebut sejarah, maka dalam sejarah ada susunan fakta, urutan kejadian satu sesudah yang lain.<br />Namun ternyata bahwa sejarah bukan semata-mata urutan fakta. Bila sejarah semata-mata difahami sebagai kronikl maka sudah dari mula cakrawalanya dipersempit . Sejarah dalam pengertian kronik ini menjadi statis.<br />Sejarah lebih sekedar kronik karena dalam sejarah juga terkandung pikiran yang hidup dari dan tentang masa lampau. Dalam hubungan itu tugas historiografi bukan saja mencari kebenaran masa lampau akan tetapi berdasarkan itu memperbandingkan dengan masa kini dan agaknya Benedetto Croce sejarawan Italia tidak terlalu jauh meleset bila dia katakan sejarah yang benar adalah sejrah masa kini.<br />Dia buikan lagi fakta tetapi sejarah menjadi proses yaitu interaksi yang tak berkeputusan antara manusia dan manusia lain di masa kini yang mengambil dimensi Kelampauan dan Kekinian dan sejarah juga adalah proses dialog antara manusia masa lampau dan manusia masa kini. Maka sejarah tampil sebagai suatu totalitas.<br />Namun cara bagaimana dialog berlangsungsering membangkitkan masalah. Struktur sosial dan politik masyarakat masa kini sangat menentukan corak atau untuk lebih tepat dimensi sejarah yang ditulis. Bilamana kesadaran yang dibangkitkan sejarah memperkaya kepribadian Nasional bilamana dialog dalam sejarah mampu merumuskan jawaban bagi tantangan masa kini maka dialog dengan sejarah menentukan bentuknya.Sejarah yang diambil dalam arti sebenarnya tidak lebih dari usaha mencari legitimasi. Dimana masa lampau bukan pendamping tatapi taklukan. Monologia terjadi bila mana kepentingan menjadi segala-galanya. Berdasarkan kepentingan peranan yang dulu pernah dimainkan, dilebih-lebihkan. Maka sejarah menjadi sama keringnya seperti sejarah dalam arti kronik.<br />Siapakah dalam tingkatan sekarang memutuskan bahwa kemerdekaan adalah semata-mata perjuangan bersenjata dan bukan diplomasi? Sebaliknya, siapakah berani mengatakan bahwa kemerdekaan semata-mata direbut oleh diplomasi dan bukan dengan perjuangan bersenjata? Diskusi tentang ini mungkin berjalan tak berpenghabisan.<br />Akan tetapi yang bisa diamati adalah bahwa struktur sosial dan politik masa kini memgang peranan menentukan jenis konfigurasi fakta-fakta yang berada diseputar Indonesia fakta mencair. Titik berat bergeser warna karena kemerdekaan menjadi sumber tertinggi dalam memberikan legitimasi bagi setiap kelompok yang berusaha menjadi penguasa. Setiap kali orang berusaha mematikan dialog dalam sejarah kelihatan bahwa sejarah telah diturunkan menjadi hanya sebuah kronik kering yang tidak menggairahkan. Dalam hal ini tersebut bias sedemikian rupa sehingga usaha untuk membangkitkan semangat kepahlawanan menjadi penting.<br />Sejarah kemerdekaan adalah episode dalam sejarah yang paling banyak mengalami penulisan ulang. Ditilik dari sejarah sebagai dialogis penulisan ulang adalah usaha menarik, karena dalam setiap proses penulisan ulang tersebut tercatat pula perkembangan baru yang tadinya tidak dilihat pernah ada saat dimana dimasa-masa diseputar merebut dan mempertahankan kemerdekaan disebut revolusi. Namun kini kata itu tidak lagi mendapat tempat tetapi diganti dengan perang kemerdekaan dan setiap saat cdihidupkan dalam visualisasi sebagai perang. Pergeseran ini bukan saja menunjukkan sejarah, yaitu memutarbalikkan proses dan membuatnya menjadi hanya satu arah sedemikian rupa menjadi monologia.<br />Namun bilamana hal ini terlalu jauh berlangsung atau bilamana kepentingan legitimasi berada diatas segala-galanya sehingga dialog dengan sejarah terputus, maka sekali lagi sejarah mengalami penyempitan cakrawala. Fakta menjadi identik dengan keberhasilan dan setiap keberhasilan menjadi legitimasi baru. Tetapi dengan itu dia membunuh dialog. Dan setiap kali dialog dengan sejarah dimatikan maka sejarah bukan lagi sejarah.<br /><br />Pilih salah satu jawaban yang paling tepat berdasarkan cerita diatas.<br /><br />Bila cerita bukan tentang dongeng dalam dunia khayalan akan tetapi tentang peristiwa masa lalu dan terutama tentang apa sesungguhnya rupa masa lalu maka disebut …..<br /><br />a. Legenda<br />b. Prosa<br />c. Cerita<br />d. Puisi<br />e. History<br /><br />Ans: e<br /><br />2.Bila dalam sejarah hanya ada susunan fakta urutan kejadian satu sesudah yang lain. Maka sejarah itu difahami sebagai …..<br />a. History<br />b. Kronik<br />c. Legendaa<br />d. Dongeng<br />e. Epos<br /><br />Ans: b<br /><br />3.Cerita Si Maling Kundang dari Sumatera Barat dapat dimaksudkan dalam kategori ….<br />a. History<br />b. Kronik<br />c. Legenda<br />d. dongeng<br />e. Epos<br /><br />Ans: c<br /><br />4.Menurut penulis cakrawala sejarah yang dipersempit menimbulkan pengertian sejarah yang statis, artinya sejarah …..<br />a. Merupakan catatan angka-angka mati.<br />b. Adalah hanya gambaran masa lalu.<br />c. Tidak dapat diinterprestasikan lain.<br />d. Tidak berkaitan dengan perubahan.<br />e. Merupakan pandangan kepentingan negarawan.<br /><br />Ans: a<br /><br />5. Para ahli sejarah menyarankan bahwa sejarah yang benar adalah……<br />a. Menceritakan kejadian masa lalu yang tidak dapat dibantah.<br />b. Pandangan manusia masa kini terhadap masa lalu.<br />c. Interaksi manusia masa kini dan manusia masa lampau yang nyata.<br />d. Dimensi dimasa lampau yang diterapkan dalam masa kini.<br />e. Menceritakan masa lampau dengan versi masa kini.<br /><br />Ans: b<br /><br />6.Pikiran yang hidup dalam sejarah dimungkinkan sebab peristiwa-peristiwa dalam sejarah merupakan ….<br />a. Pengalaman manusia hidup.<br />b. Kebenaran masa lalu yang nyata.<br />c. Berhubungan dengan masa kini.<br />d. Dialog antara manusia dengan manusia.<br />e. Perbandingan peristiwa manusiawi.<br /><br />Ans: e<br /><br />7.Dalam tulisan diatas penulis berkesimpulan bahwa dalam sejarah Indonesia kemerdekaan adalah hasil dari …..<br />a. Semata-mata hasil perjuangan bersenjata.<br />b. Semata-mata hasil perjuangan diplomasi.<br />c. Hasil diplomasi dan perjuangan bersenjata.<br />d. Hasil dari diskusi bebrapa negara.<br />e. Penekanan dari negara adikuasa.<br /><br />Ans: c<br /><br />8.Titik berat historis bergeser warna karena kemerdekaan menjadi sumber tertinggi dalam memberikan legitimasi bagi setiap kelompok yang berusaha menjadi penguasa. Kesimpulan penulis tidak benar karena ….<br />a. Legitimasi Penguasa didapat dari dukungan rakyat banyak.<br />b. Legitimasi Penguasa didapat dari kekuatan bersenjata.<br />c. Legitimasi Penguasa didapat dari kekayaan yang berkuasa.<br />d. Legitimasi Penguasa didapat dari sokongan negara Adikuasa.<br />e. Legitimasi Penguasa didapat dari dukungan makhluk halus.<br /><br />Ans: a<br /><br />9.Sejarah Indonesia abad ke 20 yang paling banyak berkembang ditulis kembali adalah pada dekade ……<br />a. 1910 – 1919<br />b. 1920 – 1929<br />c. 1930 – 1939<br />d. 1940 – 1949<br />e. 1950 – 1959<br /><br />Ans: d<br /><br />10.Usaha mencari legitimasi adalah usaha mencari ….<br />a. Dukungan rakyat<br />b. Alat pembenar.<br />c. Dukungan pengacara.<br />d. taklukan hukum.<br />e. Dukungan resmi.<br /><br />Ans: b<br /><br />11.Perkataan merebut dan mempertahankan kemerdekaan dulu disebut revolusi, kini kata itu diganti dengan Perang Kemerdekaan. Pergantian itu disebabkan karena ……<br />a. Perkataan lama kurang modern.<br />b. Perkataan lama berkonotasi kekuatan politik<br />d. Karena kemerdekaan memang dihasilkan oleh Perang Kemerdekaan semata-mata.<br />e. Karena sebenarnya tidak terjadi revolusi.<br /><br />Ans: b<br /><br />12. Menurut uraian tersebut, sejarah Indonesia yang makin banyak versinya adalah bagian sejarah yang penting bagi ………<br />a. Kebangsaan nasional.<br />b. Kepribadian bangsa.<br />c. Kelestarian kemerdekaan.<br />d. Kesahihan kekuasaan.<br />e. Penghargaan kepahlawanan.<br /><br />Ans: d<br /><br />13. Menurut penulis salah satu cara menakhklikkan sejarah yang dilakukan oleh penulis versi baru adalah …..<br />a. Memperbesar peran seorang tokoh.<br />b. Menghilangkan jasa seorang pahlawan.<br />c. Memutarbalikkan peristiwa lampau.<br />d. Mengganti jenis permainan fakta.<br />e. Membangkitkan rumusan kepentingan.<br /><br />Ans: a<br /><br />14. Penulis mengatakan bahwa fakta menjadi identik dengan litania keberhasilan karena …..<br />a. Terbunuhnya dialog.<br />b. Adanya legitimasi baru.<br />c. Sejarah tidak benar lagi.<br />d. Yang tidak berhasil bukan lagi fakta.<br />e. Fakta yang berhasil diagungkan lagi.<br /><br />Ans: a<br /><br />15. Uraian tersebut menekankan bahwa titik berat sejarah ada pada……<br />a. Peristiwa masa lampau.<br />b. Peristiwa masa kini.<br />c. Uraian peristiwa yang benar.<br />d. Kebenaran masa kini.<br />e. Kebenaran masa lampau.<br /><br />Ans: d<br /><br />16. TIMUR : SELATAN : TENGGARA :…….<br />a. barat : uatara : barat daya<br />b. selatan : barat : barat daya<br />c. pasti : tidak mungkin : mungkin<br />d. jelas : pasti : tidak mungkin<br />e. timur : barat : utara<br /><br />Ans: b<br /><br />17. SAYA : ANDA : KITA : …..<br />a. anda : dia : mereka<br />b. kami : dia : mereka<br />c. dia : dia : kami<br />d. sirup : minuman<br />e. jeruk : air manis<br /><br />Ans: d<br /><br />18. PRIBADI : KELOMPOK : MASYARAKAT : ….<br />a. saya : kita : mereka<br />b. huruf : kata : roman<br />c. jarang : sering : selalu<br />d. padi : karung : lumbung<br />e. makan : minum : perbuatan<br /><br />Ans: b<br /><br />19. JARANG : KADANG-KADANG : SERING : …..<br />a. tidak : mau : sama sekali<br />b. sedikit : banyak : ratusan<br />c. wajar : enak : nikmat<br />d. dahan : ranting : daun<br />e. buruk : cantik : berseri<br /><br />Ans: b<br /><br />20. SELAMAT : BAHAYA : HATI-HATI : …….<br />a. Pernagi : kebiuasaan : nasehat<br />b. Berhasil :soal : tekun<br />c. Rajin : malas : berlatih<br />d. Ramah : musuh : benci<br />e. Gagal : ujian : bodoh<br /><br />Ans: b<br /><br />21. TERMOMETER : TEMPERATURE : JAM : ……<br />a. Dingin<br />b. Waktu<br />c. Arloji<br />d. beku<br />e. mendidih<br /><br />Ans: b<br /><br />22. TELUR : AVOID : ……….: DUNIA<br />a. Spheroid<br />b. Android<br />c. Mongoloid<br />d. jantan<br />e. betina<br /><br />Ans: a<br /><br />23.POTENSIAL : AKTUAL : ……..: YANG AKAN DATANG<br />a. Dini<br />b. Lama<br />c. Mungkin<br />d. kini<br />e. pasti<br /><br />Ans: d<br /><br />24. KOMPETISI : KOOPERSI : ………: RIVAL<br />a. Lama<br />b. Musuh<br />c. Main<br />d. kawan<br />e. dagang<br /><br />Ans: d<br /><br />25. PENYAKIT : PATOLOGI : ………..: CUACA<br />a. Astronomi<br />b. Fisika<br />c. Metrologi<br />d. Meteorologi<br />e. Antropologi<br /><br />Ans: c<br /><br />26. Passage 1<br /><br />The process of modernization is irreversible. The trend towards nuclear family willmanifold. Appropriate social policies must be implemented not to reverse the tide, which is imposible, but to slow down to manageable proportions.<br /><br />What is the passage mainly about?<br />a. Modernisation must be slowed down.<br />b. The nuclear family system should be discouraged.<br />c. Theris an increasing need for the elderly.<br />d. Social policies can stop trends to towards social changes.<br />e. Up to date nuclear family.<br /><br />Ans: e<br /><br />27. Suitable social policies are meant to …..<br />a. Change the whole trend.<br />b. Set up more institutions.<br />c. Slow down everything.<br />d. Adjust the trend to the presently existing conditions.<br />e. Continued the trend.<br /><br />Ans: d<br /><br />28.Passage 2<br />Inflation is worl wide. Goverments are toppling. Individual do not understand inflation anda blame their leader. Their leaders may indeed be at fault, but beyond domestic transgression, there is the global problem. It would be sad if the same citizens who see obly their own local problem followed the same provincialism in seeking nationalistic remedies – quotas tarrifs, and beggar-my-neighbour restrictions. Theis could turn global inflation into global reccesion.<br /><br />The passage is talking about …..<br />a. Neighbour restriction<br />b. Domestic transgression<br />c. Global inflation<br />d. Nationalistic remedies<br />e. Worlwide recession<br /><br />Ans: c<br /><br />29. Which of the statements in not true?<br />a. Individual citizens do not know there is inflation<br />b. Inflation is not local but international.<br />c. There is global problem beyond domestic transgression.<br />d. The governments are to be blame, too<br />e. Global inflation could lead to global recession<br /><br />Ans: d<br /><br />30. Immigration officer : “Would you mind showing your travel documents?”<br />Passanger : “Do I have to?”<br />Immigration officer : “Yes ……That’s the rule!”<br />a. I’d be happy.<br />b. If you don’t vmind<br />c. It would be a pleasure.<br />d. You are supposed to<br />e. That’s very kind of you.<br /><br />Ans: d<br /><br />TEST NUMERIK<br /><br />Isilah angka berikutnya!<br /><br />31.Isilah angka berikutnya<br /><br />soal 31. 2…4…6…8…10…?<br /><br />soal 32. 4…6…9…13…18…?<br /><br />soal 33. 4…8…16..32…64…?<br /><br />soal 34. 18…20…24…32…48…?<br /><br />soal 35. 1…4…9…16…25…?<br /><br />soal 36. 2…2…3…3…4…?<br /><br />soal 37. 1…9…2…10…3…?<br /><br />soal 38. 50…40…100…90…50…?<br /><br />soal 39. 64…63…65…64…66… ?<br /><br />soal 40. Isilah angka pada kotak yang kosong<br /><br />5…8…10…?<br /><br />4…7…11…?<br /><br />soal 41. Isilah angka yang tepat!<br /><br />2….8….11….19….?<br /><br />4….6….13….17….?<br /><br />soal 42. Isilah angka yang kosong!<br /><br />4…..12…..?…..18<br /><br />108…36…..162…..54<br /><br />soal 43. Isilah angka yang kosong!<br /><br />4…3…2<br /><br />5…1…3<br /><br />2…6…?<br /><br />soal 44. Lengkapilah angka dalam kurung!<br /><br />9…….(32……7<br /><br />8…….(…)……9<br /><br />soal 45. Lengkapilah angka dalam kurung!<br /><br />14……(48)…..10<br /><br />11……(….)…..15<br /><br />46. Suatu lembaran seng lebarnya 4 2/3 kaki (empat dua per tiga kaki). 1 kaki = 30 cm. Seng ini dipotong-potong menjadi beberapa bagian yang masing-masing 4 inchi (1 inchi = 2 1/2 cm) Berapakah potongan (bagian) yang diperoleh dari lembaran tersebut …..<br />a. 16 potong<br />b. 12 potong<br />c. 23 potong<br />d. 24 potong<br />e. 14 potong<br /><br />Ans: e<br /><br />47. Rumah Amir jaraknya 1 1?2 km dari kantornya, bila ia berjalan rata-rata 41?2 km tiap jamnya. Berapa jamka yang ditempuh untuk berjalan pergi pulang selama satu minggu (satu minghgu dihitung 6 hari kerja dan ia tidak pernah makan siang dirumah)?<br />a. 4 jam<br />b. 6 jam<br />c. 4 ½ jam<br />d. 24 jam<br />e. 1/3 jam<br /><br />Ans: a<br /><br />48. Penjual mengantar 9 mangkok soup ke sebuah ook. Dia hanya mampu membawa 2 mangkok soup. Berapakah penjual harus pergi untuk mengantar 9 mangkok soup tersebut?<br />a. 3 kali<br />b. 4 kali<br />c. 5 kali<br />d. 6 kali<br />e. 9 kali<br /><br />Ans: c<br /><br />49. Seorang pembuat jalan harus memasang tegel yang panjangnya6 dm dan tebalnya 40 cm, ia membutuhkan 600 buah tegel. Berapaka meter persegikah jalan itu?<br />a. 240 m2<br />b. 244 m2<br />c. 142 m2<br />d. 144 m2<br />e. 146 m2<br /><br />Ans: d<br /><br />50. Nilai Peter termasuk urutan ke 16 dari atas dan juga urutan ker 16 daari bawah dalam kelasnya. Berapakah banyaknya siswa dalam kelas tersebut?<br />a. 16 orang<br />b. 26 orang<br />c. 30 orang<br />d. 31 orang<br />e. 32 orang<br /><br />Ans: d<br /><br />51. Seorang memiliki rumah yang harganya Rp. 9.000.000,00. Dalam penilaian pajak rumah itu dinilai dua pertiga (2/3) dari harga tersebut diatas pajaknya 12,50 tiap Rp. 1000,00. Berapakah pajak yang harus dia bayar?<br />a. Rp 750.000,00<br />b. Rp 95.000,00<br />c. Rp 75.000,00<br />d. Rp 112.500,00<br />e. Rp 1.125.000,00<br /><br />Ans: c<br /><br />52. Bilangan mana yang terbesar?<br />a. ¼ dari 236<br />b. 1/16 dari 1028<br />c. 1/13 dari 741<br /><br />Ans: b<br /><br />53. Yang manakah yang salah?<br />a. 9/4 + 175 = 4<br />b. 4/5 + 22 = 4<br />c. 6/5 + 28 = 4<br />d. 6/4 + 15 = 4<br />e. 9/6 + 25 = 4<br /><br />54. Berapakah nilai untuk tanda yang diberi garis?<br /><br />1/5…..4…….3/5…..8…….1<br /><br />1/3…..1…….11/3….233…..3<br /><br />¼…….1…….1 ¾…..25……3 ¼<br /><br />1/8…..625…..1 1/8…1625….?<br /><br />55. Berapakah nilai selanjutnya untuk yang didalam kurung?<br /><br />305……….(6165)……13<br /><br />280……….(5670)……14<br /><br />145……….(2925)……5<br /><br />70………..(1415)……3<br /><br />25………..(…..)…….1<br /><br />57. Jika PIG/8 = D dan DOG/13 = B Bagaimana dengan CAT/4 = ?<br /><br />58. Berapakah nilai selanjutnya deret ini?<br />625…..1296….25……36……5…….?<br /><br />59. Yang mana yang berlainan?<br />a. 15/16<br />b. 11/13<br />c. 2/3<br />d. 4/7<br />e. 5/17<br /><br />Ans: a<br /><br />61. V(2 – 0,56).V(1 – 0,64) = …<br />a. 1.34<br />b. 1,70<br />c. 1,80<br />d. 1,96<br />e. 2,01<br /><br />Ans: c<br /><br />62. (2 x 15/3) (2/3)² =<br />a. 8 1/3<br />b. 9 1/3<br />c. 9 5/9<br />d. 9 4/9<br />e. 8 2/1<br /><br />Ans: c<br /><br />63. berapakan nilai dari 1.036/0,04<br />a. 108,33<br />b. 25,90<br />c. 259<br />d. 2590<br />e. 28,33<br /><br />Ans: b<br /><br />64. Berapakah 6/7 dari 87,5% ?<br />a. 125<br />b. 75<br />c. 259<br />d. 2590<br />e.38,33<br /><br />Ans: e<br /><br />65. 15 = 37,5% dari …<br />a. 35<br />b. 40<br />c. 45<br />d. 37,5<br />e. 42,5<br /><br />Ans: b<br /><br />66. V(1 – 0,51).V(1 – 0,36) = …<br />a. 0,92<br />b. 0,85<br />c. 0,72<br />d. 1,50<br />e. 2,85<br /><br />Ans: c<br /><br />67. Berapakah 66,67% dari 963,7?<br />a. 63,56<br />b. 635,58<br />c. 642,5<br />d. 64,20<br />e. 645,2<br /><br />Ans: c<br /><br />68. 204,9 : 54,7 = ….<br />a. 4,77<br />b. 4,07<br />c. 4,70<br />d. 3,74<br />e. 3,87<br /><br />Ans: d<br /><br />69. V(6² + 8²) = …<br />a. 48<br />b. 14<br />c. 10<br />d. 9<br />e.11<br /><br />Ans: c<br /><br />70. 304,09 : 64,7 = ….<br />a. 0,407<br />b. 1,07<br />c. 4,70<br />d. 0,47<br />e. 47<br /><br />Ans: c<br /><br />71. 0,25 = …<br />a. 0,0025<br />b. 0,625<br />c. 0,0625<br />d. 6,25<br />e. 0,00625<br /><br />Ans: c<br /><br />72. 1/16 = berapa persen?<br />a. 16,25<br />b. 6,25<br />c. 1,65<br />d. 0,625<br />e. 0,165<br /><br />Ans: b<br /><br />73. 0,875 : 1¼ = ….<br />a. 0,75<br />b. 0,70<br />c. 0,68<br />d. 0,65<br />e. 0,71<br /><br />Ans: b<br /><br />74.Nerapa nilai dari V5.100 + 525 = …<br />a. 67,6<br />b. 68,4<br />c. 75,0<br />d. 101,7<br /><br />Ans: c<br /><br />75. V23² + 696 = …<br />a. 399<br />b. 35<br />c. 1,225<br />d. 6,25<br />e. 25<br /><br />Ans: b<br /><br />76. Jika p = 4 dan q = 3 serta r = (p+q)/r<br />a.8 4/5<br />b.8 2/5<br />c.70/12<br />d.3 5/6<br />e. 5 10/12<br /><br />Ans: b<br /><br />77. Berapakah 33 % dari 163 ?<br />a. 53,79<br />b. 54,33<br />c. 543<br />d. 5,37<br />e. 5379<br /><br />Ans: a<br /><br />78. Jika p = 2 dan q = 3 serta r = p + 2pq + q, berapakah pqr?<br />a. 150<br />b. 6/25<br />c. 6<br />d. 75<br />e. 50<br /><br />Ans: a<br /><br />79. 4,036 : 0,04 = …<br />a. 1,009<br />b. 10,9<br />c. 10,09<br />d. 100,9<br />e. 109<br /><br />Ans: d<br /><br />80.Seorang ingin memasang iklan sebanyak 3 baris untuk menjual barangnya. Untuk hari pertama ia harus membayar Rp 250,00 tiap baris. Untuk 5 hari berikutnya ia harus membayar Rp 150,00 tiap baris dan unutk hari-hari berikutnya ia membayar Rp 100,00 tiap baris. Ia membayar Rp 6.000,00 berapa hari iklan itu terpasang?<br />a. 20 hari<br />b. 30 hari<br />c. 16 hari<br />d. 40 hari<br />e. 15 hari<br /><br />Ans: c<br /><br />81.Edi biasa bekerja 6 jam sehari. Ia bekerja dari jam 8.00 pagi. Hari ini ia bekerja sampai jam 15.15. Berapa menit lebih lamakah ia bekerja hari ini?<br />a. 92<br />b. 82<br />c. 74<br />d. 75<br />e. 72<br /><br />Ans: d<br /><br />82.Bila roda berputar 9 kali maka roda kedua berputar 24 kali. Bila yang pertama berputar 27 kali berapa kali perputaran roda yang kedua?<br />a. 92 kali<br />b. 82 kali<br />c. 74 kali<br />d. 84 kali<br />e. 72 kali<br /><br />Ans: b<br /><br />83. Dua buah baja yang berpenampang lingkaran masing-masing mempunyai jari-jari 1½ cm dan 0,625 cm. Berapa beda diameter antara kedua penampang tersebut?<br />a. 0,750 cm<br />b. 1,750 cm<br />c. 0,875 cm<br />d. 1,55 cm<br />e. 0,725 cm<br /><br />Ans: b<br /><br />84. 2x = 64 , 3y = 81 maka<br />a. x > y<br />b. x < y<br />c. x = y<br />d. x dan y tidak dapat ditentukan<br /><br />Ans: b<br /><br />85. 6 : 9 + 7 x 9 – 5 x 9 =<br />a. 2,66<br />b. 9,66<br />c. 12,66<br />d. 18,66<br />e. 45,66<br /><br />Ans: c<br /><br />86. (a³ x b-4)-2 =<br />a. a6 / b6<br />b. b6/a<br />c. b8/ a6<br />d. a5 / b2<br />e. a6 / b8<br /><br />Ans: c<br /><br />87. Bila x – y > 0 dan y > 1, maka =<br />a. x > 0<br />b. x < 1<br />c. x > 1<br />d. 1 < y < 2<br />e. –1 < y < 2<br /><br />Ans: c<br /><br />88. Berapa biaya yang diperlukan untuk mengecat dinding yang panjangnya 13 m dan tingginya 4 m, bila per m2 diperlukan biaya Rp 4.500,00?<br />a. Rp 207.000,00<br />b. Rp 216.000,00<br />c. Rp 223.000,00<br />d. Rp 234.000,00<br />e. Rp 243.000,00<br /><br />Ans: d<br /><br />89. Empat buah segitiga pada gambar luasnya sama. Berapa luas seluruh bidang pada gambar ?<br /><br />a. 48<br />b. 32<br />c. 24<br />d. 16<br /><br />Ans: c<br /><br />92. Sebuak kotak mempunyai ketebalan 3 cm. Bila panjang 15 cm dan tebalnya 10 cm. Berapa isi kotak itu ?<br />a. 450<br />b.350 cm3<br />c.225 cm3<br />d.150 cm3<br />e.135cm3<br /><br />Ans: a<br /><br />93. Amir akan membuat poster menyambut sumpah pemuda. Ia merancang poster berbentuk segitiga dengan tinggi 12 meter. Kalau luas poster = 96 meter, berapakah alasnya?<br />a. 36 m<br />b. 26m<br />c. 18m<br />d.16m<br />e.8m<br /><br />Ans: d<br /><br />94. SUMBANG :<br />a. Tak sinkron<br />b. Tak serasi<br />c. Tak Selaras<br />d. Tak seimban<br />e. Tak sependapat<br /><br />Ans: a<br /><br />95. RAMBANG :<br />a. Rombeng<br />b. Perlambang<br />c. Acak<br />d. Acak-acakan<br />e. Tanpa dipilih<br /><br />Ans: e<br /><br />96. ACUM :<br />a. Pacuan<br />b. Pemacu<br />c. Rujukan<br />d. Peregangan<br />e. Pedoman<br /><br />Ans: c<br /><br />97. BAKU :<br />a. Pokok<br />b. Standar<br />c. Umum<br />d. Normal<br />e.Asli<br /><br />Ans: b<br /><br />98. LIGA :<br />a. Persahabatan<br />b. Legal<br />c. Lugas<br />d. Lugu<br />e. Perserikatan<br /><br />Ans: e<br /><br />99. PANDUAN :<br />a. Aturan<br />b. Petunjuk<br />c. Pegangan<br />d. Pedoman<br />e. Rintisan<br /><br />Ans: d<br /><br />100. PERBENA :<br />a. tanaman hias<br />b. Menjalar<br />c. rapat<br />d. Menyerupai hamparan<br />e. Ikan hias<br /><br />Ans: a<div class="blogger-post-footer">boy antoni putra
stikes fort de cock bukittinggi
pns dinas kesehatan kabupaten agam
bared18@yahoo.co.id</div>boy a phttp://www.blogger.com/profile/10369020424180261153noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5832508459973537356.post-36980520347604216512008-11-03T09:52:00.002+07:002008-11-03T09:58:13.944+07:00<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgC6q0YlfRxTq9-slC4fYwHkZGibbjtkWqrjM1PugBmrZcx9Z3IGil1JAkMqQKZW6ixPeK0fhCJU3glXtUejEdnvzgOdNw0I72-cYeu6nl1h5hiNfrQYQPgwAOHO-dLN060p-m4flz12bQ/s1600-h/03102008038.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgC6q0YlfRxTq9-slC4fYwHkZGibbjtkWqrjM1PugBmrZcx9Z3IGil1JAkMqQKZW6ixPeK0fhCJU3glXtUejEdnvzgOdNw0I72-cYeu6nl1h5hiNfrQYQPgwAOHO-dLN060p-m4flz12bQ/s320/03102008038.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5264259634158269010" border="0" /></a><br />boy antoni putra<br />stikes fort de cock bukittinggi<br />pns dinas kesehatan kabupaten agam<br />Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002<br />Dari Wikisource Indonesia, perpustakaan bebas berbahasa Indonesia<br />Langsung ke: navigasi, cari<br /> Undang-Undang Republik Indonesia<br />Nomor 23 Tahun 2002<br /> <br /><br /><br />Daftar isi<br />[sembunyikan]<br />• 1 BAB I - KETENTUAN UMUM<br />• 2 BAB II - ASAS DAN TUJUAN<br />• 3 BAB III<br />• 4 BAB IV<br />• 5 BAB V<br />• 6 BAB VI<br />• 7 BAB VII<br />• 8 BAB VIII<br />• 9 BAB IX<br />• 10 BAB X<br />• 11 BAB XI<br />• 12 BAB XII<br />• 13 BAB XIII<br />• 14 BAB XIV<br /><br /><br /><br />UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2002<br />TENTANG<br />PERLINDUNGAN ANAK<br />DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA<br />PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,<br />Menimbang :<br />a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia menjamin kesejahteraan tiap-tiap warga negaranya, termasuk perlindungan terhadap hak anak yang merupakan hak asasi manusia;<br />b. bahwa anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya;<br />c. bahwa anak adalah tunas, potensi, dan generasi muda penerus cita-cita perjuangan bangsa, memiliki peran strategis dan mempunyai ciri dan sifat khusus yang menjamin kelangsungan eksistensi bangsa dan negara pada masa depan;<br />d. bahwa agar setiap anak kelak mampu memikul tanggung jawab tersebut, maka ia perlu mendapat kesempatan yang seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, baik fisik, mental maupun sosial, dan berakhlak mulia, perlu dilakukan upaya perlindungan serta untuk mewujudkan kesejahteraan anak dengan memberikan jaminan terhadap pemenuhan hak-haknya serta adanya perlakuan tanpa diskriminasi;<br />e. bahwa untuk mewujudkan perlindungan dan kesejahteraan anak diperlukan dukungan kelembagaan dan peraturan perundang-undangan yang dapat menjamin pelaksanaannya;<br />f. bahwa berbagai undang-undang hanya mengatur hal-hal tertentu mengenai anak dan secara khusus belum mengatur keseluruhan aspek yang berkaitan dengan perlindungan anak;<br />g. bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut pada huruf a, b, c, d, e, dan f perlu ditetapkan Undang-undang tentang Perlindungan Anak;<br />Mengingat :<br />1. Pasal 20, Pasal 20A ayat (1), Pasal 21, Pasal 28B ayat (2), dan Pasal 34 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;<br />2. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak (Lembaran Negara Tahun 1979 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3143);<br />3. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan (Convention on The Elimination of all Forms of Discrimination Against Women) (Lembaran Negara Tahun 1984 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3277);<br />4. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3668);<br />5. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3670);<br />6. Undang-undang Nomor 20 Tahun 1999 tentang Pengesahan ILO Convention No. 138 Concerning Minimum Age for Admission to Employment (Konvensi ILO mengenai Usia Minimum untuk Diperbolehkan Bekerja) (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3835);<br />7. Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3886);<br />8. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2000 tentang Pengesahan ILO Convention No. 182 Concerning The Prohibition and Immediate Action for The Elimination of The Worst Forms of Child Labour (Konvensi ILO No. 182 mengenai Pelarangan dan Tindakan Segera Penghapusan Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak) (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 30, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3941);<br />Dengan persetujuan :<br />DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA<br />MEMUTUSKAN :<br />Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG PERLINDUNGAN ANAK.<br />[sunting] BAB I - KETENTUAN UMUM<br />Pasal 1<br />Dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan :<br />1. Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.<br />2. Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi, secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.<br />3. Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya, atau keluarga sedarah dalam garis lurus ke atas atau ke bawah sampai dengan derajat ketiga.<br />4. Orang tua adalah ayah dan/atau ibu kandung, atau ayah dan/atau ibu tiri, atau ayah dan/atau ibu angkat.<br />5. Wali adalah orang atau badan yang dalam kenyataannya menjalankan kekuasaan asuh sebagai orang tua terhadap anak.<br />6. Anak terlantar adalah anak yang tidak terpenuhi kebutuhannya secara wajar, baik fisik, mental, spiritual, maupun sosial.<br />7. Anak yang menyandang cacat adalah anak yang mengalami hambatan fisik dan/atau mental sehingga mengganggu pertumbuhan dan perkembangannya secara wajar.<br />8. Anak yang memiliki keunggulan adalah anak yang mempunyai kecerdasan luar biasa, atau memiliki potensi dan/atau bakatistimewa.<br />9. Anak angkat adalah anak yang haknya dialihkan dari lingkungan kekuasaan keluarga orang tua, wali yang sah, atau orang lain yang bertanggung jawab atas perawatan, pendidikan, dan membesarkan anak tersebut, ke dalam lingkungan keluarga orang tua angkatnya berdasarkan putusan atau penetapan pengadilan.<br />10. Anak asuh adalah anak yang diasuh oleh seseorang atau lembaga, untuk diberikan bimbingan, pemeliharaan, perawatan, pendidikan, dan kesehatan, karena orang tuanya atau salah satu orang tuanya tidak mampu menjamin tumbuh kembang anak secara wajar.<br />11. Kuasa asuh adalah kekuasaan orang tua untuk mengasuh, mendidik, memelihara, membina, melindungi, dan menumbuhkembangkan anak sesuai dengan agama yang dianutnya dan kemampuan, bakat, serta minatnya.<br />12. Hak anak adalah bagian dari hak asasi manusia yang wajib dijamin, dilindungi, dan dipenuhi oleh orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah, dan negara.<br />13. Masyarakat adalah perseorangan, keluarga, kelompok, dan organisasi sosial dan/atau organisasi kemasyarakatan.<br />14. Pendamping adalah pekerja sosial yang mempunyai kompetensiprofesional dalam bidangnya.<br />15. Perlindungan khusus adalah perlindungan yang diberikan kepada anak dalam situasi darurat, anak yang berhadapan dengan hukum, anak dari kelompok minoritas dan terisolasi, anak yang dieksploitasi secara ekonomi dan/atau seksual, anak yang diperdagangkan, anak yang menjadi korban penyalahgunaan narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya (napza), anak korban penculikan, penjualan, perdagangan, anak korban kekerasan baik fisik dan/atau mental, anak yang menyandang cacat, dan anak korban perlakuan salah dan penelantaran.<br />16. Setiap orang adalah orang perseorangan atau korporasi.<br />17. Pemerintah adalah Pemerintah yang meliputi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.<br />[sunting] BAB II - ASAS DAN TUJUAN<br />Pasal 2<br />Penyelenggaraan perlindungan anak berasaskan Pancasila dan berlandaskan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta prinsip-prinsip dasar Konvensi Hak-Hak Anak meliputi : <br />a. non diskriminasi;<br />b. kepentingan yang terbaik bagi anak;<br />c. hak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan; dan<br />d. penghargaan terhadap pendapat anak.<br />Pasal 3<br />Perlindungan anak bertujuan untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi, demi terwujudnya anak Indonesia yang berkualitas, berakhlak mulia, dan sejahtera.<br />[sunting] BAB III<br />HAK DAN KEWAJIBAN ANAK<br />Pasal 4<br />Setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.<br />Pasal 5<br />Setiap anak berhak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status kewarganegaraan.<br />Pasal 6<br />Setiap anak berhak untuk beribadah menurut agamanya, berpikir, dan berekspresi sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usianya, dalam bimbingan orang tua.<br />Pasal 7<br />(1) Setiap anak berhak untuk mengetahui orang tuanya, dibesarkan, dan diasuh oleh orang tuanya sendiri.<br />(2) Dalam hal karena suatu se== bab orang tuanya tidak dapat menjamin == tumbuh kembang anak, atau anak dalam keadaan terlantar maka anak tersebut berhak diasuh atau diangkat sebagai anak asuh atau anak angkat oleh orang lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.<br />Pasal 8<br />Setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial sesuai dengan kebutuhan fisik, mental, spiritual, dan sosial.<br />Pasal 9<br />(1) Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya.<br />(2) Selain hak anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), khusus bagi anak yang menyandang cacat juga berhak memperoleh pendidikan luar biasa, sedangkan bagi anak yang memiliki keunggulan juga berhak mendapatkan pendidikan khusus.<br />Pasal 10<br />Setiap anak berhak menyatakan dan didengar pendapatnya, menerima, mencari, dan memberikan informasi sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usianya demi pengembangan dirinya sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan dan kepatutan.<br />Pasal 11<br />Setiap anak berhak untuk beristirahat dan memanfaatkan waktu luang, bergaul dengan anak yang sebaya, bermain, berekreasi, dan berkreasi sesuai dengan minat, bakat, dan tingkat kecerdasannya demi pengembangan diri.<br />Pasal 12<br />Setiap anak yang menyandang cacat berhak memperoleh rehabilitasi, bantuan sosial, dan pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial.<br />Pasal 13<br />(1) Setiap anak selama dalam pengasuhan orang tua, wali, atau pihak lain mana pun yang bertanggung jawab atas pengasuhan, berhak mendapat perlindungan dari perlakuan: a. diskriminasi; b. eksploitasi, baik ekonomi maupun seksual; c. penelantaran; d. kekejaman, kekerasan, dan penganiayaan; e. ketidakadilan; dan f. perlakuan salah lainnya.<br />(2) Dalam hal orang tua, wali atau pengasuh anak melakukan segala bentuk perlakuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), maka pelaku dikenakan pemberatan hukuman.<br />Pasal 14<br />Setiap anak berhak untuk diasuh oleh orang tuanya sendiri, kecuali jika ada alasan dan/atau aturan hukum yang sah menunjukkan bahwa pemisahan itu adalah demi kepentingan terbaik bagi anak dan merupakan pertimbangan terakhir.<br />Pasal 15<br />Setiap anak berhak untuk memperoleh perlindungan dari : a. penyalahgunaan dalam kegiatan politik; b. pelibatan dalam sengketa bersenjata; c. pelibatan dalam kerusuhan sosial; d. pelibatan dalam peristiwa yang mengandung unsur kekerasan; dan e. pelibatan dalam peperangan.<br />Pasal 16<br />(1) Setiap anak berhak memperoleh perlindungan dari sasaran penganiayaan, penyiksaan, atau penjatuhan hukuman yang tidak manusiawi.<br />(2) Setiap anak berhak untuk memperoleh kebebasan sesuai dengan hukum.<br />(3) Penangkapan, penahanan, atau tindak pidana penjara anak hanya dilakukan apabila sesuai dengan hukum yang berlaku dan hanya dapat dilakukan sebagai upaya terakhir.<br />Pasal 17<br />(1) Setiap anak yang dirampas kebebasannya berhak untuk : a. mendapatkan perlakuan secara manusiawi dan penempatannya dipisahkan dari orang dewasa; b. memperoleh bantuan hukum atau bantuan lainnya secara efektif dalam setiap tahapan upaya hukum yang berlaku; dan c. membela diri dan memperoleh keadilan di depan pengadilan anak yang objektif dan tidak memihak dalam sidang tertutup untuk umum.<br />(2) Setiap anak yang menjadi korban atau pelaku kekerasan seksual atau yang berhadapan dengan hukum berhak dirahasiakan.<br />Pasal 18<br />Setiap anak yang menjadi korban atau pelaku tindak pidana berhak mendapatkan bantuan hukum dan bantuan lainnya.<br />Pasal 19<br />Setiap anak berkewajiban untuk : a. menghormati orang tua, wali, dan guru; b. mencintai keluarga, masyarakat, dan menyayangi teman; c. mencintai tanah air, bangsa, dan negara; d. menunaikan ibadah sesuai dengan ajaran agamanya; dan e. melaksanakan etika dan akhlak yang mulia.<br />[sunting] BAB IV<br />KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB<br />Bagian Kesatu<br />Umum<br />Pasal 20<br />Negara, pemerintah, masyarakat, keluarga, dan orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan perlindungan anak.<br />Bagian Kedua<br />Kewajiban dan Tanggung Jawab Negara dan Pemerintah<br />Pasal 21<br />Negara dan pemerintah berkewajiban dan bertanggung jawab menghormati dan menjamin hak asasi setiap anak tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin, etnik, budaya dan bahasa, status hukum anak, urutan kelahiran anak, dan kondisi fisik dan/atau mental.<br />Pasal 22<br />Negara dan pemerintah berkewajiban dan bertanggung jawab memberikan dukungan sarana dan prasarana dalam penyelenggaraan perlindungan anak.<br />Pasal 23<br />(1) Negara dan pemerintah menjamin perlindungan, pemeliharaan, dan kesejahteraan anak dengan memperhatikan hak dan kewajiban orang tua, wali, atau orang lain yang secara hukum bertanggung jawab terhadap anak.<br />(2) Negara dan pemerintah mengawasi penyelenggaraan perlindungan anak.<br />Pasal 24<br />Negara dan pemerintah menjamin anak untuk mempergunakan haknya dalam menyampaikan pendapat sesuai dengan usia dan tingkat kecerdasan anak.<br />Bagian Ketiga<br />Kewajiban dan Tanggung Jawab Masyarakat<br />Pasal 25<br />Kewajiban dan tanggung jawab masyarakat terhadap perlindungan anak dilaksanakan melalui kegiatan peran masyarakat dalam penyelenggaraan perlindungan anak.<br />Bagian Keempat<br />Kewajiban dan Tanggung Jawab Keluarga dan Orang Tua<br />Pasal 26<br />(1) Orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab untuk : a. mengasuh, memelihara, mendidik, dan melindungi anak; b. menumbuhkembangkan anak sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minatnya; dan c. mencegah terjadinya perkawinan pada usia anak-anak.<br />(2) Dalam hal orang tua tidak ada, atau tidak diketahui keberadaannya, atau karena suatu sebab, tidak dapat melaksanakan kewajiban dan tanggung jawabnya, maka kewajiban dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat beralih kepada keluarga, yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.<br />[sunting] BAB V<br />KEDUDUKAN ANAK<br />Bagian Kesatu<br />Identitas Anak<br />Pasal 27<br />(1) Identitas diri setiap anak harus diberikan sejak kelahirannya.<br />(2) Identitas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dituangkan dalam akta kelahiran.<br />(3) Pembuatan akta kelahiran didasarkan pada surat keterangan dari orang yang menyaksikan dan/atau membantu proses kelahiran.<br />(4) Dalam hal anak yang proses kelahirannya tidak diketahui, dan orang tuanya tidak diketahui keberadaannya, pembuatan akta kelahiran untuk anak tersebut didasarkan pada keterangan orang yang menemukannya.<br />Pasal 28<br />(1) Pembuatan akta kelahiran menjadi tanggung jawab pemerintah yang dalam pelaksanaannya diselenggarakan serendah-rendahnya pada tingkat kelurahan/desa.<br />(2) Pembuatan akta kelahiran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus diberikan paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal diajukannya permohonan.<br />(3) Pembuatan akta kelahiran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak dikenai biaya.<br />(4) Ketentuan mengenai tata cara dan syarat-syarat pembuatan akta kelahiran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diatur dengan peraturan perundang-undangan.<br />Bagian Kedua<br />Anak yang Dilahirkan dari Perkawinan Campuran<br />Pasal 29<br />(1) Jika terjadi perkawinan campuran antara warga negara Republik Indonesia dan warga negara asing, anak yang dilahirkan dari perkawinan tersebut berhak memperoleh kewarganegaraan dari ayah atau ibunya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.<br />(2) Dalam hal terjadi perceraian dari perkawinan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), anak berhak untuk memilih atau berdasarkan putusan pengadilan, berada dalam pengasuhan salah satu dari kedua orang tuanya.<br />(3) Dalam hal terjadi perceraian sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), sedangkan anak belum mampu menentukan pilihan dan ibunya berkewarganegaraan Republik Indonesia, demi kepentingan terbaik anak atau atas permohonan ibunya, pemerintah berkewajiban mengurus status kewarganegaraan Republik Indonesia bagi anak tersebut.<br />[sunting] BAB VI<br />KUASA ASUH<br />Pasal 30<br />(1) Dalam hal orang tua sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26, melalaikan kewajibannya, terhadapnya dapat dilakukan tindakan pengawasan atau kuasa asuh orang tua dapat dicabut.<br />(2) Tindakan pengawasan terhadap orang tua atau pencabutan kuasa asuh sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan melalui penetapan pengadilan.<br />Pasal 31<br />(1) Salah satu orang tua, saudara kandung, atau keluarga sampai derajat ketiga, dapat mengajukan permohonan ke pengadilan untuk mendapatkan penetapan pengadilan tentang pencabutan kuasa asuh orang tua atau melakukan tindakan pengawasan apabila terdapat alasan yang kuat untuk itu.<br />(2) Apabila salah satu orang tua, saudara kandung, atau keluarga sampai dengan derajat ketiga, tidak dapat melaksanakan fungsinya, maka pencabutan kuasa asuh orang tua sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat juga diajukan oleh pejabat yang berwenang atau lembaga lain yang mempunyai kewenangan untuk itu.<br />(3) Penetapan pengadilan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat menunjuk orang perseorangan atau lembaga pemerintah/masyarakat untuk menjadi wali bagi yang bersangkutan.<br />(4) Perseorangan yang melaksanakan pengasuhan anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) harus seagama dengan agama yang dianut anak yang akan diasuhnya.<br />Pasal 32<br />Penetapan pengadilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (3) sekurang-kurangnya memuat ketentuan : a. tidak memutuskan hubungan darah antara anak dan orang tua kandungnya; b. tidak menghilangkan kewajiban orang tuanya untuk membiayai hidup anaknya; dan c. batas waktu pencabutan.<br />[sunting] BAB VII<br />PERWALIAN<br />Pasal 33<br />(1) Dalam hal orang tua anak tidak cakap melakukan perbuatan hukum, atau tidak diketahui tempat tinggal atau keberadaannya, maka seseorang atau badan hukum yang memenuhi persyaratan dapat ditunjuk sebagai wali dari anak yang bersangkutan.<br />(2) Untuk menjadi wali anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan melalui penetapan pengadilan.<br />(3) Wali yang ditunjuk sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) agamanya harus sama dengan agama yang dianut anak.<br />(4) Untuk kepentingan anak, wali sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) wajib mengelola harta milik anak yang bersangkutan.<br />(5) Ketentuan mengenai syarat dan tata cara penunjukan wali sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.<br />Pasal 34<br />Wali yang ditunjuk berdasarkan penetapan pengadilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33, dapat mewakili anak untuk melakukan perbuatan hukum, baik di dalam maupun di luar pengadilan untuk kepentingan yang terbaik bagi anak.<br />Pasal 35<br />(1) Dalam hal anak belum mendapat penetapan pengadilan mengenai wali, maka harta kekayaan anak tersebut dapat diurus oleh Balai Harta Peninggalan atau lembaga lain yang mempunyai kewenangan untuk itu.<br />(2) Balai Harta Peninggalan atau lembaga lain sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) bertindak sebagai wali pengawas untuk mewakili kepentingan anak.<br />(3) Pengurusan harta sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) harus mendapat penetapan<br />Pasal 36<br />(1) Dalam hal wali yang ditunjuk ternyata di kemudian hari tidak cakap melakukan perbuatan hukum atau menyalahgunakan kekuasaannya sebagai wali, maka status perwaliannya dicabut dan ditunjuk orang lain sebagai wali melalui penetapan pengadilan.<br />(2) Dalam hal wali meninggal dunia, ditunjuk orang lain sebagai wali melalui penetapan pengadilan.<br />[sunting] BAB VIII<br />PENGASUHAN DAN PENGANGKATAN ANAK<br />Bagian Kesatu<br />Pengasuhan Anak<br />Pasal 37<br />(1) Pengasuhan anak ditujukan kepada anak yang orang tuanya tidak dapat menjamin tumbuh kembang anaknya secara wajar, baik fisik, mental, spiritual, maupun sosial.<br />(2) Pengasuhan anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan oleh lembaga yang mempunyai kewenangan untuk itu.<br />(3) Dalam hal lembaga sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) berlandaskan agama, anak yang diasuh harus yang seagama dengan agama yang menjadi landasan lembaga yang bersangkutan.<br />(4) Dalam hal pengasuhan anak dilakukan oleh lembaga yang tidak berlandaskan agama, maka pelaksanaan pengasuhan anak harus memperhatikan agama yang dianut anak yang bersangkutan.<br />(5) Pengasuhan anak oleh lembaga dapat dilakukan di dalam atau di luar Panti Sosial.<br />(6) Perseorangan yang ingin berpartisipasi dapat melalui lembaga-lembaga sebagaimana dimaksud dalam ayat (3), ayat (4), dan ayat (5).<br />Pasal 38<br />(1) Pengasuhan anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37, dilaksanakan tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin, etnik, budaya dan bahasa, status hukum anak, urutan kelahiran anak, dan kondisi fisik dan/atau mental.<br />(2) Pengasuhan anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diselenggarakan melalui kegiatan bimbingan, pemeliharaan, perawatan, dan pendidikan secara berkesinambungan, serta dengan memberikan bantuan biaya dan/atau fasilitas lain, untuk menjamin tumbuh kembang anak secara optimal, baik fisik, mental, spiritual maupun sosial, tanpa mempengaruhi agama yang dianut anak.<br />Bagian Kedua<br />Pengangkatan Anak<br />Pasal 39<br />(1) Pengangkatan anak hanya dapat dilakukan untuk kepentingan yang terbaik bagi anak dan dilakukan berdasarkan adat kebiasaan setempat dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.<br />(2) Pengangkatan anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), tidak memutuskan hubungan darah antara anak yang diangkat dan orang tua kandungnya.<br />(3) Calon orang tua angkat harus seagama dengan agama yang dianut oleh calon anak angkat.<br />(4) Pengangkatan anak oleh warga negara asing hanya dapat dilakukan sebagai upaya terakhir.<br />(5) Dalam hal asal usul anak tidak diketahui, maka agama anak disesuaikan dengan agama mayoritas penduduk setempat.<br />Pasal 40<br />(1) Orang tua angkat wajib memberitahukan kepada anak angkatnya mengenai asal usulnya dan orang tua kandungnya.<br />(2) Pemberitahuan asal usul dan orang tua kandungnya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan dengan memperhatikan kesiapan anak yang bersangkutan.<br />Pasal 41<br />(1) Pemerintah dan masyarakat melakukan bimbingan dan pengawasan terhadap pelaksanaan pengangkatan anak.<br />(2) Ketentuan mengenai bimbingan dan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.<br />[sunting] BAB IX<br />PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN<br />Bagian Kesatu<br />Agama<br />Pasal 42<br />(1) Setiap anak mendapat perlindungan untuk beribadah menurut agamanya.<br />(2) Sebelum anak dapat menentukan pilihannya, agama yang dipeluk anak mengikuti agama orang tuanya.<br />Pasal 43<br />(1) Negara, pemerintah, masyarakat, keluarga, orang tua, wali, dan lembaga sosial menjamin perlindungan anak dalam memeluk agamanya.<br />(2) Perlindungan anak dalam memeluk agamanya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi pembinaan, pembimbingan, dan pengamalan ajaran agama bagi anak.<br />Bagian Kedua<br />Kesehatan<br />Pasal 44<br />(1) Pemerintah wajib menyediakan fasilitas dan menyeleng-garakan upaya kesehatan yang komprehensif bagi anak, agar setiap anak memperoleh derajat kesehatan yang optimal sejak dalam kandungan.<br />(2) Penyediaan fasilitas dan penyelenggaraan upaya kesehatan secara komprehensif sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) didukung oleh peran serta masyarakat.<br />(3) Upaya kesehatan yang komprehensif sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif, baik untuk pelayanan kesehatan dasar maupun rujukan.<br />(4) Upaya kesehatan yang komprehensif sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diselenggarakan secara cuma-cuma bagi keluarga yang tidak mampu.<br />(5) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.<br />Pasal 45<br />(1) Orang tua dan keluarga bertanggung jawab menjaga kesehatan anak dan merawat anak sejak dalam kandungan.<br />(2) Dalam hal orang tua dan keluarga yang tidak mampu melaksanakan tanggung jawab sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), maka pemerintah wajib memenuhinya.<br />(3) Kewajiban sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), pelaksanaannya dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.<br />Pasal 46<br />Negara, pemerintah, keluarga, dan orang tua wajib mengusahakan agar anak yang lahir terhindar dari penyakit yang mengancam kelangsungan hidup dan/atau menimbulkan kecacatan.<br />Pasal 47<br />(1) Negara, pemerintah, keluarga, dan orang tua wajib melindungi anak dari upaya transplantasi organ tubuhnya untuk pihak lain.<br />(2) Negara, pemerintah, keluarga, dan orang tua wajib melindungi anak dari perbuatan : a. pengambilan organ tubuh anak dan/atau jaringan tubuh anak tanpa memperhatikan kesehatan anak; b. jual beli organ dan/atau jaringan tubuh anak; dan c. penelitian kesehatan yang menggunakan anak sebagai objek penelitian tanpa seizin orang tua dan tidak mengutamakan kepentingan yang terbaik bagi anak.<br />Bagian Ketiga<br />Pendidikan<br />Pasal 48<br />Pemerintah wajib menyelenggarakan pendidikan dasar minimal 9 (sembilan) tahun untuk semua anak.<br />Pasal 49<br />Negara, pemerintah, keluarga, dan orang tua wajib memberikan kesempat- an yang seluas-luasnya kepada anak untuk memperoleh pendidikan.<br />Pasal 50<br />Pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 diarahkan pada : a. pengembangan sikap dan kemampuan kepribadian anak, bakat, kemampuan mental dan fisik sampai mencapai potensi mereka yang optimal; b. pengembangan penghormatan atas hak asasi manusia dan kebebasan asasi; c. pengembangan rasa hormat terhadap orang tua, identitas budaya, bahasa dan nilai-nilainya sendiri, nilai-nilai nasional di mana anak bertempat tinggal, dari mana anak berasal, dan peradaban-peradaban yang berbeda-beda dari peradaban sendiri; d. persiapan anak untuk kehidupan yang bertanggung jawab; dan e. pengembangan rasa hormat dan cinta terhadap lingkungan hidup.<br />Pasal 51<br />Anak yang menyandang cacat fisik dan/atau mental diberikan kesempatan yang sama dan aksesibilitas untuk memperoleh pendidikan biasa dan pendidikan luar biasa.<br />Pasal 52<br />Anak yang memiliki keunggulan diberikan kesempatan dan aksesibilitas untuk memperoleh pendidikan khusus.<br />Pasal 53<br />(1) Pemerintah bertanggung jawab untuk memberikan biaya pendidikan dan/atau bantuan cuma-cuma atau pelayanan khusus bagi anak dari keluarga kurang mampu, anak terlantar, dan anak yang bertempat tinggal di daerah terpencil.<br />(2) Pertanggungjawaban pemerintah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) termasuk pula mendorong masyarakat untuk berperan aktif.<br />Pasal 54<br />Anak di dalam dan di lingkungan sekolah wajib dilindungi dari tindakan kekerasan yang dilakukan oleh guru, pengelola sekolah atau teman-temannya di dalam sekolah yang bersangkutan, atau lembaga pendidikan lainnya.<br />Bagian Keempat<br />Sosial<br />Pasal 55<br />(1) Pemerintah wajib menyelenggarakan pemeliharaan dan perawatan anak terlantar, baik dalam lembaga maupun di luar lembaga.<br />(2) Penyelenggaraan pemeliharaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat dilakukan oleh lembaga masyarakat.<br />(3) Untuk menyelenggarakan pemeliharaan dan perawatan anak terlantar, lembaga pemerintah dan lembaga masyarakat, sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), dapat mengadakan kerja sama dengan berbagai pihak yang terkait.<br />(4) Dalam hal penyelenggaraan pemeliharaan dan perawatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3), pengawasannya dilakukan oleh Menteri Sosial.<br />Pasal 56<br />(1) Pemerintah dalam menyelenggarakan pemeliharaan dan perawatan wajib mengupayakan dan membantu anak, agar anak dapat : a. berpartisipasi; b. bebas menyatakan pendapat dan berpikir sesuai dengan hati nurani dan agamanya; c. bebas menerima informasi lisan atau tertulis sesuai dengan tahapan usia dan perkembangan anak; d. bebas berserikat dan berkumpul; e. bebas beristirahat, bermain, berekreasi, berkreasi, dan berkarya seni budaya; dan f. memperoleh sarana bermain yang memenuhi syarat kesehatan dan keselamatan.<br />(2) Upaya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dikembangkan dan disesuaikan dengan usia, tingkat kemampuan anak, dan lingkungannya agar tidak menghambat dan mengganggu perkembangan anak.<br />Pasal 57<br />Dalam hal anak terlantar karena suatu se== bab orang tuanya melalaikan == kewajibannya, maka lembaga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55, keluarga, atau pejabat yang berwenang dapat mengajukan permohonan ke pengadilan untuk menetapkan anak sebagai anak terlantar.<br />Pasal 58<br />(1) Penetapan pengadilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57 sekaligus menetapkan tempat penampungan, pemeliharaan, dan perawatan anak terlantar yang bersangkutan.<br />(2) Pemerintah atau lembaga yang diberi wewenang wajib menyediakan tempat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).<br />Bagian Kelima<br />Perlindungan Khusus<br />Pasal 59<br />Pemerintah dan lembaga negara lainnya berkewajiban dan bertanggung jawab untuk memberikan perlindungan khusus kepada anak dalam situasi darurat, anak yang berhadapan dengan hukum, anak dari kelompok minoritas dan terisolasi, anak tereksploitasi secara ekonomi dan/atau seksual, anak yang diperdagangkan, anak yang menjadi korban penyalahgunaan narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya (napza), anak korban penculikan, penjualan dan perdagangan, anak korban kekerasan baik fisik dan/atau mental, anak yang menyandang cacat, dan anak korban perlakuan salah dan penelantaran.<br />Pasal 60<br />Anak dalam situasi darurat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 terdiri atas : a. anak yang menjadi pengungsi; b. anak korban kerusuhan; c. anak korban bencana alam; dan d. anak dalam situasi konflik bersenjata.<br />Pasal 61<br />Perlindungan khusus bagi anak yang menjadi pengungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 huruf a dilaksanakan sesuai dengan ketentuan hukum humaniter.<br />Pasal 62<br />Perlindungan khusus bagi anak korban kerusuhan, korban bencana, dan anak dalam situasi konflik bersenjata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 huruf b, huruf c, dan huruf d, dilaksanakan melalui : a. pemenuhan kebutuhan dasar yang terdiri atas pangan, sandang, pemukiman, pendidikan, kesehatan, belajar dan berekreasi, jaminan keamanan, dan persamaan perlakuan; dan b. pemenuhan kebutuhan khusus bagi anak yang menyandang cacat dan anak yang mengalami gangguan psikososial.<br />Pasal 63<br />Setiap orang dilarang merekrut atau memperalat anak untuk kepentingan militer dan/atau lainnya dan membiarkan anak tanpa perlindungan jiwa.<br />Pasal 64<br />(1) Perlindungan khusus bagi anak yang berhadapan dengan hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 meliputi anak yang berkonflik dengan hukum dan anak korban tindak pidana, merupakan kewajiban dan tanggung jawab pemerintah dan masyarakat.<br />(2) Perlindungan khusus bagi anak yang berhadapan dengan hukum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilaksanakan melalui : a. perlakuan atas anak secara manusiawi sesuai dengan martabat dan hak-hak anak; b. penyediaan petugas pendamping khusus anak sejak dini; c. penyediaan sarana dan prasarana khusus; d. penjatuhan sanksi yang tepat untuk kepentingan yang terbaik bagi anak; e. pemantauan dan pencatatan terus menerus terhadap perkembangan anak yang berhadapan dengan hukum; f. pemberian jaminan untuk mempertahankan hubungan dengan orang tua atau keluarga; dan g. perlindungan dari pemberitaan identitas melalui media massa dan untuk menghindari labelisasi.<br />(3) Perlindungan khusus bagi anak yang menjadi korban tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilaksanakan melalui : a. upaya rehabilitasi, baik dalam lembaga maupun di luar lembaga; b. upaya perlindungan dari pemberitaan identitas melalui media massa dan untuk menghindari labelisasi; c. pemberian jaminan keselamatan bagi saksi korban dan saksi ahli, baik fisik, mental, maupun sosial; dan d. pemberian aksesibilitas untuk mendapatkan informasi mengenai perkembangan perkara.<br />Pasal 65<br />(1) Perlindungan khusus bagi anak dari kelompok minoritas dan terisolasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 dilakukan melalui penyediaan prasarana dan sarana untuk dapat menikmati budayanya sendiri, mengakui dan melaksanakan ajaran agamanya sendiri, dan menggunakan bahasanya sendiri.<br />(2) Setiap orang dilarang menghalang-halangi anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) untuk menikmati budayanya sendiri, mengakui dan melaksanakan ajaran agamanya, dan menggunakan bahasanya sendiri tanpa mengabaikan akses pembangunan masyarakat dan budaya.<br />Pasal 66<br />(1) Perlindungan khusus bagi anak yang dieksploitasi secara ekonomi dan/atau seksual sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 merupakan kewajiban dan tanggung jawab pemerintah dan masyarakat.<br />(2) Perlindungan khusus bagi anak yang dieksploitasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan melalui : a. penyebarluasan dan/atau sosialisasi ketentuan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan perlindungan anak yang dieksploitasi secara ekonomi dan/atau seksual; b. pemantauan, pelaporan, dan pemberian sanksi; dan c. pelibatan berbagai instansi pemerintah, perusahaan, serikat pekerja, lembaga swadaya masyarakat, dan masyarakat dalam penghapusan eksploitasi terhadap anak secara ekonomi dan/atau seksual.<br />(3) Setiap orang dilarang menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh melakukan, atau turut serta melakukan eksploitasi terhadap anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).<br />Pasal 67<br />(1) Perlindungan khusus bagi anak yang menjadi korban penyalahgunaan narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya (napza) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59, dan terlibat dalam produksi dan distribusinya, dilakukan melalui upaya pengawasan, pencegahan, perawatan, dan rehabilitasi oleh pemerintah dan masyarakat.<br />(2) Setiap orang dilarang dengan sengaja menempatkan, membiarkan, melibatkan, menyuruh melibatkan anak dalam penyalahgunaan, produksi dan distribusi napza sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).<br />Pasal 68<br />(1) Perlindungan khusus bagi anak korban penculikan, penjualan, dan perdagangan anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 dilakukan melalui upaya pengawasan, perlindungan, pencegahan, perawatan, dan rehabilitasi oleh pemerintah dan masyarakat.<br />(2) Setiap orang dilarang menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh melakukan, atau turut serta melakukan penculikan, penjualan, atau perdagangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).<br />Pasal 69<br />(1) Perlindungan khusus bagi anak korban kekerasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 meliputi kekerasan fisik, psikis, dan seksual dilakukan melalui upaya : a. penyebarluasan dan sosialisasi ketentuan peraturan perundang-undangan yang melindungi anak korban tindak kekerasan; dan b. pemantauan, pelaporan, dan pemberian sanksi.<br />(2) Setiap orang dilarang menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh melakukan, atau turut serta melakukan kekerasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).<br />Pasal 70<br />(1) Perlindungan khusus bagi anak yang menyandang cacat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 dilakukan melalui upaya : a. perlakuan anak secara manusiawi sesuai dengan martabat dan hak anak; b. pemenuhan kebutuhan-kebutuhan khusus; dan c. memperoleh perlakuan yang sama dengan anak lainnya untuk mencapai integrasi sosial sepenuh mungkin dan pengembangan individu.<br />(2) Setiap orang dilarang memperlakukan anak dengan mengabaikan pandangan mereka secara diskriminatif, termasuk labelisasi dan penyetaraan dalam pendidikan bagi anak-anak yang menyandang cacat.<br />Pasal 71<br />(1) Perlindungan khusus bagi anak korban perlakuan salah dan penelantaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 dilakukan melalui pengawasan, pencegahan, perawatan, dan rehabilitasi oleh pemerintah dan masyarakat.<br />(2) Setiap orang dilarang menempatkan, membiarkan, melibatkan, menyuruh melibatkan anak dalam situasi perlakuan salah, dan penelantaran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).<br />[sunting] BAB X<br />PERAN MASYARAKAT<br />Pasal 72<br />(1) Masyarakat berhak memperoleh kesempatan seluas-luasnya untuk berperan dalam perlindungan anak.<br />(2) Peran masyarakat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan oleh orang perseorangan, lembaga perlindungan anak, lembaga sosial kemasyarakatan, lembaga swadaya masyarakat, lembaga pendidikan, lembaga keagamaan, badan usaha, dan media massa.<br />Pasal 73<br />Peran masyarakat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.<br />[sunting] BAB XI<br />KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA<br />Pasal 74<br />Dalam rangka meningkatkan efektivitas penyelenggaraan perlindungan anak, dengan undang-undang ini dibentuk Komisi Perlindungan Anak Indonesia yang bersifat independen.<br />Pasal 75<br />(1) Keanggotaan Komisi Perlindungan Anak Indonesia terdiri dari 1 (satu) orang ketua, 2 (dua) orang wakil ketua, 1 (satu) orang sekretaris, dan 5 (lima) orang anggota.<br />(2) Keanggotaan Komisi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) terdiri dari unsur pemerintah, tokoh agama, tokoh masyarakat, organisasi sosial, organisasi kemasyarakatan, organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat, dunia usaha, dan kelompok masyarakat yang peduli terhadap perlindungan anak.<br />(3) Keanggotaan Komisi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diangkat dan diberhentikan oleh Presiden setelah mendapat pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun, dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan.<br />(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai kelengkapan organisasi, mekanisme kerja, dan pembiayaan ditetapkan dengan Keputusan Presiden.<br />Pasal 76<br />Komisi Perlindungan Anak Indonesia bertugas : a. melakukan sosialisasi seluruh ketentuan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan perlindungan anak, mengumpulkan data dan informasi, menerima pengaduan masyarakat, melakukan penelaahan, pemantauan, evaluasi, dan pengawasan terhadap penyelenggaraan perlindungan anak; b. memberikan laporan, saran, masukan, dan pertimbangan kepada Presiden dalam rangka perlindungan anak.<br />[sunting] BAB XII<br />KETENTUAN PIDANA<br />Pasal 77<br />Setiap orang yang dengan sengaja melakukan tindakan : a. diskriminasi terhadap anak yang mengakibatkan anak mengalami kerugian, baik materiil maupun moril sehingga menghambat fungsi sosialnya; atau b. penelantaran terhadap anak yang mengakibatkan anak mengalami sakit atau penderitaan, baik fisik, mental, maupun sosial, c. dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).<br />Pasal 78<br />Setiap orang yang mengetahui dan sengaja membiarkan anak dalam situasi darurat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60, anak yang berhadapan dengan hukum, anak dari kelompok minoritas dan terisolasi, anak yang tereksploitasi secara ekonomi dan/atau seksual, anak yang diperdagangkan, anak yang menjadi korban penyalahgunaan narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya (napza), anak korban penculikan, anak korban perdagangan, atau anak korban kekerasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59, padahal anak tersebut memerlukan pertolongan dan harus dibantu, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).<br />Pasal 79<br />Setiap orang yang melakukan pengangkatan anak yang bertentangan dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat (1), ayat (2), dan ayat (4), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).<br />Pasal 80<br />(1) Setiap orang yang melakukan kekejaman, kekerasan atau ancaman kekerasan, atau penganiayaan terhadap anak, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun 6 (enam) bulan dan/atau denda paling banyak Rp 72.000.000,00 (tujuh puluh dua juta rupiah).<br />(2) Dalam hal anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) luka berat, maka pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).<br />(3) Dalam hal anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) mati, maka pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).<br />(4) Pidana ditambah sepertiga dari ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) apabila yang melakukan penganiayaan tersebut orang tuanya.<br />Pasal 81<br />(1) Setiap orang yang dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan paling singkat 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) dan paling sedikit Rp 60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah).<br />(2) Ketentuan pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku pula bagi setiap orang yang dengan sengaja melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan, atau membujuk anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain.<br />Pasal 82<br />Setiap orang yang dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan, memaksa, melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan, atau membujuk anak untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan paling singkat 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) dan paling sedikit Rp 60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah).<br />Pasal 83<br />Setiap orang yang memperdagangkan, menjual, atau menculik anak untuk diri sendiri atau untuk dijual, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan paling singkat 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) dan paling sedikit Rp 60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah).<br />Pasal 84<br />Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan transplantasi organ dan/atau jaringan tubuh anak untuk pihak lain dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).<br />Pasal 85<br />(1) Setiap orang yang melakukan jual beli organ tubuh dan/atau jaringan tubuh anak dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).<br />(2) Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan pengambilan organ tubuh dan/atau jaringan tubuh anak tanpa memperhatikan kesehatan anak, atau penelitian kesehatan yang menggunakan anak sebagai objek penelitian tanpa seizin orang tua atau tidak mengutamakan kepentingan yang terbaik bagi anak, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).<br />Pasal 86<br />Setiap orang yang dengan sengaja menggunakan tipu muslihat, rangkaian kebohongan, atau membujuk anak untuk memilih agama lain bukan atas kemauannya sendiri, padahal diketahui atau patut diduga bahwa anak tersebut belum berakal dan belum bertanggung jawab sesuai dengan agama yang dianutnya dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).<br />Pasal 87<br />Setiap orang yang secara melawan hukum merekrut atau memperalat anak untuk kepentingan militer sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 atau penyalahgunaan dalam kegiatan politik atau pelibatan dalam sengketa bersenjata atau pelibatan dalam kerusuhan sosial atau pelibatan dalam peristiwa yang mengandung unsur kekerasan atau pelibatan dalam peperangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).<br />Pasal 88<br />Setiap orang yang mengeksploitasi ekonomi atau seksual anak dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).<br />Pasal 89<br />(1) Setiap orang yang dengan sengaja menempatkan, membiarkan, melibatkan, menyuruh melibatkan anak dalam penyalahgunaan, produksi atau distribusi narkotika dan/atau psikotropika dipidana dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) dan paling sedikit Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).<br />(2) Setiap orang yang dengan sengaja menempatkan, membiarkan, melibatkan, menyuruh melibatkan anak dalam penyalahgunaan, produksi, atau distribusi alkohol dan zat adiktif lainnya dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan paling singkat 2 (dua) tahun dan denda paling banyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan denda paling sedikit Rp 20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah).<br />Pasal 90<br />(1) Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77, Pasal 78, Pasal 79, Pasal 80, Pasal 81, Pasal 82, Pasal 83, Pasal 84, Pasal 85, Pasal 86, Pasal 87, Pasal 88, dan Pasal 89 dilakukan oleh korporasi, maka pidana dapat dijatuhkan kepada pengurus dan/atau korporasinya.<br />(2) Pidana yang dijatuhkan kepada korporasi hanya pidana denda dengan ketentuan pidana denda yang dijatuhkan ditambah 1/3 (sepertiga) pidana denda masing-masing sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).<br />[sunting] BAB XIII<br />KETENTUAN PERALIHAN<br />Pasal 91<br />Pada saat berlakunya undang-undang ini, semua peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan perlindungan anak yang sudah ada dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan undang-undang ini.<br />[sunting] BAB XIV<br />KETENTUAN PENUTUP<br />Pasal 92<br />Pada saat berlakunya undang-undang ini, paling lama 1 (satu) tahun, Komisi Perlindungan Anak Indonesia sudah terbentuk.<br />Pasal 93<br />Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.<br />Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.<br />Disahkan di Jakarta pada tanggal 22 Oktober 2002<br />PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,<br />ttd.<br />MEGAWATI SOEKARNOPUTRI<br />Diundangkan di Jakarta pada tanggal 22 Oktober 2002<br />SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA,<br />ttd.<br />BAMBANG KESOWO<br />LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2002 NOMOR 109<br />Salinan sesuai dengan aslinya<br />SEKRETARIAT KABINET RI<br />Kepala Biro Peraturan Perundang-undangan II<br />Ttd.<br />Edy Sudibyo<br />Diperoleh dari "http://id.wikisource.org/wiki/Undang-Undang_Nomor_23_Tahun_2002"<br />Kategori: Undang-Undang Republik Indonesia Tahun 2002 | Undang-Undang Republik Indonesia<br />Tampilan<br />• Artikel<br />• Pembicaraan<br />• Sunting<br />• ↑<br />• Versi terdahulu<br />Peralatan pribadi<br />• Masuk log / buat akun<br />http://id.wikisource.org/wiki/Halaman_Utama<br />Navigasi<br />• Halaman Utama<br />• Perubahan terbaru<br />• Halaman sembarang<br />• Bantuan<br />• Menyumbang<br />• Warung kopi<br />Pencarian<br /> <br />Kotak peralatan<br />• Pranala balik<br />• Perubahan terkait<br />• Pemuatan<br />• Halaman istimewa<br />• Versi cetak<br />• Pranala permanen<br />• Kutip artikel ini<br /> <br /> <br />• Halaman ini terakhir diubah pada 22:46, 24 Juni 2007.<br />• Seluruh teks tersedia sesuai dengan Lisensi Dokumentasi Bebas GNU<br />Wikipedia® adalah merek dagang terdaftar dari Wikimedia Foundation, Inc.<br />• Kebijakan privasi<br />• Perihal Wikisource<br />• Penyangkalan<div class="blogger-post-footer">boy antoni putra
stikes fort de cock bukittinggi
pns dinas kesehatan kabupaten agam
bared18@yahoo.co.id</div>boy a phttp://www.blogger.com/profile/10369020424180261153noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5832508459973537356.post-62713256117187333442008-09-20T22:57:00.002+07:002008-09-20T23:02:17.937+07:00penelitian kebidanan<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxDTBcZqr-nfkSbYU8vucCcLS6qddYJyj0u3zlg24pPme8yminKxp5bLMZYZ-2APJs81dyecYBYA1B3PuHoXaHjYJWtjF-wTSROvTvRu3Lc8hgn-DLTnH5tO1SbHkd095ITa5d3IARwjk/s1600-h/see.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxDTBcZqr-nfkSbYU8vucCcLS6qddYJyj0u3zlg24pPme8yminKxp5bLMZYZ-2APJs81dyecYBYA1B3PuHoXaHjYJWtjF-wTSROvTvRu3Lc8hgn-DLTnH5tO1SbHkd095ITa5d3IARwjk/s320/see.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5248134184810285282" border="0" /></a><br />boy antoni putra<br />stikes fort de cock bukittinggi<br />pns dinas kesehatan kabupaten agam<br /><br />BAB I<br />PENDAHULUAN<br /><br />1.1. Latar Belakang<br /><br />Ilmu Kebidanan atau Obstetri adalah bagian ilmu kedokteran yang khusus mempelajari segala hal yang bersangkutan dengan lahirnya bayi. Dengan demikian, yang menjadi objek dalam disiplin ilmu ini adalah kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi yang baru dilahirkan.<br /><br />Tujuan pelayanan kebidanan (Maternity Care) adalah menjamin agar setiap wanita hamil dan wanita yang menyusui bayinya sehat tanpa gangguan apa pun dan kemudian dapat dirawat bayinya dengan baik.<br /><br />Pelayanan kebidanan dalam arti yang terbatas terdiri atas:<br />1) Pengawasan serta penanganan wanita dalam masa hamil dan pada waktu persalinan;<br />2) Perawatan dan pemeriksaan wanita sesudah persalinan;<br />3) Perawatan bayi yang baru lahir; dan<br />4) Pemeliharaan laktasi.<br /><br />Dalam arti yang lebih luas usaha-usaha yang dimulai lebih dahulu dengan peningkatan kesehatan dan kesejahteraan para remaja sebagai calon ayah dan ibu, dan dengan membantu mereka dalam mengembangkan sikap yang wajar terhadap kehidupan kekeluargaan serta tempat keluarga dalam masyarakat.<br /><br />Reproduksi adalah suatu fungsi pada manusia yang sangat penting untuk mempertahankan diri dari kepunahan. Proses reproduksi mulai dari saat pembuahan, melalui masa kehamilan dan akhirnya mencapai titik kulminasi berupa persalinan, maka lahirlah insan yang menjadi generasi penerus.<br /><br /><br />1.2. Tujuan Praktek Klinik<br /><br />Adapun tujuan pelaksanaan praktek klinik adalah :<br />1. Dapat mengetahui perawatan-perawatan pra kelahiran (Antenatal Care) khususnya mengenai keluhan-keluhan ibu hamil.<br />2. Dapat mengumpulkan data yang diperlukan dan kemudian dianalisis dalam laporan praktek klinik.<br />3. Dapat mengetahui dan lebih memahami secara implementasi dilapangan tentang keluhan-keluhan pada masa pra kelahiran sebagai langkah awal dalam mempelajari ilmu kebidanan (Obstetri).<br /><br />1.3. Perumusan Masalah<br /><br />Disini penulis dapat merumuskan tentang permasalahan-permasalahan yang lebih mendasar dalam menangani keluhan-keluhan ibu hamil pada masa pra kelahiran (antenatal). Beberapa hasil diagnosa dan wawancara (Anamnesa) terhadap beberapa pasien ibu hamil dapat dijadikan sebagai acuan dalam merumuskan permasalahan-permasalahan yang ada. Sehingga kemudian dapat ditentukan proses penanganan secara obstetris terhadap ibu hamil melalui perawatan antenatal.<br /><br />1.4. Batasan Masalah<br /><br />Sebenarnya keluhan-keluhan pada masa pra kelahiran yang terjadi pada ibu hamil sangat banyak. Namun pada kesempatan praktek klinik ini penulis hanya membatasi masalah keluhan sering kencing pada ibu hamil.<br /><br /><br />BAB II<br />TINJAUAN TEORITIS<br /><br />2.1. Antenatal Care<br /><br />Metode pendeteksian yang melibatkan pemeriksaan rutin sejak masa kehamilan dini disebut Antenatal Care. Sebuah tes yang dapat membantu calon orangtua untuk mendapatkan mendiagnosa kecenderungan bayi lahir cacat atau normal. Sehingga jika ada kemungkinan ketidaknormalan pada janin calon orangtua serta dokter yang menangani dapat segera mengambil tindakan.<br /><br />2.2. Ruang Lingkup dalam Pemeriksaan Antenatal<br />Adapun ruang lingkup yang termasuk dalam pemeriksaan Antenatal adalah sebagai berikut;<br />1. Tes darah<br />Jenis pemeriksaan ini dianjurkan dokter setelah pasien dinyatakan positif hamil. Contoh darah akan diambil untuk diperiksa apakah terinfeksi virus tertentu atau resus antibodi.<br />Contoh darah calon ibu juga digunakan untuk pemeriksaan hCG. Dunia kedokteran menemukan, kadar hCG yang tinggi pada darah ibu hamil berarti ia memiliki risiko yang tinggi memiliki bayi dengan sindroma Down.<br />2. Alfa Fetoprotein (AFP)<br />Tes ini hanya pada ibu hamil dengan cara mengambil contoh darah untuk diperiksa. Tes dilaksanakan pada minggu ke-16 hingga 18 kehamilan. Kadar Maternal-serum alfa-fetoprotein (MSAFP) yang tinggi menunjukkan adanya cacat pada batang saraf seperti spina bifida (perubahan bentuk atau terbelahnya ujung batang saraf) atau anencephali (tidak terdapatnya semua atau sebagian batang otak). Kecuali itu, kadar MSAFP yang tinggi berisiko terhadap kelahiran prematur atau memiliki bayi dengan berat lahir rendah.<br /><br />3. Sampel Chorion Villus (CVS)<br />Tes ini jarang dilakukan oleh para dokter karena dikhawatirkan berisiko menyebabkan abortus spontan. Tes ini dilakukan untuk memeriksa kemungkinan kerusakan pada kromosom. Serta untuk mendiagnosa penyakit keturunan. Tes CVS ini mampu mendeteksi adanya kelainan pada janin seperti Tay-Sachs, anemia sel sikel, fibrosis berkista, thalasemia, dan sindroma Down. <br />4. Ultrasonografi (USG)<br />Tes ini dilakukan untuk mendeteksi kelainan struktural pada janin, seperti; bibir sumbing atau anggota tubuh yang tidak berkembang. Sayangnya USG tidak bisa mendeteksi kecacatan yang disebabkan oleh faktor genetik. Biasanya USG dilakukan pada minggu ke-12 kehamilan. Pada pemeriksaan lebih lanjut USG digunakan untuk melihat posisi plasenta dan jumlah cairan amnion, sehingga bisa diketahui lebih jauh cacat yang diderita janin.<br />Kelainan jantung, paru-paru, otak, kepala, tulang belakang, ginjal dan kandung kemih, sistem pencernaan, adalah hal-hal yang bisa diketahui lewat USG.<br />5. Amiosentesis<br />Pemeriksaan ini biasanya dianjurkan bila calon ibu berusia di atas 35 tahun. Karena hamil di usia ini memiliki risiko cukup tinggi. Terutama untuk menentukan apakah janin menderita sindroma Down atau tidak. Amniosentesis dilakukan dengan cara mengambil cairan amnion melalui dinding perut ibu. Cairan amnion yang mengandung sel-sel janin, bahan-bahan kimia, dan mikroorganisme, mampu memberikan informasi tentang susunan genetik, kondisi janin, serta tingkat kematangannya. Tes ini dilakukan pada minggu ke-16 dan 18 kehamilan. Sel-sel dari cairan amnion ini kemudian dibiakkan di laboratorium. Umumnya memerlukan waktu sekitar 24 sampai 35 hari untuk mengetahui dengan jelas dan tuntas hasil biakan tersebut.<br /><br />6. Sampel darah janin atau cordosentesis<br />Sampel darah janin yang diambil dari tali pusar. Langkah ini diambil jika cacat yang disebabkan kromosom telah terdeteksi oleh pemeriksaan USG. Biasanya dilakukan setelah kehamilan memasuki usia 20 minggu. Tes ini bisa mendeteksi kelainan kromosom, kelainan metabolis, kelainan gen tunggal, infeksi seperti toksoplasmosis atau rubela, juga kelainan pada darah (rhesus), serta problem plasenta semisal kekurangan oksigen.<br /><br />7. Fetoskopi<br />Meski keuntungan tes ini bisa menemukan kemungkinan mengobati atau memperbaiki kelainan yang terdapat pada janin. Namun tes ini jarang digunakan karena risiko tindakan fetoskopi cukup tinggi. Sekitar 3 persen sampai 5 persen kemungkinan kehilangan janin. Dilakukan dengan menggunakan alat mirip teleskop kecil, lengkap dengan lampu dan lensa-lensa.<br />Dimasukkan melalui irisan kecil pada perut dan rahim ke dalam kantung amnion. Alat-alat ini mampu memotret janin. Tentu saja sebelumnya perut si ibu hamil diolesi antiseptik dan diberi anestesi lokal.<br />8. Biopsi kulit janin<br />Pemeriksaan ini jarang dilakukan di Indonesia. Biopsi kulit janin (FSB) dilakukan untuk mendeteksi kecacatan serius pada genetika kulit yang berasal dari keluarga, seperti epidermolysis bullosa lethalis (EBL). Kondisi ini menunjukkan lapisan kulit yang tidak merekat dengan pas satu sama lainnya sehingga menyebabkan panas yang sangat parah. Biasanya tes ini dilakukan setelah melewati usia kehamilan 15-22 minggu. <br />2.3. Fase Kehamilan<br />Dalam pertumbuhan janin ada beberapa fase yaitu;<br />1. Fase 0 – 4 Minggu<br />Pada minggu-minggu awal ini, janin memiliki panjang tubuh kurang lebih 2 mm. Perkembangannya juga ditandai dengan munculnya cikal bakal otak, sumsum tulang belakang yang masih sederhana, dan tanda-tanda wajah yang akan terbentuk.<br />2. Fase 4 – 8 Minggu<br />Ketika usia kehamilan mulai mencapai usia 6 minggu, jantung janin mulai berdetak, dan semua organ tubuh lainnya mulai terbentuk. Muncul tulang-tulang wajah, mata, jari kaki, dan tangan<br />3. Fase 8 – 12 Minggu<br />Saat memasuki minggu-minggu ini, organ-organ tubuh utama janin telah terbentuk. Kepalanya berukuran lebih besar daripada badannya, sehingga dapat menampung otak yang terus berkembang dengan pesat. Ia juga telah memiliki dagu, hidung, dan kelopak mata yang jelas. Di dalam rahim, janin mulai diliputi cairan ketuban dan dapat melakukan aktifitas seperti menendang dengan lembut. Organ-organ tubuh utama janin kini telah terbentuk.<br />4. Fase 12 – 16 Minggu<br />Paru-paru janin mulai berkembang dan detak jantungnya dapat didengar melalui alat ultrasonografi (USG). Wajahnya mulai dapat membentuk ekspresi tertentu dan mulai tumbuh alis dan bulu mata. Kini ia dapat memutar kepalanya dan membuka mulut. Rambutnya mulai tumbuh kasar dan berwarna.<br />5. Fase 16 – 20 Minggu<br />Ia mulai dapat bereaksi terhadap suara ibunya. Akar-akar gigi tetap telah muncul di belakang gigi susu. Tubuhnya ditutupi rambut halus yang disebut lanugo. Si kecil kini mulai lebih teratur dan terkoordinasi. Ia bisa mengisap jempol dan bereaksi terhadap suara ibunya. Ujung-ujung indera pengecap mulai berkembang dan bisa membedakan rasa manis dan pahit dan sidik jarinya mulai nampak.<br />6. Fase 20 – 24 Minggu<br />Pada saat ini, ternyata besar tubuh si kecil sudah sebanding dengan badannya. Alat kelaminnya mulai terbentuk, cuping hidungnya terbuka, dan ia mulai melakukan gerakan pernapasan. Pusat-pusat tulangnya pun mulai mengeras. Selain itu, kini ia mulai memiliki waktu-waktu tertentu untuk tidur.<br />7. Fase 24 – 28 Minggu<br />Di bawah kulit, lemak sudah mulai menumpuk, sedangkan di kulit kepalanya rambut mulai bertumbuhan, kelopak matanya membuka, dan otaknya mulai aktif. Ia dapat mendengar sekarang, baik suara dari dalam maupun dari luar (lingkungan). Ia dapat mengenali suara ibunya dan detak jantungnya bertambah cepat jika ibunya berbicara. Atau boleh dikatakan bahwa pada saat ini merupakan masa-masa bagi sang janin mulai mempersiapkan diri menghadapi hari kelahirannya.<br />8. Fase 28 – 32 Minggu<br />Walaupun gerakannya sudah mulai terbatas karena beratnya yang semakin bertambah, namun matanya sudah mulai bisa berkedip bila melihat cahaya melalui dinding perut ibunya. Kepalanya sudah mengarah ke bawah. Paru-parunya belum sempurna, namun jika saat ini ia terlahir ke dunia, si kecil kemungkinan besar telah dapat bertahan hidup.<br />2.4. Perkembangan & Perubahan Pada Tubuh Ibu Hamil<br />2.4.1. Pada Trimester I ( 0 – 12 Minggu)<br /><br />Pada bulan-bulan pertama kehamilan, mungkin tidak akan banyak orang yang mengerti bila anda sedang hamil, karena belum terlihat perubahan yang nyata pada tubuh anda. Tapi sesungguhnya tubuh anda secara aktif bekerja untuk menyesuaikan secara fisik dan emosional bagi proses kehamilan ini.<br /><br />Beberapa perubahan pada tubuh ibu hamil di trimester pertama ( 0 – 12 minggu) kehamilan :<br /><br />Pembesaran Payudara<br />Payudara akan membesar dan kencang, ini karena pada awal pembuahan terjadi peningkatan hormone kehamilan yang menimbulkan pelebaran pembuluh darah dan memberi nutrisi pada jaringan payudara.<br /><br />Dalam 3 bulan pertama ini, anda akan melihat juga daerah sekitar putting dan putting susu akan bewarna lebih gelap, dan karena terjadi peningkatan persediaan darah keseluruh tubuh maka daerah sekitar payudara akan tampak bayangan pembuluh-pembuluh vena dibawah kulit payudara.<br /><br />Sering Buang Air Kecil<br />Ibu hamil akan merasa lebih sering ingin buang air kecil, ini karena adanya pertumbuhan rahim yang menekan kandung kencing anda dan perubahan hormonal.<br /><br />Konstipasi<br />Ibu hamil mungkin akan merasa kesulitan untuk buang air besar, hal ini karena peningkatan hormone progesterone yang menyebabkan relaksasi otot sehingga usus kurang efisien, juga Tablet Zat Besi (iron) yang diberikan oleh dokter biasanya memyebabkan masalah konstipasi ini selain itu zat besi tablet akan menyebabkan warna feses anda kehitaman.<br /><br />Morning Sickness (Mual Muntah)<br />Laporan menunjukkan bahwa separuh dari wanita hamil mengalami mual dan mulai pada bulan ke dua. Mual terhadap makanan tertentu, bahkan hanya karena mencium bau makanan tertentu saja. Hal ini karena adanya peningkatan hormonal.<br /><br />Merasa Lelah<br />Ibu hamil akan merasa lelah, hal ini karena tubuhnya bekerja secara aktif untuk menyesuaikan secara fisik dan emosional untuk kehamilan ini. Juga peningkatan hormonal dapat mempengaruhi pola tidur. Carilah waktu untuk beristirahat sedapat mungkin.<br /><br />Sakit Kepala<br />Ibu hamil mungkin akan merasa sakit kepala yang lebih sering daripada biasa, hal ini mungkin karena rasa mual, kelelahan, lapar, tekanan darah rendah, dan dapat juga karena perasaan tegang atau bahkan depresi. Pada kehamilan lanjut sakit kepala dapat menjadi tanda pre-eklampsia , yang biasanya disertai dengan peningkatan tekanan darah dan kaki-tangan bengkak<br /><br />Pusing<br />Merasa pusing sering pada awal kehamilan hal ini karena adanya peningkatan tuntutan darah ke tubuh sehingga sewaktu anda berubah posisi dari tidur atau duduk ke posisi berdiri secara tiba-tiba, system sirkulasi darah kesulitan untuk beradaptasi.<br />Bila rasa pusing tetap timbul ketika anda sedang duduk, ini biasanya karena menurunnya level gula darah anda. Makanlah sedikit- sedikit tapi sering.<br />Bila anda sering merasa seperti ingin pingsan periksalah ke dokter anda kemungkinan anda anemia.<br /><br />Kram Perut<br />Pada trimester awal ini, mungkin mengalami kram perut atau kram seperti menstruasi atau rasa sakit seperti ditusuk yang timbul sebentar dan tidak menetap. Hal ini sering terjadi dan kemungkinan karena adanya pertumbuhan dan pembesaran dari rahim dimana otot dan ligament merenggang untuk menyokong rahim. Yang harus diingat apabila kram perut yang timbul disertai perdarahan vagina, hubungi dokter segera, karena kedua tanda ini berhubungan dengan keguguran.<br /><br />Meludah<br />Jangan merasa malu bila anda merasa air ludah anda menjadi agak berlebih, hal ini biasa terjadi pada kehamilan biasanya pada ibu hamil yang mengalami morning sickness. Ini biasanya timbul pada trimester pertama tapi jarang terjadi.<br /><br />Emosional<br />Pada trimester awal kehamilan ini juga terjadi mempengaruhi emosional menjadi tak stabil, hal ini karena adanya perubahan hormon dan juga rasa tanggung jawab baru sebagai seorang calon ibu.<br /><br />Peningkatan Berat Badan<br />Hal ini bukan berarti adanya peningkatan berat badan yang banyak. Tapi karena rahim berkembang dan memerlukan ruang dan ini semua karena pengaruh dari hormone estrogen yang menyebabkan pembesaran rahim dan hormone progesterone yang menyebabkan tubuh menahan air.<br /><br /><br />2.4.2. Pada Trimester II ( 13 – 28 Minggu)<br />Beberapa perubahan yang terjadi pada kehamilan trimester kedua (13-28 minggu):<br />Perut Semakin Membesar<br />Setelah 12 minggu, rahim membesar dan melewati rongga panggul. Pembesaran rahim akan bertumbuh sekitar 1 cm setiap minggu. Pada kehamilan 20 minggu bagian teratas rahim sejajar dengan puser (umbilicus). Setiap individu akan berbeda-beda tapi kebanyakan wanita akan mulai tampak pembesaran perutnya pada kehamilan 16 minggu.<br /><br />Sendawa dan Buang Angin<br />Pada trimester ini anda akan bersendawa atau ingin buang angin/kentut pada saat yang tidak seharusnya---jangan bingung---anda tak sendirian mengalami masalah ini. Sendawa dan buang angin adalah keluhan yang paling sering selama kehamilan. Hal ini karena usus merengang dan anda akan merasa kembung.<br /><br />Pelupa<br />Pada beberapa ibu hamil akan menjadi sedikit pelupa selama kehamilannya. Ada beberapa teori tentang hal ini karena tubuh ibu terus bekerja berlebihan untuk perkembangan bayinya sehingga menimbulkan blok pikiran.<br /><br />Rasa Nyeri di Ulu Hati<br />Rasa panas atau terbakar didada bagian bawah atau perut bagian atas tapi tidak ada hubunganya dengan jantung. Hal ini karena asam lambung naik ke kerongkongan. Perasaan ini timbul pada wanita hamil pada trimester kedua ini, hal ini karena hormone progesterone meningkat yang menyebabkan relaksasi dari otot saluran cerna dan juga karena rahim yang semakin membesar yang mendorong bagian atas perut, sehingga mendorong asam lambung naik ke kerongkongan.<br />Nilai positif dari relaksasi otot saluaran cerna adalah gerakan makanan menjadi lebih lambat sehingga nutrisi terserap lebih banyak.<br /><br />Pertumbuhan Rambut dan Kuku<br />Perubahan hormonal menyebabkan kuku akan tumbuh lebih kuat dan tumbuh rambut lebih banyak dan kadang tumbuh ditempat yang tidak diinginkan seperti diwajah atau perut. Tapi tak perlu kuatir rambut yang tak semestinya ini akan hilang setelah bayi lahir.<br /><br />Sakit di Perut Bagian Bawah<br />Pada kehamilan 18-24 minggu anda akan merasakan nyeri diperut bagian bawah yang seperti ditusuk atau seperti tertarik disatu atau dua sisi, hal ini karena perenggangan ligamentum dan otor unutk menahan rahim yang semakin membesar.<br /><br />Pusing<br />Pusing menjadi keluhan yang sering selama kehamilan trimester kedua ini hal ini dapat terjadi ketika pembesaran dari rahim anda menekan pembuluh darah besar sehingga menyebabkan tekanan darah menurun.<br /><br />Mendengkur<br />Peningkatan aliran darah selama kehamilan akan menyebabkan sesak dan pembengkakan membrane mukosa yang menimbulkan mendengkur saat tidur.<br /><br />Hidung dan Gusi Berdarah<br />Hal ini juga karena peningkatan aliran darah selama masa kehamilan. Kadang juga mengalami sumbatan pada hidung hal ini karena perubahan hormonal.<br /><br />Perubahan Kulit<br />Garis kecoklatan mulai dari puser (umbilicus) ke tulang pubis disebut linea nigra.<br />Kecoklatan pada wajah disebut chloasma atau topeng kehamilan, ini dapat menjadi petunjuk kurang asam folat.<br /><br />Strecth mark terjadi karena perengangan kulit yang berlebih biasanya pada perut dan payudara. Akibat perengangan kulit ini anda dapat merasa gatal.<br /><br />Payudara<br />Payudara akan semakin membesar dan mengeluarkan cairan yang kekuningan yang disebut colostrums. Putting dan sekitarnya akan semakin bewarna gelap dan besar dan bintik-bintik kecil akan timbul disekitar putting, itu adalah kelenjar kulit.<br /><br />Kram Pada Kaki<br />Kram otot ini timbul karena sirkulasi darah yang lebih lambat saat kehamilan. Atasi dengan menaikkan kaki keatas, minum cukup kalsium.<br /><br />Pembengkakan Sedikit<br />Pembengkakan adalah kondisi normal pada kehamilan, hampir 40 % wanita hamil mengalaminya. Hal ini karena peningkatak hormone yang menahan cairan. Pada trimester kedua ini akan tampak sedikit pembengkakan pada wajah, kaki , tangan. Hal ini sering karena posisi duduk atau berdiri yang terlalu lama.<br /><br />Merasakan Gerakan Bayi Anda<br />Pada kehamilan minggu ke 15-22 anda akan mulai merasakan gerakan bayi anda yang awalnya akan terasa seperti kibasan, tetapi di akhir trimester ini, anda akan benar-benar merasakan pergerakan bayi anda. Pada ibu yang baru pertama kali sering tidak dapat mengenali gerakan bayinya sampai minggu ke 19-22.<br />Pada kehamilan minggu ke 15-22 anda akan mulai merasakan gerakan bayi anda yang awalnya akan terasa seperti kibasan, tetapi di akhir trimester ini, anda akan benar-benar merasakan pergerakan bayi anda. Pada ibu yang baru pertama kali sering tidak dapat mengenali gerakan bayinya sampai minggu ke 19-22.<br /><br />2.4.3. Pada Trimester II ( 13 – 28 Minggu<br />Pada Trimester ke tiga ini perut anda sudah membesar. Dengan tambahan perubahan emosi ini, tubuh secara fisik juga mengalami perubahan pada trimester akhir ini.<br />Beberapa perubahan yang terjadi pada kehamilan trimester ke tiga:<br /><br />Sakit Punggung<br />Sakit pada punggung, hal ini karena anda meningkatnya beban berat yang anda bawa yaitu bayi dalam kandungan.<br /><br />Payudara<br />Keluarnya cairan dari payudara yaitu colustrum adalah makanan bayi pertama yang kaya akan protein.<br /><br />Konstipasi<br />Pada trimester ke tiga ini konstipasi juga karena tekanan rahim yang membesar kedaerah usus selain peningkatan hormone progesterone. Atasi dengan makanan berserat buahan dan sayuran serta minum air yang banyak, serta olahraga.<br /><br />Pernafasan<br />Pada kehamilan 33-36 banyak ibu hamil akan merasa susah bernafas hal ini karena tekanan bayi yang berada dibawa diafragma menekan paru ibu.<br />Tapi setelah kepala bayi sudah turun ke rongga panggul ini biasanya pada 2-3 minggu sebelum persalinan pada ibu yang pertama kali hamil maka anda akan merasa lega dan bernafas lebih mudah . Selain itu juga rasa terbakar didada(heart burn) biasanya juga ikut hilang. Karena berkurangnya tekanan bagian tubuh bayi dibawah tulang iga ibu.<br /><br />Sering Kencing<br />Pembesaran rahim dan ketika kepala bayi turun ke rongga panggul akan makin menekan kandung kencing anda.<br /><br />Masalah Tidur<br />Setelah perut anda besar anda dan bayi anda menendang di malam hari anda akan menemukan kesulitan untuk dapat tidur nyenyak.<br /><br />Varises<br />Peningkatan volume darah dan alirannya selama kehamilan akan menekan daerah panggul dan vena di kaki, yang menyebabkan vena menonjol.<br />Dan pada akhir kehamilan kepala bayi juga akan menekan vena daerah panggul.<br />Varises juga dipengaruhi factor keturunan.<br /><br />Kontraksi Perut<br />Braxton-Hicks kontraksi atau kontraksi palsu. Kontraksi berupa rasa sakit yang ringan, tidak teratur, dan hilang bila anda duduk atau istirahat.<br /><br />Bengkak<br />Pertumbuhan bayi akan meningkatkan tekanan pada daerah kaki dan pergelangan kaki anda, kadang tangan bengkak juga. Ini disebut edema, disebabkan oleh perubahan hormonal yang menyebabkan retensi cairan.<br /><br />Kram Kaki<br />Ini sering terjadi pada kehamilan trimester ke 2 dan 3, dan biasanya berhubungan dengan perubahan sirkulasi, tekanan pada saraf dikaki atau karena rendahnya kadar kalsium.<br /><br />Cairan Vagina<br />Peningkatan cairan vagina selama kehamilan adalah normal. Cairan biasanya jernih, pada awal kehamilan biasanya agak kental dan mendekati persalinan lebih cair.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />BAB III<br />TINJAUAN KASUS<br /><br />3.1. Pengumpulan Data<br /><br />Pengumpulan data untuk meninjau keluhan-keluhan ibu hamil dilakukan berdasarkan diagnosa dan wawancara (anamnesa) terhadap pasien yang melakukan perawatan pra kelahiran (antenatal care) di Rumah Bersalin Kasih Mama.<br /><br />Adapun pengumpulan datanya dapat dilihat sebagai berikut;<br /><br />FORMAT PENGKAJIAN PADA IBU HAMIL<br /><br />A.IDENTITAS / BIODATA<br />Nama <br />Umur <br />Suku/Kebangsaan<br />Agama <br />Pendidikan <br />Pekerjaan <br />Alamat Rumah<br />Telp<br />Alamat Kantor<br />Telp<br /> :<br />:<br />:<br />:<br />:<br />:<br />:<br />:<br />:<br />: Arnita<br />35 tahun Aceh/Indonesia Islam<br />SMA<br />IRT<br />Lhambhuk<br />-<br />-<br />- Nama <br />Umur <br />Suku/Kebangsaan<br />Agama <br />Pendidikan <br />Pekerjaan <br />Alamat Rumah<br />Telp<br />Alamat Kantor<br />Telp :<br />:<br />:<br />:<br />:<br />:<br />:<br />:<br />:<br />: M. Amir<br />38 tahun<br />Aceh/Indonesia<br />Islam<br />S1<br />PNS<br />Lhambhuk<br />-<br />-<br />-<br />B. ANAMNESA ( DATA SUBJEKTIF )<br />Tanggal : 31 July 2007 <br />Pukul : 17.15 WIB<br /> <br />1. Alasan kunjungan ini : Memeriksa kehamilannya<br />2. Keluhan utama : Sering kencing<br />3. Riwayat Menstruasi : Teratur<br />Menarche : Umur 12 Tahun<br />Siklus : 28 hari<br />Banyaknya : 2 x ganti dux<br />Dismenorrhoe : ---<br />Teratur / tidak teratur : teratur<br />Lamanya : 7 hari<br />Konsistensi darah : merah<br /><br />4. Riwayat kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu : G : II P : O A : 0<br />- Pernah keguguran : - Umur kehamilan<br />: ..............bln..............kali<br /> - Pernah dikuret : - kali<br /> - Keguguran terakhir : - <br /> - Jarak antara kehamilan : ........................<br /> - Pernah imunisasi TT : 2 x , pada usia hamil.............................<br /> - Persalinan yang lalu dibantu oleh : Bidan<br /> - Tempat persalinan : RB Kasih Mama<br /> - Jenis persalinan : -<br /> - Komplikasi persalinan pada waktu yang lalu : -<br /><br />5. Riwayat Kehamilan ini<br />- HPHT : 19-12-2006<br />- TTP : 26-09-2007<br />- Keluhan - keluhan pada trimester I : Mual dan muntah<br /> trimester II : ...............<br /> trimester III : Tidak ada keluhan apa-apa<br />- Imunisasi TT : -<br />- Kontrasepsi yang digunakan : -<br />- Bila pergerakan sudah terasa, pergerakan anak 24 jam terakhir : .............kali<br />- Aktifitas sehari- hari :<br />Pola istirahat dan tidur :<br />Seksualitas : .................<br />Pekerjaan :<br />- Imunisasi TT 1 pada tanggal ...............................TT 2 tanggal.......................<br />- Kontrasepsi yang pernah digunakan :<br /><br />6. Riwayat sosial :<br /> - Perkawinan : resmi<br /> - Status perkawinan : sah kawin : 1 kali<br /> o Kehamilan ini : direncanakan<br /> o Rencana pengasuh anak : Sendiri<br /> o Perasaan tentang kehamilan ini : senang<br /><br />C.PEMERIKSAAN FISIK ( DATA OBYEKTIF )<br /><br />1.Status emosional : stabil<br />2. tanda vital : .........................<br />- tekanan darah : 110/ 80 mmHg<br />- denyut nadi : 84 X / menit<br />- pernafasan : 20 X / menit<br />- suhu : 37 oC<br />- berat badan : 64 kg<br />3. muka : - Oedema : tidak ada<br /> - Konjungtiva : normal<br /> - Sklera mata : normal<br /><br />4. Dada : - simetris : ada<br /> - mammae : normal<br /> - benjolan : tidak ada<br /> - striae : -<br /> - Aeola : normal<br /> - puting susu : menonjol<br />5. Ekstremitas<br />- oedema tangan dan jari : tidak ada<br />- oedema tibia, kaki : tidak ada<br />- betis merah/lembek/keras : tidak ada<br />- varices tungkai : tidak ada<br />- refleks patella Ka : ada<br /> Ki : ada<br />6. Abdomen :<br /> Bekas luka : tidak ada<br /> - Pembesaran perut : sesuai dengan umur kehamilan<br /> - Bentuk perut : normal<br /> - Oedema : tidak<br /> - Acites : tidak<br /><br />Pemiriksaan kebidanan<br />*Palpasi uterus : ada<br />- T inggi fundus uteri : 29 cm<br />- Letak : kepala<br />- presentasi : kepala<br />- Punggung : kanan<br />- TBBJ : 2790<br />- Posisi janin : normal<br />- Kontraksi :<br />- Fekwensi : x/10 menit<br />- Kekuatan :<br />- Palpasi supra pubik kandung kemih :<br />*Akultasi : -<br />-DJJ : 143 x/i tempat : puka<br />-Frekuensi : teratur<br /><br />7. Genitalia<br />* Inspeksi<br />Vulva dan Vagina : varices : tidak<br /> Luka : tidak<br /> Kemarahan : tidak<br /> Nyeri : tidak<br />Parineum : Bekas luka/luka perut : tidak<br /> Lain-lain : tidak<br /> Bila ada :<br />S = Ibu Arnita umur 33 thn datang ke RB Kasih Mama. Ingin memeriksakan kehamilannya,tidak ada keluhan .TTp = 19-12-2006.HPHT : 26 - 09 - 2007<br /><br />O = TD = 110/80 mmHg<br /> Nadi =84 x/menit<br /> rr = 20 x/i<br /> Suhu = 37 C<br /> BB = 64 kg<br /> DJJ = 134 x/m<br /> L1 = TFU 2-3 jari / pusat<br /> LII = Puka<br /> L III = Kepala<br /> L IV = Konvergen<br /><br />A = G = I P= O A = O. kehamilan normal<br />usia kehamilan 28 minggu<br />K/U Ibu dan Janin baik sudah TT<br />P = * Beritahukan ibu hasil pemeriksaan<br /> * Anjurkan ibu mengkonsumsi makanan yang bergizi.seperti : susu, buah buahan, sayuran.<br /> * Memberitahukan ibu asal tidak makan makanan yang terlalu manis<br /> - Tanda-tanda bahaya pada kehamilan<br /> Seperti : keluar cairan /vagina<br /> Sakit kepala yang hebat<br /> Bengkak kaki<br /> * Ingatkan ibu persiapan persalinan<br /> Seperti : - Biaya,Transportasi,Donor darah.<br /> penolong/orang yang dapat mengambil keputusan<br /> * Anjurkan ibu kepelayanan kesehatan bila terjadi komplikasi<br /> - Ibu sudah mengerti penjelasan yang telah diberikan<br /><br /><br />3.2. Pembahasan<br />Berdasarkan data yang diperoleh pasien ibu hamil tersebut mengalami kehamilan secara normal, namun keluhan-keluhan tetap ada berdasarkan metabolisme dalam kehamilan. Permasalahan yang paling dominan yang dialami oleh pasien adalah keluhan sering kencing. Dalam hal ini dipengaruhi oleh somatomammotropin, peningkatan plasma insulin dan hormon-hormon adrenal. Sering kencing/buang air kecil terjadi karena kandung kencing tertekan oleh rahim yang membesar. Keluhan biasanya akan berkurang pada kehamilan setelah 12 minggu dan timbul kembali setelah kehamilan 28 minggu.<br /><br />Pada trimester pertama pasien ibu hamil mengalami mual dan muntah. Hal ini terjadi karena adanya perubahan hormonal. Keluhan ini sering dikenal dengan “morning sickness” karena mual dan muntah sering terjadi pada pagi hari pada bulan-bulan pertama kehamilan.<br /><br />Pada wanita hamil basal metabolic rate (BMR) meninggi, system endokrin juga meninggi dan tampak lebih jelas kelenjar gondoknya (glandula tireoidea). BMR meingkat hingga 15 % - 20 % yang umumnya ditemukan pada triwulan terakhir. Kalori yang diperlukan untuk itu diperoleh terutama dari pembakaran hidrat arang, khususnya sesudah kehamilan 20 minggu ke atas. Hal ini juga terjadi pada ibu hamil yang menjadi objek penelitian praktek klinik.<br /><br />Keseimbangan asam-alkali sedikit mengalami perubahan konsentrasi alkali; pada wanita tidak hamil kadar sebesar 155 mEq per liter menurun sampai 145 – 147 mEq pr liter. Sehubungan dengan ini, serum Na turun dari 142 mEq per liter sampai 135 – 137 mEq per liter dan disertai oleh turunnya plasma bikarbonat dari 25 ke 22 mEq per liter.<br /><br />Protein diperlukan sekali dalam kehamilan untuk perkembangan badan, alat kandungan, mamma dan janin. Protein harus disimpan pula untuk kelak dapat dikeluarkan pada laktasi. Maka dari itu perlu diperhatikan agar wanita hamil memperoleh cukup protein selama hamil. Di banding wanita tidak hamil, wanita hamil butuh tambahan 300 kalori per hari. Jumlah ini tidak banyak, kurang lebih setara dengan 2 gelas susu, atau semangkuk sup, atau satu porsi daging. Jadi, sebenarnya ibu hamil tidak perlu makan berlebih-lebihan, seperti yang sering diyakini sebagian orang. Makan terlalu banyak bisa menyebabkan pertambahan berat badan berlebihan, bayi jadi besar dan susah lahir, serta berat badan sukar turun kembali setelah melahirkan.<br /><br />Terhadap suhu tubuh pasien ibu hamil mencapai 37 oC, ini tidak berbahaya apalagi pasien tersebut bukan hamil muda. Kalau suhu tubuh mencapai > 38 oC bisa membahayakan bayi. Demam bisa muncul akibat virus tertentu, misalnya campak yang dapat menimbulkan cacat bawaan pada bayi. Jika demam, segera hubungi dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat. Dan jangan memakai obat-obatan tanpa sepengetahuan dokter agar tidak menimbulkan efek samping terhadap janin.<br /><br />3.3. Penanganan terhadap keluhan<br />3.3.1. Keluhan Mual dan Muntah<br />Atasilah dengan makan dalam jumlah sedikit tapi sering, jangan makan dalam jumlah atau porsi besar hanya membuat anda mual. Anda tak perlu kuatir kalau bayi anda tak cukup nutrisi. Di awal kehamilan ini kebanyakan wanita hamil hanya sedikit saja meningkat berat badannya dan ini tidak mempengaruhi perkembangan bayi anda. Dan jangan kuatir biasanya keluhan mual-muntah akan menghilang pada akhir trimester pertama.<br />Hubungi dokter anda bila mual-muntah menjadi sangat hebat, sehingga anda tidak dapat makan atau minum apapun juga dan dapat menimbulkan kekurangan cairan/dehidrasi. (Hiperemesis gravidarum).<br /><br />Secara lebih jelas cara mengatasinya yaitu;<br />• Makan lebih sering (misalnya 5-6 kali sehari) namun dalam porsi yang lebih kecil.<br />• Makanlah biskuit asin atau roti jika merasa mual.<br />• Simpan makanan di samping tempat tidur (misalnya biskuit asin), dan biasakan makan sedikit sebelum bangkit dari tempat tidur di pagi hari.<br />• Perbanyak menyantap makanan kaya vitamin B6 seperti roti gandum dan sereal, kacang-kacangan, biji-bijian dan jagung, karena bisa mengurangi mual.<br />• Berpikir positif : mayoritas mual muntah akan hilang sendiri setelah kehamilan bulan ketiga-keempat.<br /><br />3.3.2. Sering Kencing/Buang Air Kecil<br /><br />Anda akan merasa lebih sering ingin buang air kecil, ini karena adanya pertumbuhan rahim yang menekan kandung kencing anda dan perubahan hormonal. Ingat jangan mengurangi pemasukan cairan / minum anda untuk mengatasi problem ini karena anda butuh cairan lebih pada saat hamil ini. Selain itu juga diharapkan kebersihan tetap terjaga.<br /><br />Cara mengatasi:<br />• Hindari kebiasaan menahan kencing<br />• Waspadai tanda-tanda infeksi saluran kencing : sakit dan panas saat kencing, rasa kencing tidak puas.<br />• Kurangi minum pada waktu malam.<br />• Latihan Kegel exercise untuk menguatkan otot-otot dasar panggul.<br /><br /><br />BAB IV<br />PENUTUP<br /><br />4.1. Kesimpulan<br />1. Kehamilan yang terjadi pada Ibu Arnita merupakan kehamilan normal. Namun keluhan-keluhan yang dialaminya tetap ada sesuai dengan fase metabolisme kehamilan yaitu hanya mengalami keluhan mual muntah dan sering kencing/buang air kecil.<br />2. Penyebab sering kencing terjadi karena adanya pertumbuhan rahim yang menekan kandung kencing dan perubahan hormonal.<br />3. Protein dan air sangat dibutuhkan pada masa kehamilan. Hal ini dikarenakan untuk menjaga pertumbuhan janin dalam kandungan.<br /><br />4.2. Saran<br />1. Untuk pasien ibu hamil disarankan untuk tetap menjaga pertumbuhan janin sampai bayi lahir sehat dan mengkonsumsi makanan bergizi namun dianjurkan jangan mengkonsumsi makanan yang mengandung garam (asin), lemak, daging dan lain-lain.<br />2. Kritikan yang sehat dan bersifat membangun sangat diharapkan penulis untuk mencapai kesempurnaan dalam proses belajar disiplin ilmu kebidanan (Obstetri). Sehingga nantinya benar-benar dapat diterapkan dalam dunia kesehatan.<br /><br />DAFTAR PUSTAKA<br /><br />Wiknjosastro, Hanifa, Prof. Dr, Ilmu Kebidanan, Edisi Ketiga Cetakan Kedua, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 1992.<br />Syafrida, 1996, Hubungan Pelayanan Antenatal Dengan Kematian Perinatal di Dati II Bogor Tahun 1996-1997, Tesis Bidang Ilmu Kesehatan, Universitas Indonesia, Depok.<br />Sintowati, Retno, Jurnal pendidikan kesehatan mengatasi keluhan hamil Pada ibu-ibu hamil di asrama group ii kopassus Kartasura, Program Studi Keperawatan Fakultas Ilmu Kedokteran niversitas Muhammadiyah Surakarta<br />Jurnal Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada RSUP DR. Sardjito, Yogyakarta<br />Website Info Diagnosa Kehamilan http://www.kuskus.us <br />Website Info Kesehatan : http://situs.kesrepro.info/kia/index.htm<br />Website Info Ibu Hamil : http://www.infoibu.com<br />Website Info Kebidanan http://www.conectique.com/<br />Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap dalam Bidang Ilmu Kebidanan dan penyakit Kandungan Fakultas Kedokteran USU, 29 April 2006 oleh T.M. Hanafiah.<br />Majalah Cermin Kedokteran. Kebidanan dan Penyakit Kandungan. Tahun 2003.<div class="blogger-post-footer">boy antoni putra
stikes fort de cock bukittinggi
pns dinas kesehatan kabupaten agam
bared18@yahoo.co.id</div>boy a phttp://www.blogger.com/profile/10369020424180261153noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5832508459973537356.post-74499697780382696572008-08-24T22:19:00.002+07:002008-08-24T22:22:51.504+07:00tumor maligna<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCPheTAPc16HQIFI0RsGMjY5Yn4sYJEhbF7LJgzxut7qVRbivcuISzWzP-9n46cPvaqGLjy0bNipWAlLkApjohuTVfURcyCorZWAqdTO9CEQyHPIRW6LFeMpdAE_PnkjzS5feLzZuV4AI/s1600-h/1_401450344l.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCPheTAPc16HQIFI0RsGMjY5Yn4sYJEhbF7LJgzxut7qVRbivcuISzWzP-9n46cPvaqGLjy0bNipWAlLkApjohuTVfURcyCorZWAqdTO9CEQyHPIRW6LFeMpdAE_PnkjzS5feLzZuV4AI/s320/1_401450344l.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5238104449636174034" border="0" /></a><br />boy antoni putra<br />stikes fort de cock bukittinggi<br />pns dinas kesehatan kabupaten agam<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />TUMOR MALIGNA<br />Ditulis pada 2008 oleh boy antoni putra<br /><br />Pengertian<br /><br />Soft tissu tumor maligna sub inguinal adalah pertumbuhan sel-sel yang baru (neoplasma) dalam jaringan lunak dimana perubahan sel (mitosis) tidak terkendali oleh tubuh dan berkembang biaknya sel jaringan di sekitarnya sambil merusak (destruktif) dapat menyebar ke bagian tubuh yang lain.<br /><br />Etiologi<br /><br />Faktor penyebab tumor maligna jaringan lunak :<br />- Faktor genetik atau keturunan dimana bisa diturunkan dari embrionik mesoderm.<br />- Virus<br />Virus dapat dianggap bisa menyatukan diri dalam sel sehingga mengganggu generasi mendatang dari populasi sel.<br />- Agens fisik<br />- Pemajanan terhadap radiasi pengionisasi dapat terjadi saat prosedur radiografi berulang atau ketiak terapi radiasi digunakan untuk mengobati penyakit.<br />- Agens hormonal<br />Pertumbuhan tumor mungkin dipercepat dengan adanya gangguan dalam keseimbangan hormon baik dalam pembentukan hormon tubuh sendiri (endogenus) atau pemberian hormon eksogenus.<br />- Kegagalan sistem immun<br />Kegagalan sistem immun untuk berespon dengan tepat terhadap sel-sel maligna memungkinkan tumor tumbuh sampai pada ukuran yang terlalu besar untuk diatasi oleh mekanisme immun normal.<br />- Agens kimia<br />Kebanyakan zat kimia yang berbahaya menghasilkan efek-efek toksik dengan menggunakan struktur DNA pada bagian-bagian tubuh (zat warna amino aromatik, anilin, nikel, seng, polifinil chlorida)<br /><br />Anatomi fisiologi<br /><br />Tumor ganas jaringan lunak dapat ditemukan di seluruh tubuh sekitar 40 % ditemukan di ekstremitas bawah ¾ terdapat di paha, kepala dan leher 15 %, lengan 13 %, tubuh 31 %<br /><br />Fisiologi tumor (pertumbuhan alami)<br /><br />Pada umumnya tumor mulai tmbuh dari satu sel di suatu tempat (unisentrik) tetapi kadang tumor berasal dari beberapa sel dalam satu organ (multiokuler). Pada waktu bersamaan (sinkron) atau berbeda (metakron). Selama pertumbuhan tumor masih berbatas pada organ tempat asalnya maka tumor disebut dalam fase lokal. Tetapi kalau telah terjadi infiltrasi ke organ sekitarnya maka tumor telah mencapai fase lokal invasif atau infiltratif. Penyebaran lokal ini disebut penyebaran berkontinuitatum karena masih berhubungan langsung dengan tumor induknya.<br />Untuk mengukur kecepatan pertumbuhan tumor di pakai para meter “waktu ganda” yaitu waktu yang diperlakukan oleh tumor untuk mencapai volume menjadi dua kali semula. Makin pendek waktu ganda berarti makin cepat pertumbuhannya dan pada umumnya tumor tersebut makin ganas.<br /><br />Patofisiologi<br /><br />Tumor ganas merupakan proses yang biasanya makan waktu lama sekali, bermula ketika sel abnormal diubah oleh mutasi genetik dari DNA seluler.<br />Sel abnormal ini membentuk klon dan mulai berfoliferasi secara abnormal, mengabaikan sinyal mengatur pertumbuhan dalam lingkungan sekitar sel tersebut kemudian dicapai suatu tahap dimana sel mendapatkan ciri-ciri invasif. Dan terjadi perubahan pada jaringan sekitarnya sel-sel tersebut menginfiltrasi jaringan sekitarnya dan memperoleh akses ke limfe dan pembuluh-pembuluh darah, melalui pembuluih darah tersebut sel-sel dapat terbawa ke area lain dalam tubuh untuk membentuk metastase.<br />Penyebaran limfogen terjadi karena sel kanker menyusup ke saluran limfe kemudian ikut aliran limfe menyebar dan menimbulkan metastasis di kelenjar limfe regional.<br />Pada umumnya kanker mula-mula menyebar dengan cara ini baru kemudian menyebar hematogen, pada permulaan penyebaran hanya terjadi pada satu kelenjar limfe saja tetapi selanjutnya terjadi pada kelenjar limfe regional lainnya.<br />Setelah menginfiltrasi kelenjar limfe sel kanker dapat menembus dinding struktur sekitar menimbulkan perlekatan. Kelenjar limfe satu dengan yang lain sehingga membentuk paket kelenjar limfe.<br />Penyebaran hematogen terjadi akibat sel kanker menyusup ke kapiler darah kemudian masuk ke pembuluh darah dan menyebar mengikuti aliran darah vena sampai organ lain.<br /><br />Manifestasi klinik<br /><br />Keluhan biasanya tidak ada, kecuali bila sudah membesar dan menekan / tarikan saraf atau obat.<br />Benjolan tanpa nyeri, tanpa radang, kapsul ada, batas jelas.<br />Tumor kecil sukar dibedakan dengan yang jinak.<br />Tumor besar ; infiltrasi sekitar, hipervaskulerisasi, pada perabaan hangat, ada metastasis regional / jauh.<br /><br />Penentuan diagnosa<br /><br />Tumor ganas ini umumnya memberikan gejala dan tanda benjolan tanpa nyeri atau tanda radang dan biasanya mempunyai simpai atau batas yang cukup jelas dengan jaringan sekitarnya, sehingga kebanyakan tidak dianggap sebagai tumor ganas.<br />Akibatnya terjadi kekambuhan sebab yang dianggap simpai sewaktu eksisi merupakan simpai palsu, karena itu diagnosis harus ditentukan berdasarkan pemeriksaan histologik terhadap biopsi sebelum tindakan terapi dilakukan.<br /><br />Penatalaksanaan<br /><br />Terapi bedah<br />Umumnya terapi bedah merupakan reseksi radikal termasuk pinggir jaringan sehat selebar dua sentimeter sekitar tumor.<br /><br />Penyinaran<br />Terapi penyinaran digunakan sebagai terapi pembedahan yang tidak pasti radikal yang radikal atau yang hampir tidak radikal, untuk mencegah kekambuhan setempat.<br />Penyinaran paliatif berguna sekali untuk mengurangi nyeri pada penderita dengan tumor lanjut.<br />Radioterapi pascabedah harus diberikan pada penderita tumor jaringan lunak maligna bila reseksi primer tidak radikal dan bila tebal lapisan jaringan sehat sekitar tumor kurang dari satu sentimeter.<br /><br />Kemoterapi<br />Adriamisin, ifosfamid dan DTIC, dimetil triazeno imidazol karboxamide berguna pada tumor ganas jaringan lunak sehingga digunakan prabedah maupun pasca bedah pada tumor tertentu.<br /><br />Metastasektomi<br />Bila bedah primer dilakukan secara radikal dan tidak ditemukan metastase lain serta tidak ada kontra indikasi.<br /><br />Perfusi regional terisolasi<br />Sebagian besar tumor gans ini terdapat di ekstremitas karena itu dapat dilakukan perfusi kemoterapeutik terisolasi.<br /><br />Komplikasi<br /><br />Tumor ganas ini bermetastase ke seluruh tubuh apabila tidak ditangani dengan cepat dan bisa bermetastase ke paru-paru, ginjal, hati dan organ-organ tubuh lainnya seperti nodus limfe.<br /><br />Sumber:<br />Brunner and Suddarth, 2002, Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8, EGC : Jakarta.<br />C.J.H Van de Velde, dkk, 1999, Onkologi, edisi kelima direvisi, Yogyakarta.<br />R. Sjamsuhidajat, dkk, 1998, Buku Ajar Ilmu Bedah, edisi revisi, EGC, Jakarta.<br /><br />DIarsipkan di bawah: ONKO<div class="blogger-post-footer">boy antoni putra
stikes fort de cock bukittinggi
pns dinas kesehatan kabupaten agam
bared18@yahoo.co.id</div>boy a phttp://www.blogger.com/profile/10369020424180261153noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5832508459973537356.post-19365812506034672772008-08-22T18:44:00.003+07:002008-08-22T18:51:43.330+07:00sejarah ilmu kebidanan<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgr2O3CV9tS-tU-o-wKZXee3_hYDImF-TD73xG1faXXO_iVWWUzYQtJwBx94CD2DqYx89ibxt8MNLTH72NzNfPlFWucHkNRf60JKQusKgMmwM4FPFN4GIB_voZrcmrDncgvh1Qjli3rgRI/s1600-h/bb.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgr2O3CV9tS-tU-o-wKZXee3_hYDImF-TD73xG1faXXO_iVWWUzYQtJwBx94CD2DqYx89ibxt8MNLTH72NzNfPlFWucHkNRf60JKQusKgMmwM4FPFN4GIB_voZrcmrDncgvh1Qjli3rgRI/s320/bb.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5237308257599081474" /></a><br />boy antoni putra<br />stikes fort de cock bukittinggi<br /><p>pns dinas kesehatan kabupaten agam</p><p>BAB I<br />PENDAHULUAN<br /><br />1.1. Latar Belakang<br /><br />Ilmu Kebidanan atau Obstetri adalah bagian ilmu kedokteran yang khusus mempelajari segala hal yang bersangkutan dengan lahirnya bayi. Dengan demikian, yang menjadi objek dalam disiplin ilmu ini adalah kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi yang baru dilahirkan. <br /><br />Tujuan pelayanan kebidanan (Maternity Care) adalah menjamin agar setiap wanita hamil dan wanita yang menyusui bayinya sehat tanpa gangguan apa pun dan kemudian dapat dirawat bayinya dengan baik. <br /><br />Pelayanan kebidanan dalam arti yang terbatas terdiri atas: <br />1) Pengawasan serta penanganan wanita dalam masa hamil dan pada waktu persalinan;<br />2) Perawatan dan pemeriksaan wanita sesudah persalinan;<br />3) Perawatan bayi yang baru lahir; dan<br />4) Pemeliharaan laktasi.<br /><br />Dalam arti yang lebih luas usaha-usaha yang dimulai lebih dahulu dengan peningkatan kesehatan dan kesejahteraan para remaja sebagai calon ayah dan ibu, dan dengan membantu mereka dalam mengembangkan sikap yang wajar terhadap kehidupan kekeluargaan serta tempat keluarga dalam masyarakat. <br /><br />Reproduksi adalah suatu fungsi pada manusia yang sangat penting untuk mempertahankan diri dari kepunahan. Proses reproduksi mulai dari saat pembuahan, melalui masa kehamilan dan akhirnya mencapai titik kulminasi berupa persalinan, maka lahirlah insan yang menjadi generasi penerus.<br /><br /> <br />1.2. Tujuan Praktek Klinik<br /><br />Adapun tujuan pelaksanaan praktek klinik adalah :<br />1. Dapat mengetahui perawatan-perawatan pra kelahiran (Antenatal Care) khususnya mengenai keluhan-keluhan ibu hamil.<br />2. Dapat mengumpulkan data yang diperlukan dan kemudian dianalisis dalam laporan praktek klinik. <br />3. Dapat mengetahui dan lebih memahami secara implementasi dilapangan tentang keluhan-keluhan pada masa pra kelahiran sebagai langkah awal dalam mempelajari ilmu kebidanan (Obstetri).<br /><br />1.3. Perumusan Masalah<br /><br />Disini penulis dapat merumuskan tentang permasalahan-permasalahan yang lebih mendasar dalam menangani keluhan-keluhan ibu hamil pada masa pra kelahiran (antenatal). Beberapa hasil diagnosa dan wawancara (Anamnesa) terhadap beberapa pasien ibu hamil dapat dijadikan sebagai acuan dalam merumuskan permasalahan-permasalahan yang ada. Sehingga kemudian dapat ditentukan proses penanganan secara obstetris terhadap ibu hamil melalui perawatan antenatal.<br /><br />1.4. Batasan Masalah<br /><br />Sebenarnya keluhan-keluhan pada masa pra kelahiran yang terjadi pada ibu hamil sangat banyak. Namun pada kesempatan praktek klinik ini penulis hanya membatasi masalah keluhan sering kencing pada ibu hamil.<br /><br /> <br />BAB II<br />TINJAUAN TEORITIS<br /><br />2.1. Antenatal Care<br /><br />Metode pendeteksian yang melibatkan pemeriksaan rutin sejak masa kehamilan dini disebut Antenatal Care. Sebuah tes yang dapat membantu calon orangtua untuk mendapatkan mendiagnosa kecenderungan bayi lahir cacat atau normal. Sehingga jika ada kemungkinan ketidaknormalan pada janin calon orangtua serta dokter yang menangani dapat segera mengambil tindakan.<br /><br />2.2. Ruang Lingkup dalam Pemeriksaan Antenatal<br />Adapun ruang lingkup yang termasuk dalam pemeriksaan Antenatal adalah sebagai berikut;<br />1. Tes darah<br />Jenis pemeriksaan ini dianjurkan dokter setelah pasien dinyatakan positif hamil. Contoh darah akan diambil untuk diperiksa apakah terinfeksi virus tertentu atau resus antibodi. <br />Contoh darah calon ibu juga digunakan untuk pemeriksaan hCG. Dunia kedokteran menemukan, kadar hCG yang tinggi pada darah ibu hamil berarti ia memiliki risiko yang tinggi memiliki bayi dengan sindroma Down. <br />2. Alfa Fetoprotein (AFP)<br />Tes ini hanya pada ibu hamil dengan cara mengambil contoh darah untuk diperiksa. Tes dilaksanakan pada minggu ke-16 hingga 18 kehamilan. Kadar Maternal-serum alfa-fetoprotein (MSAFP) yang tinggi menunjukkan adanya cacat pada batang saraf seperti spina bifida (perubahan bentuk atau terbelahnya ujung batang saraf) atau anencephali (tidak terdapatnya semua atau sebagian batang otak). Kecuali itu, kadar MSAFP yang tinggi berisiko terhadap kelahiran prematur atau memiliki bayi dengan berat lahir rendah. <br /><br />3. Sampel Chorion Villus (CVS)<br />Tes ini jarang dilakukan oleh para dokter karena dikhawatirkan berisiko menyebabkan abortus spontan. Tes ini dilakukan untuk memeriksa kemungkinan kerusakan pada kromosom. Serta untuk mendiagnosa penyakit keturunan. Tes CVS ini mampu mendeteksi adanya kelainan pada janin seperti Tay-Sachs, anemia sel sikel, fibrosis berkista, thalasemia, dan sindroma Down. <br />4. Ultrasonografi (USG)<br />Tes ini dilakukan untuk mendeteksi kelainan struktural pada janin, seperti; bibir sumbing atau anggota tubuh yang tidak berkembang. Sayangnya USG tidak bisa mendeteksi kecacatan yang disebabkan oleh faktor genetik. Biasanya USG dilakukan pada minggu ke-12 kehamilan. Pada pemeriksaan lebih lanjut USG digunakan untuk melihat posisi plasenta dan jumlah cairan amnion, sehingga bisa diketahui lebih jauh cacat yang diderita janin.<br />Kelainan jantung, paru-paru, otak, kepala, tulang belakang, ginjal dan kandung kemih, sistem pencernaan, adalah hal-hal yang bisa diketahui lewat USG.<br /> 5. Amiosentesis <br />Pemeriksaan ini biasanya dianjurkan bila calon ibu berusia di atas 35 tahun. Karena hamil di usia ini memiliki risiko cukup tinggi. Terutama untuk menentukan apakah janin menderita sindroma Down atau tidak. Amniosentesis dilakukan dengan cara mengambil cairan amnion melalui dinding perut ibu. Cairan amnion yang mengandung sel-sel janin, bahan-bahan kimia, dan mikroorganisme, mampu memberikan informasi tentang susunan genetik, kondisi janin, serta tingkat kematangannya. Tes ini dilakukan pada minggu ke-16 dan 18 kehamilan. Sel-sel dari cairan amnion ini kemudian dibiakkan di laboratorium. Umumnya memerlukan waktu sekitar 24 sampai 35 hari untuk mengetahui dengan jelas dan tuntas hasil biakan tersebut. <br /><br />6. Sampel darah janin atau cordosentesis<br />Sampel darah janin yang diambil dari tali pusar. Langkah ini diambil jika cacat yang disebabkan kromosom telah terdeteksi oleh pemeriksaan USG. Biasanya dilakukan setelah kehamilan memasuki usia 20 minggu. Tes ini bisa mendeteksi kelainan kromosom, kelainan metabolis, kelainan gen tunggal, infeksi seperti toksoplasmosis atau rubela, juga kelainan pada darah (rhesus), serta problem plasenta semisal kekurangan oksigen. <br /><br />7. Fetoskopi <br />Meski keuntungan tes ini bisa menemukan kemungkinan mengobati atau memperbaiki kelainan yang terdapat pada janin. Namun tes ini jarang digunakan karena risiko tindakan fetoskopi cukup tinggi. Sekitar 3 persen sampai 5 persen kemungkinan kehilangan janin. Dilakukan dengan menggunakan alat mirip teleskop kecil, lengkap dengan lampu dan lensa-lensa. <br />Dimasukkan melalui irisan kecil pada perut dan rahim ke dalam kantung amnion. Alat-alat ini mampu memotret janin. Tentu saja sebelumnya perut si ibu hamil diolesi antiseptik dan diberi anestesi lokal. <br />8. Biopsi kulit janin <br />Pemeriksaan ini jarang dilakukan di Indonesia. Biopsi kulit janin (FSB) dilakukan untuk mendeteksi kecacatan serius pada genetika kulit yang berasal dari keluarga, seperti epidermolysis bullosa lethalis (EBL). Kondisi ini menunjukkan lapisan kulit yang tidak merekat dengan pas satu sama lainnya sehingga menyebabkan panas yang sangat parah. Biasanya tes ini dilakukan setelah melewati usia kehamilan 15-22 minggu. <br />2.3. Fase Kehamilan <br />Dalam pertumbuhan janin ada beberapa fase yaitu;<br />1. Fase 0 – 4 Minggu <br />Pada minggu-minggu awal ini, janin memiliki panjang tubuh kurang lebih 2 mm. Perkembangannya juga ditandai dengan munculnya cikal bakal otak, sumsum tulang belakang yang masih sederhana, dan tanda-tanda wajah yang akan terbentuk.<br />2. Fase 4 – 8 Minggu <br />Ketika usia kehamilan mulai mencapai usia 6 minggu, jantung janin mulai berdetak, dan semua organ tubuh lainnya mulai terbentuk. Muncul tulang-tulang wajah, mata, jari kaki, dan tangan<br />3. Fase 8 – 12 Minggu<br />Saat memasuki minggu-minggu ini, organ-organ tubuh utama janin telah terbentuk. Kepalanya berukuran lebih besar daripada badannya, sehingga dapat menampung otak yang terus berkembang dengan pesat. Ia juga telah memiliki dagu, hidung, dan kelopak mata yang jelas. Di dalam rahim, janin mulai diliputi cairan ketuban dan dapat melakukan aktifitas seperti menendang dengan lembut. Organ-organ tubuh utama janin kini telah terbentuk.<br />4. Fase 12 – 16 Minggu<br />Paru-paru janin mulai berkembang dan detak jantungnya dapat didengar melalui alat ultrasonografi (USG). Wajahnya mulai dapat membentuk ekspresi tertentu dan mulai tumbuh alis dan bulu mata. Kini ia dapat memutar kepalanya dan membuka mulut. Rambutnya mulai tumbuh kasar dan berwarna.<br />5. Fase 16 – 20 Minggu<br />Ia mulai dapat bereaksi terhadap suara ibunya. Akar-akar gigi tetap telah muncul di belakang gigi susu. Tubuhnya ditutupi rambut halus yang disebut lanugo. Si kecil kini mulai lebih teratur dan terkoordinasi. Ia bisa mengisap jempol dan bereaksi terhadap suara ibunya. Ujung-ujung indera pengecap mulai berkembang dan bisa membedakan rasa manis dan pahit dan sidik jarinya mulai nampak.<br />6. Fase 20 – 24 Minggu<br />Pada saat ini, ternyata besar tubuh si kecil sudah sebanding dengan badannya. Alat kelaminnya mulai terbentuk, cuping hidungnya terbuka, dan ia mulai melakukan gerakan pernapasan. Pusat-pusat tulangnya pun mulai mengeras. Selain itu, kini ia mulai memiliki waktu-waktu tertentu untuk tidur.<br />7. Fase 24 – 28 Minggu<br />Di bawah kulit, lemak sudah mulai menumpuk, sedangkan di kulit kepalanya rambut mulai bertumbuhan, kelopak matanya membuka, dan otaknya mulai aktif. Ia dapat mendengar sekarang, baik suara dari dalam maupun dari luar (lingkungan). Ia dapat mengenali suara ibunya dan detak jantungnya bertambah cepat jika ibunya berbicara. Atau boleh dikatakan bahwa pada saat ini merupakan masa-masa bagi sang janin mulai mempersiapkan diri menghadapi hari kelahirannya.<br />8. Fase 28 – 32 Minggu<br />Walaupun gerakannya sudah mulai terbatas karena beratnya yang semakin bertambah, namun matanya sudah mulai bisa berkedip bila melihat cahaya melalui dinding perut ibunya. Kepalanya sudah mengarah ke bawah. Paru-parunya belum sempurna, namun jika saat ini ia terlahir ke dunia, si kecil kemungkinan besar telah dapat bertahan hidup.<br />2.4. Perkembangan & Perubahan Pada Tubuh Ibu Hamil<br />2.4.1. Pada Trimester I ( 0 – 12 Minggu)<br /><br />Pada bulan-bulan pertama kehamilan, mungkin tidak akan banyak orang yang mengerti bila anda sedang hamil, karena belum terlihat perubahan yang nyata pada tubuh anda. Tapi sesungguhnya tubuh anda secara aktif bekerja untuk menyesuaikan secara fisik dan emosional bagi proses kehamilan ini.<br /><br />Beberapa perubahan pada tubuh ibu hamil di trimester pertama ( 0 – 12 minggu) kehamilan :<br /><br />Pembesaran Payudara<br />Payudara akan membesar dan kencang, ini karena pada awal pembuahan terjadi peningkatan hormone kehamilan yang menimbulkan pelebaran pembuluh darah dan memberi nutrisi pada jaringan payudara. <br /><br />Dalam 3 bulan pertama ini, anda akan melihat juga daerah sekitar putting dan putting susu akan bewarna lebih gelap, dan karena terjadi peningkatan persediaan darah keseluruh tubuh maka daerah sekitar payudara akan tampak bayangan pembuluh-pembuluh vena dibawah kulit payudara.<br /><br />Sering Buang Air Kecil<br />Ibu hamil akan merasa lebih sering ingin buang air kecil, ini karena adanya pertumbuhan rahim yang menekan kandung kencing anda dan perubahan hormonal.<br /><br />Konstipasi<br />Ibu hamil mungkin akan merasa kesulitan untuk buang air besar, hal ini karena peningkatan hormone progesterone yang menyebabkan relaksasi otot sehingga usus kurang efisien, juga Tablet Zat Besi (iron) yang diberikan oleh dokter biasanya memyebabkan masalah konstipasi ini selain itu zat besi tablet akan menyebabkan warna feses anda kehitaman.<br /><br />Morning Sickness (Mual Muntah)<br />Laporan menunjukkan bahwa separuh dari wanita hamil mengalami mual dan mulai pada bulan ke dua. Mual terhadap makanan tertentu, bahkan hanya karena mencium bau makanan tertentu saja. Hal ini karena adanya peningkatan hormonal.<br /><br />Merasa Lelah<br />Ibu hamil akan merasa lelah, hal ini karena tubuhnya bekerja secara aktif untuk menyesuaikan secara fisik dan emosional untuk kehamilan ini. Juga peningkatan hormonal dapat mempengaruhi pola tidur. Carilah waktu untuk beristirahat sedapat mungkin.<br /><br />Sakit Kepala<br />Ibu hamil mungkin akan merasa sakit kepala yang lebih sering daripada biasa, hal ini mungkin karena rasa mual, kelelahan, lapar, tekanan darah rendah, dan dapat juga karena perasaan tegang atau bahkan depresi. Pada kehamilan lanjut sakit kepala dapat menjadi tanda pre-eklampsia , yang biasanya disertai dengan peningkatan tekanan darah dan kaki-tangan bengkak<br /><br />Pusing<br />Merasa pusing sering pada awal kehamilan hal ini karena adanya peningkatan tuntutan darah ke tubuh sehingga sewaktu anda berubah posisi dari tidur atau duduk ke posisi berdiri secara tiba-tiba, system sirkulasi darah kesulitan untuk beradaptasi.<br />Bila rasa pusing tetap timbul ketika anda sedang duduk, ini biasanya karena menurunnya level gula darah anda. Makanlah sedikit- sedikit tapi sering.<br />Bila anda sering merasa seperti ingin pingsan periksalah ke dokter anda kemungkinan anda anemia.<br /><br />Kram Perut<br />Pada trimester awal ini, mungkin mengalami kram perut atau kram seperti menstruasi atau rasa sakit seperti ditusuk yang timbul sebentar dan tidak menetap. Hal ini sering terjadi dan kemungkinan karena adanya pertumbuhan dan pembesaran dari rahim dimana otot dan ligament merenggang untuk menyokong rahim. Yang harus diingat apabila kram perut yang timbul disertai perdarahan vagina, hubungi dokter segera, karena kedua tanda ini berhubungan dengan keguguran.<br /><br />Meludah<br />Jangan merasa malu bila anda merasa air ludah anda menjadi agak berlebih, hal ini biasa terjadi pada kehamilan biasanya pada ibu hamil yang mengalami morning sickness. Ini biasanya timbul pada trimester pertama tapi jarang terjadi.<br /><br />Emosional<br />Pada trimester awal kehamilan ini juga terjadi mempengaruhi emosional menjadi tak stabil, hal ini karena adanya perubahan hormon dan juga rasa tanggung jawab baru sebagai seorang calon ibu.<br /><br />Peningkatan Berat Badan<br />Hal ini bukan berarti adanya peningkatan berat badan yang banyak. Tapi karena rahim berkembang dan memerlukan ruang dan ini semua karena pengaruh dari hormone estrogen yang menyebabkan pembesaran rahim dan hormone progesterone yang menyebabkan tubuh menahan air.<br /><br /><br />2.4.2. Pada Trimester II ( 13 – 28 Minggu)<br />Beberapa perubahan yang terjadi pada kehamilan trimester kedua (13-28 minggu):<br />Perut Semakin Membesar<br />Setelah 12 minggu, rahim membesar dan melewati rongga panggul. Pembesaran rahim akan bertumbuh sekitar 1 cm setiap minggu. Pada kehamilan 20 minggu bagian teratas rahim sejajar dengan puser (umbilicus). Setiap individu akan berbeda-beda tapi kebanyakan wanita akan mulai tampak pembesaran perutnya pada kehamilan 16 minggu.<br /><br />Sendawa dan Buang Angin<br />Pada trimester ini anda akan bersendawa atau ingin buang angin/kentut pada saat yang tidak seharusnya---jangan bingung---anda tak sendirian mengalami masalah ini. Sendawa dan buang angin adalah keluhan yang paling sering selama kehamilan. Hal ini karena usus merengang dan anda akan merasa kembung.<br /><br />Pelupa<br />Pada beberapa ibu hamil akan menjadi sedikit pelupa selama kehamilannya. Ada beberapa teori tentang hal ini karena tubuh ibu terus bekerja berlebihan untuk perkembangan bayinya sehingga menimbulkan blok pikiran.<br /><br />Rasa Nyeri di Ulu Hati<br />Rasa panas atau terbakar didada bagian bawah atau perut bagian atas tapi tidak ada hubunganya dengan jantung. Hal ini karena asam lambung naik ke kerongkongan. Perasaan ini timbul pada wanita hamil pada trimester kedua ini, hal ini karena hormone progesterone meningkat yang menyebabkan relaksasi dari otot saluran cerna dan juga karena rahim yang semakin membesar yang mendorong bagian atas perut, sehingga mendorong asam lambung naik ke kerongkongan.<br />Nilai positif dari relaksasi otot saluaran cerna adalah gerakan makanan menjadi lebih lambat sehingga nutrisi terserap lebih banyak.<br /><br />Pertumbuhan Rambut dan Kuku<br />Perubahan hormonal menyebabkan kuku akan tumbuh lebih kuat dan tumbuh rambut lebih banyak dan kadang tumbuh ditempat yang tidak diinginkan seperti diwajah atau perut. Tapi tak perlu kuatir rambut yang tak semestinya ini akan hilang setelah bayi lahir.<br /><br />Sakit di Perut Bagian Bawah<br />Pada kehamilan 18-24 minggu anda akan merasakan nyeri diperut bagian bawah yang seperti ditusuk atau seperti tertarik disatu atau dua sisi, hal ini karena perenggangan ligamentum dan otor unutk menahan rahim yang semakin membesar.<br /><br />Pusing<br />Pusing menjadi keluhan yang sering selama kehamilan trimester kedua ini hal ini dapat terjadi ketika pembesaran dari rahim anda menekan pembuluh darah besar sehingga menyebabkan tekanan darah menurun.<br /><br />Mendengkur<br />Peningkatan aliran darah selama kehamilan akan menyebabkan sesak dan pembengkakan membrane mukosa yang menimbulkan mendengkur saat tidur.<br /><br />Hidung dan Gusi Berdarah<br />Hal ini juga karena peningkatan aliran darah selama masa kehamilan. Kadang juga mengalami sumbatan pada hidung hal ini karena perubahan hormonal.<br /><br />Perubahan Kulit<br />Garis kecoklatan mulai dari puser (umbilicus) ke tulang pubis disebut linea nigra.<br />Kecoklatan pada wajah disebut chloasma atau topeng kehamilan, ini dapat menjadi petunjuk kurang asam folat.<br /><br />Strecth mark terjadi karena perengangan kulit yang berlebih biasanya pada perut dan payudara. Akibat perengangan kulit ini anda dapat merasa gatal.<br /><br />Payudara<br />Payudara akan semakin membesar dan mengeluarkan cairan yang kekuningan yang disebut colostrums. Putting dan sekitarnya akan semakin bewarna gelap dan besar dan bintik-bintik kecil akan timbul disekitar putting, itu adalah kelenjar kulit.<br /><br />Kram Pada Kaki<br />Kram otot ini timbul karena sirkulasi darah yang lebih lambat saat kehamilan. Atasi dengan menaikkan kaki keatas, minum cukup kalsium.<br /><br />Pembengkakan Sedikit<br />Pembengkakan adalah kondisi normal pada kehamilan, hampir 40 % wanita hamil mengalaminya. Hal ini karena peningkatak hormone yang menahan cairan. Pada trimester kedua ini akan tampak sedikit pembengkakan pada wajah, kaki , tangan. Hal ini sering karena posisi duduk atau berdiri yang terlalu lama.<br /><br />Merasakan Gerakan Bayi Anda<br />Pada kehamilan minggu ke 15-22 anda akan mulai merasakan gerakan bayi anda yang awalnya akan terasa seperti kibasan, tetapi di akhir trimester ini, anda akan benar-benar merasakan pergerakan bayi anda. Pada ibu yang baru pertama kali sering tidak dapat mengenali gerakan bayinya sampai minggu ke 19-22.<br />Pada kehamilan minggu ke 15-22 anda akan mulai merasakan gerakan bayi anda yang awalnya akan terasa seperti kibasan, tetapi di akhir trimester ini, anda akan benar-benar merasakan pergerakan bayi anda. Pada ibu yang baru pertama kali sering tidak dapat mengenali gerakan bayinya sampai minggu ke 19-22.<br /><br />2.4.3. Pada Trimester II ( 13 – 28 Minggu<br />Pada Trimester ke tiga ini perut anda sudah membesar. Dengan tambahan perubahan emosi ini, tubuh secara fisik juga mengalami perubahan pada trimester akhir ini.<br />Beberapa perubahan yang terjadi pada kehamilan trimester ke tiga:<br /><br />Sakit Punggung<br />Sakit pada punggung, hal ini karena anda meningkatnya beban berat yang anda bawa yaitu bayi dalam kandungan.<br /><br />Payudara<br />Keluarnya cairan dari payudara yaitu colustrum adalah makanan bayi pertama yang kaya akan protein.<br /><br />Konstipasi<br />Pada trimester ke tiga ini konstipasi juga karena tekanan rahim yang membesar kedaerah usus selain peningkatan hormone progesterone. Atasi dengan makanan berserat buahan dan sayuran serta minum air yang banyak, serta olahraga.<br /><br />Pernafasan<br />Pada kehamilan 33-36 banyak ibu hamil akan merasa susah bernafas hal ini karena tekanan bayi yang berada dibawa diafragma menekan paru ibu.<br />Tapi setelah kepala bayi sudah turun ke rongga panggul ini biasanya pada 2-3 minggu sebelum persalinan pada ibu yang pertama kali hamil maka anda akan merasa lega dan bernafas lebih mudah . Selain itu juga rasa terbakar didada(heart burn) biasanya juga ikut hilang. Karena berkurangnya tekanan bagian tubuh bayi dibawah tulang iga ibu.<br /><br />Sering Kencing<br />Pembesaran rahim dan ketika kepala bayi turun ke rongga panggul akan makin menekan kandung kencing anda.<br /><br />Masalah Tidur<br />Setelah perut anda besar anda dan bayi anda menendang di malam hari anda akan menemukan kesulitan untuk dapat tidur nyenyak. <br /><br />Varises<br />Peningkatan volume darah dan alirannya selama kehamilan akan menekan daerah panggul dan vena di kaki, yang menyebabkan vena menonjol.<br />Dan pada akhir kehamilan kepala bayi juga akan menekan vena daerah panggul.<br />Varises juga dipengaruhi factor keturunan.<br /><br />Kontraksi Perut<br />Braxton-Hicks kontraksi atau kontraksi palsu. Kontraksi berupa rasa sakit yang ringan, tidak teratur, dan hilang bila anda duduk atau istirahat.<br /><br />Bengkak<br />Pertumbuhan bayi akan meningkatkan tekanan pada daerah kaki dan pergelangan kaki anda, kadang tangan bengkak juga. Ini disebut edema, disebabkan oleh perubahan hormonal yang menyebabkan retensi cairan.<br /><br />Kram Kaki<br />Ini sering terjadi pada kehamilan trimester ke 2 dan 3, dan biasanya berhubungan dengan perubahan sirkulasi, tekanan pada saraf dikaki atau karena rendahnya kadar kalsium.<br /><br />Cairan Vagina<br />Peningkatan cairan vagina selama kehamilan adalah normal. Cairan biasanya jernih, pada awal kehamilan biasanya agak kental dan mendekati persalinan lebih cair.<br /><br /><br /><br /><br /> <br /> <br />BAB III<br />TINJAUAN KASUS<br /><br />3.1. Pengumpulan Data<br /><br />Pengumpulan data untuk meninjau keluhan-keluhan ibu hamil dilakukan berdasarkan diagnosa dan wawancara (anamnesa) terhadap pasien yang melakukan perawatan pra kelahiran (antenatal care) di Rumah Bersalin Kasih Mama. <br /><br /><br />3.2. Pembahasan<br />Berdasarkan data yang diperoleh pasien ibu hamil tersebut mengalami kehamilan secara normal, namun keluhan-keluhan tetap ada berdasarkan metabolisme dalam kehamilan. Permasalahan yang paling dominan yang dialami oleh pasien adalah keluhan sering kencing. Dalam hal ini dipengaruhi oleh somatomammotropin, peningkatan plasma insulin dan hormon-hormon adrenal. Sering kencing/buang air kecil terjadi karena kandung kencing tertekan oleh rahim yang membesar. Keluhan biasanya akan berkurang pada kehamilan setelah 12 minggu dan timbul kembali setelah kehamilan 28 minggu.<br /><br />Pada trimester pertama pasien ibu hamil mengalami mual dan muntah. Hal ini terjadi karena adanya perubahan hormonal. Keluhan ini sering dikenal dengan “morning sickness” karena mual dan muntah sering terjadi pada pagi hari pada bulan-bulan pertama kehamilan. <br /><br />Pada wanita hamil basal metabolic rate (BMR) meninggi, system endokrin juga meninggi dan tampak lebih jelas kelenjar gondoknya (glandula tireoidea). BMR meingkat hingga 15 % - 20 % yang umumnya ditemukan pada triwulan terakhir. Kalori yang diperlukan untuk itu diperoleh terutama dari pembakaran hidrat arang, khususnya sesudah kehamilan 20 minggu ke atas. Hal ini juga terjadi pada ibu hamil yang menjadi objek penelitian praktek klinik.<br /><br />Keseimbangan asam-alkali sedikit mengalami perubahan konsentrasi alkali; pada wanita tidak hamil kadar sebesar 155 mEq per liter menurun sampai 145 – 147 mEq pr liter. Sehubungan dengan ini, serum Na turun dari 142 mEq per liter sampai 135 – 137 mEq per liter dan disertai oleh turunnya plasma bikarbonat dari 25 ke 22 mEq per liter.<br /><br />Protein diperlukan sekali dalam kehamilan untuk perkembangan badan, alat kandungan, mamma dan janin. Protein harus disimpan pula untuk kelak dapat dikeluarkan pada laktasi. Maka dari itu perlu diperhatikan agar wanita hamil memperoleh cukup protein selama hamil. Di banding wanita tidak hamil, wanita hamil butuh tambahan 300 kalori per hari. Jumlah ini tidak banyak, kurang lebih setara dengan 2 gelas susu, atau semangkuk sup, atau satu porsi daging. Jadi, sebenarnya ibu hamil tidak perlu makan berlebih-lebihan, seperti yang sering diyakini sebagian orang. Makan terlalu banyak bisa menyebabkan pertambahan berat badan berlebihan, bayi jadi besar dan susah lahir, serta berat badan sukar turun kembali setelah melahirkan.<br /><br />Terhadap suhu tubuh pasien ibu hamil mencapai 37 oC, ini tidak berbahaya apalagi pasien tersebut bukan hamil muda. Kalau suhu tubuh mencapai > 38 oC bisa membahayakan bayi. Demam bisa muncul akibat virus tertentu, misalnya campak yang dapat menimbulkan cacat bawaan pada bayi. Jika demam, segera hubungi dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat. Dan jangan memakai obat-obatan tanpa sepengetahuan dokter agar tidak menimbulkan efek samping terhadap janin.<br /><br />3.3. Penanganan terhadap keluhan<br />3.3.1. Keluhan Mual dan Muntah<br />Atasilah dengan makan dalam jumlah sedikit tapi sering, jangan makan dalam jumlah atau porsi besar hanya membuat anda mual. Anda tak perlu kuatir kalau bayi anda tak cukup nutrisi. Di awal kehamilan ini kebanyakan wanita hamil hanya sedikit saja meningkat berat badannya dan ini tidak mempengaruhi perkembangan bayi anda. Dan jangan kuatir biasanya keluhan mual-muntah akan menghilang pada akhir trimester pertama.<br />Hubungi dokter anda bila mual-muntah menjadi sangat hebat, sehingga anda tidak dapat makan atau minum apapun juga dan dapat menimbulkan kekurangan cairan/dehidrasi. (Hiperemesis gravidarum).<br /><br />Secara lebih jelas cara mengatasinya yaitu;<br />• Makan lebih sering (misalnya 5-6 kali sehari) namun dalam porsi yang lebih kecil.<br />• Makanlah biskuit asin atau roti jika merasa mual.<br />• Simpan makanan di samping tempat tidur (misalnya biskuit asin), dan biasakan makan sedikit sebelum bangkit dari tempat tidur di pagi hari.<br />• Perbanyak menyantap makanan kaya vitamin B6 seperti roti gandum dan sereal, kacang-kacangan, biji-bijian dan jagung, karena bisa mengurangi mual.<br />• Berpikir positif : mayoritas mual muntah akan hilang sendiri setelah kehamilan bulan ketiga-keempat.<br /><br />3.3.2. Sering Kencing/Buang Air Kecil<br /><br />Anda akan merasa lebih sering ingin buang air kecil, ini karena adanya pertumbuhan rahim yang menekan kandung kencing anda dan perubahan hormonal. Ingat jangan mengurangi pemasukan cairan / minum anda untuk mengatasi problem ini karena anda butuh cairan lebih pada saat hamil ini. Selain itu juga diharapkan kebersihan tetap terjaga. <br /><br />Cara mengatasi:<br />• Hindari kebiasaan menahan kencing<br />• Waspadai tanda-tanda infeksi saluran kencing : sakit dan panas saat kencing, rasa kencing tidak puas.<br />• Kurangi minum pada waktu malam.<br />• Latihan Kegel exercise untuk menguatkan otot-otot dasar panggul.<br /><br /> <br />BAB IV<br />PENUTUP<br /><br />4.1. Kesimpulan<br />1. Kehamilan yang terjadi pada Ibu Arnita merupakan kehamilan normal. Namun keluhan-keluhan yang dialaminya tetap ada sesuai dengan fase metabolisme kehamilan yaitu hanya mengalami keluhan mual muntah dan sering kencing/buang air kecil.<br />2. Penyebab sering kencing terjadi karena adanya pertumbuhan rahim yang menekan kandung kencing dan perubahan hormonal. <br />3. Protein dan air sangat dibutuhkan pada masa kehamilan. Hal ini dikarenakan untuk menjaga pertumbuhan janin dalam kandungan.<br /><br />4.2. Saran<br />1. Untuk pasien ibu hamil disarankan untuk tetap menjaga pertumbuhan janin sampai bayi lahir sehat dan mengkonsumsi makanan bergizi namun dianjurkan jangan mengkonsumsi makanan yang mengandung garam (asin), lemak, daging dan lain-lain.<br />2. Kritikan yang sehat dan bersifat membangun sangat diharapkan penulis untuk mencapai kesempurnaan dalam proses belajar disiplin ilmu kebidanan (Obstetri). Sehingga nantinya benar-benar dapat diterapkan dalam dunia kesehatan.<br /> <br />DAFTAR PUSTAKA<br /><br />Wiknjosastro, Hanifa, Prof. Dr, Ilmu Kebidanan, Edisi Ketiga Cetakan Kedua, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 1992.<br />Syafrida, 1996, Hubungan Pelayanan Antenatal Dengan Kematian Perinatal di Dati II Bogor Tahun 1996-1997, Tesis Bidang Ilmu Kesehatan, Universitas Indonesia, Depok.<br />Sintowati, Retno, Jurnal pendidikan kesehatan mengatasi keluhan hamil Pada ibu-ibu hamil di asrama group ii kopassus Kartasura, Program Studi Keperawatan Fakultas Ilmu Kedokteran niversitas Muhammadiyah Surakarta<br />Jurnal Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada RSUP DR. Sardjito, Yogyakarta<br />Website Info Diagnosa Kehamilan http://www.kuskus.us <br />Website Info Kesehatan : http://situs.kesrepro.info/kia/index.htm<br />Website Info Ibu Hamil : http://www.infoibu.com<br />Website Info Kebidanan http://www.conectique.com/<br />Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap dalam Bidang Ilmu Kebidanan dan penyakit Kandungan Fakultas Kedokteran USU, 29 April 2006 oleh T.M. Hanafiah.<br />Majalah Cermin Kedokteran. Kebidanan dan Penyakit Kandungan. Tahun 2003.<br /><br /><br /><br /><br /></p><div class="blogger-post-footer">boy antoni putra
stikes fort de cock bukittinggi
pns dinas kesehatan kabupaten agam
bared18@yahoo.co.id</div>boy a phttp://www.blogger.com/profile/10369020424180261153noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5832508459973537356.post-19805325910551933132008-08-22T18:00:00.001+07:002008-08-22T18:38:22.200+07:00<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4b8ZXCmPeFOvUBRdWNI7o71tHiUWeBGZCHqrD6Ux5dmyYIkfaVvyaZ_RI-Ppe17v_s0KN03C-_TfIPPmoSxV7-z7XvsssbDCTS2iXZnJBjfuHWzfZWvHlli8XEAk4b3TtPKp8e_ihQL4/s1600-h/images.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4b8ZXCmPeFOvUBRdWNI7o71tHiUWeBGZCHqrD6Ux5dmyYIkfaVvyaZ_RI-Ppe17v_s0KN03C-_TfIPPmoSxV7-z7XvsssbDCTS2iXZnJBjfuHWzfZWvHlli8XEAk4b3TtPKp8e_ihQL4/s320/images.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5237304825636692962" /></a><br />boy antoni putra<br />stikes fort de cock bukittinggi<br /><p>pns dinas kesehatan kabupaten agam</p><p></p><p><br />PEMERIKSAAN FISIK BAYI BARU LAHIR<br /><br /><br /><br />Kegiatan ini merupakan pengkajian fisik yang dilakukan oleh bidan yang bertujuan untuk memastikan normalitas & mendeteksi adanya penyimpangan dari normal.<br />Pengkajian ini dapat ditemukan indikasi tentang seberapa baik bayi melakukan penyesuaian terhadap kehidupan di luar uterus dan bantuan apa yang diperlukan. Dalam pelaksanaannya harus diperhatikan agar bayi tidak kedinginan, dan dapat ditunda apabila suhu tubuh bayi rendah atau bayi tampak tidak sehat. <br /><br />Prinsip pemeriksaan bayi baru lahir<br /> Jelaskan prosedur pada orang tua dan minta persetujuan tindakan <br /> Cuci dan keringkan tangan , pakai sarung tangan <br /> Pastikan pencahayaan baik<br /> Periksa apakah bayi dalam keadaan hangat, buka bagian yangg akan diperiksa (jika bayi telanjang pemeriksaan harus dibawah lampu pemancar) dan segera selimuti kembali dengan cepat<br /> Periksa bayi secara sistematis dan menyeluruh<br /><br />PERALATAN DAN PERLENGKAPAN<br />1. kapas<br />2. senter<br />3. termometer<br />4. stetoskop<br />5. selimut bayi<br />6. bengkok<br />7. timbangan bayi<br />8. pita ukur/metlin<br />9. pengukur panjang badan<br /><br />PROSEDUR<br />1. Jelaskan pada ibu dan keluarga maksud dan tujuan dilakukan pemeriksaan<br />2. Lakukan anamnesa riwayat dari ibu meliputi faktor genetik, faktor lingkungan, sosial,faktor ibu (maternal),faktor perinatal, intranatal, dan neonatal<br />3. Susunalat secara ergonomis <br />4. Cuci tangan menggunakan sabun dibawah air mengalir, keringkan dengan handuk bersih<br />5. Memakai sarung tangan<br />6. Letakkan bayi pada tempat yang rata<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /> PENGUKURAN ANTHOPOMETRI<br />7. Penimbangan berat badan<br />Letakkan kain atau kertas pelindung dan atur skala penimbangan ke titik nol sebelum penimbangan. Hasil timbangan dikurangi berat alas dan pembungkus bayi<br /><br />8. Pengukuran panjang badan<br />Letakkan bayi di tempat yang datar. Ukur panjang badan dari kepala sampai tumit dengan kaki/badan bayi diluruskan. Alat ukur harus terbuat dari bahan yang tidak lentur.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /> (Bennet & Brown, 1999)<br /><br /><br />9. Ukur lingkar kepala<br />Pengukuran dilakukan dari dahi kemudian melingkari kepala kembali lagi ke dahi.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /> (Bennet & Brown, 1999)<br /> <br />10. Ukur lingkar dada<br />ukur lingkar dada dari daerah dada ke punggung kembali ke dada (pengukuran dilakukan melalui kedua puting susu)<br /><br /> PEMERIKSAAN FISIK<br />11. Kepala<br /> Raba sepanjang garis sutura dan fontanel ,apakah ukuran dan tampilannya normal. Sutura yang berjarak lebar mengindikasikan bayi preterm,moulding yang buruk atau hidrosefalus. Pada kelahiran spontan letak kepala, sering terlihat tulang kepala tumpang tindih yang disebut moulding/moulase.Keadaan ini normal kembali setelah beberapa hari sehingga ubun-ubun mudah diraba. Perhatikan ukuran dan ketegangannya. Fontanel anterior harus diraba, fontanel yang besar dapat terjadi akibat prematuritas atau hidrosefalus, sedangkan yang terlalu kecil terjadi pada mikrosefali. Jika fontanel menonjol, hal ini diakibatkan peningkatan tekanan intakranial, sedangkan yang cekung dapat tejadi akibat deidrasi. Terkadang teraba fontanel ketiga antara fontanel anterior dan posterior, hal ini terjadi karena adanya trisomi 21<br /> Periksa adanya tauma kelahiran misalnya; caput suksedaneum, sefal hematoma, perdarahan subaponeurotik/fraktur tulang tengkorak<br /> Perhatikan adanya kelainan kongenital seperti ; anensefali, mikrosefali, kraniotabes dan sebagainya<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /> (Bennet & Brown, 1999)<br /><br />12. wajah<br />wajah harus tampak simetris. Terkadang wajah bayi tampak asimetris hal ini dikarenakan posisi bayi di intrauteri.Perhatikan kelainan wajah yang khas seperti sindrom down atau sindrom piere robin. Perhatikan juga kelainan wajah akibat trauma lahir seperti laserasi, paresi N.fasialis.<br /><br />13. Mata<br />Goyangkan kepala bayi secara perlahan-lahan supaya mata bayi terbuka.<br /> Periksa jumlah, posisi atau letak mata<br /> Perksa adanya strabismus yaitu koordinasi mata yang belum sempurna<br /> Periksa adanya glaukoma kongenital, mulanya akan tampak sebagai pembesaran kemudian sebagai kekeruhan pada kornea<br /> Katarak kongenital akan mudah terlihat yaitu pupil berwarna putih. Pupil harus tampak bulat. Terkadang ditemukan bentuk seperti lubang kunci (kolobama) yang dapat mengindikasikan adanya defek retina <br /> Periksa adanya trauma seperti palpebra, perdarahan konjungtiva atau retina<br /> Periksa adanya sekret pada mata, konjungtivitis oleh kuman gonokokus dapat menjadi panoftalmia dan menyebabkan kebutaan<br /> Apabila ditemukan epichantus melebar kemungkinan bayi mengalami sindrom down<br /><br />14. Hidung<br /> Kaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup bulan lebarnya harus lebih dari 2,5 cm.<br /> Bayi harus bernapas dengan hidung, jika melalui mulut harus diperhatikan kemungkinan ada obstruksi jalan napas akarena atresia koana bilateral, fraktur tulang hidung atau ensefalokel yang menonjol ke nasofaring<br /> Periksa adanya sekret yang mukopurulen yang terkadang berdarah , hal ini kemungkinan adanya sifilis kongenital<br /> Perksa adanya pernapasa cuping hidung, jika cuping hidung mengembang menunjukkan adanya gangguan pernapasan<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /> ( Depkes Ri,2003 )<br /> <br /><br /><br /><br /><br />15. Mulut<br /> Perhatikan mulut bayi, bibir harus berbentuk dan simetris. Ketidaksimetrisan bibir menunjukkan adanya palsi wajah. Mulut yang kecil menunjukkan mikrognatia<br /> Periksa adanya bibir sumbing, adanya gigi atau ranula (kista lunak yang berasal dari dasar mulut)<br /> Periksa keutuhan langit-langit, terutama pada persambungan antara palatum keras dan lunak<br /> Perhatika adanya bercak putih pada gusi atau palatum yang biasanya terjadi akibatvEpistein’s pearl atau gigi<br /> Periksa lidah apakah membesar atau sering bergerak. Bayi dengan edema otak atau tekanan intrakranial meninggi seringkali lidahnya keluar masuk (tanda foote) <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /> Bibir sumbing (Bennet & Brown, 1999)<br /><br /><br />16. Telinga<br /> Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan posisinya<br /> Pada bayi cukup bulan, tulang rawan sudah matang<br /> Dauntelinga harus berbentuk sempurna dengan lengkungan yang jelas dibagia atas<br /> Perhatikan letak daun telinga. Daun telinga yang letaknya rendah (low set ears) terdapat pada bayi yangmengalami sindrom tertentu (Pierre-robin)<br /> Perhatikan adanya kulit tambahan atau aurikel hal ini dapat berhubungan dengan abnormalitas ginjal<br />17. Leher<br /> Leher bayibiasanya pendek dan harus diperiksa kesimetrisannya. Pergerakannya harus baik. Jika terdapat keterbatasan pergerakan kemungkinan ada kelainan tulang leher<br /> Periksa adanya trauma leher yang dapat menyebabkan kerusakan pad fleksus brakhialis<br /> Lakukan perabaan untuk mengidentifikasi adanya pembengkakan.periksa adanya pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis<br /> Adanya lipata kulit yang berlebihan di bagian belakang leher menunjukkan adanya kemungkinan trisomi 21.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />18. Klavikula<br />Raba seluruh klavikula untuk memastikan keutuhannya terutama pada bayi yang lahir dengan presentasi bokong atau distosia bahu. Periksa kemungkinan adanya fraktur<br /><br />19. Tangan<br /> Kedua lengan harus sama panjang, periksa dengan cara meluruskan kedua lengan ke bawah<br /> Kedua lengan harus bebas bergerak, jika gerakan kurang kemungkinan adanya kerusakan neurologis atau fraktur<br /> Periksa jumlah jari. Perhatikan adanya polidaktili atau sidaktili <br /> Telapak tangan harus dapat terbuka, garis tangan yang hanya satu buah berkaitan dengan abnormaltas kromosom, seperti trisomi 21<br /> Periksa adanya paronisia pada kuku yang dapat terinfeksi atau tercabut sehingga menimbulkan luka dan perdarahan<br /><br />20. Dada<br /> Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernapas. Apabila tidak simetris kemungkinan bayi mengalami pneumotoraks, paresis diafragma atau hernia diafragmatika. Pernapasan yang normal dinding dada dan abdomen bergerak secara bersamaan.Tarikan sternum atau interkostal pada saat bernapas perlu diperhatikan<br /> Pada bayi cukup bulan, puting susu sudah terbentuk dengan baik dan tampak simetris<br /> Payudara dapat tampak membesar tetapi ini normal <br /><br />21. Abdomen<br /> Abdomen harus tampak bulat dan bergerak secara bersamaan dengan gerakan dada saat bernapas. Kaji adanya pembengkakan<br /> Jika perut sangat cekung kemungkinan terdapat hernia diafragmatika<br /> Abdomen yang membuncit kemungkinan karena hepato-splenomegali atau tumor lainnya<br /> Jika perut kembung kemungkinan adanya enterokolitis vesikalis, omfalokel atau ductus omfaloentriskus persisten<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /> (Lodermik, Jensen 2005)<br /><br />22. Genetalia<br /> Pada bayi laki-laki panjang penis 3-4 cm dan lebar 1-1,3 cm.Periksa posisi lubang uretra. Prepusium tidak boleh ditarik karena akan menyebabkan fimosis<br /> Periksa adanya hipospadia dan epispadia<br /> Skrortum harus dipalpasi untuk memastikan jumlah testis ada dua<br /> Pada bayi perempuan cukup bulan labia mayora menutupi labia minora<br /> Lubang uretra terpisah dengan lubang vagina<br /> Terkadang tampak adanya sekret yang berdarah dari vagina, hal ini disebabkan oleh pengaruh hormon ibu (withdrawl bedding)<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /> (Lodermik, Jensen 2005) (Lodermik, Jensen 2005)<br /><br />23. Anus dan rectum<br />Periksa adanya kelainan atresia ani , kaji posisinya<br />Mekonium secara umum keluar pada 24 jam pertama, jika sampai 48 jam belumkeluar kemungkinan adanya mekonium plug syndrom, megakolon atau obstruksi saluran pencernaan<br /><br />24. Tungkai<br /> Periksa kesimetrisan tungkai dan kaki. Periksa panjang kedua kaki dengan meluruskan keduanya dan bandingkan<br /> Kedua tungkai harus dapat bergerak bebas. Kuraknya gerakan berkaitan dengan adanya trauma, misalnya fraktur, kerusakan neurologis.<br /> Periksa adanya polidaktili atau sidaktili padajari kaki<br />25. Spinal<br />Periksa psina dengan cara menelungkupkan bayi, cari adanya tanda-tanda abnormalitas seperti spina bifida, pembengkakan, lesung atau bercak kecil berambut yang dapat menunjukkan adanya abdormalitas medula spinalis atau kolumna vertebra<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /> (Lodermik, Jensen 2005)<br /><br />26. Kulit<br />Perhatikan kondisi kuli bayi.<br /> Periksa adanya ruam dan bercak atau tanda lahir<br /> Periksa adanya pembekakan<br /> Perhatinan adanya vernik kaseosa<br /> Perhatikan adanya lanugo, jumlah yang banyak terdapat pada bayi kurang bulan<br /><br /><br /> 27. jelaskan pada ibu atau kelurga tentang hasil pemeriksaan<br />28. Rapikan bayi<br />29. Bereskan alat<br />30. Lakukan pendokumentasian tindakan dan hasil pemeriksaan <br /><br /><br /><br />Daftar pustaka<br />1. Matondang, Wahidiyat, Sastroasmoro. 20€03. Diagnosis fisis pada anak. Edisi ke-2. CV Sagung seto. Jakarta<br />2. Johnson dan Taylor. 2005. Buku ajar praktik kebidanan.cetaka I. EGC.Jakarta<br />3. Kusmiyati,Yuni. 2007. Penuntun belajar ketrampilan dasar praktik klinik kebidanan.fitramaya.Yogyakarta<br />4. Hidayat, Aziz Alimul.2005. Pengantar ilmu keperawatan anak 1. Buku 1.Salemba medika.Jakarta<br />5. JHPIEGO.2003. Panduan pengajar asuhan kebidanan fisiologi bagi dosen diploma III kebidanan , Buku 5 asuhan bayibaru lahir,Pusdiknakes.Jakarta<br />6. Bennett dan Brown, 1999, Myles Texbook for midwives, thirteennth edition. Churchill Livingstone, Edinburgh<br />7. DEPKES RI.2003.Manajemen terpadu bayi muda . modul -6.DEPKES RI<br /><br /><br /></p><div class="blogger-post-footer">boy antoni putra
stikes fort de cock bukittinggi
pns dinas kesehatan kabupaten agam
bared18@yahoo.co.id</div>boy a phttp://www.blogger.com/profile/10369020424180261153noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5832508459973537356.post-58917882064427528422008-08-16T12:32:00.003+07:002008-08-16T12:37:00.904+07:00relaksasi kesehatan<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgpVv6ldYN1heZoT6Py4RJqu198NzU_fD5TVdNHMhKmcdlmO8aINK4_WRHu-ttCxNek8s7C40sxMvZ5A47ZHbu96V5pELvCdTOhGB7wLAihBsQzKiC91VAK09g_q1GJOAFi5tbqgDNaJoI/s1600-h/Water+lilies.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgpVv6ldYN1heZoT6Py4RJqu198NzU_fD5TVdNHMhKmcdlmO8aINK4_WRHu-ttCxNek8s7C40sxMvZ5A47ZHbu96V5pELvCdTOhGB7wLAihBsQzKiC91VAK09g_q1GJOAFi5tbqgDNaJoI/s320/Water+lilies.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5234985320933458738" /></a><br />boy antoni putra<br />stikes fort de cock bukittinggi<br />pns dinas kesehatan kabupaten agam<br /><img src="file:///C:/DOCUME%7E1/CLIENT%7E1/LOCALS%7E1/Temp/moz-screenshot.jpg" alt="" /><img src="file:///C:/DOCUME%7E1/CLIENT%7E1/LOCALS%7E1/Temp/moz-screenshot-1.jpg" alt="" /><br />HEALTH<br /><br />Catatan: sediakan waktu anda sampai dengan kurang lebih 30 menit.<br />Siapkan diri anda di suatu tempat yang nyaman dan bebas dari gangguan<br /><br /><br />Tutup mata anda dengan nyaman…..<br />Sambil anda menutup mata…<br />Saya minta anda memikirkan sesuatu yang membuat anda merasa senang atau bahagia…<br />Mungkin .. damai… tenang….<br />Dan saya minta atau anda perintahkan…<br />Seluruh otot-otot di tubuh anda….<br />Menjadi lemas.. dan regang…<br />Otot –otot di kaki sampai telapak kaki<br />Biarkan mereka santai dan relaks….<br />Biarkan mereka lemas … dan … santai…<br />Dan sekarang…….<br />Otot-otot di seputar jari-jari kaki anda…<br />Biarkan santai ….dan….lemas….<br />Biarkan….lepaskan….<br />Dan sekarang……<br />Otot-otot sekitar pergelangan kaki anda…. <br />Biarkan santai….dan….lemas…..<br />Biarkan……lepaskan….<br />Dan sekarang…..<br />Otot-otot di betis anda….<br />Biarkan santai … dan lemas…<br />Biarkan….lepaskan…..<br />Dan sekarang…<br />Otot-otot di paha anda….<br />Biarkan santai ….dan lemas….<br />Biarkan……lepaskan….<br />Dan sekarang anda dapat merasakan….<br />Kaki anda menjadi sangat malas…..malas sekali….<br />Sepertinya kaki anda sudah sangat berat sekali….<br />Sebagaimana anda sudah sangat santai dan rileks….<br />Biarkan hal itu terjadi…. Lepaskan…<br />Dan saat itu terjadi<br />Rasakan, anda menjadi sangat…sangat… santai…<br />Anda merasa sangat damai…..<br />Lepaskan pikiran-pikiran yang mengganggu diri anda…<br />Pikiran anda ……menjadi sangat tenang…<br />Dan…. anda sangat menikmatinya…..<br />Sangat menyenangkan…..<br />Dengan perasaan yang sangat santai ini….<br />Dan sekarang…<br />Suatu perasaan yang nikmat luar biasa dalam keadaan rileks….<br />Dan rasa santai dan rileks ini menjalar ke atas…..<br />Ke seluruh tubuh anda….<br />Dan sekarang otot-otot perut anda …..<br />Ikut menjadi santai dan rileks…<br />Biarkan….lepaskan….dia menjadi lemas….dan malas…<br />Dan sekarang otot-otot di dada anda…..badan anda…. dan punggung anda….<br />Biarkan mereka santai… dan malas…<br />Biarkan….lepaskan….dia menjadi lemas….dan malas…<br />Dan anda mulai merasakan rasa malas di seluruh tubuh anda….<br />Tubuh anda menjadi berat dan lemas…..<br />Dan yang anda rasakan sekarang adalah tubuh anda yang santai …..<br />Membuat anda merasa ingin lebih lelap lagi… lebih pulas lagi…..<br />Lebih dalam….dan lebih dalam lagi……<br />Biarkan tubuh anda melakukannya…..<br />Berat… lemas…lepaskan …..<br />Dan sekarang…..<br />Rasa santai tadi menjalar lagi ke atas…<br />Ke leher anda…. ke bahu anda…. dan lengan anda….<br />Biarkan otot leher anda menjadi santai ….<br />Biarkan…. Lemas…. dan lepaskan..<br />Sekarang….<br />Otot-otot bahu anda….<br />Biarkan otot-otot bahu anda menjadi santai…<br />Biarkan…lemas…..lepaskan….<br />Sekarang…… <br />Otot-otot lengan anda….<br />Biarkan otot-otot lengan anda menjadi santai…<br />Biarkan…lemas…..lepaskan….<br />Dan sekarang anda mulai merasakan….<br />Rasa berat di lengan anda….<br />Dan lengan anda mulai merasakan….<br />Berat…. dan lemas….<br />Biarkan hal itu terjadi…. Lepaskan….<br />Berat…lemas…..<br />Sangat rileks…..<br />Sebagaimana anda duduk di sana….<br />Mulai mendalam… <br />Dan nyaman….<br />Bebas… dan damai…<br />Dan sangat…sangat nyaman…<br />Dan anda mendengar suara saya……<br />membuat anda bertambah santai….<br />Bahkan menjadi lebih dalam lagi…..<br />Sebagaimana kita teruskan…<br />Beberapa waktu lagi..<br />Anda akan mendengarkan saya…<br />Menghitung mundur dari 10 ke 1….<br />Dan setiap hitungan mundurnya…<br />Anda akan merasa lebih rileks dan lemas…<br />Lebih santai… setiap hitungan mundurnya… <br />setiap hitungan mundurnya…<br />membuat anda bertambah santai sedikit demi sedikit…<br />suatu keadaan yang nikmat dari suatu relaksasi…<br />lelap….pulas…<br />Dan menjadi lebih dalam…dan lebih dalam lagi….<br />Saat saya menghitung mundur….<br />Anda akan mengalami suatu rasa yang sangat damai….<br />Sensasi secara fisik…<br />Sebagaimana anda merasa ringan…<br />Ringan dan dalam….<br />Nyaman…. Tenang….<br />Sangat tenang…<br />Anda mulai merasa mengatuk…<br />Lebih dalam….<br />Secara fisik maupun non-fisik…<br />Setiap hitungan membuat anda semakin dalam…..<br />10…. 9….. lebih dalam…lebih dalam lagi…lebih santai lagi…<br />8…. 7….. 6…. Lebih dalam lagi.. lebih santai lagi dari sebelumnya…..<br />5…. 4….. 3…. Lebih dalam lagi.. lebih santai lagi dari sebelumnya…..<br />2….. 1….. dan lebih dalam … lebih santai ….<br />Dan relaksasi terjadi semakin-lama semakin kuat…..<br />Suatu keadaan yang istimewa dari diri anda….<br />Bawah sadar anda dapat mengetahuinya….<br />Dan anda sudah benar… sangat…sangat rileks….<br />Anda akan mendengarkan kata-kata saya….<br />Sekarang…<br />Dan kapanpun anda mendengarkan kata-kata saya…<br />Sekarang….<br />Semua ketegangan yang tidak diperlukan ….<br />Keluar dari tubuh anda…<br />Dan tubuh anda terus semakin dalam dalam dan pulas….<br />Lebih lemas.. lebih santai….dan juga lebih nyaman..<br />Kenyataannya badan anda terasa lebih nyaman..<br />Dan setiap kapanpun anda sadar dan menginginkan tubuh anda…<br />Tubuh anda mengetahuinya…<br />Saya ingin anda melakukannya…<br />Sekarang…<br />Membiarkan seluruh otot tubuh anda…<br />Untuk santai…. Sangat nyaman…<br />Rasa hangat mungkin terasakan….<br />Mulai menyebar …<br />Dari dada dan bahu anda….<br />Ke seluruh tubuh anda….<br />Saya ingin anda….<br />Sekarang….<br />Merasakan kenikmatan relaksasi yang menyebar ke seluruh tubuh anda…<br />Turun ke ujung jari tangan … dan turun ke ujung jari kaki…..<br />Sekarang…<br />Saya ingin anda menggunakan bawah sadar anda yang sangat kreatif..<br />Untuk membayangkan diri anda sedang berdiri di depan cermin…<br />Dan melihat diri anda sendiri memandang dir anda sendiri di cermin tersebut…<br />Anda mengenali bahwa yang di cermin itu adalah diri anda sendiri….<br />Tetapi sekarang sangat berbeda….<br />Diri anda yang dicermin tersebut terlihat lebih bahagia…lebih sehat…<br />Dan memiliki semangat dan jiwa yang lebih baik….<br />Saat anda melihat diri anda sendiri…<br />Bawah sadar anda mengetahui…<br />Ini adalah kondisi anda yang ideal….<br />Diri anda yang anda tahu anda dapat seperti itu….<br />Anda yang yang ideal…. Anda yang sempurna… anda yang sangat sehat….<br />Bawah sadar anda memiliki bakat…..<br />sebuah blue print mengenai hal yang sempurna….<br />Berat badan anda yang ideal…..<br />Rambut yang sempurna…<br />Gigi yang sempurna….<br />Anda yang ideal adalah anda yang merasa nyaman…<br />Anda yang bahagia…<br />Sehat…. Dan bahagia…<br />Anda dapat memilikinya tanpa bantuan orang lain…..<br />Dan saat anda terus melihat cermin tersebut…<br />Dan memandang diri anda di sana…<br />Dia yang di cermin mengerti apa yang anda belum mengerti…<br />Tetapi anda tahu bahwa anda akan tahu bahwa suatu saat…<br />Dalam bawah sadar, <br />anda mengerti bagaimana untuk menjadi sehat yang sempurna…<br />Anda tahu bagaimana menyesuaikan kehidupan anda…<br />Biarkan keputusan mengambil alih…<br />Untuk membuat pilihan ….<br />Untuk melihat diri anda sendiri… amat sangat penting…<br />Bawah sadar anda akan terus mendukung keinginan anda….<br />Memfasilitasi sugesti ini….<br />Dalam kehidupan anda…. kapanpun….<br />Semua hal yang di luar….<br />Mengetahui apa yang anda harapkan….<br />Dengan mempercayai diri anda sendiri….<br />Semua sangat memungkinkan….<br />Sambil terus anda pandang diri anda di cermin….<br />Saya minta anda untuk menyatu dengan diri anda di cermin itu…<br />Menjadi kesatuan….<br />Anda yang ideal… yang anda tahu anda akan seperti apa….<br />Bersama-sama….<br />Tanpa ada pertentangan satu sama lain…..<br />Selaras satu sama lain…..<br />pikiran sadar dan bawah sadar anda…..<br />bekerjasama untuk diri anda….<br />untuk mencapai tujuan dan keinginan anda…<br />dalam segala hal…<br />selalu ingat…..<br />anda yang mengendalikan…<br />kapanpun…..<br />selalu…..<br />anda yang mengendalikan hidup anda….<br />….<br />Sekarang kita akhiri sesi ini….<br />Dengan sepuluh hitungan…. Dari 1 ke 10<br />Dan pada hitungan ke sepuluh…<br />Anda sadar dan bangun…<br />Dalam keadaan lebih segar… lebih sehat…<br />Lebih percaya diri….<br />Daripada sebelumnya….<br />Dan anda kembali ke sini dengan sepenuhnya…<br />1,2,3…<br />4,5,6…<br />7,8,9…. Sadar dan bangun lebih segar dari pada sebelumnya…<br />Lebih sehat dari pada sebelumnya….<br />10…. Bangun, buka mata, sehat, segar..<br /><br />Catatan: <br />Jangan melakukan hal ini saat mengendarai kendaraan<div class="blogger-post-footer">boy antoni putra
stikes fort de cock bukittinggi
pns dinas kesehatan kabupaten agam
bared18@yahoo.co.id</div>boy a phttp://www.blogger.com/profile/10369020424180261153noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5832508459973537356.post-18067601333512756702008-08-01T13:08:00.002+07:002008-12-12T15:43:15.856+07:00askep halusinasi dan waham<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCtHyGSCgQ8vTDueRcJcHgwJvcOE32n-Evuir7c4zZ1FvrcR1f8FrW1Hlo-NmkaP9DL-U_GOj2qwFzcaI9z3x1sTY-6oRui70BUv53rgWBsdr5MVWrDx3GYhVDkYNGoiQiKMqNicVV6Tg/s1600-h/koson.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCtHyGSCgQ8vTDueRcJcHgwJvcOE32n-Evuir7c4zZ1FvrcR1f8FrW1Hlo-NmkaP9DL-U_GOj2qwFzcaI9z3x1sTY-6oRui70BUv53rgWBsdr5MVWrDx3GYhVDkYNGoiQiKMqNicVV6Tg/s320/koson.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5229429158367232338" border="0" /></a><br />boy antoni putra<br />stikes fort de cock bukittinggi<br />pns dinas kesehatan kabupaten agam<br /><br />BAB I<br />TINJAUAN TEORITIS<br />GANGGUAN PERSEPSI SENSORI<br />HALUSINASI PENDENGARAN<br /><br /><br />I. DEFENISI HALUSINASI<br />Halusinasi adalah satu persepsi yang salah oleh panca indera tanpa adanya rangsang (stimulus) eksternal (Cook & Fontain, Essentials of Mental Health Nursing, 1987).<br /><br />II. KLASIFIKASI HALUSINASI<br />Pada klien dengan gangguan jiwa ada beberapa jenis halusinasi dengan karakteristik tertentu, diantaranya :<br />a. Halusinasi pendengaran :<br />karakteristik ditandai dengan mendengar suara, teruatama suara – suara orang, biasanya klien mendengar suara orang yang sedang membicarakan apa yang sedang dipikirkannya dan memerintahkan untuk melakukan sesuatu.<br />b. Halusinasi penglihatan :<br />karakteristik dengan adanya stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran cahaya, gambaran geometrik, gambar kartun dan / atau panorama yang luas dan kompleks. Penglihatan bisa menyenangkan atau menakutkan.<br />c. Halusinasi penghidu :<br />karakteristik ditandai dengan adanya bau busuk, amis dan bau yang menjijikkan seperti : darah, urine atau feses. Kadang – kadang terhidu bau harum. Biasanya berhubungan dengan stroke, tumor, kejang dan dementia.<br />d. Halusinasi peraba :<br />karakteristik ditandai dengan adanya rasa sakit atau tidak enak tanpa stimulus yang terlihat. Contoh : merasakan sensasi listrik datang dari tanah, benda mati atau orang lain.<br />e. Halusinasi pengecap :<br />Karakteristik ditandai dengan merasakan sesuatu yang busuk, amis dan menjijikkan.<br />f. Halusinasi sinestetik :<br />karakteristik ditandai dengan merasakan fungsi tubuh seperti darah mengalir melalui vena atau arteri, makanan dicerna atau pembentukan urine.<br /><br />III. PROSES TERJADINYA HALUSINASI<br />Halusinasi pendengaran merupakan bentuk yang paling sering dari gangguan persepsi pada klien dengan gangguan jiwa (schizoprenia). Bentuk halusinasi ini bisa berupa suara – suara bising atau mendengung. Tetapi paling sering berupa kata – kata yang tersusun dalam bentuk kalimat yang mempengaruhi tingkah laku klien, sehingga klien menghasilkan respons tertentu seperti : bicara sendiri, bertengkar atau respons lain yang membahayakan. Bisa juga klien bersikap mendengarkan suara halusinasi tersebut dengan mendengarkan penuh perhatian pada orang lain yang tidak bicara atau pada benda mati.<br />Halusinasi pendengaran merupakan suatu tanda mayor dari gangguan schizoprenia dan satu syarat diagnostik minor untuk metankolia involusi, psikosa mania depresif dan syndroma otak organik.<br /><br />IV. FAKTOR – FAKTOR PENYEBAB HALUSINASI<br />1. Faktor predisposisi.<br />Adalah faktor resiko yang mempengaruhi jenis dan jumlah sumber yang dapat dibangkitkan oleh individu untuk mengatasi stress. Diperoleh baik dari klien maupun keluarganya, mengenai faktor perkembangan sosial kultural, biokimia, psikologis dan genetik yaitu faktor resiko yang mempengaruhi jenis dan jumlah sumber yang dapat dibangkitkan oleh individu untuk mengatasi stress.<br /><br /><br /> Faktor Perkembangan<br />Jika tugas perkembangan mengalami hambatan dan hubungan interpersonal terganggu maka individu akan mengalami stress dan kecemasan<br /> Faktor Sosiokultural<br />Berbagai faktor dimasyarakat dapat menyebabkan seorang merasa disingkirkan oleh kesepian terhadap lingkungan tempat klien di besarkan.<br /> Faktor Biokimia<br />Mempunyai pengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa. Dengan adanya stress yang berlebihan dialami seseorang maka didalam tubuh akan dihasilkan suatu zat yang dapat bersifat halusinogenik neurokimia seperti Buffofenon dan Dimetytranferase (DMP)<br /> Faktor Psikologis<br />Hubungan interpersonal yang tidak harmonis serta adanya peran ganda yang bertentangan dan sering diterima oleh anak akan mengakibatkan stress dan kecemasan yang tinggi dan berakhir dengan gangguan orientasi realitas.<br /> Faktor genetik<br />Gen apa yang berpengaruh dalam skizoprenia belum diketahui, tetapi hasil studi menunjukkan bahwa faktor keluarga menunjukkan hubungan yang sangat berpengaruh pada penyakit ini.<br /><br />2. Faktor Presipitasi<br />Yaitu stimulus yang dipersepsikan oleh individu sebagai tantangan, ancaman/tuntutan yang memerlukan energi ekstra untuk koping. Adanya rangsang lingkungan yang sering yaitu seperti partisipasi klien dalam kelompok, terlalu lama diajak komunikasi, objek yang ada dilingkungan juga suasana sepi/isolasi adalah sering sebagai pencetus terjadinya halusinasi karena hal tersebut dapat meningkatkan stress dan kecemasan yang merangsang tubuh mengeluarkan zat halusinogenik.<br /><br />3. Prilaku<br />Respon klien terhadap halusinasi dapat berupa curiga, ketakutan, perasaan tidak aman, gelisah dan bingung, prilaku merusak diri, kurang perhatian, tidak mampu mengambil keputusan serta tidak dapat membedakan keadaan nyata dan tidak nyata. Menurut Rawlins dan Heacock, 1993 mencoba memecahkan masalah halusinasi berlandaskan atas hakekat keberadaan seorang individu sebagai mahkluk yang dibangun atas dasar unsur-unsur bio-psiko-sosio-spiritual sehingga halusinasi dapat dilihat dari lima dimensi yaitu :<br />1) Dimensi Fisik<br />Manusia dibangun oleh sistem indera untuk menanggapi rangsang eksternal yang diberikan oleh lingkungannya. Halusinasi dapat ditimbulkan oleh beberapa kondisi fisik seperti kelelahan yang luar biasa, penggunaan obat-obatan, demam hingga delirium, intoksikasi alkohol dan kesulitan untuk tidur dalam waktu yang lama.<br />2) Dimensi Emosional<br />Perasaan cemas yang berlebihan atas dasar problem yang tidak dapat diatasi merupakan penyebab halusinasi itu terjadi. Isi dari halusinasi dapat berupa perintah memaksa dan menakutkan. Klien tidak sanggup lagi menentang perintah tersebut hingga dengan kondisi tersebut klien berbuat sesuatu terhadap ketakutan tersebut.<br />3) Dimensi Intelektual<br />Dalam dimensi intelektual ini menerangkan bahwa individu dengan halusinasi akan memperlihatkan adanya penurunan fungsi ego. Pada awalnya halusinasi merupakan usaha dari ego sendiri untuk melawan impuls yang menekan, namun merupakan suatu hal yang menimbulkan kewaspadaan yang dapat mengambil seluruh perhatian klien dan tak jarang akan mengontrol semua prilaku klien.<br />4) Dimensi Sosial<br />Dimensi sosial pada individu dengan halusinasi menunjukkan adanya kecenderungan untuk menyendiri. Individu asyik dengan halusinasinya, seolah-olah ia merupakan tempat untuk memenuhi kebutuhan akan interaksi sosial, kontrol diri dan harga diri yang tidak didapatkan dalam dunia nyata. Isi halusinasi dijadikan sistem kontrol oleh individu tersebut, sehingga jika perintah halusinasi berupa ancaman, dirinya atau orang lain individu cenderung untuk itu. Oleh karena itu, aspek penting dalam melaksanakan intervensi keperawatan klien dengan mengupayakan suatu proses interaksi yang menimbulkan pengalaman interpersonal yang memuaskan, serta mengusakan klien tidak menyendiri sehingga klien selalu berinteraksi dengan lingkungannya dan halusinasi tidak berlangsung.<br />5) Dimensi Spiritual<br />Manusia diciptakan Tuhan sebagai makhluk sosial, sehingga interaksi dengan manusia lainnya merupakan kebutuhan yang mendasar. Pada individu tersebut cenderung menyendiri hingga proses diatas tidak terjadi, individu tidak sadar dengan keberadaannya dan halusinasi menjadi sistem kontrol dalam individu tersebut. Saat halusinasi menguasai dirinya individu kehilangan kontrol kehidupan dirinya.<br /><br />4. Sumber Koping<br />Suatu evaluasi terhadap pilihan koping dan strategi seseorang. Individu dapat mengatasi stress dan anxietas dengan menggunakan sumber koping dilingkungan. Sumber koping tersebut sebagai modal untuk menyelesaikan masalah, dukungan sosial dan keyakinan budaya, dapat membantu seseorang mengintegrasikan pengalaman yang menimbulkan stress dan mengadopsi strategi koping yang berhasil.<br /><br />5. Mekanisme Koping<br />Tiap upaya yang diarahkan pada pelaksanaan stress, termasuk upaya penyelesaian masalah langsung dan mekanisme pertahanan yang digunakan untuk melindungi diri<br /><br /><br />V. 4 ( empat) tahapan halusinasi, karakteristik dan perilaku yang ditampilkan<br /><br />TAHAP KARAKTERISTIK PERILAKU KLIEN<br />Tahap I<br /> Memberi rasa nyaman tingkat ansietas sedang secara umum, halusinasi merupakan suatu kesenangan.<br /><br /> Mengalami ansietas, kesepian, rasa bersalah dan ketakutan.<br /> Mencoba berfokus pada pikiran yang dapat menghilangkan ansietas<br /> Fikiran dan pengalaman sensori masih ada dalam kontol kesadaran, nonpsikotik.<br /><br /> Tersenyum, tertawa sendiri<br /> Menggerakkan bibir tanpa suara<br /> Pergerakkan mata yang cepat<br /> Respon verbal yang lambat<br /> Diam dan berkonsentrasi<br /><br />Tahap II<br /> Menyalahkan<br /> Tingkat kecemasan berat secara umum halusinasi menyebabkan perasaan antipati<br /><br /> Pengalaman sensori menakutkan<br /> Merasa dilecehkan oleh pengalaman sensori tersebut<br /> Mulai merasa kehilangan kontrol<br /> Menarik diri dari orang lain non psikotik<br /><br /> Terjadi peningkatan denyut jantung, pernafasan dan tekanan darah<br /> Perhatian dengan lingkungan berkurang<br /> Konsentrasi terhadap pengalaman sensori kerja<br /> Kehilangan kemampuan membedakan halusinasi dengan realitas<br /><br /><br />Tahap III<br /> Mengontrol<br /> Tingkat kecemasan berat<br /> Pengalaman halusinasi tidak dapat ditolak lagi<br /><br /> Klien menyerah dan menerima pengalaman sensori (halusinasi)<br /> Isi halusinasi menjadi atraktif<br /> Kesepian bila pengalaman sensori berakhir psikotik<br /><br /> Perintah halusinasi ditaati<br /> Sulit berhubungan dengan orang lain<br /> Perhatian terhadap lingkungan berkurang hanya beberapa detik<br /> Tidak mampu mengikuti perintah dari perawat, tremor dan berkeringat<br /><br />Tahap IV<br /> Klien sudah dikuasai oleh halusinasi<br /> Klien panik<br />Pengalaman sensori mungkin menakutkan jika individu tidak mengikuti perintah halusinasi, bisa berlangsung dalam beberapa jam atau hari apabila tidak ada intervensi terapeutik.<br /> Perilaku panik<br /> Resiko tinggi mencederai<br /> Agitasi atau kataton<br /> Tidak mampu berespon terhadap lingkungan<br /><br /><br /><br /><br />VI. HUBUNGAN SKHIZOPRENIA DENGAN HALUSINASI<br />Gangguan persepsi yang utama pada skizoprenia adalah halusinasi, sehingga halusinasi menjadi bagian hidup klien. Biasanya dirangsang oleh kecemasan, halusinasi menghasilkan tingkah laku yang tertentu, gangguan harga diri, kritis diri, atau mengingkari rangsangan terhadap kenyataan.<br />Halusinasi pendengaran adalah paling utama pada skizoprenia, suara – suara biasanya berasal dari Tuhan, setan, tiruan atau relatif. Halusinasi ini menghasilkan tindakan/perilaku pada klien seperti yang telah diuraikan tersebut di atas (tingkat halusinasi, karakteristik dan perilaku yang dapat diamati).<br /><br />VII. PENATALAKSANAAN MEDIS PADA HALUSINASI PENDENGARAN<br />Penatalaksanaan klien skizoprenia adalah dengan pemberian obat – obatan dan tindakan lain, yaitu :<br />1. Psikofarmakologis<br />Obat – obatan yang lazim digunakan pada gejala halusinasi pendengaran yang merupakan gejala psikosis pada klien skizoprenia adalah obat – obatan anti psikosis. Adapun kelompok yang umum digunakan adalah :<br /><br />KELAS KIMIA NAMA GENERIK (DAGANG) DOSIS HARIAN<br />Fenotiazin Asetofenazin (Tindal)<br />Klorpromazin (Thorazine)<br />Flufenazine (Prolixine, Permitil)<br />Mesoridazin (Serentil)<br />Perfenazin (Trilafon)<br />Proklorperazin (Compazine)<br />Promazin (Sparine)<br />Tioridazin (Mellaril)<br />Trifluoperazin (Stelazine)<br />Trifluopromazin (Vesprin) 60-120 mg<br />30-800 mg<br />1-40 mg<br />30-400 mg<br />12-64 mg<br />15-150 mg<br />40-1200 mg<br />150-800mg<br />2-40 mg<br />60-150 mg<br />Tioksanten Klorprotiksen (Taractan)<br />Tiotiksen (Navane) 75-600 mg<br />8-30 mg<br />Butirofenon Haloperidol (Haldol) 1-100 mg<br />Dibenzodiazepin Klozapin (Clorazil) 300-900 mg<br />Dibenzokasazepin Loksapin (Loxitane) 20-150 mg<br />Dihidroindolon Molindone (Moban) 15-225 mg<br /><br />2. Terapi kejang listrik/Electro Compulsive Therapy (ECT)<br />3. Terapi aktivitas kelompok (TAK)<br /><br />BAB II<br />ASUHAN KEPERAWATAN<br />PADA KLIEN DENGAN HALUSINASI<br /><br />I. PENGKAJIAN<br /><br />1. FAKTOR PREDISPOSISI<br />a. Faktor perkembangan terlambat<br /> Usia bayi, tidak terpenuhi kebutuhan makanan, minum dan rasa aman.<br /> Usia balita, tidak terpenuhi kebutuhan otonomi<br /> Usia sekolah mengalami peristiwa yang tidak terselesaikan<br />b. Faktor komunikasi dalam keluarga<br /> Komunikasi peran ganda<br /> Tidak ada komunikasi<br /> Tidak ada kehangatan<br /> Komunikasi dengan emosi berlebihan<br /> Komunikasi tertutup<br /> Orang tua yang membandingkan anak – anaknya, orang tua yang otoritas dan komplik orang tua<br />c. Faktor sosial budaya<br />Isolasi sosial pada yang usia lanjut, cacat, sakit kronis, tuntutan lingkungan yang terlalu tinggi.<br />d. Faktor psikologis<br />Mudah kecewa, mudah putus asa, kecemasan tinggi, menutup diri, ideal diri tinggi, harga diri rendah, identitas diri tidak jelas, krisis peran, gambaran diri negatif dan koping destruktif.<br />e. Faktor biologis<br />Adanya kejadian terhadap fisik, berupa : atrofi otak, pembesaran vertikel, perubahan besar dan bentuk sel korteks dan limbic.<br /><br /><br />f. Faktor genetik<br />Adanya pengaruh herediter (keturunan) berupa anggota keluarga terdahulu yang mengalami schizoprenia dan kembar monozigot.<br /><br />2. PERILAKU<br />Bibir komat kamit, tertawa sendiri, bicara sendiri, kepala mengangguk – angguk, seperti mendengar sesuatu, tiba – tiba menutup telinga, gelisah, bergerak seperti mengambil atau membuang sesuatu, tiba – tiba marah dan menyerang, duduk terpaku, memandang satu arah, menarik diri.<br /><br />3. FISIK<br />a. ADL<br />Nutrisi tidak adekuat bila halusinasi memerintahkan untuk tidak makan, tidur terganggu karena ketakutan, kurang kebersihan diri atau tidak mandi, tidak mampu berpartisipasi dalam kegiatan aktivitas fisik yang berlebihan, agitasi gerakan atau kegiatan ganjil.<br />b. Kebiasaan<br />Berhenti dari minuman keras, penggunaan obat – obatan dan zat halusinogen dan tingkah laku merusak diri.<br />c. Riwayat kesehatan<br />Schizofrenia, delirium berhubungan dengan riwayat demam dan penyalahgunaan obat.<br />d. Riwayat schizofrenia dalam keluarga<br />e. Fungsi sistim tubuh<br />• Perubahan berat badan, hipertermia (demam)<br />• Neurologikal perubahan mood, disorientasi<br />• Ketidak efektifan endokrin oleh peningkatan temperatur<br /><br />4. STATUS EMOSI<br />Afek tidak sesuai, perasaan bersalah atau malu, sikap negatif dan bermusuhan, kecemasan berat atau panik, suka berkelahi.<br /><br />5. STATUS INTELEKTUAL<br />Gangguan persepsi, penglihatan, pendengaran, penciuman dan kecap, isi pikir tidak realistis, tidak logis dan sukar diikuti atau kaku, kurang motivasi, koping regresi dan denial serta sedikit bicara.<br /><br />6. STATUS SOSIAL<br />Putus asa, menurunnya kualitas kehidupan, ketidakmampuan mengatasi stress dan kecemasan.<br /><br />II. DIAGNOSA KEPERAWATAN<br />1. Resiko tinggi perilaku kekerasan berhubungan dengan halusinasi pendengaran.<br />2. Gangguan persepsi sensori : halusinasi berhubungan dengan isolasi social : menarik diri.<br />3. Kerusakan interaksi social : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.<br />4. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan perubahan proses fikir.<br />5. Perubahan proses fikir berhubungan dengan harga diri rendah.<br />6. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kurangnya minat.<br /><br />III. RENCANA INTERVENSI PERAWATAN<br /><br />Diagnosa Keperawatan I :<br />Resiko tinggi perilaku kekerasan berhubungan dengan halusinasi pendengaran<br /><br />Tujuan umum :<br />Klien dapat mengendalikan halusinasinya.<br /><br />TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat<br />Intervensi<br />1. Bina hubungan saling percaya<br /> Salam terapeutik<br /> Perkenalkan diri<br /> Jelaskan tujuan interaksi<br /> Buat kontrak yang jelas<br /> Menerima klien apa adanya<br /> Kontak mata positif<br /> Ciptakan lingkungan yang terapeutik<br />2. Dorong klien dan beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya<br />3. Dengarkan ungkapan klien dengan rasa empati.<br />Rasional<br />1. Hubungan saling percaya sebagai dasar interaksi yang terapeutik antara perawat dan klien<br />2. Ungkapan perasaan oleh klien sebagai bukti bahwa klien mempercayai perawat<br />3. Empati perawat akan meningkatkan hubungan terapeutik perawat-klien<br />Evaluasi<br /> Klien dapat mengungkapkan perasaannya dan kondisinya secara verbal<br /><br />TUK 2 : Klien dapat mengenali halusinasinya<br />Intervensi :<br />1. Adakan kontak secara sering dan singkat<br />2. Observasi tingkah laku verbal dan non verbal klien yang terkait dengan halusinasi (sikap seperti mendengarkan sesuatu, bicara atau tertawa sendiri, terdiam di tengah – tengah pembicaraan).<br />3. Terima halusinasi sebagai hal yang nyata bagi klien dan tidak nyata bagi perawat.<br />4. Identifikasi bersama klien tentang waktu munculnya halusinasi, isi halusinasi dan frekuensi timbulnya halusinasi.<br />5. Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya ketika halusinasi muncul.<br />6. Diskusikan dengan klien mengenai perasaannya saat terjadi halusinasi.<br /><br />Rasional :<br />1. Mengurangi waktu kosong bagi klien untuk menyendiri.<br />2. Mengumpulkan data intervensi terkait dengan halusinasi.<br />3. Memperkenalkan hal yang merupakan realita pada klien.<br />4. Melibatkan klien dalam memperkenalkan halusinasinya.<br />5. Mengetahui koping klien sebagai data intervensi keperawatan selanjutnya.<br />6. Membantu klien mengenali tingkah lakunya saat halusinasi.<br />Evaluasi :<br />1. Klien dapat membedakan hal yang nyata dan yang tidak setelah 3-4 kali pertemuan dengan menceritakan hal – hal yang nyata.<br />2. Klien dapat menyebutkan situasi, isi dan waktu timbulnya halusinasi setelah 3 kali pertemuan.<br />3. Klien dapat mengungkapkan respon perilakunya saat halusinasi terjadi setelah 2 kali pertemuan.<br /><br />TUK 3 : Klien dapat mengendalikan halusinasinya<br />Intervensi :<br />1. Identifikasi tindakan klien yang positif.<br />2. Beri pujian atas tindakan klien yang positif.<br />3. Bersama klien rencanakan kegiatan untuk mencegah terjadinya halusinasi.<br />4. Diskusikan ajarkan cara mengatasi halusinasi.<br />5. Dorong klien untuk memilih cara yang disukai untuk mengontrol halusinasi.<br />6. Beri pujian atas pilihan klien yang tepat.<br />7. Dorong klien untuk melakukan tindakan yang telah dipilih.<br />8. Diskusikan dengan klien hasil atau upaya yang telah dilakukan.<br />9. Beri penguatan atas upaya yang telah berhasil dilakukan dan beri solusi jika ada keluhan klien tentang cara yang dipilih.<br /><br /><br />Rasional :<br />1. Mengetahui cara – cara klien mengatasi halusinasi baik yang positif maupun yang negatif.<br />2. Menghargai respon atau upaya klien.<br />3. Melibatkan klien dalam menentukan rencana intervensi.<br />4. Memberikan informasi dan alternatif cara mengatasi halusinasi pada klien.<br />5. Memberi kesempatan pada klien untuk memilihkan cara sesuai kehendak dan kemampuannya.<br />6. Meningkatkan rasa percaya diri klien.<br />7. Motivasi respon klien atas upaya yang telah dilakukan.<br />8. Melibatkan klien dalam menghadapi masalah halusinasi lanjutan<br />Evaluasi :<br />1. Klien dapat menyebutkan tindakan yang dapat dilakukan dan saat halusinasi terjadi setelah dua kali pertemuan.<br />2. Klien dapat menyebutkan 2 dari 3 cara mengatasi halusinasi.<br /><br />TUK 4 : Klien dapat menggunakan obat untuk mengontrol halusinasinya.<br />Intervensi :<br />1. Diskusikan dengan klien tentang obat untuk mengontrol halusinasinya.<br />2. Bantu klien untuk memutuskan bahwa klien minum obat sesuai program dokter.<br />3. Observasi tanda dan gejala terkait efek dan efek samping.<br />4. Diskusikan dengan dokter tentang efek dan efek samping obat<br />Rasional :<br />1. Memberikan informasi dan meningkatkan pengetahuan klien tentang efek obat terhadap halusinasinya.<br />2. Memastikan klien meminum obat secara teratur.<br />3. Mengobservasi efektivitas program pengobatan.<br />4. Memastikan efek obat – obatan yang tidak diharapkan terhadap klien.<br />Evaluasi :<br /> Klien meminum obat secara teratur sesuai instruksi dokter.<br />TUK 5 : Klien mendapat dukungan keluarga dalam mengendalikan halusinasi.<br />Intervensi :<br />1. Bina hubungan saling percaya dengan klien.<br />2. Kaji pengetahuan keluarga tentang halusinasi dan tindakan yang dilakukan keluarga dalam merawat klien.<br />3. Beri penguatan positif atas upaya yang baik dalam merawat klien.<br />4. Diskusikan dan ajarkan dengan keluarga tentang : halusinasi, tanda – tanda dan cara merawat halusinasi.<br />5. Beri pujian atas upaya keluarga yang positif.<br />Rasional :<br />1. Sebagai upaya membina hubungan terapeutik dengan keluarga.<br />2. Mencari data awal untuk menentukan intervensi selanjutnya.<br />3. Penguatan untuk menghargai upaya keluarga.<br />4. Memberikan informasi dan mengajarkan keluarga tentang halusinasi dan cara merawat klien.<br />5. Pujian untuk menghargai keluarga.<br />Evaluasi :<br /> Keluarga dapat menyebutkan cara – cara merawat klien halusinasi.<br /><br />Diagnosa Keperawatan 2 :<br />Perubahan sensori persepsi halusinasi pendengaran berhubungan dengan isolasi social : menarik diri.<br /><br />Tujuan umum :<br /> Klien dapat berhubungan dengan orang lain dan lingkungan sehingga halusinasi dapat dicegah.<br /><br />TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.<br />Intervensi :<br /> Bina hubungan saling percaya<br /> Menyapa klien dengan ramah<br /> Mengingatkan kontrak<br /> Terima klien apa adanya<br /> Jelaskan tujuan pertemuan<br /> Sikap terbuka dan empati<br />Rasional :<br /> Kejujuran, kesediaan dan penerimaan meningkatkan kepercayaan hubungan antara klien dengan perawat.<br />Evaluasi :<br /> Setelah 2 kali pertemuan klien dapat menerima kehadiran perawat.<br /><br />TUK 2 : Klien dapat mengenal perasaan yang menyebabkan perilaku menarik diri.<br />Intervensi :<br />1. Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri.<br />2. Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab menarik diri.<br />3. Diskusikan bersama klien tentang menarik dirinya.<br />4. Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya.<br />Rasional :<br />1. Mengetahui sejauh mana pengetahuan klien tentang menarik diri sehingga perawat dapat merencanakan tindakan yang selanjutnya.<br />2. Untuk mengetahui alasan klien menarik diri.<br />3. Meningkatkan harga diri klien sehingga berani bergaul dengan lingkungan sosialnya.<br />Evaluasi :<br /> Setelah 1 kali pertemuan klien dapat menyebutkan penyebab atau alasan menarik diri.<br /><br />TUK 3 : Klien dapat mengetahui keuntungan berhubungan dengan orang lain.<br />Intervensi :<br />1. Diskusikan tentang manfaat berhubungan dengan orang lain.<br />2. Dorong klien untuk menyebutkan kembali manfaat berhubungan dengan orang lain.<br />3. Beri pujian terhadap kemampuan klien dalam menyebutkan manfaat berhubungan dengan orang lain.<br />Rasional :<br />1. Meningkatkan pengetahuan klien tentang perlunya berhubungan dengan orang lain.<br />2. Untuk mengetahui tingkat pemahaman klien terhadap informasi yang telah diberikan.<br />3. Reinforcement positif dapat meningkatkan harga diri klien.<br />Evaluasi :<br /> Klien dapat menyebutkan 2 dari 3 manfaat berhubungan dengan orang lain<br /> Mendapat teman<br /> Dapat mengungkapkan perasaan<br /> Membantu memecahkan masalah<br /><br />TUK 4 : Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara bertahap.<br />Intervensi :<br />1. Dorong klien untuk menyebutkan cara berhubungan dengan orang lain.<br />2. Dorong dan bantu klien berhubungan dengan orang lain secara bertahap antara lain :<br /> Klien-perawat<br /> Klien-perawat-perawat lain<br /> Klien-perawat-perawat lain-klien lain<br /> Klien-kelompok kecil (TAK)<br /> Klien-keluarga<br />3. Libatkan klien dalam kegiatan TAK dan ADL ruangan<br />4. Reinforcement positif atas keberhasilan yang telah dicapai klien.<br />Rasional :<br />1. Untuk mengetahui pemahaman klien terhadap informasi yang telah diberikan.<br />2. Klien mungkin mengalami perasaan tidak nyaman, malu dalam berhubungan sehingga perlu dilatih secara bertahap dalam berhubungan dengan orang lain.<br />3. Membantu klien dalam mempertahankan hubungan inter personal.<br />4. Reinforcement positif dapat meningkatkan harga diri klien.<br />Evaluasi :<br /> Klien dapat menyebutkan cara berhubungan dengan orang lain, misalnya :<br /> Membalas sapaan perawat<br /> Kontak mata positif<br /> Mau berinteraksi<br /><br />TUK 5 : Klien mendapat dukungan dari keluarga dalam berhubungan dengan orang lain.<br />Intervensi :<br />1. Diskusikan tentang manfaat berhubungan dengan orang lain.<br />2. Dorong klien untuk mengemukakan perasaan keluarga<br />3. Dorong klien untuk mengikuti kegiatan bersama keluarga seperti : makan, ibadah dan rekreasi.<br />4. Jelaskan kepada keluarga tentang kebutuhan klien.<br />5. Bantu keluarga untuk tetap mempertahankan hubungan dengan klien yaitu memperlihatkan perhatian dengan kunjungan rumah sakit.<br />6. Beri klien penguatan misalnya : membawa makanan kesukaan klien.<br />Rasional :<br />1. Mengidentifikasi hambatan yang dirasakan klien.<br />2. Untuk mengetahui sejauh mana hubungan klien dengan keluarga.<br />3. Membantu klien dalam meningkatkan hubungan interpersonal dengan keluarga.<br />4. Klien menarik diri membutuhkan perhatian yang khusus.<br />5. Keterlibatan keluarga sangat membantu dalam mengembangkan interaksi dengan lingkungannya.<br />6. Meningkatkan rasa percaya diri klien kepada keluarga dan merasa diperhatikan.<br />Evaluasi :<br />1. Setelah 2 kali pertemuan klien dapat membina hubungan dengan keluarga.<br />2. Keluarga mengunjungi klien ke rumah sakit setiap minggu secara bergantian.<br /><br />Diagnosa keperawatan 3<br />Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan gangguan konsep diri : harga diri rendah.<br /><br />Tujuan umum :<br /> Klien mampu berhubungan dengan orang lain tanpa merasa rendah diri.<br /><br />TUK 1 : Klien dapat memperluas kesadaran diri.<br />Intervensi :<br />1. Diskusikan dengan klien kelebihan yang dimilikinya.<br />2. Diskusikan kelemahan yang dimiliki klien.<br />3. Beritahu klien bahwa manusia tidak ada yang sempurna, semua memiliki kelebihan dan kekurangan.<br />4. Beritahu klien bahwa kekurangan bisa ditutupi dengan kelebihan yang dimiliki klien.<br />5. Anjurkan klien untuk lebih meningkatkan kelebihan yang dimiliki klien.<br />6. Beritahukan bahwa ada hikmah di balik kekurangan yang dimiliki.<br />Rasional :<br />1. Mengidentifikasikan hal – hal positif yang masih dimiliki klien.<br />2. Mengingatkan klien bahwa ia manusia biasa yang mempunyai kekurangan.<br />3. Menghadirkan realita pada klien.<br />4. Memberikan harapan pada klien.<br />5. Memberikan kesempatan berhasil lebih tinggi.<br />6. Agar klien tidak merasa putus asa.<br />Evaluasi :<br />1. Klien dapat menyebutkan kemampuan yang ada pada dirinya setelah 1 kali pertemuan.<br />2. Klien dapat menyebutkan kelemahan yang dimiliki dan tidak menjadi halangan untuk mencapai keberhasilan.<br /><br />TUK 2 : Klien dapat menyelidiki dirinya.<br />Intervensi :<br />1. Diskusikan dengan klien ideal dirinya, apa harapan selama di RS, rencana klien setelah pulang dan apa cita – cita yang ingin dicapai.<br />2. Bantu klien mengembangkan antara keinginan dan kemampuan yang dimilikinya.<br />3. Beri kesempatan klien untuk berhasil.<br />4. Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang telah dicapai.<br />Rasional :<br />1. Untuk mengetahui sampai dimana realistis dari harapan klien.<br />2. Membantu klien membentuk harapan yang realistis.<br />3. Meningkatkan percaya diri klien.<br />4. Meningkatkan penghargaan terhadap perilaku yang positif.<br />Evaluasi :<br /> Klien dapat menyebutkan cita-cita dan harapan yang sesuai dengan kemampuannya setelah 1 kali pertemuan.<br /><br />TUK 3 : Klien dapat mengevaluasi dirinya.<br />Intervensi :<br />1. Bantu klien mengidentifikasi kegiatan atau yang berhasil dicapainya.<br />2. Kaji bagaimana perasaan klien dengan keberhasilan tersebut.<br />3. Bicarakan kegagalan yang pernah dialami klien dan sebab – sebab kegagalan.<br />4. Kaji bagaimana respon klien terhadap kegagalan tersebut dan cara mengatasinya.<br />5. Jelaskan pada klien bahwa kegagalan yang dialami dapat menjadi pelajaran untuk mengatasi kesulitan yang mungkin terjadi di masa yang akan datang.<br />Rasional :<br />1. Mengingatkan klien bahwa ia tidak selalu gagal.<br />2. Memberi kesempatan klien untuk menilai dirinya sendiri.<br />3. Mengetahui apakah kegagalan tersebut mempengaruhi klien.<br />4. Mengetahui koping yang selama ini digunakan oleh klien.<br />5. Memberikan kekuatan pada klien bahwa kegagalan itu bukan merupakan akhir dari suatu usaha.<br />Evaluasi :<br />1. Klien dapat menyebutkan keberhasilan yang pernah dialami setelah 1 kali pertemuan.<br />2. Klien dapat menyebutkan kegagalan yang pernah dialami setelah 4 kali pertemuan.<br /><br />TUK 4 : Klien dapat membuat rencana yang realistis.<br />Intervensi :<br />1. Bantu klien merumuskan tujuan yang ingin dicapainya.<br />2. Diskusikan dengan klien tujuan yang ingin dicapai dengan kemampuan klien.<br />3. Bantu klien memilih priotitas tujuan yang mungkin dapat dicapainya.<br />4. Beri kesempatan klien untuk melakukan kegiatan yang telah dipilih.<br />5. Tunjukkan keterampilan dan keberhasilan yang telah dicapai klien.<br />6. Ikut sertakan klien dalam kegiatan aktivitas kelompok.<br />7. Beri reinforcement positif bila klien mau mengikuti kegiatan kelompok.<br />Rasional :<br />1. Agar klien tetap realistis dengan kemampuan yang dimiliki.<br />2. Mempertahankan klien untuk tetap realistis.<br />3. Agar prioritas yang dipilih sesuai dengan kemampuan.<br />4. Menghargai keputusan yang telah dipilih klien.<br />5. Memberikan penghargaan atas keberhasilan yang telah dicapai.<br />6. Memberikan kesempatan klien di dalam kelompok mengembangkan kemampuannya.<br />7. Meningkatkan harga diri klien.<br />Evaluasi :<br />1. Klien dapat menyebutkan tujuan yang ingin dicapai setelah 1 kali pertemuan.<br />2. Klien dapat membuat keputusan dan mencapai tujuan setelah 1 kali pertemuan.<br /><br />TUK 5 : Klien dapat dukungan keluarga yang meningkatkan harga dirinya.<br />Intervensi :<br />1. Diskusikan dengan keluarga tanda – tanda harga diri rendah.<br />2. Anjurkan setiap anggota keluarga untuk mengenal dan menghargai klien tidak mengejek, tidak menjauhi.<br />3. Anjurkan pada keluarga untuk memberikan kesempatan berhasil pada klien.<br />4. Anjurkan pada keluarga untuk menerima klien apa adanya.<br />5. Anjurkan keluarga untuk melibatkan klien dalam setiap pertemuan keluarga.<br />Rasional :<br />1. Mengantisipasi masalah yang timbul.<br />2. Menyiapkan support sistem yang akurat.<br />3. Memberikan kesempatan pada klien untuk sukses.<br />4. Membantu meningkatkan harga diri klien.<br />5. Meningkatkan interaksi klien dengan anggota keluarga.<br />Evaluasi :<br />1. Keluarga dapat menyebutkan tanda – tanda harga diri rendah.<br />• Mengatakan diri tidak berharga<br />• Tidak berguna dan tidak mampu<br />• Pesimis dan menarik diri dari realita<br />2. Keluarga dapat berespon dan memperlakukan klien secara tepat setelah 2 kali pertemuan.<br /><br />Diagnosa Keperawatan 4 :<br />Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan perubahan proses pikir.<br /><br />Tujuan umum :<br /> Klien dapat mengontrol halusinasinya.<br /><br />TUK 1 : Klien dapat mengenal akan wahamnya.<br />Intervensi :<br />1. Adakan kontrak sering dan singkat.<br /> Gunakan teknik komunikasi terapeutik.<br /> Pertahankan konsistensi perawat yang bertugas.<br />2. Jangan membantah atau menyangkal keyakinan pasien.<br />Rasional :<br /> Hal ini mendorong untuk menyampaikan rasa empati, mengembangkan rasa percaya dan akhirnya mendorong klien untuk mendiskusikannya. Untuk memudahkan rasa percaya dan kemampuan untuk mengerti akan tindakan dan komunikasi pasien membantah atau menyangkal tidak akan bermanfaat apa – apa.<br />Evaluasi :<br /> Klien dapat mengenal akan wahamnya setelah mendapat penjelasan dari perawat dalam 4 x pertemuan.<br />TUK 2 : Klien dapat mengendalikan wahamnya.<br />Intervensi :<br />1. Bantu klien untuk mengungkapkan anansietas, takut atau tidak aman.<br />2. Focus dan kuatkan pada orang – orang yang nyata, ingatan tentang pikiran irasional. Bicarakan kejadian – kejadian dan orang – orang yang nyata.<br />3. Diskusikan cara untuk mencegah waham, contoh percaya pada orang lain, belajar akan kenyataan, bicara dengan orang lain, yakin akan dirinya bahwa tidak ada yang akan mengerti perasaannya bila tidak cerita dengan orang lain.<br />Rasional :<br />1. Ungkapkan perasaan secara verbal dalam lingkungan yang tidak terancam akan mendorong klien untuk mengungkapkan perasaannya yang mungkin sudah terpendam.<br />2. Diskusikan yang berfokus pada ide – ide yang salah tidak akan mencapai tujuan dan mungkin buat psikosisnya lebih buruk jika pasien dapat belajar untuk menghentikan ansietas yang meningkat, pikiran waham dapat dicegah.<br />Evaluasi :<br /> Klien dapat mengendalikan wahamnya dengan bantuan perawat dengan menggunakan cara yang efektif dalam 4 x pertemuan.<br /><br />TUK 3 : Klien dapat mengevaluasi dirinya.<br />Intervensi :<br />1. Bantu klien mengidentifikasi kegiatan atau keinginan yang berhasil dicapainya.<br />2. Kaji bagaimana perasaan klien dengan keberhasilan.<br />3. Bicarakan kegagalan yang pernah dialami klien dan sebab – sebab kegagalan<br />4. Kaji bagaimana respon klien terhadap kegagalan tersebut dan cara mengatasi<br />5. Jelaskan pada klien bahwa kegagalan yang dialami dapat menjadi pelajaran untuk mengatasi kesulitan yang mungkin terjadi di masa yang akan datang.<br />Rasional :<br />1. Mengingatkan klien bahwa ia tidak selalu gagal.<br />2. Memberi kesempatan klien untuk menilai dirinya sendiri<br />3. Mengetahui koping yang selama ini digunakan oleh klien<br />4. Memberikan kekuatan pada klien bahwa kegagalan itu bukan merupakan akhir dari suatu usaha.<br />Evaluasi :<br />1. Klien dapat menyebutkan keberhasilan yang pernah dialami setelah 1 x pertemuan.<br />2. Klien dapat menyebutkan kegagalan yang pernah dialami setelah 4 x pertemuan.<br /><br />TUK 4 : Klien dapat membuat rencana yang realistis.<br />Intervensi :<br />1. Bantu klien memuaskan tujuan yang ingin dicapainya.<br />2. Diskusikan dengan klien tujuan yang ingin dicapai dengan kemampuan klien.<br />3. Bantu klien untuk memilih prioritas tujuan yang mungkin dapat dicapainya.<br />4. Beri kesempatan klien untuk melakukan kegiatan yang telah dipilih.<br />5. Tunjukkan keterampilan yang telah dicapai klien.<br />6. Ikutsertakan klien dalam kegiatan aktivitas kelompok.<br />Rasional :<br />1. Agar klien dapat tetap realistis dengan kemampuan yang dimiliki.<br />2. Mempertahankan klien agar tetap realistis.<br />3. Agar prioritas yang dipilih sesuai dengan kemampuan.<br />4. Menghargai keputusan yang telah dipilih klien.<br />5. Memberi penghargaan atas keberhasilan yang telah dicapai.<br />6. Memberikan kesempatan klien di dalam kelompok mengembangkan kemampuannya.<br /><br />Diagnosa Keperawatan 5 :<br />Perubahan proses pikir berhubungan dengan harga diri rendah kronis.<br /><br /><br /><br />Tujuan umum :<br /> Klien mampu berhubungan dengan orang lain tanpa merasa rendah diri.<br /><br />TUK 1 : Klien dapat memperluas kesadaran diri<br />Intervensi :<br />1. Diskusikan dengan klien kelebihan yang dimilikinya<br />2. Diskusikan kelemahan yang dimiliki klien<br />3. Beritahu klien bahwa manusia tidak ada yang sempurna, semua memiliki kelebihan dan kekurangan.<br />4. Beritahu klien bahwa kekurangan bisa ditutup dengan kelebihan yang dimiliki.<br />5. Beritahukan klien bahwa ada hikmah di balik kekurangan yang dimiliki<br />Rasional :<br />1. Mengidentifikasi hal – hal positif yang masih dimiliki klien<br />2. Mengingatkan klien bahwa klien manusia biasa yang mempunyai kekurangan<br />3. Menghadirkan harapan pada klien<br />4. Agar klien tidak merasa putus asa<br />Evaluasi :<br />1. Klien dapat menyebutkan kemampuan yang ada pada dirinya setelah 1 x pertemuan<br />2. Klien dapat menyebutkan kelemahan yang dimiliki dan tidak menjadi halangan untuk mencapai keberhasilan<br /><br />TUK 2 : Klien dapat menyelidiki dirinya<br />Intervensi :<br />1. Diskusikan dengan klien ideal dirinya, apa rencana selama di RS, rencana klien setelah pulang dan apa cita – cita yang ingin dicapai<br />2. Bantu klien mengembangkan antara keinginan dan kemampuan yang dimilikinya<br />3. Beri kesempatan pada klien untuk berhasil<br />4. Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang telah dicapai<br />Rasional :<br />1. Untuk mengetahui sampai dimana realistis dan harapan pasien.<br />2. Membantu klien untuk membentuk harapan yang realistis<br />3. Meningkatkan rasa percaya diri klien<br />4. Memberi penghargaan terhadap perilaku yang positif<br />Evaluasi :<br /> Klien dapat menyebutkan cita – cita dan harapan yang sesuai dengan kemampuannya setelah 1 x pertemuan.<br /><br />Diagnosa Keperawatan 6 :<br />Defisit perawatan diri berhubungan dengan intoleransi aktivitas.<br /><br />Tujuan umum :<br /> Klien dapat melakukan perawatan diri<br /><br />TUK 1 : Klien mengetahui keuntungan melakukan perawatan diri<br />Intervensi :<br />1. Diskusikan tentang keuntungan melakukan perawatan diri<br />2. Dorong klien untuk menyebutkan kembali keuntungan dalam melakukan perawatan diri<br />3. Beri pujian terhadap kemampuan klien dalam menyebutkan keuntungan melakukan perawatan diri<br />Rasional :<br />1. Untuk meningkatkan pengetahuan klien tentang perlunya perawatan diri<br />2. Untuk mengetahui tingkat pemahaman klien tentang informasi yang telah diberikan<br />3. Reinforcement posisitf dapat menyenangkan hati pasien<br /><br /><br />Evaluasi :<br /> Klien dapat menyebutkan keuntungan dari melakukan perawatan diri seperti memelihara kesehatan dan memberi rasa nyaman dan segar.<br /><br />TUK 2 : Klien mengetahui kerugian jika tidak melakukan perawatan diri<br />Intervensi :<br />1. Diskusikan tentang kerugian tidak melakukan perawatan diri<br />2. Beri pujian terhadap kemampuan klien dalam menyebutkan kerugian tidak melakukan perawatan diri.<br />Rasional :<br />1. Untuk meningkatkan kemampuan pengetahuan klien tentang perlunya perawatan diri.<br />2. Reinforcement positif untuk menyenangkan hati klien.<br />Evaluasi :<br /> Klien dapat menyebutkan kerugian dari tidak melakukan perawatan diri seperti terkena penyakit, sulit mendapat teman.<br /><br />TUK 3 : Klien berminat melakukan perawatan diri<br />Intervensi :<br />1. Dorong dan bantu klien dalam melakukan perawatan diri<br />2. Beri pujian atas keberhasilan klien melakukan perawatan diri<br />Rasional :<br />1. Untuk meningkatkan minat klien dalam melakukan perawatan diri<br />2. Reinforcement positif dapat menyenangkan hati klien dan meningkatkan minat klien untuk melakukan perawatan diri.<br />Evaluasi :<br /> Klien melakukan perawatan diri seperti : mandi memakai sabun 2 x sehari, menggosok gigi dan mencuci rambut, memotong kuku.<br /><br /><br />BAB III<br /><br />TINJAUAN KASUS<br />HALUSINASI PENDENGARAN<br /><br /><br /><br />Jenis : Perawatan Komunitas<br />Tgl Pengkajian : 16 Januari 2008 – 19 Januari 2008<br /><br />I. Identitas Klien<br />Nama : Tn. T<br />Umur : 28 tahun<br />Jenis Kelamin : Laki-laki<br />Alamat : Gadut Kec. Tilatang Kamang Kab. Agam<br />Suku : Minang<br />Status : Belum Kawin<br />Pendidikan : Eks. SMP<br />Informan : Klien dan Keluarga Klien<br />Tgl. Pengkajian : 16 Januari 2008 – 19 Januari 2008<br />Penanggung Jawab : Tn. P<br />Hubungan : Ayah Kandung<br />Pekerjaan : Swasta<br /><br />II. Faktor Predisposisi<br />Berdasarkan pengkajian yang dilakukan tanggal 16 Januari 2008, didapat bahwa:<br />1. Orang tua klien mengatakan bahwa klien pernah berobat dan sempat dirawat di RSJ Puti Bungsu pada tahun 2003<br />2. Pengobatan klien sebelumnya tidak berhasil karena klien putus obat.<br />MK = Regiment Therapeutik tidak efektif.<br />3. Klien mengatakan tidak pernah mengalami trauma.<br />4. Klien mengatakan anggota keluarganya tidak ada yang menderita penyakit yang sama dengan klien.<br />5. Klien mengatakan pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan yaitu ketika klien kelas 2 SMA, orang tua klien bercerai dan klien tidak menerima.<br />MK = Berduka disfungsional<br /><br />III. Pemeriksaan Fisik<br />TD : 120/90<br />Nadi : 84x/i<br />Suhu : 36,2oC<br />BB : 65 Kg<br />TB : 170 cm<br />Pernafasan : 22x/i<br />Keluhan Fisik : Setelah dilakukan observasi pada klien, didapat bahwa tidak terdapat keluhan fisik.<br /><br />IV. Psikososial<br />1. Genogram<br /><br /><br />Ket:<br />: Klien<br /><br />: Laki-laki<br /><br />: Perempuan<br /><br />: Suami istri<br /><br />: Cerai<br /><br />: Tinggal serumah<br /><br />Klien merupakan anak pertama dari 3 bersaudara. Klien tinggal bersama ayah dan kedua saudaranya sejak kelas 2 SMA karena ayah dan ibu klien bercerai. Klien paling dekat dengan ayah klien dan yang membuat keputusan di rumah adalah ayah klien.<br /><br />2. Konsep diri<br />a. Citra tubuh<br />Klien mengatakan tubuhnya biasa-biasa saja dan klien menyukai semua bagian tubuhnya.<br />b. Peran<br />Di rumah klien berperan sebagai anak.<br />c. Ideal diri<br />Klien ingin ingin punya pacar.<br />d. Harga diri<br />Klien mengatakan kalau pacarnya selalu menghinanya jelek dan bau dan klien merasa terhina karena pacar klien meninggalkannya. Karena alasan klien jelek dan buruk.<br />MK = Gangguan harga diri rendah/<br /><br />3. Hubungan sosial<br />a. Orang yang berarti bagi klien adalah pacar klien<br />b. Klien mengatakan tidak mau bergaul dengan orang lain dan tidak pernah mengikuti kegiatan masyarakat.<br />c. Hambatan dalam berhubungan orang lain klien tidak suka berbicara dengan orang lain<br />MK : Kerusakan integrisa sosial : menarik diri<br />4. Spritual<br />Klien adalah penganut agama Islam dan mengakui bahwa Tuhan Maha Esa itu ada.<br /><br />V. Status Mental<br />1. Penampilan<br />Penampilan klien kurang rapi tetapi pemilihan pakaian klien sesuai.<br />2. Pembicaraan<br />Awal pengkajian klien bisa menjawab pertanyaan dengan baik tetapi lebih dari 5 menit jawaban klien mulai inkoheren yaitu jawaban tidak sesuai dengan pertanyaan.<br />MK = Kerusakan komunikasi verbal<br />3. Aktifitas motorik<br />Klien dapat melakukan aktivitas seperti makan, mandi, membersihkan ruangan dan pada saat berinteraksi dengan perawat, klien tampak tenang.<br />4. Alam perasaan<br />Klien tampak gembira berlebihan dan klien merasa ada suara yang mengajaknya bercanda yang membuatnya tertawa sendiri.<br />MK = Gangguan isi fikir<br />5. Afek<br />Klien tampak senang jika membicarakan pacar-pacarnya tapi klien tampak marah mengingat ayah dan ibunya yang bercerai.<br /><br />6. Interaksi selama wawancara<br />Interaksi klien selama wawancara tidak kooperatir jika sudah lebih dari 3 menit, kontak mata terlihat bahagia berlebihan tanpa sebab.<br />7. Persepsi<br />Klien mengatakan bahwa ia sering mendengar suara-suara wanita yang mengejeknya bau dan jelek. Suara itu muncul ketika klien sedang sendiri dan bermenung, kadang dalam sehari suara-suara itu datang 2 kali yang membuat klien bicara-bicara sendiri melawan suara itu dan membuat klien menarik diri karena klien merasa malu karena ejekan suara itu. Dan dilain kesempatan muncul juga suara-suara wanita yang merayu dan memuji-muji klien. Suara ini lebih sering datang dari suara yang mengejek klien dan jika klien mendengar suara ini klien tertawa-tertawa sendiri.<br />8. Isi fikir<br />Klien mengangu ia adalah artis terkenal yang selalu di kelilingi wanita-wanita cantik yang memujanya. Setiap bertemu dengan perawat klien mengatakan kalau dia artis internasional yang dikatakan berulang-ulang walaupun sudah diberi bantahan.<br />9. Tingkat kesadaran<br />Klien tampak bingung dan sering lupa terhadap waktu, tempat, orang,<br />10. Memori<br />Klien susah untuk mengingat memori jangka panjang.<br />11. Tingkat konsentrasi dan berhitung<br />Klien dapat berhitung tapi agak susah untuk berkonsentrasi karena ada suara wanita yang mengganggunya.<br />12. Kemampuan penilaian<br />Klien tidak bisa mengambil kemampuan sederhana tanpa bantuan dan instruksi dari orang lain.<br />13. Daya titik diri<br />Klien mengikari penyakit yang dideritanya.<br /><br />VI. Mekanisme Koping<br />Klien mengatakan kalau ada masalah klien tidak mau mengatakan kepada orang lain. Klien lebih memilih diam.<br />MK = Koping individu tidak efektif.<br /><br />VII. Masalah Psikososial<br />Klien mengatakan di rumah tidak suka berinteraksi dengan keluarga karena merasa kecewa sejak orang tua bercerai.<br /><br />VIII. Pengetahuan<br />Klien menyatakan ia tidak tahu tentang penyakitnya, faktor prisipitasi, predisposisi, pengobatan serta cara mengatasinya.<br />MK = Kurang pengetahuan<br /><br />IX. Aspek Medik<br />Klien dapat therapy<br />- Haloperidol 3 x 1.5 mg<br />- Chiorpromazine 1 x 100 mg<br />- KBZ 3 x 100 mg<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />X. Analisa Data<br />No Analisa Data Masalah Keperawatan<br />1<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />2<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />3<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />9<br /><br />DS:<br />- Keluarga mengatakan sebelum masuk RS klien gelisah, marah-marah, mengamuk, melempar kaca rumah.<br />DO :<br />- Di rumah klien suka mengamuk dan marah-marah<br />DS:<br />- Klien mengatakan sudah 2 kali masuk RSJ.<br />DO :<br />- Dari data klien dirawat untuk kedua kalinya<br /><br />DS:<br />- Klien mengatakan kalau klien kecewa sekali waktu orang tuanya bercerai<br />DO :<br />- Klien tampak sedih jika dibahas tentang ayah dan ibunya<br /><br />DS:<br />- Klien mengatakan kalau ada suara-suara mengejeknya bau.<br />DO :<br />- Kadang tampak klien menyendiri putus asa<br /><br />DS:<br />- Klien mengatakan tidak mau bergaul dengan orang lain dan tidak suka berbicara dengan orang lain<br />DO :<br />- Klien tampak sering sendiri dan kurang mau bicara dengan temannya<br />DS:<br />- Klien sering mendengar suara wanita yang mengejeknya bau dan kadang-kadang suara bidadari yang memanggil dan merayunya.<br />DO :<br />- Klien sering tampak tertawa sendiri.<br />DS:<br />- Klien mengatakan waktu ada masalah tidak mau bilang ke orang lain<br />DO :<br />- Klien suka diam<br /><br />DS:<br />- Klien mengatakan sering terbangun malam karena suara-suara yang memanggilnya<br />DO :<br />- Klien tampak mengantuk pada pagi hari<br /><br />DS:<br />- Klien mengatakan ingin jadi artis terkenal dan selalu dikelilingi wanita cantik<br />DO :<br />- Klien sering mengakukalau dia artis luar negeri<br />Resiko mencederai orang lain, diri sendiri dan lingkungan<br /><br /><br /><br /><br /><br />Regimen terapeutik tidak efektif.<br /><br /><br /><br /><br /><br />Berduka disfungsional<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Gangguan konsep diri =<br />Harga diri rendah<br /><br /><br /><br /><br /><br />Kerusakan interaksi sosial dan menarik diri<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Gangguan sensoris persepsi = Halusinasi pendengaran<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Koping individu in efektif<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Gangguan pola tidur<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Waham kebesaran<br /><br /><br /><br /><br /><br />XI. Daftar Masalah Keperawatan<br />1. Resiko mencedarai orang lain, diri sendiri dan lingkungan<br />2. Regimen therapeutik in efektif<br />3. Berduka disfungsional<br />4. Gangguan konsep diri = HDR<br />5. Kerusakan interaksi sosial = menarik diri<br />6. Perubahan sensori persepsi = halusinasi pandangan<br />7. Koping individu in efektif<br />8. Gangguan pola tidur<br />XII. Pohon Masalah<br />XIII. Diagnosa Keperawatan<br />1. Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan b/d perubahan sensori persepsi : halusinasi pendengaran.<br />2. Perubahan sensori persepsi : halusinasi pendengaran b/d kerusakan<br />Interaksi sosial : menarik diri<br />3. Gangguan pola tidur b/d halusinasi pendengaran<br />4. Perubahan sensori persepsi : halusinasi pendengaran b/d regiment therapeutik in efektif.<br />5. Gangguan interaksi sosial : menarik diri b/d HDR<br />6. Gangguan konsep diri HDR b/d berduka disfungsional<br />7. Gangguan konsep diri HDR b/d koping individu in efektif<br />8. Waham kebesaran b/d gangguan konsep diri: HDR<br /><br />ASUHAN KEPERAWATAN<br />No Hari/Tgl Dx Kep. Tujuan dan KH Intervensi Rasional<br />1<br /><br />21/1-2008 Resiko mencederai diri sendiri dan orang lain b/d halusinasi pendengaran.<br />Tujuan umum:<br />Klien tidak mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan<br /><br />TUK :<br />1. Klien dapat mengadakan hubungan saling percaya dengan perawat.<br />KH :<br />Klien dapat mengungkap kan perasaanya dan keadaannya sekarang secara verbal.<br /><br />2. Klien dapat mengontrol halusinasinya<br />KH :<br />Klien dapat menyebutkan tentan g persepsi, penyebab akibat dari halusinasi dan situasi halusinai, waktu frekuensi, perasaan jika muncul halusinasi dan mengatasinya.<br />3. Klien dapat mengontrol halusinasinya<br />KH :<br />Klien dapat menyebabkan cara mengontrol halusinasi dan tindakan yang digunakan bila sedang datang halusinasi<br />4. Diharapkan keluarga dapat mengontrol halusinasi klien, dapat merawat klien di rumah<br />5. Klien mampu menyebutkan tentang jenis obat, manfaat, efek samping, dan cara menggunakan obat untuk mengendalikan halusinasinya.<br />1. Bina hubungan saling percaya<br />2. Ciptakanlah lingkungan yang hangat dan bersahabat<br />3. Beri kesempatan pada klien untuk mengungkap kan perasaannya<br />4. Beri pujian atas keberhasilan klien membina hubungan saling percaya<br />1. Lakukan kontak sesering mungkin.<br />2. Observasi perilaku verbal dan non verbal yang b/d halusinasi<br />3. Identitas bersama klien tentang waktu munculnya halusinasi<br /><br />4. Dorongan klien untuk mengungkapkan perasannya ketika halusinasi muncul.<br />5. Diskusikan dengan klien hal-hal apa yang bisa untuk mengatasi halusinasi<br />6. Evaluasi kemampuan klien untuk mengenal halusinasinya.<br />7. Evaluasi pujian atas tindakan klien dengan positif.<br /><br />1. Identifikasi bersama klien tindakan yang dilakukan jika halusinasi datang.<br />2. Beri pujian terhadap tindakan yang positif<br />3. Diskusikan dengan klien cara mengontrol halusinasi<br /><br />4. Bersama klien rencanakan kegiatan mencegah terjadinya halusinasi<br />5. Dorongan klien untuk melakukan hal-hal untuk mencegah timbulnya halusinasi<br />1. Bina hubungan saling percaya dengan keluarga<br /><br />2. Kaji perubahan keluarga tentang halusinasi dan tindakan yang dilakukan dalam merawat klien<br />3. Diskusikan bersama klien saat berkunjung ke rumah sakit tentang halusinasi dan merawat klien di rumah<br />4. Berikan pujian kepada klien terhadap tindakan yang tepat<br /><br />1. Diskusikan dengan klien tentang jenis obat, manfaat, efek samping, cara menggunakan obat untuk mengendalikan halusinasi.<br />2. Bantu klien untuk memastikan bahwa obat sudah diminum sesuai program<br />3. Observasi tanda dan gejala yang b/d efek samping anak<br /><br />4. Berikan pujian atas tindakan yang (+) yang dilakukan klien b/d obat.<br />1. Hubungan saling percaya dan prinsip therapeutik antara perawat dan klien<br />2. Klien merasa dihargai dan timbul keyakinan untuk berkomunikasi<br />3. Ungkapan yang diterima sebagai bukti bahwa klien mulai percaya kepada perawat<br />4. Dengan memberi pujian membuat klien merasa dihargai<br /><br /><br /><br /><br />1. Untuk mengurangi kontak klien dengan halusinasinya.<br />2. Dapat merencanakan tindakan yang efektif untuk mencegah halusinasinya<br />3. Dapat diketahui bahwa halusinasi dapat mempengaruhi perasaan klien untuk melakukan tindakan mal adaptif<br />4. Dapat mengetahui suasana perasaan klien saat halusinasi datang<br />5. Klien dapat mengenal halusinasi pada dirinya<br /><br />6. Mengetahui pemahaman klien terhadap halusinasinya<br /><br />7. Meningkatkan harga diri klien.<br /><br /><br />1. Untuk mengatasi halusinasi<br /><br />2. Untuk meningkatkan harga diri klien<br />3. Memudahkan klien untuk memilih cara mengontrol halusinasi<br />4. Membantu mengurangi halusinasi yang dialami klien<br /><br />5. Merupakan cara untuk mengendalikan halusinasi<br /><br />1. Hubungan saling percaya antara perawat dan keluarga sebagai dasar interaksi therapeutik<br />2. Mengetahui sejauh mana pengetahuan klien terhadap halusinasi<br /><br />3. Dengan informasi yang diberikan diharapkan klien mampu melakukan perawatan klien halusinasi di rumah<br />4. Pujian yang diberikan dapat meningkatkan semangat keluarga untuk melakukan hal-hal yang (+)<br /><br />1. Klien mengetahui obat yang digunakan untuk mengendalikan halusinasi<br /><br />2. Obat yang digunakan sesuai dengan program yang dianjurkan dapat memberikan efek yang lebih sempurna.<br />3. Setiap anak mempunyai efek samping mengendalikan pola yang berbeda.<br />4. Menguatkan harga diri klien.<br /><br /><br />DAFTAR PUSTAKA<br /><br /> Budiana keliat (1999). Proses keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta, EGC<br /><br /> Cook & Fountaine (1987). Essentials mental health nursing. Addison-wesley publishing Company.<br /><br /> Rasmun (2001). Keperawatan kesehatan mental psikiatri terintegrasi dengan keluarga. Jakarta : Fajar Interpratama<br /><br /> Stuart & Sudden (1988). Buku saku keperawatan jiwa<br /><br /> Towsend, Mary C (1998). Diagnosa keperawatan pada keperawatan psikiatri<br /><br /> Kaplan & Sadock (1998). Ilmu kedokteran jiwa darurat. Jakarta : Widya Medika<br /><br /><br /><br /><br />BY: BOY ANTONI PUTRA<br /><br />BUKITTINGGI 16 juni 2008-06-14<div class="blogger-post-footer">boy antoni putra
stikes fort de cock bukittinggi
pns dinas kesehatan kabupaten agam
bared18@yahoo.co.id</div>boy a phttp://www.blogger.com/profile/10369020424180261153noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5832508459973537356.post-90850204582559001362008-08-01T12:47:00.002+07:002008-12-12T15:43:16.010+07:00undang-undang praktek keperawatan<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZyaDvXVuNUrOyC4RuN3Y2fqKbFrbaphsnsXr3nzoZqMkVeJZMsQFxVJr8UXfybm45fn3IcT8kZRp7JFOKLzDI878zHhBqOAY8beNF4X35hIMrf5yVsqrisLNqlZGfJ75QSxdY4GzF5nA/s1600-h/anak+stikes.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZyaDvXVuNUrOyC4RuN3Y2fqKbFrbaphsnsXr3nzoZqMkVeJZMsQFxVJr8UXfybm45fn3IcT8kZRp7JFOKLzDI878zHhBqOAY8beNF4X35hIMrf5yVsqrisLNqlZGfJ75QSxdY4GzF5nA/s320/anak+stikes.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5229423896413460498" border="0" /></a><br /><span style="font-style: italic;">boy antoni putra<br />stikes fort de cock bukittinggi<br />pns dinas kesehatan kabupaten agam<br /><br /><br />Rancangan<br />UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA<br />NOMOR 20<br /><br /><br />TENTANG<br />PRAKTIK KEPERAWATAN<br /><br /><br />DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA<br /><br /><br />PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA<br /><br /><br />Menimbang : a. bahwa pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945;<br /><br />b. bahwa kesehatan sebagai hak asasi manusia harus diwujudkan dalam bentuk pemberian berbagai upaya kesehatan kepada seluruh masyarakat melalui penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau oleh masyarakat; (?)<br /><br />c. bahwa penyelenggaraan praktik keperawatan merupakan bagian integral dari penyelenggaraan upaya kesehatan yang dilakukan oleh perawat berdasarkan kaidah etik, nilai-nilai moral serta standar profesi.<br /><br />d. bahwa penyelenggaraan praktik keperawatan didasarkan pada kewenangan yang diberikan karena keahlian yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan kesehatan masyarakat, perkembangan ilmu pengetahuan dan tuntutan globalisasi.<br /><br />e. bahwa penyelenggaraan praktik keperawatan dan penyelesaian masalah yang timbul dalam penyelenggaraan praktik keperawatan, perlu keterlibatan organisasi profesi;<br /><br />f. bahwa untuk memberikan perlindungan dan kepastian hukum kepada penerima pelayanan kesehatan dan perawat diperlukan pengaturan mengenai penyelenggaraan praktik keperawatan;<br /><br />g. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e dan huruf f, perlu ditetapkan Undang-Undang tentang Praktik Keperawatan.<br /><br />Mengingat : 1. Undang-Undang Dasar 1945; Pasal 20 dan pasal 21 ayat (1) (cek ulang di UUD 45)<br /><br />2. Undang-Undang No. 23, tahun 1992 tentang kesehatan.(di konsulkan ulang)<br /><br /><br />Dengan Persetujuan Bersama<br /><br />DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA<br />dan<br />PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA<br /><br />MEMUTUSKAN :<br /><br />Menetapkan: UNDANG-UNDANG TENTANG PRAKTIK KEPERAWATAN<br /><br /><br />BAB I<br /><br />KETENTUAN UMUM<br /><br />Pasal 1<br /><br />Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:<br /><br />(1) Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.<br /><br />(2) Praktik keperawatan adalah tindakan mandiri perawat melalui kolaborasi dengan sistem klien dan tenaga kesehatan lain dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya pada berbagai tatanan pelayanan, termasuk praktik keperawatan individual dan berkelompok.<br /><br />(3) Asuhan keperawatan adalah proses atau rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan baik langsung atau tidak langsung diberikan kepada sistem klien di sarana dan tatanan kesehatan lainnya, dengan menggunakan pendekatan ilmiah keperawatan berdasarkan kode etik dan standar praktik keperawatan.<br /><br />(4) Perawat adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan keperawatan baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan.<br /><br />(5) Perawat terdiri dari perawat vokasional dan perawat profesional.<br /><br />(6) Perawat vokasional adalah seseorang yang telah lulus pendidikan Diploma III Keperawatan dan Sekolah Perawat Kesehatan yang terakreditasi dan diakui oleh pejabat yang berwenang.<br /><br />(7) Perawat profesional adalah seseorang yang lulus dari pendidikan tinggi keperawatan dan terakreditasi, terdiri dari ners generalis, ners spesialis dan ners konsultan.<br /><br />(Cool Ners generalis adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan Ners.<br /><br />(9) Ners Spesialis adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan spesialis keperawatan 1.<br /><br />(10) Ners Konsultan adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan spesialis keperawatan 2.<br /><br />(11) Registered Nurse disingkat RN adalah perawat profesional yang teregistrasi.<br /><br />(12) Licensed Practical Nurse disingkat LPN adalah perawat vokasional yang teregistrasi.<br /><br />(13) Konsil Keperawatan Indonesia adalah suatu badan otonom yang bersifat independen.<br /><br />(14) Sertifikasi adalah proses pengakuan terhadap program pendidikan dan pelatihan keperawatan dalam menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan di seluruh Indonesia yang dilaksanakan oleh organisasi profesi.<br /><br />(15) Sertifikat kompetensi adalah surat tanda pengakuan terhadap kemampuan seorang perawat untuk menjalankan praktik keperawatan di seluruh Indonesia setelah lulus uji kompetensi oleh konsil keperawatan. (?)<br /><br />(16) Registrasi adalah pencatatan resmi terhadap perawat yang telah memiliki sertifikat kompetensi.<br /><br />(17) Registrasi ulang adalah pencatatan ulang terhadap perawat yang telah diregistrasi setelah memenuhi persyaratan yang berlaku.<br /><br />(18) Surat Izin Praktik Perawat (SIPP) adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota kepada perawat yang akan menjalankan praktik keperawatan setelah memenuhi persyaratan.<br /><br />(19) SIPP I adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Konsil Keperawatan kepada perawat vokasional yang telah memenuhi persyaratan<br /><br />(20) SIPP II adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Konsil Keperawatan kepada perawat profesional yang telah memenuhi persyaratan<br /><br />(21) Sarana pelayanan kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan.<br /><br />(22) Klien dan atau pasien/klien dan atau pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada perawat.<br /><br />(23) Organisasi profesi adalah Persatuan Perawat Nasional Indonesia.<br /><br />(24) Kolegium keperawatan adalah kelompok perawat generalis dan perawat spesialisasi sesuai bidang keilmuan keperawatan yang dibentuk oleh organisasi profesi keperawatan.<br /><br />(25) Komite adalah badan kelengkapan konsil yang dibentuk untuk melaksanakan tugas-tugas konsil.<br /><br />(26) Menteri adalah menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang kesehatan.<br /><br /><br />BAB II<br /><br />ASAS DAN TUJUAN<br /><br />Pasal 2<br /><br />Praktik keperawatan dilaksanakan berasaskan Pancasila dan berlandaskan pada nilai ilmiah, etika dan etiket, manfaat, keadilan, kemanusiaan, keseimbangan dan perlindungan serta keselamatan penerima dan pemberi pelayanan keperawatan.<br /><br />Pasal 3<br /><br />Pengaturan penyelenggaraan praktik keperawatan bertujuan untuk:<br />a. memberikan perlindungan dan kepastian hukum kepada penerima dan pemberi jasa pelayanan keperawatan. (?)<br />b. Mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan yang diberikan oleh perawat.<br /><br />BAB III<br /><br />LINGKUP PRAKTIK KEPERAWATAN<br /><br />Pasal 4<br /><br />Lingkup praktik keperawatan adalah :<br />a. Memberikan asuhan keperawatan pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam menyelesaikan masalah kesehatan sederhana dan kompleks.<br />b. Memberikan tindakan keperawatan langsung, pendidikan, nasehat, konseling, dalam rangka penyelesaian masalah kesehatan melalui pemenuhan kebutuhan dasar manusia dalam upaya memandirikan sistem klien.<br />c. Memberikan pelayanan keperawatan di sarana kesehatan dan tatanan lainnya.<br />d. Memberikan pengobatan dan tindakan medik terbatas, pelayanan KB, imunisasi, pertolongan persalinan normal dan menulis permintaan obat/resep.<br />e. Melaksanakan program pengobatan secara tertulis dari dokter.<br /><br /><br /><br />BAB IV<br />KONSIL KEPERAWATAN INDONESIA<br /><br />Bagian Kesatu<br />Nama dan Kedudukan<br /><br />Pasal 6<br /><br />(1) Dalam rangka mencapai tujuan yang dimaksud pada Bab II pasal 3, dibentuk konsil keperawatan yang selanjutnya disebut Konsil Keperawatan Indonesia.<br /><br />(2) Konsil Keperawatan Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggung jawab kepada Presiden.<br /><br />(3) Konsil Keperawatan Indonesia bersifat nasional dan dapat membentuk kantor perwakilan bila diperlukan.<br /><br />Pasal 7<br /><br />Konsil Keperawatan Indonesia berkedudukan di Ibu Kota Negara Republik Indonesia.<br /><br /><br />Bagian Kedua<br />Fungsi, Tugas dan Wewenang Konsil Keperawatan<br /><br />Pasal 8<br /><br />Konsil Keperawatan Indonesia mempunyai fungsi pengaturan, pengesahan, serta penetapan kompetensi perawat yang menjalankan praktik keperawatan dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.<br /><br />Pasal 9<br /><br />Konsil Keperawatan Indonesia mempunyai tugas:<br />1. Melakukan uji kompetensi dan registrasi perawat;<br />2. Membuat peraturan-peraturan terkait dengan praktik perawat untuk melindungi masyarakat..?(sebatas apa/aakah peraturan internal .?)<br /><br />Pasal 10<br /><br />Dalam menjalankan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 9 Konsil Keperawatan Indonesia mempunyai wewenang :<br />a. Menyetujui dan menolak permohonan registrasi perawat;<br />b. Mengesahkan standar kompetensi perawat yang dibuat oleh organisasi profesi keperawatan dan asosiasi institusi pendidikan keperawatan;<br />c. Menetapkan ada tidaknya kesalahan yang dilakukan perawat;<br />d. Menetapkan sanksi terhadap kesalahan praktik yang dilakukan perawat; dan<br />e. Menetapkan penyelenggaraan program pendidikan keperawatan.<br /><br />Pasal 11<br /><br />Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan fungsi, tugas, dan wewenang Konsil Keperawatan Indonesia serta pelaksanaannya diatur dengan Peraturan Konsil Keperawatan Indonesia.<br /><br /><br />Bagian Ketiga<br />Susunan Organisasi dan Keanggotaan<br /><br />Pasal 12<br /><br />(1) Susunan organisasi dan keanggotaan Konsil Keperawatan Indonesia terdiri dari :<br />a. Ketua<br />b. Sekretaris Eksekutif<br />c. Bendahara<br />d. Komite-komite<br /><br />(2) Komite sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas :<br />a. Komite Uji Kompetensi dan registrasi<br />b. komite praktik keperawatan<br />c. komite disiplin keperawatan<br /><br />(3) Komite sebagaimana dimaksud pada ayat (2) masing-masing dipimpin oleh 1 (satu) orang Ketua Komite merangkap anggota dan dapat membentuk sub komite sesuai kebutuhan.<br />Pasal 13<br />(1) Ketua konsil keperawatan Indonesia dan ketua komite adalah perawat dan dipilih oleh dan dari anggota konsil keperawatan Indonesia.<br />(2) Ketentuan lebih lanjut tentang pemilihan ketua konsil dan ketua Komite diatur dalam peraturan konsil keperawatan Indonesia<br /><br />Pasal 14<br /><br />(1) Komite Uji Kompetensi dan Registrasi mempunyai tugas untuk melakukan uji kompetensi dan proses registrasi keperawatan.<br /><br />(2) Komite Praktik Keperawatan mempunyai tugas untuk melakukan pemantauan mutu praktik Keperawatan.<br /><br />(3) Komite Disiplin Keperawatan mempunyai tugas untuk menentukan ada tidaknya kesalahan yang dilakukan perawat dalam penerapan praktik keperawatan dan memberikan masukan kepada Ketua Konsil.<br /><br />Pasal 15<br /><br />(1) Keanggotaan Konsil Keperawatan Indonesia terdiri dari unsur-unsur wakil Pemerintah, organisasi profesi, institusi pendidikan, pelayanan, dan wakil masyarakat.<br /><br />(2) Jumlah anggota Konsil Keperawatan Indonesia 21 (dua puluh satu) orang yang terdiri atas unsur-unsur yang berasal dari:<br />a. Anggota yang ditunjuk adalah 11 (sebelas) orang terdiri dari:<br />- Persatuan Perawat Nasional Indonesia 2 (dua) orang;<br />- Kolegium keperawatan 2 (dua) orang;<br />- Asosiasi institusi pendidikan keperawatan 1 (satu) orang;<br />- Asosiasi rumah sakit 1 (satu) orang;<br />- Asosiasi institusi pelayanan kesehatan masyarakat 1 (satu) orang;<br />- Tokoh masyarakat 1 (satu) orang;<br />- Departemen Kesehatan 1 (satu) orang;<br />- Departemen Pendidikan Nasional 1 (satu) orang;<br />- Departemen Hukum 1 (satu) orang; dan<br />b. Anggota yang dipilih adalah 10 (sepuluh) perawat dari 3 (tiga) wilayah utama (barat, tengah, timur) Indonesia.<br /><br /><br /><br />Pasal 16<br /><br />1. Keanggotaan Konsil Keperawatan Indonesia ditetapkan oleh Presiden atas usul Menteri dengan rekomendasi organisasi profesi<br /><br />2. Menteri dalam mengusulkan keanggotaan Konsil keperawatan Indonesia harus berdasarkan usulan dari organisasi profesi dan asosiasi sebagaimana dimaksud pada pasal 14 ayat (2).<br /><br />3. Ketentuan mengenai tata cara pengangkatan keanggotaan Konsil Keperawatan Indonesia diatur dengan Peraturan Presiden.<br /><br />4. Masa bakti satu periode keanggotaan Konsil Keperawatan Indonesia adalah 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali untuk masa bakti 1 (satu) periode berikutnya, dengan memperhatikan sistem manajemen secara berkesinambungan.<br /><br /><br />Pasal 17<br /><br />1. Personalia Konsil Keperawatan sebelum memangku jabatan terlebih dahulu harus mengangkat sumpah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.<br /><br />2. Sumpah /janji sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berbunyi sebagai berikut :<br /> Saya bersumpah/berjanji dengan sungguh-sungguh bahwa saya, untuk melaksanakan tugas ini, langsung atau tidak langsung, dengan menggunakan nama atau cara apapun juga, tidak memberikan atau menjanjikan sesuatu apapun kepada siapapun juga.<br /><br />Saya bersumpah/berjanji bahwa saya, untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam tugas ini, tidak sekali-kali akan menerima langsung atau tidak langsung dari siapapun juga suatu janji atau pemberian.<br /><br />Saya bersumpah/berjanji bahwa saya, dalam menjalankan tugas ini, senantiasa menjunjung tinggi ilmu keperawatan dan mempertahankan serta meningkatkan mutu pelayanan keperawatan dan tetap akan menjaga rahasia kecuali jika diperlukan untuk kepentingan hukum.<br /><br />Saya bersumpah/berjanji bahwa saya, akan setia, taat kepada Negara Republik Indonesia, mempertahankan, mengamalkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar tahun 1945, serta peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara Republik Indonesia.<br /><br />Saya bersumpah/berjanji bahwa saya, senantiasa akan menjalankan tugas dan wewenang saya ini dengan sungguh-sungguh, saksama, obyektif, jujur, berani, adil, tidak membeda-bedakan jabatan, suku, agama, ras, jender, dan golongan tertentu dan akan melaksanakan kewajiban saya dengan sebaik-baiknya serta bertanggung jawab sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat, bangsa dan negara.<br /><br />Saya bersumpah/berjanji bahwa saya, senantiasa akan menolak atau tidak menerima atau tidak mau dipengaruhi oleh campur tangan siapapun juga dan saya akan tetap teguh melaksanakan tugas dan wewenang saya yang diamanatkan Undang-Undang kepada saya.“<br /><br />Pasal 18<br /><br />Persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi anggota Konsil Keperawatan Indonesia :<br />a. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia;<br />b. Warga Negara Republik Indonesia;<br />c. Sehat rohani dan jasmani;<br />d. Memiliki kredibilitas baik di masyarakat;<br />e. Berusia sekurang-kurangnya 40 (empat puluh) tahun dan setinggi-tingginya 65 (enam puluh lima) tahun pada waktu menjadi anggota Konsil Keperawatan Indonesia;<br />f. Mempunyai pengalaman dalam praktik keperawatan minimal 5 tahun dan memiliki Registrasi Tenaga Perawat, kecuali untuk non perawat;<br />g. Cakap, jujur, memiliki moral, etika dan integritas yang tinggi serta memiliki reputasi yang baik; dan<br />h. Melepaskan jabatan struktural dan/atau jabatan lainnya pada saat diangkat dan selama menjadi anggota Konsil Keperawatan Indonesia.<br /><br />Pasal 19<br /><br />(1) Keanggotaan Konsil Keperawatan Indonesia berakhir apabila :<br />a. Berakhir masa jabatan sebagai anggota;<br />b. Mengundurkan diri atas permintaan sendiri dan disetujui konsil;<br />c. Meninggal dunia;<br />d. Bertempat tinggal tetap di luar wilayah Republik Indonesia;<br />e. Ketidakmampuan melakukan tugas secara terus-menerus selama 3 (tiga) bulan;<br />f. Dipidana karena melakukan tindak pidana kejahatan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap; atau<br />g. Melakukan tindakan tercela yang dibuktikan dari hasil investigasi Badan Kehormatan Konsil Keperawatan. (hapus...?)<br /><br />(2) Dalam hal anggota Konsil Keperawatan Indonesia menjadi tersangka tindak pidana kejahatan, diberhentikan sementara dari jabatannya.<br /><br />(3) Pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh Ketua Konsil Keperawatan Indonesia.<br /><br />(4) Pengusulan pemberhentian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan oleh Konsil kepada Menteri kesehatan dan diteruskan kepada Presiden.<br /><br />Pasal 20<br /><br />(1) Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya Konsil Keperawatan Indonesia dibantu sekretariat yang dipimpin oleh seorang sekretaris.<br /><br />(2) Sekretaris diangkat dan diberhentikan oleh Konsil<br /><br />(3) Sekretaris sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan pegawai Konsil Keperawatan Indonesia<br /><br />(4) Dalam menjalankan tugasnya sekretaris bertanggung jawab kepada pimpinan Konsil Keperawatan Indonesia<br /><br />(5) Ketentuan fungsi dan tugas sekretaris ditetapkan oleh Ketua Konsil Keperawatan Indonesia.<br /><br />Bagian Keempat<br />Tata Kerja<br /><br />Pasal 21<br /><br />(1) Setiap keputusan Konsil Keperawatan yang bersifat mengatur dilputuskan oleh rapat pleno anggota.<br />(2) Rapat pleno Konsil Keperawatan Indonesia dianggap sah jika dihadiri oleh paling sedikit setengah dari jumlah anggota ditambah satu.<br />(3) Keputusan diambil dengan cara musyawarah untuk mufakat.<br />(4) Dalam hal tidak terdapat kesepakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), maka dapat dilakukan pemungutan suara.<br /><br />Pasal 22<br /><br />Pimpinan Konsil Keperawatan Indonesia melakukan pembinaan terhadap pelaksanaan tugas anggota dan pegawai konsil agar pelaksanaan tugas dilakukan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.<br /><br /><br />Bagian Kelima<br />Pembiayaan<br />Pasal 23<br /><br /><br />(1) Biaya untuk pelaksanaan tugas-tugas Konsil Keperawatan Indonesia dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan sumber pendapatan lain yang sah.<br /><br />(2) Sumber pendapatan lain sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi biaya yang diperoleh dari registrasi perawat dan sumbangan lain yang tidak mengikat.<br /><br />(3) Pembiayaan Konsil Keperawatan Indonesia ditetapkan oleh Ketua Konsil Keperawatan Indonesia.<br /><br /><br />BAB V<br />STANDAR PENDIDIKAN PROFESI KEPERAWATAN<br /><br />Pasal 24<br /><br />(1) Standar pendidikan profesi keperawatan disusun oleh organisasi profesi keperawatan dan disahkan oleh Konsil Keperawatan Indonesia<br />(2) Dalam rangka memperlancar penyusunan standar pendidikan profesi keperawatan, organisasi profesi dapat membentuk Kolegium Keperawatan<br />(3) Standar pendidikan profesi keperawatan dimaksud pada ayat (1):<br />a. untuk pendidikan profesi Ners disusun oleh Kolegium Ners generalis dengan melibatkan asosiasi institusi pendidikan keperawatan.<br />b. untuk pendidikan profesi Ners Spesialis I dan II disusun oleh Kolegium Ners Spesialis dengan melibatkan asosiasi institusi pendidikan keperawatan.<br /><br /><br />BAB VI<br />PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPERAWATAN BERKELANJUTAN<br /><br />Pasal 25<br /><br />Pendidikan dan pelatihan keperawatan berkelanjutan, untuk memberikan kompetensi kepada perawat, dilaksanakan sesuai dengan standar pendidikan keperawatan berkelanjutan.<br /><br />Pasal 26<br /><br />(1) Setiap perawat yang berpraktik wajib meningkatkan kompetensinya melalui pendidikan dan pelatihan keperawatan berkelanjutan yang diselenggarakan oleh organisasi profesi dan lembaga lain yang diakreditasi oleh organisasi profesi.<br />(2) Pendidikan dan pelatihan keperawatan berkelanjutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan standar pendidikan berkelanjutan perawat yang ditetapkan oleh organisasi profesi.<br /><br /><br />BAB VII<br />REGISTRASI KEPERAWATAN<br /><br />Pasal 27<br /><br />(1) Setiap perawat yang akan melakukan praktik keperawatan di Indonesia harus memiliki Surat Tanda Registrasi Perawat (STRP).<br />(2) Registrasi perawat dilakukan dalam 2 (dua) kategori:<br />a. LPN untuk perawat vokasional<br />b. RN untuk perawat profesional<br />(3) Untuk melakukan registrasi awal, perawat harus memenuhi persyaratan :<br />a. memiliki ijazah perawat Diploma III dan SPK untuk LPN (diakomodasi pada pasal peralihan)<br />b. memiliki ijazah Ners, atau Ners Spesialis I, atau Ners Spesialis II untuk RN<br />c. mempunyai surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji perawat<br />d. memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental<br />e. lulus uji kompetensi<br />f. membuat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan kode etik profesi keperawatan<br />g. rekomendasi dari organisasi profesi<br /><br /><br />Pasal 28<br /><br />(1) Dalam menjalankan praktik keperawatan di Indonesia, ijin tempat praktik diberikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang disebut dengan Surat Ijin Praktik Perawat (SIPP).<br />(2) Perawat vokasional yang telah memenuhi persyaratan LPN berhak memperoleh SIPP I dan dapat melakukan praktik keperawatan di sarana pelayanan kesehatan.<br />(3) Perawat profesional yang telah memenuhi persyaratan RN berhak memperoleh SIPP II dan dapat melakukan praktik keperawatan di sarana pelayanan kesehatan dan praktik mandiri.<br />(4) PN dengan latar belakang Diploma III Keperawatan dan pengalaman kerja sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun di sarana pelayanan kesehatan dapat mengikuti uji kompetensi RN dan berhak memperoleh SIPP II.<br /><br />Pasal 29<br /><br />Syarat untuk memperoleh SIPP:<br />a. Memiliki STRP<br />b. Mempunyai tempat praktek<br />c. Memiliki rekomendasi dari organisasi profesi keperawatan<br />SIPP masih tetap berlaku sepanjang:<br />d. STRP masih berlaku<br />e. Tempat praktik masih sesuai dengan yang tercantum dalam SIPP<br />Ketentuan lebih lanjut mengenai SIPP diatur dalam peraturan tersendiri.<br /><br />Pasal 30<br /><br />(1) Perawat yang teregistrasi berhak menggunakan sebutan RN (Register Nurse) di belakang nama, khusus untuk perawat profesional, atau PN (Practical Nurse) untuk perawat vokasional.<br />(2) Sebutan RN dan PN ditetapkan oleh Konsil Keperawatan Indonesia.<br /><br />Pasal 31<br /><br />(1) Surat Izin Praktik Perawat berlaku selama 5 (lima) tahun dan diregistrasi ulang setiap 5 (lima) tahun sekali.<br />(2) Registrasi ulang dilakukan dengan persyaratan sebagaimana dimaksud pada pasal 27 ayat (3) huruf d dan huruf g, ditambah dengan:<br />a. rekomendasi dari Komite Etik dan Disiplin<br />b. angka kredit pendidikan berlanjut<br />(3) SIPP hanya diberikan paling banyak di 2 (dua) tempat pelayanan kesehatan.<br /><br />Pasal 32<br /><br />(1) Perawat Asing yang akan melaksanakan praktik keperawatan di Indonesia harus dilakukan adaptasi dan evaluasi.<br />(2) Adaptasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan pada sarana pendidikan milik pemerintah sesuai dengan jenjang pendidikan.<br />(3) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:<br />a. keabsahan ijazah;<br />b. kemampuan untuk melakukan praktik keperawatan yang dinyatakan dengan surat keterangan telah mengikuti program adaptasi dan STRP;<br />c. mempunyai surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji perawat;<br />d. memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental; dan<br />e. membuat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan kode etik keperawatan Indonesia.<br />(4) Perawat asing selain memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) juga harus melengkapi surat izin kerja sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan kemampuan berbahasa Indonesia.<br />(5) Perawat asing yang telah memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan (3) diberikan SIPP oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.<br /><br />Pasal 33<br /><br />(1) SIPP sementara dapat diberikan kepada perawat warga negara asing yang melakukan kegiatan dalam rangka pendidikan, pelatihan, penelitian, pelayanan keperawatan yang bersifat sementara di Indonesia.<br />(2) SIPP sementara berlaku selama 1 ( satu) tahun dan dapat diperpanjang untuk 1 ( satu) tahun berikutnya.<br />(3) SIPP sementara dapat diberikan apabila telah memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada pasal 32 ayat (2) dan (3).<br /><br />Pasal 34<br /><br />(1) SIPP bersyarat diberikan kepada peserta program pendidikan keperawatan warga negara asing yang mengikuti pendidikan dan pelatihan di Indonesia.<br />(2) Perawat warga negara asing yang akan memberikan pendidikan dan pelatihan dalam rangka alih ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan untuk waktu tertentu, tidak memerlukan SIPP bersyarat.<br />(3) Perawat warga negara asing sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus mendapat persetujuan dari Konsil Keperawatan Indonesia.<br />(4) SIPP dan persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3) diberikan melalui program adaptasi.<br /><br />Pasal 35<br /><br />SIPP tidak berlaku karena:<br />a. dicabut atas dasar ketentuan peraturan perundang-undangan;<br />b. habis masa berlakunya dan yang bersangkutan tidak mendaftar ulang;<br />c. atas permintaan yang bersangkutan;<br />d. yang bersangkutan meninggal dunia; atau<br />e. dicabut oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.<br /><br /><br />Pasal 36<br /><br />Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara registrasi, registrasi ulang, registrasi sementara, dan registrasi bersyarat diatur dengan Peraturan Konsil Keperawatan Indonesia.<br /><br />BAB VIII<br />PENYELENGGARAAN PRAKTIK KEPERAWATAN<br /><br />Pasal 37<br /><br />Praktik keperawatan dilakukankan berdasarkan pada kesepakatan antara perawat dengan klien dan atau pasien dalam upaya untuk peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemeliharaan kesehatan, kuratif, dan pemulihan kesehatan.<br /><br />Pasal 38<br /><br />Dalam melaksanakan praktik keperawatan, perawat yang telah memililki SIPP berwenang untuk:<br />a. melaksanakan asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, penetapan diagnosis keperawatan, perencanaan, melaksanakan tindakan keperawatan dan evaluasi keperawatan;<br />b. tindakan keperawatan sebagaimana dimaksud pada huruf a meliputi: intervensi/tritmen keperawatan, observasi keperawatan, pendidikan dan konseling kesehatan;<br />c. dalam melaksanakan asuhan keperawatan sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b harus sesuai dengan standar asuhan keperawatan yang ditetapkan oleh organisasi profesi;<br />d. melaksanakan intervensi keperawatan seperti yang tercantum dalam pasal 4.<br /><br />Pasal 39<br /><br />Dalam melaksanakan praktik keperawatan, perawat yang telah memiliki SIPP I berwenang untuk :<br />a. melakukan tindakan keperawatan dibawah pengawasan perawat yang memiliki SIPP II;<br />b. melaksanakan asuhan keperawatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 38 huruf a harus sesuai dengan standar asuhan keperawatan yang ditetapkan oleh organisasi profesi;<br /><br /><br />Pasal 40<br /><br />(1) Dalam keadaan darurat yang mengancam kehidupan atau nyawa klien dan atau pasien, perawat dapat melakukan tindakan diluar kewenangan.<br />(2) Dalam keadaan luar biasa/bencana, perawat dapat melakukan tindakan diluar kewenangan untuk membantu mengatasi keadaan luar biasa atau bencana tersebut.<br />(3) Perawat yang bertugas di daerah yang sulit terjangkau dapat melakukan tindakan diluar kewenangannya sebagai perawat.<br /><br />Pasal 41<br /><br />(1) Praktik keperawatan dilakukan oleh perawat profesional (RN) dan perawat vokasional (PN).<br />(2) PN dalam melaksanakan tindakan keperawatan dibawah pengawasan RN.<br />(3) Perawat dapat mendelegasikan dan atau menyerahkan tugas kepada perawat lain yang setara kompetensi dan pengalamannya.<br /><br />Pasal 42<br /><br />Pimpinan sarana pelayanan kesehatan dilarang mempekerjakan perawat yang tidak memiliki SIPP untuk melakukan praktik keperawatan di sarana pelayanan kesehatan tersebut.<br /><br />Pasal 43<br />Hak Klien dan atau Pasien<br /><br />Klien dan atau pasien, dalam menerima pelayanan pada praktik keperawatan, mempunyai hak:<br />a. mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan keperawatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 38;<br />b. meminta pendapat perawat lain;<br />c. mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan keperawatan;<br />d. menolak tindakan keperawatan; dan<br />e. mendapatkan resume keperawatan.<br /><br />Pasal 44<br />Kewajiban Klien dan atau Pasien<br /><br />Klien dan atau pasien, dalam menerima pelayanan pada praktik keperawatan, mempunyai kewajiban:<br />a. memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya;<br />b. mematuhi nasihat dan petunjuk perawat;<br />c. mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan kesehatan; dan<br />d. memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.<br /><br /><br />Pasal 45<br />Pengungkapan Rahasia Klien dan atau Pasien<br /><br />Pengungkapan rahasia klien dan atau pasien/klien dan atau pasien hanya dapat dilakukan atas dasar:<br />a. Persetujuan klien dan atau pasien<br />b. Perintah hakim pada sidang pengadilan<br />c. Ketentuan perundangan yang berlaku<br />d. Kepentingan umum<br /><br />Pasal 46<br />Hak Perawat<br /><br />Dalam melaksanakan praktik keperawatan, perawat mempunyai hak :<br />1) Memperoleh perlindungan hukum dan profesi sepanjang melaksanakan tugas sesuai standar profesi dan Standar Operasional Prosedur (SOP);<br />2) Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari klien dan atau pasien atau keluarganya;<br />3) Melaksanakan tugas sesuai dengan kompetensi dan otonomi profesi;<br />4) Memperoleh penghargaan sesuai dengan prestasi, dedikasi yang luar biasa dan atau bertugas di daerah terpencil dan rawan;<br />5) Memperoleh jaminan perlindungan terhadap resiko kerja yang berkaitan dengan tugasnya;<br />6) Menerima imbalan jasa profesi yang proporsional sesuai dengan ketentuan/peraturan yang berlaku.<br /><br />Pasal 47<br />Kewajiban Perawat<br /><br />Dalam melaksanakan praktik keperawatan, perawat mempunyai kewajiban :<br />1) Memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan standar profesi, standar praktek keperawatan, kode etik, dan SOP serta kebutuhan klien dan atau pasien;<br />2) Standar profesi, standar praktek, kode etik ditetapkan oleh organisasi profesi dan merupakan pedoman yang harus diikuti oleh setiap tenaga keperawatan.<br />3) Merujuk klien dan atau pasien ke fasilitas pelayanan kesehatan yang mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau tindakan;<br />4) Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang klien dan atau pasien, kecuali untuk kepentingan hukum;<br />5) Menghormati hak-hak klien dan atau pasien dan profesi lain sesuai dengan ketentuan/peraturan yang berlaku;<br />6) Melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya;<br />7) Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu keperawatan dalam meningkatkan profesionalisme.<br /><br />Pasal 48<br />Praktik Mandiri<br /><br />(1) Praktik mandiri dapat dilakukan secara perorangan dan atau berkelompok.<br />(2) Perawat dalam melakukan praktik mandiri sekurang-kurangnya memenuhi persyaratan:<br />a. Memiliki tempat praktik yang memenuhi persyaratan kesehatan;<br />b. Memiliki perlengkapan untuk tindakan asuhan keperawatan di luar institusi pelayanan kesehatan termasuk kunjungan rumah;<br />c. Memiliki perlengkapan administrasi yang meliputi buku catatan kunjungan, formulir catatan tindakan asuhan keperawatan serta formulir rujukan.<br />(3) Persyaratan perlengkapan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), sesuai dengan standar perlengkapan asuhan keperawatan yang ditetapkan oleh organisasi profesi.<br />(4) Perawat yang telah mempunyai SIPP dan menyelenggarakan praktik mandiri wajib memasang papan nama praktik keperawatan.<br /><br /><br />BAB IX<br />PEMBINAAN, PENGEMBANGAN DAN PENGAWASAN<br /><br />Pasal 49<br /><br />Pemerintah, Konsil Keperawatan, dan Organisasi Profesi Perawat membina, mengembangkan dan mengawasi praktik keperawatan sesuai dengan fungsi serta tugas masing-masing.<br /><br />Pasal 50<br /><br />(1) Pembinaan dan pengembangan perawat meliputi pembinaan profesi dan karir<br />(2) Pembinaan dan pengembangan profesi perawat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi kompetensi profesional dan kepribadian<br />(3) Pembinaan dan pengembangan profesi perawat dilakukan melalui jabatan fungsional perawat.<br />(4) Pembinaan dan pengembangan karir perawat sebagaimana dimaksud ayat (1) meliputi penugasan, kenaikan pangkat dan promosi.<br /><br />Pasal 51<br /><br />(1) Pemerintah dan profesi membina serta mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi profesional perawat pada institusi baik pemerintah maupun swasta;<br />(2) Pemerintah memberikan anggaran untuk meningkatkan profesionalisme perawat pada institusi pelayanan pemerintah;<br />(3) Pemerintah menetapkan kebijakan anggaran untuk meningkatkan profesionalisme perawat pada institusi pelayanan swasta<br /><br />Pasal 52<br /><br />Pembinaan, pengembangan dan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam pasal 50, diarahkan untuk:<br />a. Melindungi masyarakat atas tindakan yang dilakukan perawat.<br />b. Memberikan kepastian hukum bagi masyarakat dan perawat<br />c. Mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan yang dilakukan oleh perawat;<br />d. Melindungi perawat terhadap keselamatan dan risiko kerja.<br /><br />Pasal 53<br /><br />(1) Setiap orang dilarang menggunakan identitas berupa gelar atau bentuk lain yang menimbulkan kesan bagi masyarakat seolah-olah yang bersangkutan adalah perawat yang telah memiliki SIPP.<br />(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku bagi tenaga kesehatan yang diberi kewenangan oleh peraturan perundang-undangan.<br /><br /><br />Pasal 54<br /><br />Dalam rangka pembinaan dan pengawasan perawat yang menyelenggarakan praktik keperawatan dapat dilakukan supervisi dan audit sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun.<br /><br />Pasal 55<br />Sanksi Administratif<br /><br />(1) Perawat yang melanggar ketentuan yang diatur dalam pasal 38 dikenakan sanksi administrasi berupa pencabutan sementara SIPP paling lama 1 (satu) tahun<br />(2) Perawat yang dinyatakan melanggar Etik dan disiplin Profesi dikenakan sanksi administrasi sebagai berikut:<br />a. Pelanggaran ringan dikenakan sanksi pencabutan sementara SIPP paling lama 6 (enam) bulan<br />b. Pelanggaran sedang dikenakan sanksi pencabutan sementara SIPP paling lama 1 (satu) tahun<br />c. Pelanggaran berat dikenakan sanksi pencabutan sementara SIPP paling lama 3 (tiga) tahun<br /><br />Pasal 56<br />Sanksi Pidana<br /><br />Setiap perawat yang dengan sengaja melakukan praktik keperawatan tanpa memiliki SIPP sebagaimana dimaksud dalam pasal 28 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau denda paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).<br />Setiap perawat asing yang dengan sengaja melakukan praktek keperawatan tanpa SIPP sementara sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 30 ayat (4) dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau denda paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).<br />Setiap perawat asing yang dengan sengaja melakukan praktek keperawatan tanpa SIPP bersyarat sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 32 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau denda paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).<br /><br />Pasal 57<br /><br />Setiap orang yang dengan sengaja menggunakan identitas berupa gelar atau bentuk lain yang menimbulkan kesan bagi masyarakat seolah-olah yang bersangkutan adalah perawat yang telah memiliki SIPP yang dimaksud dalam pasal 48 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun atau denda paling banyak Rp. 75.000.000,00 (tujuh puluh lima juta rupiah).<br /><br /><br /><br />Pasal 58<br /><br />Institusi pelayanan kesehatan, organisasi, perorangan yang dengan sengaja mempekerjakan perawat yang tidak memiliki SIPP sebagaimana dimaksud dalam pasal 41 dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau denda paling banyak Rp. 150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah).<br /><br />Pasal 59<br /><br />Perawat yang dengan sengaja:<br />tidak memasang papan nama sebagaimana dimaksud pada pasal 45 ayat (4);<br />tidak memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud dalam pasal 37 huruf a sampai dengan huruf f<br />dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak Rp. 25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah).<br /><br />Pasal 60<br /><br />Penetapan sanksi administrasi maupun pidana harus didasarkan pada motif pelanggaran dan berat ringannya risiko yang ditimbulkan sebagai akibat pelanggaran.<br /><br />BAB X<br />KETENTUAN PERALIHAN<br /><br />Pasal 61<br /><br />Pada saat diundangkannya Undang-Undang ini semua peraturan perundang-undangan yang merupakan pelaksanaan Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan yang berkaitan dengan pelaksanaan praktik keperawatan, masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan/atau belum diganti berdasarkan Undang-undang ini.<br />Pada saat diundangkannya Undang-Undang ini, ijin praktik yang diberikan sesuai KepMenKes Nomor 1239 Tahun 2001 tentang Registrasi dan Praktik Keperawatan, masih tetap berlaku sampai berakhirnya izin praktik tersebut sesuai ketentuan.<br /><br />Pasal 62<br /><br />Dengan telah diberlakukannya Undang Undang Praktik Keperawatan, sebelum terbentuknya Konsil Keperawatan Indonesia maka dalam kegiatan perijinan dilaksanakan sesuai ketentuan yang ada.<br /><br /><br /><br />BAB XI<br />KETENTUAN PENUTUP<br /><br />Pasal 63<br /><br />Konsil Keperawatan Indonesia sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (1) harus dibentuk paling lama 6 (enam) bulan sejak Undang-undang ini diundangkan.<br /><br />Pasal 64<br /><br />Undang-Undang ini mulai berlaku 1 (satu) tahun sejak tanggal diundangkan.<br /><br /><br />Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-undang ini dengan penempatan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.<br /><br /><br />Disahkan di Jakarta<br />Pada tanggal …………………<br />PPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA<br /><br />ttd<br /><br />SUSILO BAMBANG YUDHOYONO<br />Diundangkan di Jakarta<br />Pada Tanggal ……………….<br />SEKRETARIS NEGARA<br />REPUBLIK INDONESIA<br /><br />ttd<br /><br />YUSRIL IHZA MAHENDRA<br />LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN ……………<br />NOMOR ………………<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /></span><div class="blogger-post-footer">boy antoni putra
stikes fort de cock bukittinggi
pns dinas kesehatan kabupaten agam
bared18@yahoo.co.id</div>boy a phttp://www.blogger.com/profile/10369020424180261153noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5832508459973537356.post-29079102351257988192008-08-01T12:33:00.002+07:002008-12-12T15:43:16.165+07:00susah tidur???? ini solusinya<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEijO7_SF8nJwAMGo_nTiSF0gGrZGuaymyJQYNMOTSkQ1KP6rbN1WBiGPRt_V5qtJKQw7uANJpFR5W6xwB7WzqoUNIHD-ntkaurRlI7r8FNPbEVfKBGs-B3kpwuM0MQ-JlDI-vj7LH3uoVs/s1600-h/foto+kurnia.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEijO7_SF8nJwAMGo_nTiSF0gGrZGuaymyJQYNMOTSkQ1KP6rbN1WBiGPRt_V5qtJKQw7uANJpFR5W6xwB7WzqoUNIHD-ntkaurRlI7r8FNPbEVfKBGs-B3kpwuM0MQ-JlDI-vj7LH3uoVs/s320/foto+kurnia.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5229418937373422306" border="0" /></a><br /><span style="font-weight: bold; font-style: italic; color: rgb(0, 204, 204);font-size:130%;" >boy antoni putra<br /><br />stikes fort de cock bukittinggi<br />pns dinas kesehatan kabupaten agam<br /><br />HEALTH<br /><br />Catatan: sediakan waktu anda sampai dengan kurang lebih 30 menit.<br />Siapkan diri anda di suatu tempat yang nyaman dan bebas dari gangguan<br /><br /><br />Tutup mata anda dengan nyaman…..<br />Sambil anda menutup mata…<br />Saya minta anda memikirkan sesuatu yang membuat anda merasa senang atau bahagia…<br />Mungkin .. damai… tenang….<br />Dan saya minta atau anda perintahkan…<br />Seluruh otot-otot di tubuh anda….<br />Menjadi lemas.. dan regang…<br />Otot –otot di kaki sampai telapak kaki<br />Biarkan mereka santai dan relaks….<br />Biarkan mereka lemas … dan … santai…<br />Dan sekarang…….<br />Otot-otot di seputar jari-jari kaki anda…<br />Biarkan santai ….dan….lemas….<br />Biarkan….lepaskan….<br />Dan sekarang……<br />Otot-otot sekitar pergelangan kaki anda….<br />Biarkan santai….dan….lemas…..<br />Biarkan……lepaskan….<br />Dan sekarang…..<br />Otot-otot di betis anda….<br />Biarkan santai … dan lemas…<br />Biarkan….lepaskan…..<br />Dan sekarang…<br />Otot-otot di paha anda….<br />Biarkan santai ….dan lemas….<br />Biarkan……lepaskan….<br />Dan sekarang anda dapat merasakan….<br />Kaki anda menjadi sangat malas…..malas sekali….<br />Sepertinya kaki anda sudah sangat berat sekali….<br />Sebagaimana anda sudah sangat santai dan rileks….<br />Biarkan hal itu terjadi…. Lepaskan…<br />Dan saat itu terjadi<br />Rasakan, anda menjadi sangat…sangat… santai…<br />Anda merasa sangat damai…..<br />Lepaskan pikiran-pikiran yang mengganggu diri anda…<br />Pikiran anda ……menjadi sangat tenang…<br />Dan…. anda sangat menikmatinya…..<br />Sangat menyenangkan…..<br />Dengan perasaan yang sangat santai ini….<br />Dan sekarang…<br />Suatu perasaan yang nikmat luar biasa dalam keadaan rileks….<br />Dan rasa santai dan rileks ini menjalar ke atas…..<br />Ke seluruh tubuh anda….<br />Dan sekarang otot-otot perut anda …..<br />Ikut menjadi santai dan rileks…<br />Biarkan….lepaskan….dia menjadi lemas….dan malas…<br />Dan sekarang otot-otot di dada anda…..badan anda…. dan punggung anda….<br />Biarkan mereka santai… dan malas…<br />Biarkan….lepaskan….dia menjadi lemas….dan malas…<br />Dan anda mulai merasakan rasa malas di seluruh tubuh anda….<br />Tubuh anda menjadi berat dan lemas…..<br />Dan yang anda rasakan sekarang adalah tubuh anda yang santai …..<br />Membuat anda merasa ingin lebih lelap lagi… lebih pulas lagi…..<br />Lebih dalam….dan lebih dalam lagi……<br />Biarkan tubuh anda melakukannya…..<br />Berat… lemas…lepaskan …..<br />Dan sekarang…..<br />Rasa santai tadi menjalar lagi ke atas…<br />Ke leher anda…. ke bahu anda…. dan lengan anda….<br />Biarkan otot leher anda menjadi santai ….<br />Biarkan…. Lemas…. dan lepaskan..<br />Sekarang….<br />Otot-otot bahu anda….<br />Biarkan otot-otot bahu anda menjadi santai…<br />Biarkan…lemas…..lepaskan….<br />Sekarang……<br />Otot-otot lengan anda….<br />Biarkan otot-otot lengan anda menjadi santai…<br />Biarkan…lemas…..lepaskan….<br />Dan sekarang anda mulai merasakan….<br />Rasa berat di lengan anda….<br />Dan lengan anda mulai merasakan….<br />Berat…. dan lemas….<br />Biarkan hal itu terjadi…. Lepaskan….<br />Berat…lemas…..<br />Sangat rileks…..<br />Sebagaimana anda duduk di sana….<br />Mulai mendalam…<br />Dan nyaman….<br />Bebas… dan damai…<br />Dan sangat…sangat nyaman…<br />Dan anda mendengar suara saya……<br />membuat anda bertambah santai….<br />Bahkan menjadi lebih dalam lagi…..<br />Sebagaimana kita teruskan…<br />Beberapa waktu lagi..<br />Anda akan mendengarkan saya…<br />Menghitung mundur dari 10 ke 1….<br />Dan setiap hitungan mundurnya…<br />Anda akan merasa lebih rileks dan lemas…<br />Lebih santai… setiap hitungan mundurnya…<br />setiap hitungan mundurnya…<br />membuat anda bertambah santai sedikit demi sedikit…<br />suatu keadaan yang nikmat dari suatu relaksasi…<br />lelap….pulas…<br />Dan menjadi lebih dalam…dan lebih dalam lagi….<br />Saat saya menghitung mundur….<br />Anda akan mengalami suatu rasa yang sangat damai….<br />Sensasi secara fisik…<br />Sebagaimana anda merasa ringan…<br />Ringan dan dalam….<br />Nyaman…. Tenang….<br />Sangat tenang…<br />Anda mulai merasa mengatuk…<br />Lebih dalam….<br />Secara fisik maupun non-fisik…<br />Setiap hitungan membuat anda semakin dalam…..<br />10…. 9….. lebih dalam…lebih dalam lagi…lebih santai lagi…<br />8…. 7….. 6…. Lebih dalam lagi.. lebih santai lagi dari sebelumnya…..<br />5…. 4….. 3…. Lebih dalam lagi.. lebih santai lagi dari sebelumnya…..<br />2….. 1….. dan lebih dalam … lebih santai ….<br />Dan relaksasi terjadi semakin-lama semakin kuat…..<br />Suatu keadaan yang istimewa dari diri anda….<br />Bawah sadar anda dapat mengetahuinya….<br />Dan anda sudah benar… sangat…sangat rileks….<br />Anda akan mendengarkan kata-kata saya….<br />Sekarang…<br />Dan kapanpun anda mendengarkan kata-kata saya…<br />Sekarang….<br />Semua ketegangan yang tidak diperlukan ….<br />Keluar dari tubuh anda…<br />Dan tubuh anda terus semakin dalam dalam dan pulas….<br />Lebih lemas.. lebih santai….dan juga lebih nyaman..<br />Kenyataannya badan anda terasa lebih nyaman..<br />Dan setiap kapanpun anda sadar dan menginginkan tubuh anda…<br />Tubuh anda mengetahuinya…<br />Saya ingin anda melakukannya…<br />Sekarang…<br />Membiarkan seluruh otot tubuh anda…<br />Untuk santai…. Sangat nyaman…<br />Rasa hangat mungkin terasakan….<br />Mulai menyebar …<br />Dari dada dan bahu anda….<br />Ke seluruh tubuh anda….<br />Saya ingin anda….<br />Sekarang….<br />Merasakan kenikmatan relaksasi yang menyebar ke seluruh tubuh anda…<br />Turun ke ujung jari tangan … dan turun ke ujung jari kaki…..<br />Sekarang…<br />Saya ingin anda menggunakan bawah sadar anda yang sangat kreatif..<br />Untuk membayangkan diri anda sedang berdiri di depan cermin…<br />Dan melihat diri anda sendiri memandang dir anda sendiri di cermin tersebut…<br />Anda mengenali bahwa yang di cermin itu adalah diri anda sendiri….<br />Tetapi sekarang sangat berbeda….<br />Diri anda yang dicermin tersebut terlihat lebih bahagia…lebih sehat…<br />Dan memiliki semangat dan jiwa yang lebih baik….<br />Saat anda melihat diri anda sendiri…<br />Bawah sadar anda mengetahui…<br />Ini adalah kondisi anda yang ideal….<br />Diri anda yang anda tahu anda dapat seperti itu….<br />Anda yang yang ideal…. Anda yang sempurna… anda yang sangat sehat….<br />Bawah sadar anda memiliki bakat…..<br />sebuah blue print mengenai hal yang sempurna….<br />Berat badan anda yang ideal…..<br />Rambut yang sempurna…<br />Gigi yang sempurna….<br />Anda yang ideal adalah anda yang merasa nyaman…<br />Anda yang bahagia…<br />Sehat…. Dan bahagia…<br />Anda dapat memilikinya tanpa bantuan orang lain…..<br />Dan saat anda terus melihat cermin tersebut…<br />Dan memandang diri anda di sana…<br />Dia yang di cermin mengerti apa yang anda belum mengerti…<br />Tetapi anda tahu bahwa anda akan tahu bahwa suatu saat…<br />Dalam bawah sadar,<br />anda mengerti bagaimana untuk menjadi sehat yang sempurna…<br />Anda tahu bagaimana menyesuaikan kehidupan anda…<br />Biarkan keputusan mengambil alih…<br />Untuk membuat pilihan ….<br />Untuk melihat diri anda sendiri… amat sangat penting…<br />Bawah sadar anda akan terus mendukung keinginan anda….<br />Memfasilitasi sugesti ini….<br />Dalam kehidupan anda…. kapanpun….<br />Semua hal yang di luar….<br />Mengetahui apa yang anda harapkan….<br />Dengan mempercayai diri anda sendiri….<br />Semua sangat memungkinkan….<br />Sambil terus anda pandang diri anda di cermin….<br />Saya minta anda untuk menyatu dengan diri anda di cermin itu…<br />Menjadi kesatuan….<br />Anda yang ideal… yang anda tahu anda akan seperti apa….<br />Bersama-sama….<br />Tanpa ada pertentangan satu sama lain…..<br />Selaras satu sama lain…..<br />pikiran sadar dan bawah sadar anda…..<br />bekerjasama untuk diri anda….<br />untuk mencapai tujuan dan keinginan anda…<br />dalam segala hal…<br />selalu ingat…..<br />anda yang mengendalikan…<br />kapanpun…..<br />selalu…..<br />anda yang mengendalikan hidup anda….<br />….<br />Sekarang kita akhiri sesi ini….<br />Dengan sepuluh hitungan…. Dari 1 ke 10<br />Dan pada hitungan ke sepuluh…<br />Anda sadar dan bangun…<br />Dalam keadaan lebih segar… lebih sehat…<br />Lebih percaya diri….<br />Daripada sebelumnya….<br />Dan anda kembali ke sini dengan sepenuhnya…<br />1,2,3…<br />4,5,6…<br />7,8,9…. Sadar dan bangun lebih segar dari pada sebelumnya…<br />Lebih sehat dari pada sebelumnya….<br />10…. Bangun, buka mata, sehat, segar..<br /><br />Catatan:<br />Jangan melakukan hal ini saat mengendarai kendaraan<br /><br /><br /></span><div class="blogger-post-footer">boy antoni putra
stikes fort de cock bukittinggi
pns dinas kesehatan kabupaten agam
bared18@yahoo.co.id</div>boy a phttp://www.blogger.com/profile/10369020424180261153noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5832508459973537356.post-31698977426939072942008-08-01T12:31:00.000+07:002008-08-01T12:32:42.500+07:00askepboy antoni putra<br />stikes fort de cock bukittinggi<br />pns dinas kesehatan kabupaten agam<br /><br />bisa lihat askep disini<div class="blogger-post-footer">boy antoni putra
stikes fort de cock bukittinggi
pns dinas kesehatan kabupaten agam
bared18@yahoo.co.id</div>boy a phttp://www.blogger.com/profile/10369020424180261153noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5832508459973537356.post-87577253784612173892008-08-01T12:25:00.002+07:002008-08-01T12:30:48.509+07:00e... relaksasi<ul><li>boy antoni putra</li></ul>stikes fort de cock bukittinggi<br />pns dinas kesehatan kabupaten agam<br /><br />health<div class="blogger-post-footer">boy antoni putra
stikes fort de cock bukittinggi
pns dinas kesehatan kabupaten agam
bared18@yahoo.co.id</div>boy a phttp://www.blogger.com/profile/10369020424180261153noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5832508459973537356.post-87504826787048862222008-07-30T19:00:00.003+07:002008-12-12T15:43:16.373+07:00tentang asi ekslusif<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0wzhaQvscVD8ygOMfIbs4DBVNmrlGO_ur5rFOox0U2_7jacMUC49ta55cSXsz4swZfIIWXTywYTWxwA2reVU18n_PwdE_MdDeZYIk-WA4NuU5x5Bk679-vaJKGAlTZBmg8htibAMSSYE/s1600-h/IMG000031.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0wzhaQvscVD8ygOMfIbs4DBVNmrlGO_ur5rFOox0U2_7jacMUC49ta55cSXsz4swZfIIWXTywYTWxwA2reVU18n_PwdE_MdDeZYIk-WA4NuU5x5Bk679-vaJKGAlTZBmg8htibAMSSYE/s320/IMG000031.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5228776680409220914" border="0" /></a><br /><div style="text-align: justify;"><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);">boy antoni putra</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);">stikes fort de cock bukittinggi</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);">pns dinas kesehatan kabupaten agam</span><br /><br /><br /><div style="text-align: center;"><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText">PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DAN FAKTOR-FAKTOR</span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> YANG MEMPENGARUHINYA<br /><br /><br /></span></div><span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 0, 0);" class="MsgBodyText"> BAB I </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"><span style="color: rgb(255, 204, 51);"> PENDAHULUAN</span><br /><br /></span><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 1.1 LATAR BELAKANG<br /><br /></span><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> Kesehatan merupakan salah satu aspek dari kehidupan masyarakat mutu hidup, produktifitas tenaga kerja, angka kesakitan dan kematian yang tinggi pada bayi dan anak-anak, menurunnya daya kerja fisik serta terganggunya perkembangan mental adalah akibat langsung atau tidak langsung dari masalah gizi kurang.<br /><br /></span><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> Sebagaimana diketahui bahwa salah satu masalah gizi yang paling utama pada saat ini di Indonesia adalah kurang kalori, protein hal ini banyak ditemukan bayi dan anak yang masih kecil dan sudah mendapat adik lagi yang sering disebut “kesundulan” artinya terdorong lagi oleh kepala adiknya yang telah muncul dilahirkan. Keadaan ini karena anak dan bayi merupakan golongan rentan. (3)<br /><br /></span><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> Terjadinya kerawanan gizi pada bayi disebabkan karena selain makanan yang kurnag juga karena Air Susu Ibu (ASI) banyak diganti dengan susu botol dengan cara dan jumlah yang tidak memenuhi kebutuhan. Hal ini pertanda adanya perubahan sosial dan budaya yang negatif dipandang dari segi gizi (1).<br /><br /></span><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar ditentukan oleh jumlah ASI yang diperoleh termasuk energi dan zat gizi lainnya yang terkandung di dalam ASI tersebut. ASI tanpa bahan makanan lain dapat mencukupi kebutuhan pertumbuhan sampai usia sekitar empat bulan (5).<br /><br />Setelah itu ASI hanya berfungsi sebagai sumber protein vitamin dan mineral utama untuk bayi yang mendapat makanan tambahan yang tertumpu pada beras. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> Dalam pembangunan bangsa, peningkatan kualitas manusia harus dimulai sedini mungkin yaitu sejak dini yaitu sejak masih bayi, salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas manusia adalah pemberian Air Susu Ibu (ASI). Pemberian ASI semaksimal mungkin merupakan kegiatan penting dalam pemeliharaan anak dan persiapan generasi penerus di masa depan. Akhir-akhir ini sering dibicarakan tentang peningkatan penggunaan ASI. Dukungan politis dari pemerintah terhadap peningkatan penggunaan ASI termasik ASI EKSLUSIF telah memadai, hal ini terbukti dengan telah dicanangkannya Gerakan Nasional Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (GNPP-ASI) oleh Bapak Presiden pada hari Ibu tanggal 22 Desember 1990 yang betemakan "Dengan Asi, kaum ibu mempelopori peningkatan kualitas manusia Indonsia". Dalam pidatonya presiden menyatakan juga bahwa ASI sebagai makanan tunggal harus diberikan sampai bayi berusia empat bulan. Pemberian ASI tanpa pemberiaan makanan lain ini disebut dengan menyusui secara ekslusif. Selanjutnya bayi perlu mendapatkan makanan pendamping ASI kemudian pemberian ASI di teruskan sampai anak berusia dua tahun (5)<br /><br /></span><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> ASI merupakan makanan yang bergizi sehingga tidak memerlukan tambahan komposisi. Disamping itu ASI mudah dicerna oleh bayi dan langsung terserap. Diperkirakan 80% dari jumlah ibu yang melahirkan ternyata mampu menghasilkan air susu dalam jumlah yang cukup untuk keperluan bayinya secara penuh tanpa makanan tambahan. Selama enam bulan pertama. Bahkan ibu yang </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText">gizinya kurang baikpun sering dapat menghasilkan ASI cukup tanpa makanan tambahan selama tiga bulan pertama (12) </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> ASI sebagai makanan yang terbaik bagi bayi tidak perlu diragukan lagi, namun akhir-akhir ini sangat disayangkan banyak diantara ibu-ibu meyusui melupakan keuntungan menyusui. Selama ini dengan membiarkan bayi terbiasa menyusu dari alat pengganti, padahal hanya sedikit bayi yang sebenarnya menggunakan susu botol atau susu formula. Kalau hal yang demikian terus berlangsung, tentunya hal ini merupakan ancaman yang serius terhadap upaya pelestarian dari peningkatan penggunaan ASI.<br /><br /></span><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> Hasil penelitian yang dilakukan di Biro Konsultasi Anak di Rumah Sakit UGM Yogyakarta tahun 1976 menunjukkan bahwa anak yang disusui sampai dengan satu tahun 50,6%. Sedangkan data dari survei Demografi Kesehatan Indonesia (SKDI) tahun 1991 bahwa ibu, yang memberikan ASI pada bayi 0-3 bulan yaitu 47% diperkotaan dan 55% dipedesaan (Depkes 1992) dari laporan SKDI tahun 1994 menunjukkan bahwa ibu-ibu yang memberikan ASI EKSLUSIF kepada bayinya mencapai 47%, sedangkan pada repelita VI ditargetkan 80%.(6)<br /> </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Dr.Moh. Efendi di R.S. Umum Dr. Kariadi Semarang tahun 1977 didapatkan pemberian ASI setelah umur 2 bulan 31,6%, ASI + Susu botol 15,8% dan susu botol 52,6%. Sedangkan sebelumnya yaitu pada umur 1 bulan masih lebih baik yaitu 66,7% ASI dan 33,3% susu botol, dalam hal ini tampaknya ada pengaruh susu botol lebih besar.(11)<br /><br /></span><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> Juga hasil penelitian Dr. Parma dkk di Rumah Sakit Umum Dr. M. Jamil Padang tahun 1978 -1979 di dapatkan bahwa lama pemberian ASI saja sampai 4-6 bulan pada ibu yang karyawan adalah 12,63% dan pada ibu rumah tangga sebanyak 21,27%. Apabila dilihat dari pendidikannya ternyata 75% dari ibu-ibu yang berpendidikan tamat SD telah memberikan makanan pendamping ASI yang terlalu dini pada bayi.<br /><br /></span><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> Berbagai alasan dikemukakan oleh ibu-ibu mengapa keliru dalam pemanfaatan ASI secara Eksklusif kepada bayinya, antara lain adalah produksi ASI kurang, kesulitan bayi dalam menghisap, keadaan puting susu ibu yang tidak menunjang, ibu bekerja, keinginan untuk disebut modern dan pengaruh iklan/promosi pengganti ASI dan tdak kalah pentingnya adalah anggapan bahwa semua orang sudah memiliki pengetahuan tentang manfaat ASI (2). </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"><span style="color: rgb(255, 255, 0);"> 1.2. PERUMUSAN MASALAH. </span><br /><br /></span><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka rumusan masalah dalam penulisan ini adalah bagaimana pemberian ASI secara ekslusif saai umur bayi 4 bulan dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi pemberian ASI Ekslusif.<br /><br /></span><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 1.3. TUJUAN PENULISAN<br /><br /></span><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 1.1. Tujuan Umum<br /><br /></span><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> Tujuan umum dari penulisan ini adalah untuk mengetahui pemberian ASI EKSLUSIF dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"><br />1.3.2. Tujuan Khusus<br />. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Mengetahui cara pemberian ASI EKSLUSIF pada bayi. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI pada bayi usia 4 bulan. </span><span style="font-weight: bold;"><br /><br /></span><div style="text-align: center;"><span style="font-weight: bold; color: rgb(0, 0, 0);" class="MsgBodyText"> BAB II </span><br /></div><span style="font-weight: bold; color: rgb(0, 0, 0);" class="MsgBodyText"><br /></span><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"><span style="color: rgb(51, 255, 51);"> TINJAUAN PUSTAKA </span><br /><br /></span><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 2.1. PENGERTIAN AIR SUSU IBU<br /><br /></span><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang sekresi oleh kelenjar mamae ibu, yang berguna sebagai makanan bagi bayinya (10).<br /><br /></span><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> Sedangkan ASI Ekslusif adalah perilaku dimana hanya memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja kepada bayi sampai umur 4 (empat) bulan tanpa makanan dan ataupun minuman lain kecuali sirup obat. (6).<br /><br /></span><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik pada bayi dan dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 4 bulan pertama. ASI merupakan makanan alamiah yang pertama dan utama bagi bayi sehingga dapat mencapai tumbuh kembang yang optimal.<br /><br /></span><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"><span style="color: rgb(51, 255, 51);"> 2.2. KEBAIKAN ASI DAN MENYUSUI. </span><br /><br /></span><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> ASI sebagai makanan bayi mempunyai kebaikan/sifat sebagai berikut:(9) </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - ASI merupakan makanan alamiah yang baik untuk bayi, praktis, ekonomis, mudah dicerna untuk memiliki komposisi, zat gizi yang ideal sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pencernaan bayi.<br /><br /><br /></span><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - ASI mengadung laktosa yang lebih tinggi dibandingkan dengan susu buatan. Didalam usus laktosa akan dipermentasi menjadi asam laktat. yang bermanfaat untuk: </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> * Menghambat pertumbuhan bakteri yang bersifat patogen. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> * Merangsang pertumbuhan mikroorganisme yang dapat menghasilkan asam organik dan mensintesa beberapa jenis vitamin. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> * Memudahkan terjadinya pengendapan calsium-cassienat. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> * Memudahkan penyerahan herbagai jenis mineral, seperti calsium, magnesium. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - ASI mengandung zat pelindung (antibodi) yang dapat melindungi bayi selama 5-6 bulan pertama, seperti: Immunoglobin, Lysozyme, Complemen C3 dan C4, Antistapiloccocus, lactobacillus, Bifidus, Lactoferrin.<br /><br /></span><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - ASI tidak mengandung beta-lactoglobulin yang dapat menyebabkan alergi pada bayi. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Proses pemberian ASI dapat menjalin hubungan psikologis antara ibu dan bayi. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> Selain memberikan kebaikan bagi bayi, menyusui dengan bayi juga dapat memberikan keuntungan bagi ibu, yaitu: (10)</span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Suatu rasa kebanggaan dari ibu, bahwa ia dapat memberikan “kehidupan” kepada bayinya. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Hubungan yang lebih erat karena secara alamiah terjadi kontak kulit yang erat, bagi perkembangan psikis dan emosional antara ibu dan anak. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Dengan menyusui bagi rahim ibu akan berkontraksi yang dapat menyebabkan pengembalian keukuran sebelum hamil </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Mempercepat berhentinya pendarahan post partum. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Dengan menyusui maka kesuburan ibu menjadi berkurang untuk beberpa bulan (menjarangkan kehamilan) </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Mengurangi kemungkinan kanker payudara pada masa yang akan datang. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 255, 51);" class="MsgBodyText"> 2.3 PRODUKSI ASI<br /><br /></span><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> Proses terjadinya pengeluaran air susu dimulai atau dirangsang oleh isapan mulut bayi pada putting susu ibu. Gerakan tersebut merangsang kelenjar Pictuitary Anterior untuk memproduksi sejumlah prolaktin, hormon utama yang mengandalkan pengeluaran Air Susu. Proses pengeluaran air susu juga tergantung pada Let Down Replex, dimana hisapan putting dapat merangsang kelenjar Pictuitary Posterior untuk menghasilkan hormon oksitolesin, yang dapat </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> merangsang serabutotot halus di dalam dinding saluran susu agar membiarkan susu dapat mengalir secara lancar.(12) </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> Kegagalan dalam perkembangan payudara secara fisiologis untuk menampunga air susu sangat jarang terjadi. Payudara secara fisiologis merupakan tenunan aktif yang tersusun seperti pohon tumbuh di dalam putting dengan cabang yang menjadi ranting semakin mengecil. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> Susu diproduksi pada akhir ranting dan mengalir kedalam cabang-cabang besar menuju saluran ke dalam putting. Secara visual payudara dapat di gambarkan sebagai setangkai buah anggur, mewakili tenunan kelenjar yang mengsekresi dimana setiap selnya mampu memproduksi susu, bila sel-sel Myoepithelial di dalam dinding alveoli berkontraksi, anggur tersebut terpencet dan mengeluarkan susu ke dalam ranting yang mengalir ke cabang-cabang lebih besar, yang secara perlahan-lahan bertemu di dalam aerola dan membentuk sinus lactiterous. Pusat dari areda (bagan yang berpigmen) adalah putingnya, yang tidak kaku letaknya dan dengan mudah dihisap (masuk kedalam) mulut bayi. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> Berdasarkan waktu diproduksi,<br />ASI dapat dibagi menjadi 3 yaitu: </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> A. Colostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar mamae yang mengandung tissue debris dan redual material yang terdapat dalam alveoli dan ductus dari kelenjar mamae sebelum dan segera sesudah melahirkan anak. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Disekresi oleh kelenjar mamae dari hari pertama sampai hari ketiga atau keempat, dari masa laktasi. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Komposisi colostrum dari hari ke hari berubah. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Merupakan cairan kental yang ideal yang berwarna kekuning-kuningan, lebih kuning dibandingkan ASI Mature. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Merupakan suatu laxanif yang ideal untuk membersihkan meconeum usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan bayi untuk menerima makanan selanjutnya. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Lebih banyak mengandung protein dibandingkan ASI Mature, tetapi berlainan dengan ASI Mature dimana protein yang utama adalah casein pada colostrum protein yang utama adalah globulin, sehingga dapat memberikan daya perlindungan tubuh terhadap infeksi. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Lebih banyak mengandung antibodi dibandingkan ASI Mature yang dapat memberikan perlindungan bagi bayi sampai 6 bulan pertama. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Lebih rendah kadar karbohidrat dan lemaknya dibandingkan dengan ASI Mature. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Total energi lebih rendah dibandingkan ASI Mature yaitu 58 kalori/100 ml colostrum. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Vitamin larut lemak lebih tinggi. Sedangkan vitamin larut dalam air dapat lebih tinggi atau lebih rendah. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Bila dipanaskan menggumpal, ASI Mature tidak. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - PH lebih alkalis dibandingkan ASI Mature. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Lemaknya lebih banyak mengandung Cholestrol dan lecitin di bandingkan ASI Mature. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Terdapat trypsin inhibitor, sehingga hidrolisa protein di dalam usus bayi menjadi krang sempurna, yangakan menambah kadar antobodi pada bayi. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Volumenya berkisar 150-300 ml/24 jam. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> B. Air Susu Masa Peralihan (Masa Transisi) </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Merupakan ASI peralihan dari colostrum menjadi ASI Mature. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Disekresi dari hari ke 4 – hari ke 10 dari masa laktasi, tetapi ada pula yang berpendapat bahwa ASI Mature baru akan terjadi pada minggu ke 3 – ke 5. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Kadar protein semakin rendah, sedangkan kadar lemak dan karbohidrat semakin tinggi. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Volume semakin meningkat. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> </span><br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> C. Air Susu Mature </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - ASI yang disekresi pada hari ke 10 dan seterusnya, yang dikatakan komposisinya relatif konstan, tetapi ada juga yang mengatakan bahwa minggu ke 3 sampai ke 5 ASI komposisinya baru konstan. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Merupakan makanan yang dianggap aman bagi bayi, bahkan ada yang mengatakan pada ibu yangs ehat ASI merupakan makanan satu-satunya yang diberikan selama 6 bulan pertamabagi bayi. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - ASI merupakan makanan yang mudah di dapat, selalu tersedia, siap diberikan pada bayi tanpa persiapan yang khusus dengan temperatur yang sesuai untu bayi. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Merupakan cairan putih kekuning-kuningan, karena mengandung casienat, riboflaum dan karotin. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Tidak menggumpal bila dipanaskan. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Volume: 300 – 850 ml/24 jam </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Terdapat anti microbaterial factor, yaitu: </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> • Antibodi terhadap bakteri dan virus. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> • Cell (phagocyle, granulocyle, macrophag, lymhocycle type T) </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> • Enzim (lysozime, lactoperoxidese) </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> • Protein (lactoferrin, B12 Ginding Protein) </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> • Faktor resisten terhadap staphylococcus. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> • Complecement ( C3 dan C4) </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 204, 0);" class="MsgBodyText"> 2.4 Volume Produksi ASI<br /><br /></span><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> Pada minggu bulan terakhir kehamilan, kelenjar-kelenjar pembuat ASI mulai menghasilkan ASI. Apabila tidak ada kelainan, pada hari pertama sejak bayi lahir akan dapat menghasilkan 50-100 ml sehari dari jumlah ini akan terus bertambah sehingga mencapai sekitar 400-450 ml pada waktu bayi mencapai usia minggu kedua.(9) Jumlah tersebut dapat dicapai dengan menysusui bayinya selama 4 – 6 bulan pertama. Karena itu selama kurun waktu tersebut ASI mampu memenuhi lkebutuhan gizinya. Setelah 6 bulan volume pengeluaran air susu menjadi menurun dan sejak saat itu kebutuhan gizi tidak lagi dapat dipenuhi oleh ASI saja dan harus mendapat makanan tambahan.(12) </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> Dalam keadaan produksi ASI telah normal, volume susu terbanyak yang dapat diperoleh adalah 5 menit pertama. Penyedotan/penghisapan oleh bayi biasanya berlangsung selama 15-25 menit(12) </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> Selama beberapa bulan berikutnya bayi yang sehat akan mengkonsumsi sekitar 700-800 ml ASI setiap hari. (<img src="http://images.friendster.com/group-discussion/images/smiley_icons/icon_cool.gif" alt="Cool" border="0" /> Akan tetapi penelitian yang dilakukan pada beberpa kelompok ibu dan bayi menunjukkan terdapatnya variasi dimana seseorang bayi dapat mengkonsumsi sampai 1 liter selama 24 jam, meskipun kedua anak tersebut tumbuh dengan kecepatan yang sama. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> Konsumsi ASI selama satu kali menysui atau jumlahnya selama sehari penuh sangat bervariasi. Ukuran payudara tidak ada hubungannya dengan volume air susu yang diproduksi, meskipun umumnya payudara yang berukuran sangat kecil, terutama yang ukurannya tidak berubah selama masa kehamilan hanya memproduksi sejumlah kecil ASI (<img src="http://images.friendster.com/group-discussion/images/smiley_icons/icon_cool.gif" alt="Cool" border="0" /> </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> Pada ibu-ibu yang mengalami kekurangan gizi, jumlah air susunya dalam sehari sekitar 500-700 ml selama 6 bulan pertama, 400-600 ml dalam 6 bulan kedua, dan 300-500 ml dalamtahun kedua kehidupan bayi. Penyebabnya mungkin dapat ditelusuri pada masa kehamilan dimana jumlah pangan yang dikonsumsi ibu tidak memungkinkan untuk menyimpan cadangan lemak dalam tubuhnya, yang kelak akan digunakan sebagai salah satu komponen ASI dan sebagai sumber energi selama menyusui. Akan tetapi kadang-kadang terjadi bahwa peningkatan jumlah produksi konsumsi pangan ibu tidak selalu dapat meningkatkan produksi air susunya. Produksi ASI dari ibu yang kekurangan gizi seringkali menurun jumlahnya dan akhirnya berhenti, dengan akibat yang fatal bagi bayi yang masih sangat muda. Di daerah-daerah dimana ibu-ibu sangat </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> ©</span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> kekurangan gizi seringkali ditemukan “merasmus” pada bayi-bayi berumur sampai enam bulan yang hanya diberi ASI.(<img src="http://images.friendster.com/group-discussion/images/smiley_icons/icon_cool.gif" alt="Cool" border="0" /> </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 2.5 Komposisi ASI </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> Kandungan colostrum berbeda dengan air susu yang mature, karena colostrum mengandung berbeda dengan air susu yang mature, karena colostrum dan hanya sekitar 1% dalam air susu mature, lebih banyak mengandung imunoglobin A (Iga), laktoterin dan sel-sel darah putih, terhadap, yang kesemuanya sangat penting untuk pertahanan tubuh bayi, terhadap serangan penyakit (Infeksi) lebih sedikit mengandung lemak dan laktosa, lebih banyak, mengandung vitamin dan lebih banyak mengandung mineral-mineral natrium (Na) dan seng (Zn). </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> Berdasrkan sumber dari food and Nutrition Boart, National research Council Washington tahun 1980 diperoleh perkiraan komposisi Kolostrum ASI dan susu sapi untuk setiap 100 ml seperti tertera pada tabel berikut: (4) </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> Tabel 1 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> Komposisi Kolostrum, ASI dan susu sapi untuk setiap 100 ml </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> Zat-zat Gizi Kolostrum ASI Susu Sapi </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> Energi (K Cal) </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> Protein (g) </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Kasein/whey </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Kasein (mg) </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Laktamil bumil (mg) </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Laktoferin (mg) </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Ig A (mg) </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> Laktosa (g) </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> Lemak (g) </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> Vitamin </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Vit A (mg) </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Vit B1 (mg) </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Vit B2 (mg) </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Asam Nikotinmik (mg) </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Vit B6 (mg) </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Asam pantotenik </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Biotin </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Asam folat </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Vit B12 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Vit C </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Vit D (mg) </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Vit Z </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Vit K (mg) </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> Mineral </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Kalsium (mg) </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Klorin (mg) </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Tembaga (mg) </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Zat besi (ferrum) (mg) </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Magnesium (mg) </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Fosfor (mg) </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Potassium (mg) </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Sodium (mg) </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Sulfur (mg) 58 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 2,3 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 140 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 218 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 330 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 364 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 5,3 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 2,9 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 151 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 1,9 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 30 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 75 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 183 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 0,06 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 0,05 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 0,05 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 5,9 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 1,5 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 39 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 85 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 40 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 70 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 4 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 14 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 74 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 48 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 22 70 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 0,9 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 1 : 1,5 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 187 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 161 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 167 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 142 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 7,3 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 4,2 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 75 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 14 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 40 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 160 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 12-15 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 246 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 0,6 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 0,1 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 0,1 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 5 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 0,04 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 0,25 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 1,5 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 35 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 40 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 40 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 100 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 4 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 15 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 57 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 15 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 14 65 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 3,4 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 1 : 1,2 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 4,8 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 3,9 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 41 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 43 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 145 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 82 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 64 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 340 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 2,8 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> ,13 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 0,6 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 1,1 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 0,02 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 0,07 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 6 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 130 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 108 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 14 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 70 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 12 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 120 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 145 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 58 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 30 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> ©</span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> Perbandingan komposisi kolostrum, ASI dan susu sapi dapat dilihat pada tabel 1. Dimana susu sapi mengandung sekitar tiga kali lebih banyak protein daripada ASI. Sebagian besar dari protein tersebut adalah kasein, dan sisanya berupa protein whey yang larut. Kandungan kasein yang tinggi akan membentuk gumpalan yang relatif keras dalam lambung bayi. Bila bayi diberi susu sapi, sedangkan ASI walaupun mengandung lebih sedikit total protein, namun bagian protein “whey”nya lebih banyak, sehingga akan membetuk gumpalan yang lunak dan lebih mudah dicerna serta diserapoleh usus bayi. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> Sekitar setengah dari energi yang terkandung dalam ASI berasal dari lemak, yang lebih mudah dicerna dan diserap oleh bayi dibandingkan dengan lemak susu sapi, sebab ASI mengandung lebih banyak enzim pemecah lemak (lipase). Kandungan total lemak sangat bervariasi dari satu ibu ke ibu lainnya, dari satu fase lakatasi air susu yang pertama kali keluar hanya mengandung sekitar 1 – 2% lemak dan terlihat encer. Air susu yang encer ini akan membantu memuaskan rasa haus bayi waktu mulai menyusui. Air susu berikutnya disebut “Hand milk”, mengandung sedikitnya tiga sampai empat kali lebih banyak lemak. Ini akan memberikan sebagian besar energi yang dibutuhkan oleh bayi, sehingga penting diperhatikan agar bayi, banyak memperoleh air susu ini (<img src="http://images.friendster.com/group-discussion/images/smiley_icons/icon_cool.gif" alt="Cool" border="0" /> </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> Laktosa (gula susu) merupakan satu-satunya karbohidrat yang terdapat dalam air susu murni. Jumlahnya dalam ASI tak terlalu bervariasi dan erdapat lebih banyak dibandingkan dengan susu sapi. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> Disamping fungsinya sebagai sumber energi, juga didalam usus sebagian laktosa akan diubah menjadi asam laktat. Didalam usus asam laktat tersebut membantu mencegah pertumbuhan bakteri yang tidak diinginkan dan juga membantu penyerapan kalsium serta mineral-mineral lain. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> ASI mengandung lebih sedikit kalsium daripada susu sapi tetapi lebih mudah diserap, jumlah ini akan mencukupi kebutuhan untuk bahan-bahan pertama kehidupannya ASI juga mengandung lebih sedikit natrium, kalium, fosfor dan chlor dibandingkan dengan susu sapi, tetapi dalam jumlah yang mencukupi kebutuhan bayi. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> Apabila makanan yang dikonsumsi ibu memadai, semua vitamin yang diperlukan bayi selama empat sampai enam bulan pertama kehidupannya dapat diperoleh dari ASI. Hanya sedikit terdapat vitamin D dalam lemak susu, tetapi penyakit polio jarang terjadi pada aanak yang diberi ASI, bila kulitnya sering terkena sinar matahari. Vitamin D yang terlarut dalam air telah ditemukan terdapat dalam susu, meskipun fungsi vitamin ini merupakan tambahan terhadap vitamin D yang terlarut lemak. (<img src="http://images.friendster.com/group-discussion/images/smiley_icons/icon_cool.gif" alt="Cool" border="0" /><br /><br /></span><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"><span style="color: rgb(0, 153, 0);"> 2.6 Manajemen Laktasi </span><br /><br /></span><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> manajemen laktasi adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk menunjang keberhasilan menyusui. Dalam pelaksanaannya terutama dimulai pada masa kehamilan, segera setelah persalinan dan pada masa menyusui selanjutnya.(4) </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> Adapun upaya-upaya yang dilakukan adalah sebagai berikut(4) </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> a. Pada masa Kehamilan (antenatal) </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Memberikan penernagan dan penyuluhan tentang manfaat dan keunggulan ASI, manfaat menyusui baik bagi ibu maupun bayinya, disamping bahaya pemberian susu botol. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Pemeriksaan kesehatan, kehamilan dan payudara/keadaan putting susu, apakah ada kelainan atau tidak. Disamping itu perlu dipantau kenaikan berat badan ibu hamil. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Perawatan payudara mulai kehamilan umur enam bulan agar ibu mampu memproduksi dan memberikan ASI yang cukup. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Memperhatikan gizi/makanan ditambah mulai dari kehamilan trisemester kedua sebanyak 1 1/3 kali dari makanan pada saat belum hamil. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> </span><br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Menciptakan suasana keluarga yang menyenangkan. Dalam hal ini perlu diperhatikan keluarga terutama suami kepada istri yang sedang hamil untuk memberikan dukungan dan membesarkan hatinya. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> b. Pada masa segera setelah persalinan (prenatal) </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Ibu dibantu menyusui 30 menit setelah kelahiran dan ditunjukkan cara menysui yang baik dan benar, yakni: tentang posisi dan cara melakatkan bayi pada payudara ibu. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Membantu terjadinya kontak langsung antara bayi-ibu selama 24 jam sehari agar menyusui dapat dilakukan tanpa jadwal. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Ibu nifas diberikan kapsul vitamin A dosis tinggi (200.000S1) dalam waktu dua minggu setelah melahirkan. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> c. Pada masa menyusui selanjutnya (post-natal) </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Menyusui dilanjutkan secara ekslusif selama 4 bulan pertama usia bayi, yaitu hanya memberikan ASI saja tanpa makanan/minuman lainnya. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Perhatikan gizi/makanan ibu menyusui, perlu makanan 1 ½ kali lebih banyak dari biasa dan minum minimal 8 gelas sehari. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Ibu menyusui harus cukup istirahat dan menjaga ketenangan pikiran dan menghindarkan kelelahan yang berlebihan agar produksi ASI tidak terhambat. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Pengertian dan dukungan keluarga terutama suami penting untuk menunjang keberhasilan menyusui. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Rujuk ke Posyandu atau Puskesmas atau petugas kesehatan apabila ada permasalahan menysusui seperti payudara banyak disertai demam. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - menghubungi kelompk pendukung ASI terdekat untuk meminta pengalaman dari ibu-ibu lain yang sukses menyusui bagi mereka. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Memperhatikan gizi/makanan anak, terutama mulai bayi 4 bulan, berikan MP ASDI yang cukup baik kuantitas maupun kualitas. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 2.7 Makanan Bayi Berusia 0-4 bulan </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> Ibu-ibu seharusnya bersyukur bila payudaranya, ternyata dapat memproduksi air susu yang berlimpah, karena anugrah tuhan ini tidak dimiliki oleh semua ibu. Meskipun demikian, diperkirakan 80% dari jumlah ibu yang melahirkan ternyata mampu menghasilkan air susu dalm jumlah yang cukup untuk keperluan bayinya, secara penuh tanpa makanan tamabahan selama enam bulan pertama. Bahkan ibu yang gizinya kurang baikpun sering dapat menghasilkan ASI cukup tanpa makanan tambahan selama 3 bulan pertama (Warno FG, 1990 hal.175). </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> Dalam usia 0-4 bulan bayisepenuhnya mendapat makanan berupa ASI dan tidak perlu di beri makanan lain, kecuali jka ada tanda-tanda produksi ASI tidak mencukupi. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> Keadaan gizi anak pada waktu lahir sangat dipengaruhi oleh keadaan gizi semasa hamil. Ibu yang semasa hamilnya menderita gangguan gizi selain akan melahirkan anak yang gizinya tidak baik, juga kemungkinan dapat melahirkan anak dengan berbagai kelainan dalam pertumbuhannya, atau mungkin anak akan lahir mati. Sejak terjadinya pembuahan terhadap sel telur dalam rahim ibu. Hanya makanan yang memenuhi syarat gizi bagi anak dan bagi ibunya yang dapat membantu syarat gizi bagi wanita hamil dan pengaturan makanan anak yang sesuai merupakan masalah pokok yang perlu dihayati oleh para ibu.(9) </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> Menyusui adalah cara makan aanak-anak yang tradisional dan ideal, yang biasanya sanggup memenuhi kebutuhan gizi seseorang bayi untuk masa hidup empat sampai enam bulan pertama. Bahkan setelah diperkenankan bahan makanan tambahan yang utama, ASI masih tetap merupakan sumber utama yang bisa mencukupi gizi. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> Dalam tahap usia sejak lahir sampai 4 bulan, ASI merupakan makanan yang paling utama. Pemberian ASI masa ini memberikan beberpa keuntungan. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> Betapapu tingginya dan baiknya mutu ASI sebagai makanan bayi, manfaatnya bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi sangat ditentukan oleh jumlah ASI yang dapat diberikan oleh ibu. Kebaikan dan mutu ASI yang dapat dihasilkan oleh ibu tidak sesuai dengan kebutuhan bayi, dan akibatnya bayi akan menderita gangguan gizi. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> ASI sebagai makanan tunggal harus diberikan sampai bayi berumur 4 bulan. Hal ini sesuai dengan kebijaksanaan PP-ASI yaitu ASI diberikan selama 2 tahun dan baru pada usia 4 bulan bayi mulai di beri makanan pendamping ASI, paling lambat usia 6 bulan karena ASI dapat memenuhi kebutuhan bayi pada 4 bulan pertama.<br /><br /></span><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> Adapun makanan bayi umur 0-4 bulan adalah sebagai berikut(2)</span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Susui bayi segera 30 menit setelah lahir. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> Kontak fisik dan hisapan bayi akan merangsang produksi ASI. Pada periode ini ASI saja sudah dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi, karena ASI adalah makanan terbaik untuk bayi. Menyusui sangat baik untuk bayi dan ibu. Dengan menysusui akan terjalin hubungan kasih sayang antara ibu dan anak. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Berikan Kolostrum </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Berikan ASI dari kedua payudara, kiri dan kanan secara bergantian, tiap kali sampai payudara terasa kosong. Payudara yang dihisap sampai kosong merangsang produksi ASI yang cukup. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Berikan ASI setiap kali meminta/menangis tanpa jadwal. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Berikan ASI 0-10 kali setiap hari, termasuk pada malam hari. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> Pola pemberian ASI/makanan pendamping (MP-ASI) yang dianjurkan DEPKES seperti terlihat pada tabel berikut: </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> Tabel 2 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> Pola Pemebeian ASI/MP-ASO menurut golongan umur </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> Golongan Umur </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> (Bulan) Pola Pemberian ASI/ MP-ASI </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> ASI MP - ASI </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> Makanan </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> Lumat Makanan Lembik Makanan Keluarga </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 6 – 4 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 4 – 6 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 6 – 12 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 12 - 24 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 2.8. Faktor-faktor yang memperoleh Produksi ASI </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> Adapun hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI antara lain adalah: </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> a. Makanan Ibu </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> Makanan yang dimakan seorang ibu yang sedang dalam masa menyusui tidak secara langsung mempengaruhi mutu ataupun jumlah air susu yang dihasilkan. Dalam tubuh terdapat cadangan berbagai zat gizi yang dapat digunakan bila sewaktu-waktu diperlukan. Akan tetapi jika makanan ibu terus menerus tidak mengandung cukup zat gizi yang diperlukan tentu pada akhirnya kelenjar-kelenjar pembuat air susu dalam buah dada ibu tidak akan dapat bekerja dengan sempurna, dan akhirnya akan berpengaruh terhadap produksi ASI. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> Unsur gizi dalam 1 liter ASI setara dengan unsur gizi yang terdapat dalam 2 piring nasi ditambah 1 butir telur. Jadi diperlukan kalori yang setara dengan jumlah kalori yang diberikan 1 piring nasi untuk membuat 1 liter ASI. Agar Ibu menghasilkan 1 liter ASI diperlukan makanan tamabahan disamping untuk keperluan dirinya sendiri, yaitu setara dengan 3 piring nasi dan 1 butir telur. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> Apabila ibu yang sedang menyusui bayinya tidak mendapat tamabahan makanan, maka akan terjadi kemunduran dalam pembuatan ASI. Terlebih jika </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> ©2004 Digitized by USU digital library 9</span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> pada masa kehamilan ibu juga mengalami kekurangan gizi. Karena itu tambahan makanan bagi seorang ibu yang sedang menyusui anaknya mutlak diperlukan. Dan walaupun tidak jelas pengaruh jumlah air minum dalam jumlah yang cukup. Dianjurkan disamping bahan makanan sumber protein seperti ikan, telur dan kacang-kacangan, bahan makanan sumber vitamin juga diperlukan untuk menjamin kadar berbagai vitamin dalam ASI. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> b. Ketentraman Jiwa dan Pikiran </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> Pembuahan air susu ibu sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan. Ibu yang selalu dalam keadaan gelisah, kurang percaya diri, rasa tertekan dan berbagai bentuk ketegangan emosional, mungkin akan gagal dalam menyusui bayinya. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> Pada ibu ada 2 macam, reflek yang menentukan keberhasilan dalam menyusui bayinya, reflek tersebut adalah: </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Reflek Prolaktin </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> Reflek ini secara hormonal untuk memproduksi ASI. Waktu bayi menghisap payudara ibu, terjadi rangsangan neorohormonal pada putting susu dan aerola ibu. Rangsangan ini diteruskan ke hypophyse melalui nervus vagus, terus kelobus anterior. Dari lobus ini akan mengeluarkan hormon prolaktin, masuk ke peredaran darah dan sampai pada kelenjar –kelenjar pembuat ASI. Kelenjar ini akan terangsang untuk menghasilkan ASI. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Let-down Refleks (Refleks Milk Ejection)<br /><br /></span><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> Refleks ini membuat memancarkan ASI keluar. Bila bayi didekatkan pada payudara ibu, maka bayi akan memutar kepalanya kearah payudara ibu. Refleks memutarnya kepala bayi ke payudara ibu disebut :”rooting reflex (reflex menoleh). Bayi secara otomatis menghisap putting susu ibu dengan bantuan lidahnya. Let-down reflex mudah sekali terganggu, misalnya pada ibu yang mengalami goncangan emosi, tekanan jiwa dan gangguan pikiran. Gangguan terhadap let down reflex mengakibatkan ASI tidak keluar. Bayi tidak cukup mendapat ASI dan akan menangis. Tangisan bayi ini justru membuat ibu lebih gelisah dan semakin mengganggu let down reflex. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> c. Pengaruh persalinan dan klinik bersalin </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> Banyak ahli mengemukakan adanya pengaruh yang kurang baik terhadap kebiasaan memberikan ASI pada ibu-ibu yang melahirkan di rumah sakit atau klinik bersalin lebih menitik beratkan upaya agar persalinan dapat berlangsung dengan baik, ibu dan anak berada dalam keadaan selamat dan sehat. Masalah pemebrian ASI kurang mendapat perhatian. Sering makanan pertama yang diberikan justru susu buatan atau susu sapi. Hal ini memberikan kesan yang tidak mendidik pada ibu, dan ibu selalu beranggapan bahwa susu sapi lebih dari ASI. Pengaruh itu akan semakin buruk apabila disekeliling kamar bersalin dipasang gambar-gambar atau poster yang memuji penggunaan susu buatan. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> d. Penggunaan alat kontrasepsi yang mengandung estrogen dan progesteron. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> Bagi ibu yang dalam masa menyusui tidak dianjurkan menggunakan kontrasepsi pil yang mengandung hormon estrogen, karena hal ini dapat mengurangi jumlah produksi ASI bahkan dapat menghentikan produksi ASI secara keseluruhan oleh karena itu alat kontrasepsi yang paling tepat digunakan adalah alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) yaitu IUD atau spiral. Karena AKDR dapat merangsang uterus ibu sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan kadar hormon oxitoksin, yaitu hormon yang dapat merangsang produksi ASI. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> ©2004 Digitized by USU digital library 10</span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> e. Perawatan Payudara </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> Perawatan fisik payudara menjelang masa laktasi perlu dilakukan, yaitu dengan mengurut payudara selama 6 minggu terakhir masa kehamilan. Pengurutan tersebut diharapkan apablia terdapat penyumbatan pada duktus laktiferus dapat dihindarkan sehingga pada waktunya ASI akan keluar dengan lancar. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> BAB III </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> PEMBAHASAN </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> ASI merupakan malanan alamiah yang pertama dan utama bagi bayi baru lahir. ASI dapat memenuhi kebutuhan bayi akan energi dan gizi selama 4-6 bulan pertama kehidupannya, sehingga dapat mencapai tumbuh kembang yang optimal. Selain sebagai sumber energi dan zat gizi, pemberian ASI juga merupakan media untuk menjalin hubungan psikologis antara ibu dan bayinya. Hubungan ini akan menghantarkan kasih sayang dan perlindungan ibu kepada bayinya serta memikat kemesraan bayi terhadap ibunya, sehingga terjalin hubungan yang harmonis dan erat. Namun sering ibu-ibu tidak berhasil menyusui bayinya atau menghentikan menyusui lebih dini. Untuk itu dalam Bab pembahasan ini akan dibahas “Mengapa ASI Ekslusif tidak diberikan, dan kemungkinan faktor-faktor yang mempengaruhi tidak diberikannya ASI Ekslusif.” </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> Penelitian dan pengamatan yang dilakukan diberbagai daerah menunjukkan dengan jelas adanya kecenderungan meningkatkannya jumlah ibu yang tidak menyusui bayi ini dimulai di kota terutama pada kelomopk ibu dan keluarga yang berpenghasilan cukup, yang kemudian menjalar ke daerah pinggiran kota dan menyebar sampai ke desa-desa. Banyak hal yang menyebabkan ASI Ekslusif tidak diberikan khususnya bagi ibu-ibu di Indonesia, hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> a. Adanya perubahan struktur masyarakat dan keluarga. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> Hubungan kerabat yang luas di daera pedesaan menjadi renggang setelah keluarga pindah ke kota. Pengaruh orang tua seperti nenek, kakek, mertua dan orang terpandang dilingkungan keluarga secara berangsur menjadi berkurang, karena mereka itu umumnya tetap tinggal di desa sehingga pengalaman mereka dalam merawat makanan bayi tidak dapat diwariskan. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> b. Kemudahan-kemudahan yang didapat sebagai hasil kemajuan teknologipembuatan makanan bayi seperti pembuatan tepung makanan bayi, susu buatan bayi, mendorong ibu untuk mengganti ASI dengan makanan olahan lain. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> c. Iklan yang menyesatkan dari produksi makanan bayi menyebabkan ibu beranggapan bahwa makanan-makanan itu lebih baik dari ASI </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> d. Para ibu sering keluar rumah baik karena bekerja maupun karena tugas-tugas sosial, maka susu sapi adalah satu-satunya jalan keluar dalam pemberian makanan bagi bayi yang ditinggalkan dirumah. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> e. Adanya anggapan bahwa memberikan susu botol kepada anak sebagai salah satu simbol bagi kehidupan tingkat sosial yan lebih tinggi, terdidik dan mengikuti perkembangan zaman. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> f. Ibu takut bentuk payudara rusak apabila menyusui dan kecantikannya akan hilang. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> g. Pengaruh melahirkan dirumah sakit atau klinik bersalin. Belum semua petugas paramedis diberi pesan dan diberi cukup informasi agar menganjurkan setiap ibu untuk menyusui bayi mereka, serta praktek yang keliru dengan memberikan susu botol kepada bayi yang baru lahir. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> Sering juga ibu tidak menyusui bayinya karena terpaksa, baik karena faktor intern dari ibu seperti terjadinya bendungan ASI yang mengakibatkan ibu </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> ©</span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> merasa sakit sewaktu bayinya menyusu, luka-luka pada putting susu yang sering menyebabkan rasa nyeri, kelainan pada putting susu dan adanya penyakit tertentu seperti tuberkolose, malaria yang merupakan alasan untuk tidak menganjurkan ibu menyusui bayinya, demikian juga ibu yang gizinya tidak baik akan menghasilkan ASI dalam jumlah yang relatif lebih sedikit dibandingkan ibu yang sehat dan gizinya baik. Disamping itu juga karena faktor dari pihak bayi seperti bayi lahir sebelum waktunya (prematur) atau bayi lahir dengan berat badan yang sangat rendah yang mungkin masih telalu lemah abaila mengisap ASI dari payudara ibunya, serta bayi yang dalam keaaddaan sakit. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> Memburuknya gizi anak dapat juga terjadi akibat ketidaktahuan ibu mengenai cara – cara pemberian ASI kepada anaknya. Berbagai aspek kehidupan kota telah membawa pengaruh terhadap banyak para ibu untuk tidak menyusui bayinya, padahal makanan penganti yang bergizi tinggi jauh dari jangkauan mereka. Kurangnya pengertian dan pengertahuuan ibu tentang manfaat ASI dan menyusui menyebabkan ibu – ibu mudah terpengaruh dan beralih kepada susu botol (susu formula).Kesehatan/status gizi bayi/anak serta kelangsungan hidupnya akan lebih baik pada ibu- ibu yang berpendidikan rendah. Hal ini karena seorang ibu yang berpendidikan tinggi akan memiliki pengetahuan yang luas serta kemampuan untuk menerima informasi lebih tinggi. Pada penelitian di Pakisttan dimana tingkat kematian anak pada ibu –ibu yang lama pendidikannya 5 tahun adalah 50 % lebih rendah daripada ibu – ibu yang buta huruf. Demikian juga di Indonesiabahwa pemberian makanan padat yang terlalu dini.Sebahagian besar dilakukan oleh ibu- ibu yang berpendidikan rendah , agaknya faktor ketidaktauanlah yang menyebabkannya. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> Faktor lain yang berpengaruh terhadap pemberian ASI adalah sikap ibu terhadap lingkungan sosialnya dan kebudayaan dimana dia dididik. Apabila pemikiran tentang menyusui dianggap tidak sopan dan memerlukan , maka “let down reflex” (reflex keluar) akan terhambat. Sama halnya suatu kebudayaan tidak mencela penyusunan, maka pengisapan akan tidak terbatas dan “du demand” (permintaan) akan menolong pengeluaran ASI. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> Selain itu kemampuan ibu yang seusianya lebih tua juga amat rendah produksi ASInya, sehingga bayi cendrung mengalami malnutrisi. Alasan lain ibu – ibu tidak menyusui bayinya adalah karena ibu tersebut secara tidak sadar berpendapat bahwa menyusui hanya ibu merupakan beban bagi kebebasan pribadinya atau hanya memperburuk potongan dan ukuran tubuhnya. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> Kendala lain yang dihadapi dalam upaya peningkatan penggunaan ASI adalah sikap sementara petugas kesehatan dari berbagai tingkat yang tidak bergairah mengikuti perkembangan ilmu kedokteran dan kesehatan. Konsep baru tentang pemberian ASI dan mengenai hal – hal yang berhubungan dengan ibu hamil, ibu bersaliin, ibu menyusui dan bayi baaru lahir. Disamping itu juga sikap sementara penaggung jawab ruang bersaliiin dan perawatan dirumah sakit, rumah bersalinn yang berlangsung memberikan susu botol pada bayi baru lahir ataupun tidak mau mengusahakan agar iibu mampu memberikan ASI kepada bayinya, serta belum diterapkannya pelayanan rawaat disebahagian besar rumah sakit /klinik bersalin. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> Semua faktor– faktor terebut diatas yang dianggap sebagai penyebab semakin melorotnya kegiatan meminumkan air susu ibu ke kalangan para ibu – ibu saat ini. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> Oleh sebab itu upaya yang dapat dilakukan antara lain : </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Motivasi untuk menyusui. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> Di daerah pedesaan menyusui anak terlihat sebagai suatu proses yang normal, dan tidak dilakukan sembunyi-sembunyi. Ibu-ibu tidak malu menyusui bayinya. Kebiasaan itu adpat diciptakan suatu kondisi dan gairah bagi para gadis yang melihatnya, sehingga ada kemauan naluriah melakukan hal yang sama. Bila tumbuh menjadi besar dan punya anak meeka ingin melakukan hal yang serupa. Sebaliknya, kebiasaan ibu-ibu di kota yang malu-nalu serta sembunyi-sembunyi menyusui bayinya, tentu akan banyak mempengaruhi tabiat gadis-gadis </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> ©2004 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> disekitarnya untuk berbuat sama, dan menyusui anak merupakan sesuatu hal yang harus dihindarkan. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> Ibu-ibu harus dibangkitkan kemauan dan kesediannya untuk menyusui anaknya, terutama sebelum melahirkan. Dan bila menyusui, hendaknya ditingkatkan pada masyarakat, pengertian tersebut harus ditanamkan pada anak-anak gadis sejak masih usia muda, bahwa menyusui anak merupakan bagian dari tugas biologis seorang ibu. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> Didaerah perkotaan, sasaran yang harus diberi pendidikan adalah para gadis remaja. Didaerah pedesaan, pendidikan harus diarahkan untuk tujuan mencegah marasmus. Perkembangan teknologi yang telah dapat menciptakan “humanized milk” menyebabkan nilai ASI dan kebiasaan menyusui yang pada hakekatnya memberikan fasilitas kemudahan pengadaan susu, murah serta praktis semakin kurang diminati dan dihindari. Kemajuan dibidang kesehatan lingkungan dan industri makanan sapihan membuat segalanya menjadi sangat praktis sehingga para ibu lebih cenderung menggunakan susu botol. Untuk mengatasi masalah tersebut, ibu-ibu yang mampu harus dihimbau dan diberi motivasi agar kembali pada praktek menyusui anak sendiri. Karena hal itu mendatangkan keuntungan bagi hubungan ibu dan anak dan terutama karena hal itu memenuhi ciri dan kodrat manusia.<br /><br /></span><div style="text-align: center;"><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 51);" class="MsgBodyText"> BAB IV </span><br /></div><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"><span style="color: rgb(204, 0, 0);"> KESIMPULAN DAN SARAN </span><br /><br /></span><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 4<span style="color: rgb(51, 204, 0);">.1. KESIMPULAN </span><br /><br /></span><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Air Susu Ibu merupakan makanan yang terbaik bagi bayi yang harus diberikan pada bayi sampai bayi berusia 4 bulan tanpa makanan pendamping. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Adanya kecenderungan semakin tinggi tingkat pendidikan semakin besar persentase ASI secara Eksklusif. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Masih rendahnya tingkat pengetahuan ibu-ibu tentang pemberian ASI.<br /><br /></span><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"><span style="color: rgb(0, 153, 0);"> 4.2. SARAN </span><br /><br /></span><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Perlu peningkatan penyuluhan kesehatan secara umum khususnya tentang ASI dan menyusui kepada masyarakat, khususnya kepada ibu hamil tentang gizi dan perawatan payudara selama masa kehamilan, sehingga produksi ASI cukup. </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> - Perlu ditingkatkan peranan tenaga kesehatan baik di rumah sakit, klinik bersalin, Posyandu di dalam memberikan penyuluhan atau petunjuk kepada ibuhami, ibu baru melahirkan dan ibu menyusui tentang ASI dan menyusui.<br /><br /></span><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"><span style="color: rgb(204, 0, 0);"> DAFTAR PUSTAKA </span><br /><br /></span><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 1. Djaeni Ahmad Soediaotama, (terjemahan); Faktor Gizi., Bhratara Karya Aksara, Jakarta, 1985 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 2. Depkes RI. Pedoman Pemberian MP-ASI, Jakarta. 1992 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 3. Djaeni Ahmad Sedjaoetama, Ilmu Gizi II, Dian Rakyat, Jakarta 1995 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 4. Depkes RI, manajemen Laktasi. Jakarta. 1994 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 5. Depkes RI, Panduan 13 Pesan dasar Gizi Bayi, dan Balita, Bhratara, Jakarta 1992 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 6. Depkes RI, Petunjujk Pelaksanaan Peningkatan ASI Ekslusif. Jakarta. 1997 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 7. Moehji Sjahmien. Pemeliharaan Gizi Bayi dan Balita. Bharatara. 1992 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 8. Mochtadi Deday, Gizi untuk Bayi. Sinar Harapan. Jakarta. 1994 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 9. Moehji Sjahmien, Ilmu Gizi, Bhratara, Jakarta. 1992 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> 10. Puspita Theresia, Bahan Kuliah Gizi Dalam Daur Kehidupan. Akzi. Banda Aceh. 1995 </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> </span><br /><br /><span style="font-family: lucida grande;"><span style="color: rgb(0, 51, 0);"><span style="font-size:130%;">BOY ANTONI PUTRA<br />( STIKES FORT DE KOCK BUKITTINGGI)</span></span></span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"> </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);" class="MsgBodyText"></span> </div><div class="blogger-post-footer">boy antoni putra
stikes fort de cock bukittinggi
pns dinas kesehatan kabupaten agam
bared18@yahoo.co.id</div>boy a phttp://www.blogger.com/profile/10369020424180261153noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5832508459973537356.post-69251402505080720082008-07-30T17:16:00.002+07:002008-12-12T15:43:16.509+07:00<div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXJIjaUDQlTYXHJYLGhbfsD5wIKQmkaS4Uf5w7aVrSEZwHr2gjFKAGBA6sguYp5qsyabwvAPDe9cNKDBJCNJ2BLBUN7oTh44Exm-On55E_AvgdazL-r-IH-jZ_c7mr5dl0bGi5fCOs464/s1600-h/IMG000048.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXJIjaUDQlTYXHJYLGhbfsD5wIKQmkaS4Uf5w7aVrSEZwHr2gjFKAGBA6sguYp5qsyabwvAPDe9cNKDBJCNJ2BLBUN7oTh44Exm-On55E_AvgdazL-r-IH-jZ_c7mr5dl0bGi5fCOs464/s320/IMG000048.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5228752062346655138" border="0" /></a><br /><span style="color: rgb(0, 153, 0);font-size:130%;" ><span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >boy antoni putra</span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >stikes fort de cock bukittinggi</span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >pns dinas kesehatan kabupaten agam</span> </span><br /><span style="color: rgb(0, 153, 0);font-size:130%;" ><span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >PENGENDALIAN</span></span><br /><span style="color: rgb(0, 153, 0);font-size:130%;" ><span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" > BIAYA KESEHATAN PEGAWAI</span></span><br /><span style="color: rgb(0, 153, 0);font-size:130%;" ><span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" > * </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Oleh : boy antoni putra</span> </span><br /><span style="color: rgb(0, 153, 0);font-size:130%;" ><span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >1. PENDAHULUAN : </span></span><br /><span style="color: rgb(0, 153, 0);font-size:130%;" > <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Dari data 11 negara anggota WHO kawasan Asia Selatan dan Tenggara (SEARO) </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >dengan jumlah penduduk sekitar 1,5 milyar jiwa, diperoleh angka kecelakaan kerja dan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >penyakit akibat kerja setara dengan 22,5 juta DALY dan 699,000 kematian yang </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >disebabkan oleh berbagai faktor resiko di tempat kerja dengan perincian: 5 juta </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >kecelakaan/ tahun, 36 kecelakaan /menit, 90,000 kecelakaan fatal/ tahun, 300 </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >kematian/ hari. Di Indonesia, dari data Jamsostek tahun 2002 diperoleh informasi </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >sebanyak 66.367 kasus kecelakaan akibat kerja, dengan kematian sebesar 4.142 </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >orang (CFR= 6,24%) dengan kerugian langsung setara dengan hilangnya 498.125.460 </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >jam kerja efektif. Dari Data Jamsostek tahun 2003 diperoleh data setiap hari kerja terjadi </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >440 kasus kecelakaan akibat kerja dan 10.393 kasus (9,83%) mengalami cacat atau </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >tidak mampu kerja 1). Data BPS tahun 2000 menyebutkan jumlah angkatan kerja di </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Indonesia mencapai 95.650.961 orang dengan perincian laki-laki 58.779.722 orang </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >(61,39%) dan perempuan 36.871.239 orang (38,61%) 1) diantaranya termasuk Pegawai </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Negeri Sipil (PNS) sekitar 3.648.005 orang pada tahun 2003 2) maka masalah </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >kesehatan dan keselamatan di tempat kerja serta masalah kesejahteraan pegawai/ </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >tenaga kerja menjadi masalah nasional yang penting. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" > Keharusan memenuhi kesejahteraan pegawai/ tenaga kerja, termasuk didalamnya </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >jaminan pemeliharaan kesehatan tercantum dalam UU No.13 tahun 2003 tentang </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Ketenagakerjaan 3) dan UU No. 8 tahun 1974 jo. UU No.43 tahun 1999 tentang </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Kepegawaian 4) serta UU No. 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja 5). </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pasal 35 menjelaskan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >bahwa pemberi kerja wajib memberi perlindungan kesejahteraan, keselamatan dan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >kesehatan tenaga kerja, sedangkan pasal 86 ayat (1) menjelaskan bahwa setiap pekerja </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >/ buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >* </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Makalah disajikan pada Konggres Nasional Praktik Pelayanan Kesehatan di Indonesia, </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >diselengarakan oleh Perhimpunan Ahli Manajemen Jaminan dan Asuransi Kesehatan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Indonesia (PAMJAKI), 29 – 31 Agustus 2006 di Hotel Borobudur Jakarta </span></span><br /><span style="color: rgb(0, 153, 0);font-size:130%;" > <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >*</span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >* </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Pengajar pada Fakultas Kesehatan Masyarakat & Program Magister Ilmu Kesehatan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Masyarakat Universitas Diponegoro, Semarang.</span></span><br /><span style="color: rgb(0, 153, 0);font-size:130%;" ><span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" > </span><span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" > </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >kesehatan kerja, moral dan kesusilaan serta perlakuan yang sesuai dengan harkat dan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >martabat manusia serta nilai-nilai agama dan ayat (2) menyebutkan bahwa untuk </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujutkan produktivitas kerja yang </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja. UU No. 43 tahun </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >1999 tentang Kepegawaian pasal 32 ayat (1) menyebutkan bahwa untuk meningkatkan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >kegairahan bekerja diselenggarakan usaha kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil (PNS), </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >ayat (2). Usaha kesejahteraan yang dimaksud yaitu program pensiun, tabungan hari tua, </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >asuransi kesehatan, tabungan perumahan dan asuransi pendidikan bagi putera-puteri </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >PNS, dan ayat (3) mengamanatkan PNS wajib membayar iuran setiap bulan dari </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >penghasilannya, sedangkan ayat (4) menjelaskan bahwa untuk penyelenggaraan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >pensiun dan asuransi kesehatan, pemerintah menanggung subsidi dan iuran. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Biaya kesehatan nasional, termasuk didalamnya biaya kesehatan pegawai/ tenaga </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >kerja menunjukkan peningkatan yang berarti dari tahun ke tahun. Secara makro, </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >peningkatan biaya kesehatan nasional dipicu oleh beberapa hal yaitu: peningkatan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >jumlah penduduk yang akan meningkatkan demand terhadap pelayanan kesehatan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >yang pada gilirannya akan berpengaruh pada peningkatan biaya kesehatan, inflasi biaya </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >kesehatan yang cenderung lebih tinggi dibanding inflasi umum,transisi epidemiologi dan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >reemerging diseases, pelayanan kesehatan yang cenderung padat modal, padat </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >teknologi, padat karya ditandai dengan spesialisasi tenaga kesehatan dan penggunaan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >iptek yang terus berkembang, perubahan pola pelayanan kesehatan yang semakin </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >spesialis, masih lemahnya mekanisme pengendalian biaya dengan audit medis dan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >standar profesi masih kurang, begitu pula upaya penghematan biaya (cost </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >containment) pada institusi kesehatan belum menjadi kesadaran segenap </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >pengelolanya, dominasi cara pembayaran out of pocket dalam membiayai kesehatan, </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >penyalahgunaan asuransi kesehatan dengan kecenderungan penggunaan berlebihan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >atau sistem reimbursement pada askes (swasta). 6) 7) 8) </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" > Pada dekade delapanpuluhan komposisi pembiayaan kesehatan nasional sebagai </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >berikut : masyarakat/ swasta 70% dan pemerintah 30%. Untuk sumber dari masyarakat/ </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >swasta dapat diperinci : rumah tangga/ out of pocket 75%, perusahaan 19% dan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >asuransi 6%. Jumlah biaya kesehatan nasional rata-rata sekitar Rp.2.260 milyar / tahun. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Biaya kesehatan per kapita/ tahun hanya US$.14 atau 2,5% dari GDP (Gross Domestic </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Product) padahal standar WHO untuk persentase pembiayaan kesehatan terhadap GDP </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >adalah 5%. Biaya kesehatan per kapita/ tahun diperinci : dari masyarakat/ swasta </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" > </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >US$.9.8 dan dari pemerintah US$.4.2. Sebagai perbandingan : Malaysia US$.67, </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Thailand US$73, Filipina US$.14 dan India US$.21 per kapita/ tahun 9). </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" > Pada dekade sembilanpuluhan komposisi biaya kesehatan nasional belum berubah </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >banyak, masyarakat/ swasta sebesar 75% dan pemerintah 25%. Biaya dari masyarakat/ </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >swasta diperinci : rumah tangga / out of pocket 75%, perusahaan 18,7% dan asuransi </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >6,3%. Biaya kesehatan nasional sekitar 2,5% dari GDP atau perkapita/ tahun sebesar </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >US$.12, pemerintah US$. 4 dan masyarakat/ swasta US$. 8, saat itu Malaysia US$.93, </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Thailand US$.64, Filipina US$.124 dan India US$.133. Dari US$.8 tersebut diperinci : </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >US$.6 merupakan belanja rumah tangga perkapita, US$.1,5 belanja kesehatan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >perusahaan dan hanya US$.0,5 bersumber pada asuransi kesehatan 10) </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Pada dekade pertama abad 21, komposisi tersebut berubah dengan meningkatnya </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >pembiayaan dari masyarakat/ swasta menjadi 38% dan pemerintah 62% pada tahun </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >2002. Sumber biaya dari masyarakat dapat diperinci : 42%, perusahaan 16% dan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >asuransi 4%. Jumlah total biaya kesehatan mencapai Rp.51.992 milyar dibandingkan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Rp.45.247 milyar pada tahun 2001. Kenaikan ini antara lain disebabkan oleh adanya </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >program Jaring Perlindungan Sosial Bidang Kesehatan untuk mengatasi dampak krisis </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >moneter tahun 1997 – 2000 dengan subsidi biaya kesehatan bagi keluarga miskin, yang </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >kemudian dilanjutkan dengan PKPS BBM pada tahun 2002. Total biaya kesehatan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >nasional pada tahun 2001 sebesar 3% dari GDP dan di tahun 2002 sebesar 3,2% dan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >biaya kesehatan perkapita naik dari US$.21 menjadi US$.26. 11) </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" > Tabel 1 Komposisi Pembiayaan Kesehatan Indonesia (jumlah rupiah dan persentase) </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Pembiayaan kesehatan nasional Dekade </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >80 an 9) </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Dekade </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >90an 10) </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Awal 2000an 11) </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >2001 2002 </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Total biaya kesehatan nasional </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Perkapita/ tahun </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >a.Masyarakat / swasta </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >b.Pemerintah </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >2.260 M rata2 </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >US$.14 </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >US$.9.8 </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >(70,0) </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >US$.4.2 </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >(30,0) </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >US$.12 </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >US$.8 </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >(75,0) </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >US$.4 </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >(25,0) </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >45.247 M </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >US$.21 </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >US$.13,4 </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >(64,2) </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >US$. 7,56 </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >(35,8) </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >51.992 M </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >US$.26 </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >US$.16,6 </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >(62,0) </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >US$.10,4 </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >(38,0) </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Masyarakat/ swasta </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >a. Rumah tangga/ out of pocket </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >b. Perusahaan / naker </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >c.Asuransi </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >(75,0) </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >(19,0) </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >(6,0) </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >(75,0) </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >(18,7) </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >( 6,3) </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >(42,0) </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >(16,0) </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >(4,0) </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" > </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Tabel 2 menunjukkan biaya kesehatan pegawai yang ada di perusahaan sebesar </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >19,94% pada tahun 2001 dan turun menjadi 18,72% di tahun 2002 dan yang tercakup </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >dalam askes juga turun dari 4,11% menjadi 3,16%. Biaya kesehatan dari masyarakat/ </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >swasta termasuk pegawai/tenaga kerja terbanyak dipergunakan untuk rawat inap. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Tabel 2 Belanja Kesehatan Masyarakat / Swasta Tahun 2001 dan 2002 11) </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Sumber biaya dan pemanfaatannya 2001 2002 </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Masyarakat/ swasta: </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >a. Out of pocket (rumah tangga) </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >b. Perusahaan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >c. Askes </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >d. Obat </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >29.036 M </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >(45,90) </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >(19,94) </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >( 4,11) </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >(30,05) </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >33.257 M </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >(48,63) </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >(18,72) </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >( 3,16) </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >(27,49) </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Masyarakat/ swasta (milyar Rp) </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >a. Berobat sendiri </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >b. Rawat inap </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >c. Rawat jalan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >d. Check up </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >13.116 M </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >16,10 </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >61,63 </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >14,44 </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >7,82 </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >16.119 M </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >18,12 </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >61,16 </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >13,74 </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >6,98 </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Rawat jalan : </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >a. Out of pocket </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >b. Swasta/ perusahaan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Rawat inap: </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >a. Out of pocket </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >b. Swasta/ perusahaan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >(60,09) </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >(39,91) </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >(61,41) </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >(38,59) </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >(78,6) </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >(21,4) </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >(93,5) </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >( 6,5) </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Masih banyak pemilik/ manajer perusahaan yang belum menyadari pentingnya </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >pegawai sebagai aset perusahaan yang harus dipelihara dan dikembangkan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >kapasitasnya juga menyebabkan masih banyak perusahaan yang tidak mengalokasikan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >anggaran perusahaan untuk pemeliharaan kesehatan pegawainya 1) Kesadaran </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >pengusaha untuk menjamin pemeliharaan kesehatan pegawainya masih rendah. Data </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >dari PT. Jamsostek pada tahun 2004 menunjukkan total jumlah perusahaan yang </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >terdaftar di Jamsostek sebanyak 118.666 buah dengan jumlah tenaga kerja yang </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >didaftarkan sebagai peserta Jamsostek sebanyak 19.936.166 orang. Dari jumlah itu </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >jumlah perusahaan yang aktif hanya sekitar 59,30% atau sebanyak 70.378 buah dengan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >jumlah tenaga kerja sebanyak 7.812.409 orang 12) Bila jumlah angkatan kerja pada </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >tahun 2004 siperkirakan sekitar 110 juta orang maka diluar Jamsostek masih terdapat </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >sekitar 90 juta tenaga kerja yang bekerja di sektor informal yang belum tercakup </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >jaminan kesehatan dan selama ini belum banyak digarap oleh Jamsostek. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" > </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Kesertaan penduduk Indonesia dalam asuransi kesehatan diperkirakan sekitar </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >78.900.000 orang ( 36 % dari 220 juta penduduk Indonesia ) pada tahun 2004. Jumlah </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >tersebut diperinci menjadi : PNS (3,6 juta orang) dan anggota keluarganya yang </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >tercakup dalam Askes diperkirakan sebanyak 14 juta orang, askes sukarela PT. Askes </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >sekitar 1 juta orang, askes miskin (program PJKMM) lewat PT. Askes sekitar 54 juta </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >orang, askes untuk anggota TNI sekitar 2 juta orang, Jamsostek 2,9 juta orang, askes </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >swasta komersial sekitar 5 juta orang. 12) Dari sejumlah 78,9 juta orang yang tercakup </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >asuransi kesehatan berarti diperkirakan hanya sekitar 14,5 juta pegawai/ tenaga kerja di </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Indonesia yang mempunyai jaminan asuransi kesehatan (13% dari total pegawai/ </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >tenaga kerja) dan mereka adalah pegawai sector formal. Masih rendahnya persentase </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >jumlah pegawai yang tercakup askes akan meningkatkan jumlah pembiayaan kesehatan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >secara out of pocket baik secara perorangan (terutama tenaga kerja sektor informal) </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >karena tidak mendapat jaminan biaya maupun yang dibelanjakan oleh perusahaan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >dengan cara reimbursement (mengganti biaya pelayanan kesehatan yang telah </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >dibayarkan terlebih dahulu oleh pegawai). </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Akses masyarakat yang terjamin asuransi kesehatan ke pelayanan kesehatan lebih </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >besar daripada yang tidak terjamin. Dari data Susenas 1998 diperoleh hasil pada </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >pelayanan rawat jalan dokter praktek swasta, angka kunjungan 10% penduduk terkaya </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >dan terjamin asuransi kesehatan sebesar 123 per 1000 orang dibandingkan 108 per </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >1000 orang yang tidak terjamin askes. Pada pelayanan rawat inap di rumah sakit. Pada </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >tahun 1995, diantara 1000 orang yang terjamin terdapat 179 hari rawat dan jumlah ini </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >meningkat menjadi 303 hari pada tahun 1998, sedangkan yang tidak terjamin jumlah </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >hari rawat 152 hari pada tahun 1995 dan sebanyak 199 hari pada tahun 1998 13) </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Diperkirakan perbedaan akses tersebut juga tidak berbeda jauh pada kelompok </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >pegawai/ tenaga kerja. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" > Tingginya persentase pembiayaan kesehatan pegawai (swasta/ perusahaan) untuk </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >pelayanan rawat jalan dan rawat inap di satu sisi dan adanya kecenderungan akses </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >pelayanan kesehatan lebih baik pada kelompok masyarakat yang terjamin asuransi </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >kesehatan yang juga dapat diartikan adanya kecenderungan pemanfaatan asuransi </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >kesehatan lebih besar di sisi lain maka biaya kesehatan pegawai merupakan salah satu </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >masalah pembiayaan kesehatan yang harus diantisipasi dan dikendalikan. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" > </span> </span><br /><span style="color: rgb(0, 153, 0);font-size:130%;" ><span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >2. PEMBAHASAN:</span></span><br /><span style="color: rgb(0, 153, 0);font-size:130%;" ><span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" > </span><span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >2.1. Biaya kesehatan pegawai: </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Biaya kesehatan pegawai dapat diartikan sebagai semua belanja/ pengeluaran </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >untuk membiayai pemeliharaan kesehatan pegawai/ tenaga kerja baik dengan tujuan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >mempertahankan dan meningkatkan kesehatan serta produktivitas pegawai/ tenaga </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >kerja Selain gaji, insentif, bonus dan penghargaan lainnya baik material maupun non </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >material, biaya kesehatan pegawai merupakan salah satu bentuk kompensasi yang </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >diberikan oleh perusahaan/ institusi kepada pegawainya karena kewajiban pekerjaan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >telah ditunaikan. Jadi biaya kesehatan pegawai merupakan hak pegawai yang harus </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >diberikan oleh perusahaan. Pemberian jaminan pemeliharaan kesehatan pegawai </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >bertujuan agar pegawai tetap dapat bekerja secara produktif. 14) 15) </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >2.2. Biaya kesehatan perusahaan dibelanjakan untuk apa saja? </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Sebagian besar biaya kesehatan perusahaan dibelanjakan untuk pengobatan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >(kuratif) baik rawat jalan maupun rawat inap pada sarana pelayanan kesehatan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >pemerintah maupun swasta (Tabel 2). Masih sedikit pembiayaan kesehatan yang </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >dialokasikan untuk upaya preventif dan promotif. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Sebagai bagian dari pembiayaan kesehatan nasional, besar atau kecilnya biaya </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >kesehatan pegawai juga ditentukan oleh cara / metode pembiayaan kesehatan yang </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >dipakai : 16) 17) </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >a. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Out of pocket : tidak adanya jaminan pembiayaan dari perusahaan membuat </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >pegawai harus membayar langsung dari dompet sendiri setelah selesai </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >mendapatkan pelayanan kesehatan. Jenis ini sangat memberatkan pegawai bila </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >mereka harus menjalani rawat inap yang lama karena penyakit katastropik. Pada </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >model ini juga hampir tidak ada kendali biaya, provider pelayanan (khususnya </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >dokter) lebih suka dengan model ini. Posisi supplier induced demand dan dipihak </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >lain terjadi consumers ignorance memicu sulitnya kendali biaya. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >b. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Reimbursement : perusahaan / institusi kerja menjamin pembiayaan kesehatan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >pegawai dengan cara mengganti sebagian/ seluruh biaya kesehatan yang telah </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >dikeluarkan oleh pegawai dengan cara klaim. Rendahnya kendali merupakan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >kelemahan model ini. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >c. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Perusahaan mempunyai sarana pelayanan kesehatan sendiri baik sebagian atau </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >jaringan baik pelayanan rawat jalan maupun rawat inap. Butuh biaya investasi yang </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >sangat besar untuk menyediakan sarana pelayanan sendirir apalagi rumah sakit </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" > </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >sendiri, hanya perusahaan besar dengan jumlah tenaga kerja yang besar yang </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >mampu membangun sarana pelayanan kesehatan sendiri dan mempekerjakan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >tenaga medis sendiri karena membutuhkan modal yang besar dan biaya operasional </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >yang besar, disamping administrasi/ manajemen yang rumit.. Alasan menyebarnya </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >pegawai karena tempat produksi sangat menyebar dan seringkali sulit/ tidak bisa </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >akses ke sarana kesehatan di daerahnya menjadi pertimbangan utama perusahaan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >memmbangun sarana pelayanan sendiri. Administrasi </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >d. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Perusahaan bergabung dengan perusahaan asuransi kesehatan dan membayarkan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >premi / iuran pegawainya kepada perusahaan suransi kesehatan. Jamsostek dan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Askes merupakan salah satu model ini. Paket jaminan menjadi berkembang tidak </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >hanya jaminan pemeliharaan kesehatan tetapi juga jaminan kecelakaan kerja, </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >jaminan hari tua dan jaminan kematian. Perkembangan model ini sangat dipengaruhi </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >oleh adanya undang-undang yang mewajibkan perusahaan menjamin hal tersebut. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Ada tiga pihak yaitu: tertanggung (pegawai), penanggung (badan asuransi) dan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >provider pelayanan kesehatan. Dengan pendekatan managed care model ini </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >dianggap sebagai model yang paling tepat untuk mengendalikan biaya sekaligus </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >mutu pelayanan. Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh provider sesuai dengan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >cara pembayaran dari badan asuransi, bisa secara fee for services, case payment </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >pembayaran per hari, pembayaran dengan bonus, kapitasi, gaji , pembayaran </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >perdiem, anggaran dan peringkat kasus. Perbedaan masing-masing jenis sebagai </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >berikut: 17) 18) 19) 20) </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >1. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Fee for services (FFS) : pembayaran berdasarkan pelayanan yang telah </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >diberikan, biasanya per item pemeriksaan, tindakan, terapi dan lain-lain </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >yang diidentifikasi satu persatu kemudian dijumlahkan dan ditagihkan kepada </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >badan askes. Resiko mengarah kepada perusahaan/ pegawai. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Ada dua jenis yaitu : FFS terbatas dan tidak terbatas. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Keuntungan : penyedia pelayanan kesehatan (PPK) mendapatkan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >pembayaran yang sama besarnya dengan pelayanan yang telah diberikan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >kepada masing-masing pasien yang berakibat kualitas pelayanan lebih </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >terjamin karena provider tidak berusaha mengurangi pelayanan. Pasien </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >mempunyai akses pelayanan yang luas dan bebas memilih sarana </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >pelayanan. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Kerugian : PPK cenderung memberikan pelayanan yang berlebihan (yang </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >tidak terkait dengan tindakan/ pemeriksanaan yang seharusnya diberikan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" > </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >menurut standar medis) agar mendapatkan pembayaran yang besar. </span></span><br /><span style="color: rgb(0, 153, 0);font-size:130%;" ><span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Beban </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >biaya yang besar dan sulit dikontrol akan memberatkan badan askes </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >sehingga model ini tidak efisien tetapi pada model FFS terbatas, kontrol </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >biaya menjadi lebih baik.</span></span><br /><span style="color: rgb(0, 153, 0);font-size:130%;" ><span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" > </span><span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >2. Case payment (pembayaran berdasarkan kasus): pembayaran berdasarkan kasus/ </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >diagnosis / paket pelayanan/ episode pelayanan. Kasus/ diagnosis disusun </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >berdasarkan standar pemeriksaan/ pengobatan yang seharusnya diterapkan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >untuk masing-masing penyakit oleh suatu komite. Misalkan Singapura </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >dengan ICD IX disusun 666 DRG (Diagnosis Related Group). </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Keuntungan : Biaya dapat dikontrol, terjadi efisiensi biaya dan biaya </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >dibayarkan berdasarkan standar pelayanan/ medis yang memang </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >seharusnya diberikan. Kualitas pelayanan terbaik menurut standar medis </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >dapat dicapai dengan model ini sementara kendali biaya juga dapat </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >dilakukan. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Kerugian : Resiko lebih berkaitan dengan provider. Kesulitan PPK adalah </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >dalam menyusun DRG dan perencanaan jumlah pembayaran kepada PPK, </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >begitu juga koordinasi staf medik dan administrator yang selalu harus </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >dilakukan serta masalah kerumitan administrasi. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >3. Pembayaran per hari (daily charge) : pembayaran kepada PPK berdasarkan jumlah </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >hari pelayanan atau jumlah hari rawat inap. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Keuntungan : PPK mendapatkan jumpal pembayaran besar terutama bila </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >banyak kasus penyakit yang memerlukan rawat inap lebih lama. PPK </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >memberikan pelayanan seharusnya, tidak mengurangi yang berakibat </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >turunnya kualitas pelayanan. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Kerugian : resiko finansial mengarah ke badan asuransi karena PPK </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >cenderung memperlama hari rawat (length of stay) agar mendapatkan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >pembayaran yang besar. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >4. Pembayaran dengan bonus (bonus payment) : pembayaran tambahan kepada PPK </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >karena kinerja tertentu telah dilakukan oleh PPK, misalkan PPK melakukan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >pelayanan preventif atau promotif. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Keuntungan : Merangsang PPK untuk mengembangkan kinerja tambahan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >yang berdampak positif bagi kesehatan pasien (upaya preventif atau </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >promotif), tambahan pendapatan ini akan menguntungkan PPK. </span> </span><br /><span style="color: rgb(0, 153, 0);font-size:130%;" ><span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" > </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Kerugian: masalah administrasi menjadi lebih rumit (menentukan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >perhitungan bonus. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >5. Kapitasi : pembayaran kepada PPK berdasarkan jumlah orang (caput) yang menjadi </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >tanggung jawab dokter dan tidak tergantung jumlah pelayanan atau tindakan/ </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >obat yang diberikan oleh PPK. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Keuntungan : bagi PPK berarti penghematan biaya dan sekaligus dapat </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >mengurangi pemberian pelayanan/ tindakan yang berlebihan dari PPK. PPK </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >bisa beruntung apabila kebetulan jumlah pasien yang berobat lebih sedikit </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >dibanding jumlah kapita yang dibayarkan oleh PPK. Dalam jangka panjang </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >model ini dapat merangsang PPK untuk mengembangkan upaya preventif </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >dan promotif agar jumlah yang sakit berkurang. PPK dapat merencanakan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >pelayanan dengan lebih baik karena memperoleh anggaran yang sekaligus </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >dalam jumlah besar. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Kerugian : PPK menerima pembayaran yang tidak sesuai dengan jumlah </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >pasien yang dilayani atau tindakan yang telah diberikan. PPK dapat merugi </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >karena jumlah pasien lebih banyak daripada jumlah kapita yang dicakup/ Bila </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >jumlah rupiah kapitasi sangat kecil dapat menyebabkan PPK memberikan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >pelayanan yang tidak adekuat. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >6. Gaji/ salary : pembayaran kepada PPK berdasarkan sejumlah gaji tertentu yang </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >besarnya dibobot dengan kualifikasi , pengalaman, masa kerja, golongan dsb </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >dan tidak berdasarkan beban kerja atau biaya pelayanan yang telah </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >dikeluarkan oleh PPK. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Keuntungan : bagi badan asuransi model ini dapat direncanakan dengan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >mudah, administrasi juga lebih mudah. Model ini dapat dimodifikasi dengan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >menahan/ menyimpan sebagian gaji dan berfungsi sebagai bonus, sehingga </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >kinerja PPK dapat ditingkatkan. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Kerugian : Bagi PPK (dokter) dapat menurunkan kinerjanya bila gaji </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >dirasakan terlalu rendah dan perasaan “ tidak dihargai profesinya”. Bagi </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >badan asuransi dapat memberatkan bila tuntutan gaji sangat tinggi. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >7. Anggaran global </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Æ </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >pembayaran kepada PPK dengan menyusun suatu anggaran </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >yang telah dinegosiasikan dengan PPK dimana satu pembayaran untuk </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >seluruh pelayanan yang diberikan dalam satu episode pelayanan, baik </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >kunjungan klinis, pemeriksaan lab, test diagnostik, obat. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" > </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Keuntungan : PPK terdorong untuk memberikan pelayanan yang efektif (tidak </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >berlebihan), dalam hal tertentu model ini hampir seperti kapitasi. PPK dapat </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >merencanakan pelayanan dengan lebih baik karena memperoleh anggaran </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >yang sekaligus dalam jumlah besar. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Kerugian : bila anggaran tak sesuai dengan kebutuhan PPK maka ada </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >kecenderungan PPK mengurangi pelayanan. Perusahaan/ institusi juga </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >sekaligus harus menyediakan anggaran kesehatan pegawainya dalam </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >jumlah besar. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >8. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Per diem .. pembayaran kepada PPK yang jumlahnya tetap perhari untuk </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >pelayanan yang diberikan. Biasanya diberlakukan pada pelayanan rawat inap </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >dengan lama maksimum dirawat untuk suatu dignosis khusus. Besarnya </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >perdiem tergantung pada intensitas pelayanan yang diberikan., misalnya </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >biaya perdiem ICU lebih besar daripada rawat inap psikiatri. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Keuntungan : bagi badan asuransi memudahkan adminstrasi dan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >perencanaan biaya, </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Kerugian : bila ternyata pasien memerlukan pelayanan yang menyebabkan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >biaya lebih besar dari per diem maka akan merugikan PPK. Cara ini juga </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >dapat merugikan badan asuransi bila PPK cenderung memperlama hari </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >perawatan. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >9. Peringkat kasus (case rates) </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Æ </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >pembayaran kepada PPK berdasarkan peringkat </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >kasus, jumlah biaya relatif tetap besarnya dan dinegosiasikan dengan PPK . </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Hampir sama dengan anggaran global, metode peringkat kasus dapat </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >disesuaikan dengan kondisi tertentu, misalkan suatu kasus butuh pelayanan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >yang lebih intensif dan lebih mahal. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Keuntungan : pembiayaan menjadi lebih efisien sehingga menguntungkan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >badan asuransi dan PPK memperoleh pembiayaan pelayanan yang relatif </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >memadai sesuai peringkat kasusnya. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Kerugian : memerlukan upaya yang tidak mudah untuk menelaah kasus per </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >kasus dan membuat peringkatnya. </span></span><br /><span style="color: rgb(0, 153, 0);font-size:130%;" > <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >2.3. Antisipasi kecenderungan makin meningkatnya biaya kesehatan pegawai : </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Pihak perusahaan berupaya untuk mengendalikan biaya kesehatan pegawai karena </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >kenaikan biaya kesehatan dapat memberatkan keuangan perusahaan. Sebagai salah </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >satu komponen cost of production maka perusahaan akan berusaha untuk </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" > </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >memangkasnya selain karena alasan efisiensi biaya juga harapan keuntungan (profit) </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >yang lebih tinggi. Dari sisi pegawai, biaya kesehatan juga perlu dikendalikan karena </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >akan memberatkan pegawai terutama bila perusahaan tidak memberikan jaminan biaya </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >kesehatan. Dari sisi perusahaan asuransi juga akan berusaha menekan peningkatan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >biaya pelayanan kesehatan yang harus dibayarkan kepada PPK. Dari kurun waktu 1993 </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >sampai 1999 perkembangan biaya kesehatan di PT. Askes rata-rata sebesar 19,2% </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >sedangkan penerimaan premi rata-rata tumbuh 17,1% per tahun. Dalam kurun waktu 15 </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >tahun (1984 – 1999) PT. Askes mempunyai rasio klaim terhadap penerimaan premi rata-</span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >rata 72,1% (terendah 54,3% dan tertinggi 93,3%). Selama kurun waktu itu PT. Askes </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >hanya menghabiskan 60% dana yang diterima untuk biaya kesehatan 21). Sebagai </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >badan asuransi pelopor penerapan managed care PT. Askes menerapkan berbagai </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >kaidah pengendalian biaya antara lain cost sharing dan co payment, pembayaran </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >kepada PPK berdasarkan kapitasi total, sistem anggaran dan DRG. Masalah transisi </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >epidemiologi yang antara lain berakibat meningkatnya catastropic diseases berakibat </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >meningkatnya biaya kesehatan bagi peusahaan asuransi. Pelayanan haemodialis untuk </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >gagal ginjal kronis menyerap dana sampai 10% dari total biaya kesehatan di PT. Askes </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >dengan jumlah penderita gagal ginjal kronis meningkat dari 481 orang (1989) menjadi </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >1.740 orang (1994) dan jumlah tindakan juga meningkat dari 23.882 kali (1989) menjadi </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >80.421 kali (1994) 21). </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >2.4.Faktor-faktor yang mempengaruhi biaya kesehatan pegawai? 7) 16) 18) 19) 21) 22) </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Secara makro, sebagai bagian dari pembiayaan kesehatan nasional, maka ada berbagai </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >faktor yang mempengaruhi kenaikan biaya kesehatan pegawai : </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >a. Jumlah pegawai berikut komposisinya : </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Semakin besar jumlah pegawai ada kecenderungan meningkatkan biaya </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >kesehatan pegawai, apalagi bila didominasi oleh wanita dan usia paruh baya. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >b. Jenis / bidang usaha: </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Perusahaan dengan jenis pekerjaan dengan resiko terhadap kecelakaaan kerja </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >seperti perusahaan manufaktur akan cenderung meningkatkan biaya kesehatan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >pegawai, begitu juga dengan perusahaan yang mempunyai banyak anak </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >perusahaan atau kantor cabang di berbagai wilayah. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >c. Model </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >pembiayaan kesehatan pegawai yang dipilih: </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Perlu kecermatan dan pemikiran yang matang dalam memilih model pembiayaan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >kesehatan di perusahaan. Bagi perusahaan pertimbangan utama adalah </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" > </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >efisiennya biaya dan kemudahan administrasi sekaligus jaminan bahwa </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >pegawainya dapat dilayani dengan baik sesuai standar medis. Bagi PPK, </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >pertimbangan utamanya adalah memberikan pelayanan yang tepat sesuai </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >standar medis tanpa pembatasan biaya yang dianggap bertentangan dengan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >penghargaan profesionalitas mereka sekaligus administrasi yang lebih mudah. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Bagi pegawai, pertimbangan utamanya yaitu mendapatkan pelayanan kesehatan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >yang baik dan segera sembuh (selesai masalah kesehatannya) dengan biaya </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >memadai sesuai kemampuan mereka. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >d. Komitmen manajemen dan kemampuan keuangan perusahaan: </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Komitmen manajemen akan pentingnya pegawai sebagai aset dan sumber daya </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >perusahaan sangat berpengaruh pada besar kecilnya perhatian mereka terhadap </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >pemeliharaan kesehatan pegawainya. Kondisi keuangan perusahaan sangat </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >berperan dalam pembiayaan kesehatan pegawai. Untuk membiayai kesehatan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >pegawainya, suatu perusahaan harus menyisihkan sejumlah anggaran tertentu </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >yang biasanya diambilkan dari komponen ongkos produksi yang biasanya </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >berasal dari komponen gaji/ upah pegawai. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >e.Upaya-upaya keselamatan dan kesehatan kerja yang dikembangkan oleh perusahaan. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Upaya atau program K3 (keselamatan dan kesehatan kerja) yang dikembangkan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >oleh perusahaan secara kontinyu selain dapat menguragi angka kecelakan kerja </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >juga dapat mengurangi angka penyakit akibat kerja (PAK) dan penyakit akibat </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >hubungan kerja (PAHK) yang akhirnya dapat menurunkan biaya kesehatan dan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >meningkatkan produktivitas pegawai. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Tabel 3 Angka Kecelakaan Kerja di Perusahaan di Indonesia 23) </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Tahun Kasus Kecela- </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >kaan Kerja </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Jumlah </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >perusahaan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Jumlah </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >tenaga kerja </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >% kecelakaan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >kerja / tenaga </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >kerja </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >1999 91.510 80.802 11.094.575 0,82 </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >2000 98.902 84.439 13.552.141 0,73 </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >2001 104.774 93.329 16.356.250 0,64 </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >2002 103.804 100.929 17.369.960 0,60 </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >2003 105.846 109.807 19.337.886 0,55 </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Upaya peningkatan kepedulian perusahaan dan tenaga kerja terhadap program </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >K3 di perusahaan masih menjadi agenda besar di masa mendatang karena</span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" > </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >masih tingginya angka kecelakaan kerja di Indonesia seperti tercantum pada </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Tabel 3. Implikasi tingginya angka kecelakaan kerja tersebut adalah menurunnya </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >produktivitas pegawai dan meningkatnya biaya kesehatan yang harus </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >dikeluarkan oleh perusahaan dan pegawai. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >f. Tuntutan serikat pekerja: </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Tuntutan pegawai yang diwadahi dalam suatu serikat pekerja (organisasi </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >pegawai/ buruh) agar perusahaan menjamin kesejahteraan pegawai termasuk </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >pemeliharaan kesehatan mereka akan menyebabkan perusahaan membuat </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >kebijakan memberikan jaminan kesehatan pegawainya. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >g. Kebijakan pemerintah: </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Pemerintah mempunyai kepentingan terhadap kesejahteraan masyarakat </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >termasuk kelompok pekerja/ pegawai. UU No. 3 tahun 1992 tentang Jaminan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Sosial Tenaga Kerja pasal (6) dan pasal (16) , UU No.23 tahun 1992 tentang </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Kesehatan, UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pasal (86), UU </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >No.8 tahun 1974 jo. UU No. 43 tahun 1999 tentang Kepegawaian yang </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >mengatur pegawai negeri sipil pada pasal (32) serta UU No. 40 tahun 2004 </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) pasal (18) sampai dengan pasal </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >(28) yang mengatur jaminan kesehatan. Semua undang-undang tersebut </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >mengamanatkan keharusan untuk menjamin pemeliharaan kesehatan tenaga </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >kerja/ pegawai. Dalam penerapannya berbagai undang-undang dan perangkat </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >hukum dibawahnya memerlukan legal enforcement yang memadai sehingga </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >dapat mengurangi jumlah pegawai yang tidak terjamin kesehatannya karena </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >majikan / pengusaha yang sengaja melalaikannya. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >h. Sistem pelayanan kesehatan yang ada: </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Pada kondisi dimana sistem rujukan belum berjalan dengan baik maka biaya </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >kesehatan akan sulit terkendali, begitu juga pola pelayanan kesehatan yang </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >semakin spesialis, lemahnya mekanisme pengendalian biaya dengan audit </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >medis dan standar profesi yang masih kurang. Dokter mengambil peran penting </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >dalam kendali biaya. Dokter lebih menyukai sistem pembayaran fee for services </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >yang dianggap ”menghargai” profesi mereka dan memberi kesempatan untuk </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >mendapatkan insentif tidak terbatas begitu juga dokter mendapatkan insentif dari </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >industri farmasi. Dalam sistem pelayanan kesehatan yang bercirikan supplier </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >induced demand dan consumer’s ignorance maka dapat terjadi profesi dokter </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >menyediakan pelayanan tidak berdasarkan kebutuhan pasien tetapi lebih pada </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" > </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >motivasi ekonomi dokter, sehingga model kapitasi yang dikembangkan dalam </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >sistem asuransi kesehatan dapat menyebabkan supplier reduced demand </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >i.Sistem pembiayaan kesehatan yang ada : </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Pada sistem pembiayaan kesehatan yang didominasi dengan out of pocket dan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >sedikitnya jumlah penduduk yang tercakup skema asuransi kesehatan sangat </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >berpengaruh pada tingginya biaya kesehatan. Sebaliknya sistem asuransi </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >kesehatan dengan model managed care (keterpaduan kendali mutu dan kendali </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >biaya) diyakini merupakan kendali biaya yang efektif. Semua itu dapat dicapai </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >antara lain bila penyalahgunaan asuransi kesehatan dengan kecenderungan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >penggunaan berlebihan dapat dieliminir, sistem reimburesement pada askes </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >(swasta) dilakukan dengan limitasi, pengembangan cara pembayaran ke PPK </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >yang cost effective. Salah satu kajian studi kasus di rumah sakit Surya Husada </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Denpasar untuk peserta JPKM Surya Husada Hospital Club dengan peserta </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >karyawan hotel dengan pegawai lebih 100 orang di tahun 1998. Pada kasus </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >karyawan Hotel Grand Hyatt Bali (2935 orang peserta) setiap tahun mengalami </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >kerugian sekitar Rp.173.958.516. Faktor penyebabnya adalah: 1). pembayaran </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >pada PPK I dan PPK II secara fee for services, 2). terjadi over utilization karena </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >poliklinik terletak di dalam hotel dengan pelayanan 24 jam, 3). 50,46% rawat inap </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >adalah kasus kebidanan dan kandungan dimana 30,53% diantaranya persalinan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >dengan bedah caesar (sebagai perbandingan di rumah sakit pendidikan dimana </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >bedah caesar dilakukan atas indikasi medis yang tepat yaitu RSUP. dr. Sardjito </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Yogyakarta hanya sebesar 10,7%), 4). penggunaan obat rawat jalan yang tinggi </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >terjadi pad PPK I (56,82%) karena belum ada formularium, pola peresepan yang </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >berlebihan baik jenis maupun harganya serta angka kunjungan PPK I yang </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >tinggi, 5). Penetapan premi belum didasarkan pada perhitungan biaya satuan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >dan utilisasi pelayanan. 6). Jumlah peserta JPKM yang belum memenuhi law of </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >large number 24) </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >j. Tata niaga obat : </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Harga obat yang cenderung tinggi antara lain karena industri farmasi yang masih </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >tergantung impor (khususnya bahan baku obat) sangat rentan terhadap inflasi </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >apabila nilai dollar juga naik. Selain itu tata niaga obat dengan rantai distribusi </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >obat yang panjang dari produsen sampai konsumen disertai dengan biaya </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >pemasaran yang sangat tinggi menyebabkan sulit menjual obat dengan harga </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >yang terjangkau, kecuali obat generik yang pemakaiannya harus didukung </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" > </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >dengan enforcement tertentu. Di Taiwan dimana kesertaan asuransi kesehatan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >nasional mencapai hampir 100%, peresepan obat generik mencapai 70%. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Peresepan obat bermutu tetapi rendah harganya akan meningkat pada sistem </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >pelayanan kesehatan yang didominasi asuransi kesehatan. Tata niaga obat </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >juga diwarnai oleh berbagai pemborosan yaitu : 1). Pembelian obat bebas (tanpa </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >resep) oleh masyarakat sangat sulit dikontrol, 2) . Sistem distribusi obat sektor </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >publik melalui gudang farmasi di kabupaten/ kota dan puskesmas terjadi </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >pemborosan biaya antara 40% sampai 60% dibandingkan dengan negara yang </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >menggunakan sistem distribusi langsung ke pelayanan kesehatan. 3). Cara </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >pemilihan, produksi dan distribusi obat brand name terutama di sektor swasta </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >masih dapat dihemat antara 20% sampai 30%, 4). Penggunaan obat yang tidak </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >rasional terjadi hampir menyeluruh di Indonesia seperti dalam peresepan, </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >pemberian obat tanpa resep, pemakaian obat tanpa pemeriksaan yang benar, </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >penngunaan obat tidak sesuai regimen baik di sektor publik maupun swasta </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >telah menyebabkan pemborosan obat antara 37% sampai 58% 25) </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >k. Inflasi umum dan inflasi biaya kesehatan : </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Pada kondisi inflasi barang dan jasa umum yang cenderung meningkat maka </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >inflasi biaya kesehatan juga akan meningkat karena untuk menyelenggarakan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >pelayanan kesehatan dibutuhkan berbagai sumber daya. Pegawai (sumber daya </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >manusia) memerlukan gaji/ upah yang juga seharusnya disesuaikan pada </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >kondisi dimana harga barang dan jasa kebutuhan sehari-hari juga cenderung </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >meningkat. Inflasi biaya kesehatan mencapai 2 – 3 kali lipat inflasi barang dan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >jasa umum, di akhir tahun delapanpuluhan sudah mencapai 14%, sedangkan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >inflasi barang dan jasa umum hanya sekitar 5%. Laju inlasi akan semakin besar </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >akibat kebijakan kenaikan harga BBM. Sebagai salah satu komponen biaya </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >faktor produksi, kenaikan BBM memberikan efek multiplier terhadap inflasi. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Sumbangan terbesar dalam inflasi biaya kesehatan adalah harga obat. Total </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >biaya obat nasional mengalami peningkatan pesat dari Rp. 369,16 milyar (tahun </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >1984) menjadi Rp.10.664,74 milyar (tahun 2002), belanja obat per kapita juga </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >naik dari Rp.2.346,- (tahun 1984) menjadi Rp.50.058,- (tahun 2002). Laju inflasi </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >harga obat dapat mencapai 17% per tahun. 25) </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" > </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >2.5. Strategi pengendalian biaya kesehatan pegawai : </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Sebagai bagian dari pengendalian biaya kesehatan makro, maka beberapa strategi </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >pengendalian biaya kesehatan pegawai yang dapat dilakukan tidak terlepas dari sistem </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >pembiayaan kesehatan nasional. Secara makro, upaya yang dapat dilakukan bersamasama antara lain: </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >a. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Mengembangkan asuransi kesehatan serta mewujudkan penerapan Sistem Jaminan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Sosial Nasional (SJSN). Idealitas sistem asuransi kesehatan dalam SJSN masih </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >memerlukan kajian lebih dalam hal aspek efisiensi, responsiveness, kualitas </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >pelayanan dan PPK, keterjangkauan, keberlanjutan, subsidi silang, keadilan dan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >pemerataan, portabilitas, keberhasilan pencapaian universal coverage serta aspek </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >desentralisasi seiring UU No. 32/ 2004 tentang Otonomi Daerah dan UU No.32/2004 </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah 26) </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >b. Terus mengembangkan sistem asuransi kesehatan yang managed care (keterpaduan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >kendali biaya dengan kendali mutu) dengan penetapan pedoman pembayaran </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >kepada PPK, menerapkan co payment dan cost sharing, penerapan kapitasi, </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >anggaran, sistem tarif berdasarkan kelompok pelayanan (paket) serta DRG, </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >penetapan besaran premi yang disesuaikan dengan pola penyakit serta kaidahkaidah underwriting lainnya , begitu juga kendali biaya sekaligus kendali mutu </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >melalui kontrak dan seleksi penyelenggaraan pelayanan lewat credentialing, profil </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >dokter, utilization review baik prospektif maupun concurrent 18) </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >c. Meningkatan perhatian kepada pelayanan kesehatan preventif dan promotif, serta </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >meningkatkan sistem rujukan medis. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >d. Meningkatkan mekanisme pengawasan dan pengendalian penggunaan dana/ </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >anggaran kesehatan baik anggaran kesehatan publik maupun dana dalam </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >perusahaan dengan sistem pengawasan yang tepat. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >e. Meningkatkan penyusunan kebijakan dan peraturan yang berpengaruh pada upaya </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >pengendalian biaya kesehatan, antara lain lewat : peraturan sertifikat kebutuhan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >fasilitas di sarana kesehatan, keharusan studi kelayakan/ proyek investasi </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >kesehatan, pengembangan sarana/fasilitas secara terencana dan penetapan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >standar baku pelayanan (prosedur pemeriksaan, perawatan dan obat-obatan) lewat </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >penerapan program menjaga mutu pada semua institusi pelayanan kesehatan. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >f. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Pengaturan dan penyempurnaan peraturan tentang tarif pelayanan baik pelayanan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >pemerintah maupun swasta. Selama ini penetapan tarif pelayanan kesehatan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" > </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >pemerintah cenderung ketat sementara untuk swasta seperti tidak ada pembatasan, </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >mereka dapat menetapkan tarif pelayanan dengan bebas. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >g. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Penyempurnaan tata niaga obat antara lain dengan peningkatan penyediaan bahan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >baku di dalam negeri, meningkatkan produksi obat generik serta meningkatkan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >pemahaman dan kemauan dokter untuk meresepkan obat generic dan mengurangi </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >pemborosan dalam distribusi dan peresepan obat. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >h. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Mengembangkan upaya K3 di perusahaan untuk menekan angka kecelakaan kerja, </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >penyakit akibat kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam rangka </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >mengendalikan biaya kesehatan perusahaan dan meningkatkan produktivitas </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >pegawai. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >i. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Peningkatan upaya sosialisasi kebijkan / perundang-undangan dan penegakan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >hukum (legal enforcement) terhadap beberapa Undang-Undang yang terkait </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >dengan jaminan memelihara kesehatan pegawai / tenaga kerja/ masyarakat luas </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >yaitu UU No. 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja, UU No.23 tahun </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >1992 tentang Kesehatan, UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, UU </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >No. 43 tahun 1999 tentang Kepegawaian serta UU No. 40 tahun 2004 tentang </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Beberapa pasal dalam Undang-undang </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >tersebut masih memerlukan penjabaran lebih lanjut dalam peraturan dibawahnya </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >(Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, Kepmenkes / Permenkes sampai </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >dengan peraturan di daerah yaitu Perda baik ditingkat propinsi maupun kabupaten/ </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >kota. Seiring dengan desentralisasi pemerintahan termasuk kesehatan maka </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >penjabaran undang-undang tersebut juga memerlukan pemahaman akan semangat </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >desentralisasi pemerintahan. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >3. KESIMPULAN : </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Pengendalian biaya kesehatan pegawai/ tenaga kerja merupakan upaya yang harus </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >dilakukan secara kontinyu, terencana dan simultan oleh pemerintah, pelaku dunia </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >usaha/ pengusaha, pegawai/ tenaga kerja, badan asuransi , PPK , perusahaan farmasi </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >dan jaringannya serta organisasi profesi. Dengan biaya kesehatan yang terkendali </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >diharapkan dapat diperoleh pelayanan kesehatan yang lebih efisien tetapi berkualitas </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >agar tercapai produktivitas kerja yang maksimal. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" > </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >DAFTAR PUSTAKA : </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >1) Azwar, Asrul. Kebijakan Kesehatan Kerja di Era Desentralisasi, makalah pada Konvensi </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Nasional Kesehatan Kerja 25- 26 Agustus 2004 di Jakarta. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >2) Kompas, Sabtu 26 Maret 2005 . Pengabdian Kepada Raja. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >3) UU No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >4) UU No.43 tahun 1999 tentang Kepegawaian. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >5) UU No. 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >6) Gani, Ascobat. Ekonomi Kesehatan Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat, </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >makalah pada Semiloka Penggunaan Ilmu Ekonomi di Bidang Kesehatan Masyarakat, </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Pertemuan tahunan Perhimpunan Peminat Ekonomi Kesehatan Indonesia, 7-8 November 1990 </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >di Jakarta. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >7) Thabrani, Hasbullah dan Budi Hidayat (Ed). Pembayaran Kapitasi, tulisan Ascobat Gani, </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >“Pembiayaan Kesehatan di Indonesia”, Cetakan 1, Fakultas Kesehata Masyarakat Universitas </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Indonesia, Jakarta, 1998 </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >8) Nadjib, Mardiati. Dasar- Dasar Asuransi Kesehatan Bagian B, Modul ujian profesi AAK </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >PAMJAKI kerjasama Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Universitas Indonesia dengan PT. Askes Indonesia. Cetakan pertama, 2000. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >9) Biro Perencanaan Dartemen Kesehatan RI, Analisis Pembiayaan Kesehatan Indonesia </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >1982/1983 – 1987/1988, Jakarta, 1990. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >10) Gani, Ascobat. Pembiayaan Kesehatan dan Prakondisi untuk Asuransi Kesehatan Nasional, </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >makalah pada Seminar pengembangan Sistem Asuransi Kesehatan Sosial, DepKes RI – Dinkes </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Prop DIY – GTZ di Yogyakarta 16 Oktober 2002. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >11) Amien, C dan T. Andayani, Use of National Health Account as a Basic Thought for Indonesia </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Health Financing Reform. Makalah pada Seminar International Health Economics Association, </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Barcelona 9 – 13 Juli 2005. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >12) Thabrany, Hasbullah. Social Health Insurance Development in Indonesia, makalah pada </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Seminar Hasil Penelitian Asuransi Kesehatan Sosial, Dep. Kes RI dengan GTZ , Gedung Depkes </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >RI tanggal 11 – 12 Oktober 2005. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >13) Thabrany, Hasbullah (ed). Pendanaan Kesehatan dan Alternatif Mobilisasi Dana Kesehatan di </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Indonesia, tulisan Hasbullah Thabrany dan Laura Mayanda “Kesenjangan dalam Akses </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Pelayanan Medis dan Kesenjangan Pendanaan Rumah Sakit Publik”. Raja Grafindo Persada, </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Jakarta, 2005. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >14) Simamora, Henry, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi kedua, Bagian Penerbitan STIE </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >YKPN, Yogyakarta, 1999. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >15) Hasibuan, HMSP. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi, Bumi Aksara, Jakarta, </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >2000. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >16) Trisnantoro, Laksono. Pembiayaan Kesehatan Perusahaan : Kontrak ke Asuransi atau </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Dikerjakan Sendiri ?. Makalah pada Seminar Penjaminan Pembiayaan Pelayanan Kesehatan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" > </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Karyawan, kerjasama PMPK FK UGM dan Klinik Hoo Semarang , Mungkinkah Dikendalikan?. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >29 September 2005 di Semarang. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >17) Murti, Bhisma. Dasar-Dasar Asuransi Kesehatan, Kanisius, Yogyakarta, 2000. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >18) Syaifuddin. F dan Yaslis Ilyas. Managed Care Bagian A : Mengintegrasikan Penyelenggaraan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >dan Pembiayaan Pelayanan Kesehatan, Kerjasama Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan Fakultas </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia dan PT. (persero) Asuransi Kesehatan.Jakarta </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >2001. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >19) Thabrany, Hasbullah. Asuransi Kesehatan Nasional, Edisi Oktober 2005, Persatuan Ahli </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Manajemen Jaminan Kesehatan Indonesia (Pamjaki), Jakarta, 2005 </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >20) Widjajanto, Beberapa Model Penjaminan Pelayanan Kesehatan, Makalah pada Seminar </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Penjaminan Pembiayaan Pelayanan Kesehatan Karyawan, kerjasama PMPK FK UGM dan </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Klinik Hoo Semarang , Mungkinkah Dikendalikan?. 29 September 2005 di Semarang. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >21) Feldstein, Paul J. Health Care Economics, second edition, A Wiley Medical Publication John </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Wiley and Son, New York, 1983. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >22) Trisnantoro, Laksono. Memahami Penggunaan Ilmu Ekonomi dalam Manajemen Rumah Sakit, </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 2005. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >23) Alowie , Tjepi A. Kebijakan Pengawasan Tenaga Kerja di Era Desentralisasi di </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Indonesia, makalah pada Konvensi Nasional Kesehatan Kerja 25- 26 Agustus 2004 di Jakarta. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >24) Dewi, Ratih Komala dan Laksono Trisnantoro. Evaluasi Pembiayaan JPKM di Rumah Sakit </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Surya Husada Denpasar : Studi Kasus Surya Husada Hospital Club di Hotel Grand Hyatt Bali, </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan Fak. Kedokteran UGM Vol. 03/ No.01/ 2000. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >25) Thabrany, Hasbullah (ed). Pendanaan Kesehatan dan Alternatif Mobilisasi Dana Kesehatan di </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Indonesia, tulisan Bagus Satriabudi “Pendanaan Obat yang Semakin Berat”. Raja Grafindo </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Persada, Jakarta, 2005. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >26) Mukti, Ali Ghufron, Idealitas Sistem Asuransi Kesehatan dalam SJSN di Indonesia, makalah </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >pada Seminar Beberapa Isu Pokok Penerapan SJSN di Indonesia yang diselenggarakan oleh </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan (PMPK) Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >tanggal 5 Agustus 2005 di Yogyakarta. </span> <span style="font-weight: bold;font-family:lucida grande;" > </span> </span></div><div class="blogger-post-footer">boy antoni putra
stikes fort de cock bukittinggi
pns dinas kesehatan kabupaten agam
bared18@yahoo.co.id</div>boy a phttp://www.blogger.com/profile/10369020424180261153noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5832508459973537356.post-92191420859207253922008-07-30T17:08:00.002+07:002008-12-12T15:43:16.756+07:00insomnia ???? mengatasinya<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhapQLYOf9KH6xL6skx8GlYk7LPnDyHOsjxFu5awgAcvMYaVgnATqOCjME1PyplNzmIGUsgRFJoYfAePbpNs-AReTo2tV3PbWM4gEmiLm0uYE3F1yk2Lt7ZtBSRLgOkeNuJckMSDjcOK2I/s1600-h/fhoto+bared+18.jpg"><img style="margin: 0pt 0pt 10px 10px; float: right; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhapQLYOf9KH6xL6skx8GlYk7LPnDyHOsjxFu5awgAcvMYaVgnATqOCjME1PyplNzmIGUsgRFJoYfAePbpNs-AReTo2tV3PbWM4gEmiLm0uYE3F1yk2Lt7ZtBSRLgOkeNuJckMSDjcOK2I/s320/fhoto+bared+18.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5228747540995924866" border="0" /></a><br />boy antoni putra<br />stikes fort de cock bukittinggi<br />pns dinas kesehatan kabupaten agam<br /><span style="font-weight: bold;"><span style="color: rgb(153, 255, 255);">RELAKSASI TIDUR<br /><br />Pejamkan mata anda...<br />Rasakan keheningan saat anda memejamkan mata....<br />tarik napas dalam..... tahan tiga hitungan.....<br />keluarkan napas sampai habis.... hitung tiga hitungan... tarik napas kembali.<br />lakukan lagi<br />niatkan suatu perasaan atau sensasi saat membuang napas....<br />membuat anda lepas.... bebas... tenang... nyaman....aman...<br />Melepaskan semua ketegangan yang ada di tubuh anda...<br />Anda dapat melakukan lagi.....<br />bagus<br />apabila anda telah merasa nyaman .....<br />anda dapat perhatikan kening anda...<br />apabila anda merasakan ketegangan atau anda masih memikirkan sesuatu...<br />anda dapat membiarkan pikiran itu bergerak bebas di depan anda....<br />biarkan...<br />karena anda hanya perlu santai dan rileks....<br />apabila ketegangan itu masih ada...<br />tarik napas dalam-dalam..... lalu kerutkan dahi anda sekuatnya....<br />tahan ....satu... dua... tiga...<br />buang napas sampai habis sambil melemaskan dahi anda.....sambil melepaskan ketegangan di sana....<br />sehingga anda dapat merasakan sensasi pada saat anda melemaskan dahi anda sambil membuang napas.....<br />suatu sensasi yang luar biasa.....<br />yang mungkin baru kali ini anda perhatikan....<br />yang membuat anda merasa nikmat sekali....santai sekali... tenang.... nyaman...<br />anda dapat lakukan lagi apabila dahi anda masih tegang....<br />lakukan terus sampai dengan dahi anda terasa sangat lemas.....<br />..................<br />baik.......<br />rasa lemas di dahi membuat tubuh anda menjadi ikut lemas<br />menyebar ke sekujur tubuh anda....<br />menjalar sampai ke ujung kaki.......<br />sekarang perhatikan seputar dagu, leher, dan bahu anda.....<br />apabila anda masih merasakan ketegangan di sana....<br />tarik napas dalam-dalam...... lalu kencangkan daerah tersebut....<br />tahan tiga hitungan....<br />satu..dua...tiga...<br />buang napas sampai habis sambil melemaskannya...... sambil melepaskan ketegangan yang ada di sana....<br />rasakan , sensasi pada saat anda melemaskannya.....<br />membuat anda sangat nikmat.... santai ..... nyaman... aman....tenang....<br />bagus....<br />anda dapat melakukan lagi bila daerah itu masih terasa tegang....<br />sebarkan rasa santai dan nyaman dan rileks tadi ke seluruh tubuh anda<br />sehingga rasa santai yang nikmat luar biasa tadi menjalar ke sekujur tubuh anda.....<br />...............<br />sekarang perhatikan dan rasakan bagian dada dan tangan anda.......<br />tarik napas dalam-dalam...... lalu kencangkan daerah tersebut....<br />tahan tiga hitungan....<br />satu..dua...tiga...<br />buang napas sampai habis sambil melemaskannya...... sambil melepaskan ketegangan yang ada di sana....<br />rasakan , sensasi pada saat anda melemaskannya.....<br />membuat anda sangat nikmat.... santai ..... nyaman... aman....tenang....<br />bagus....<br />…….<br />Rasa santai…. nyaman…. aman…dan lemas ini menjalar lagi.. ke bagian bawah tubuh anda….perut…… pinggang….kaki…..dan akhirnya sampai dengan ujung jari kaki anda……<br />Rasakan… dan nikmati….. betapa.. santainya anda…. suatu kenikmatan yang tiada tara…<br />Semakin anda santai dan rileks….. semakin malas rasanya.. untuk menggerakkan tubuh anda… bagian manapun… sangat malas….<br />Karena anda memilih untuk santai dan malas seperti ini………<br />Semakin malas lagi….. lebih malas daripada sebelumnya ….membuat anda merasakan kantuk yang luar biasa….. malas sekali…. Sangat malas untuk menggerakkan tubuh anda ….<br />Perintahkan ke seluruh bagian tubuh anda untuk semakin santai…..semakin malas….. anda dapat mengendalikan tubuh anda…..ikuti rasa malas dan kantuk itu ….seperti yang anda inginkan sejak dahulu……. Lepaskan semua beban pikiran yang ada saat ini….. anda cukup merasakan kantuk dan malas yang luar biasa……Rasakan bagaimana tubuh anda mengikuti perintah anda…. luar biasa<br />Anda tidak perlu mendengarkan suara saya….biarkan……..anda hanya ingin menikmati suasana ini…..ikuti saja kemauan tubuh anda untuk santai, lemas,….malas… mengantuk….tidur……sangat lemas seperti benang yang basah….<br />Jadi ….. inilah yang anda inginkan.. malam ini, setiap malam, saat anda berbaring tidur….dan berdoa kepada Tuhan YME …..<br />Sambil anda dengarkan dan rasakan suara napas anda…. suara degup jantung anda …perhatikan alam pikiran anda….suatu obyek… dapat berupa suatu warna…. Dapat berupa suatu bentuk… atau anda mungkin mendengarkan suara-suara keheningan yang membuat anda mengantuk dan tidur menjadi lebih nyenyak….. atau mungkin anda merasakan suatu suasana yang sangat nyaman….<br />Pikirkan….. dan hanya perhatikan keadaan dan situasi itu……<br />Biarkan diri anda larut dalam keadaan itu ……….<br />Suatu tempat yang sangat nyaman….rileks.. santai….dimana anda dapat menikmatinya dengan rasa malas dan kantuk yang luar biasa……<br />Dan anda membiarkan hal itu terjadi…sehingga anda tertidur…..<br />Tidur yang sangat nikmat dan nyenyak….melepaskan hal-hal yang mengganggu pikiran anda selama ini…suasana yang nyaman….tiupan angin membelai wajah dan tubuh anda…… membuat diri anda lebih segar meskipun anda tertidur dengan nyenyak…..sangat nyenyak..dan nikmat…..bebas dari beban-beban pikiran yang mengganggu….membuat tubuh dan pikiran anda sangat ringan dan terang…..<br />Kesegaran ini….kenikmatan ini…. Bebasnya diri anda dari pikiran yang mengganggu…. Terbawa terus dan terus menyatu dalam jiwa…pikiran…dan badan atau tubuh anda…. saat anda nanti ingin bangun dan terbangun……<br />Anda hanya perlu mengatakan pada diri anda…bahwa kapanpun ….dimanapun ….bagaimanapun…anda dapat mengalami suasana ini dengan mudah kapanpun saat anda menginginkannya… …kapanpun…..dengan hanya memejamkan mata sekejap saja….<br />Dan dengan mudah pula anda ingin berhenti dari suasana ini… dengan tetap segar……dan pikiran yang terang dan ringan….. seringan kapas…<br />Katakan pada diri anda sendiri…. Saya tertidur nyenyak….selama [TENTUKAN BERAPA JAM ANDA AKAN TIDUR NYENYAK] …..<br />Saya akan bangun dalam keadaan yang amat segar…amat bugar….lebih segar daripada sebelumnya.....lebih sehat dari pada sebelumnya…lebih bening …lebih jernih… sejernih air dari mata air..<br />Sangat nyenyak..sangat nyenyak…….<br />Tidur dengan amat sangat nyenyak…….<br />…….sangat tenang setenang dan sejernih air danau dimana ikan-ikan berenang dengan bebas….<br /><br /></span></span><div class="blogger-post-footer">boy antoni putra
stikes fort de cock bukittinggi
pns dinas kesehatan kabupaten agam
bared18@yahoo.co.id</div>boy a phttp://www.blogger.com/profile/10369020424180261153noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5832508459973537356.post-4061338875629909932008-07-30T16:50:00.003+07:002008-12-12T15:43:16.926+07:00penelitian gizi<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKJudoQS4jFO4gaOJqFtp5JbSBL9URXn8nlyaGZBp5b5L7JudVAKSNJ-jPJXocTC0Cq1abiay38GSs__5WFXLYHcY0A507qcTxVA6Qmbe2wotn3Ho7flzkO_jiDjU2SZDDFtusug9ykiQ/s1600-h/IMG000047.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKJudoQS4jFO4gaOJqFtp5JbSBL9URXn8nlyaGZBp5b5L7JudVAKSNJ-jPJXocTC0Cq1abiay38GSs__5WFXLYHcY0A507qcTxVA6Qmbe2wotn3Ho7flzkO_jiDjU2SZDDFtusug9ykiQ/s320/IMG000047.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5228744989234909266" border="0" /></a><br /><div style="text-align: justify;"><span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">BAB I</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);"><br />PENDAHULUAN</span> <br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">1.1 Latar belakang</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Menurut kartasapoetro (2003:1 )</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);"> “Gizi adalah zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan yang dikonsumsi dan mempunyai nilai yang sangat penting untuk memelihara proses tumbuh dalam pertumbuhan dan perkembangan,memperoleh energi guna melakukan kegiatan fisik sehari-hari,menganti sel-sel yang rusak dan sebagai zat pelindung tubuh denga cara menjaga keseimbangan cairan tubuh”</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Janin yang berkembang dan tumbuh didalam kandungan mempunyai begitu banyak kebutuhan gizi yang harus dipenuhi melalui makanan yang harus dimakan oleh ibu hamil .”Makanan yang menyehatkan selama kehamilan akan melahirkan bayi yang sehat serta mengurangi resiko komplikasi dalam beberapa efek samping kehamilan”.(Boedihardjo,1999:131 )</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Kebutuhan gizi akan terus meningkat, terutama setelah memasuki kehamilan trismeter dua,sebab pada saat ini pertumbuhan janin berlangsung sangat cepat dan berat ibu pun naik pesat.pada bulan terakhir kehamilan otak bayi berkembangan sangat cepat.pada periode ini gizi diperlukan bayi perkembangan otak dari jaringan saraf bayi.</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Menurut Dr.Handrawan (1997:1 Dan 2)</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);"> “Salah satu upaya memelihara kehamilan adalah menjaga kecukupan makanan.Makanan bergizi sangat penting selama kehamilan karena janin sangat bergantung pada ibunya. Mutu anak dalam kandungan banyak ditentukan oleh mutu makanan ibunya.Jika makanan ibu kurang pertumbuhan makanan ibu akan kurang.” </span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Menurut www.undp.co.id.2006 “Saat ini angka kematian ibu (AKI ) masih tinggi di ASEAN, yaitu 307 per 100.000 kelahiran hidup .40 % ibu hamil menderita Anemia,2% menderita Maleria dan mengalami kekurangan energi klinis (KEK ), khususnya dikawasan Timur Indonesia”.</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);"> “Sedangkan AKI (Angka Kematian Ibu )di Sumatera Barat diatas tingkat rata-rata nasional yaitu 294 per 100.000 kelahiran hidup”(Padang Ekspres,edisi 28 november 2005 ).</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);"> “Ibu hamil yang melakukan KI 5,84 %dan K4 9,55 pada bulan Desember 2007,0,5 % ibu hamil mengalami Resti dari 754 orang ibu hamil yang ada diwilayah kerja Puskesmas Tanah Garam Solok .”(Rekam medik PWS KIA, 2007) dan menurut pengamatan peneliti sejak awal April sampai akhir April 2008 dari 10 ibu hamil 3 di antaranya mengalami kekurangan gizi di wilayah kerja puskesmas Tanah Garam Solok. Dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa masih banyaknya ibu hamil yang mengabaikan dan tidak memperhatikan pemenuhan gizinya selama hamil.</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">“Jika ibu hamil kekurangan gizi maka dampak yang akan terjadi yaitu perkembangan janin dalam tubuh si ibu tidak sempurna, bayi lahir dengan berat badan rendah, atau adanya kelainan-kelainan fisik, bahkan dapat mengakibatkan prematuritas, dan dampak bagi ibu sendiri yaitu ibu akan kelihatan letih,lesu,tidak ada gairah dan anelis karena asupan gizi yang kurang”. ( Drs. Kartasapoetra, 2003 : 8 ) berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penelitian tertarik untuk meneliti Hubungan Pengetahuan dan Sikap ibu dengan Pertambahan Berat Badan selama Hamil.</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">1.2 Rumusan Masalah</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan masih tingginya ibu hamil yang kurang gizi, yang nantinya akan berpengaruh pada perkembangan jani dalam tubuh ibu, yang dilihat dari pertambahan berat badan selama hamil oleh sebab apakah ada factor pengetahuan dan sikap ibu mempengaruhi pertambahan berat badan selama hamil.</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);"> </span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">1.3 Tujuan Penelitian </span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">1.3.1 Tujuan Umum</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang gizi ibu hamil dengan pertambahan berat badan ibu selama hamil.</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">1.3.2 Tujuan Khusus</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">a. Diketahui distribusi frekuensi tingkat pengetahuan responden tentang pemenuhan gizi selama hamil.</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">b. Diketahui distribusi frekuensi sikap responden tentang pemenuhan gizi selama hamil.</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">c. Diketahui distribusi frekuensi penambahan berat badan responden selama hamil.</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">d. Diketahui hubungan tingkat pengetahuan responden dengan pertambahan berat badan selama hamil.</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">e. Diketahui hubungan sikap responden dengan pertambahan berat badan selam hamil. </span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">1.4 Manfaat Penelitian</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">1.4.1 Bagi Peneliti</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Menambah wawasan peneliti tentang pemenuhan gizi selama hamil dengan mengukur bertambah berat badan ibu selama hamil, menerapkan ilmu yang diperoleh selama bangku perkuliahan dan dapat mempraktekannya dilingkungan masyarakat nantinya.</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">1.4.2 Bagi Institusi</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Sebagai bahan penelitian bagi peneliti selanjutnya.</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">1.4.3 Bagi Lahan Praktek</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);"> Sebagai bahan masukan untuk program kesehatan ibu dalam masa kehamilan.</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">1.5 Ruang Lingkup Penelitian</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Dari beberapa factor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil. Maka penelitian ini hanya mengetahui variabel pengetahuan dan sikap ibu tentang pemenuhan gizi dengan pertambahan berat badan selama hamil, sebagai variable independennya adalah pengetahuan dan sikap ibu dan variable dependennya adalah pertambahan berat badan selama hamil. Tempat penelitian responden yang diteliti adalah ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya.</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">BAB II</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">TINJAUAN PUSTAKA</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">2.1 Status Gizi </span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">2.1.1 Pengertian </span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Menurut Almaitser (2004:3) status gizi adalah “Keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi”.</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Status gizi baik terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik,perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin.</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Status Gizi</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">a. Faktor Primer</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Bila susunan makanan seseorang salah dalam kuantitas dan kualitas biasanya disebabkan oleh : </span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">· Kurangnya penyediaan pangan</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">· Kurang baiknya distribusi pangan </span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">· Kemiskinan</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">· Ketidaktahuan</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">· Kebiasaan makan yang salah </span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">b. Faktor sekunder</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Meliputi semua factor yang menyebabkan zat-zat gizi tidak sampai disel-sel tubuh setelah makanan dikonsumsi. Misalnya :</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">1. Faktor-faktor yang menyebabkan terganggunya pencernaan :</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">· Kelainan struktur saluran cerna</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">· Kekurangan enzim</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">2. Faktor-faktor yang mengganggu absorbsi :</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">· Adanya parasit</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">· Penggunaan laksan/obat cuci perut</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">3. Faktor-faktor yang mempengaruhi metabolisme :</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">· Penyakit hati</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">· Diabetes millitus</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">· Kanker</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">· Penggunaan obat tertentu</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">· Minuman beralkohol</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">4. Faktor-faktor yang mempengaruhi ekresi sehingga menyebabkan banyak kehilangan zat-zat gizi : </span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">· Banyak kening (polyuria)</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">· Banyak keringat</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">· Penggunaan obat-obat tertentu</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">2.2 Gizi</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">2.2.1 Pengertian</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Gizi adalah zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan yang dikonsumsi dan mempunyai nilai yang sangat penting untuk :</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">a. memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan dan perkembangan yaitu mengganti sel-sel yang rusak dan sebagi zat pelindung tubuh dengan cara menjaga keseimbangan cairan tubuh.</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">b. Memperoleh energi guna melakukan kegiatan fisik sehari-hari. Pemberian makananyang tidak terpenuhi baik kurang maupun lebih dari yang dibutuhkan untuk umur, jenis kelamin dan kondisi-kondisi tertantu seperti banyaknya aktifitas, suhu dan lingkungan, maka akan menyebabkan mal nutrisi.</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">2.2.2 Manfaat gizi</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">a. Pada masa kehamilan </span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">· Untuk mempertahankan kesehatan dan kekuatan tubuh</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">· Untuk pertumbuhan dan perkembangan janin</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">· Agar luka-luka pasca bersalin cepat sembuh</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">· Sebagai cadangan pada masa laktasi</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">b. Manfaat gizi secara umum</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">· Sebagai sumber energi dan tenaga</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">· Untuk menyokong pertumbuhan badan</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">· Mengganti sel-sel yang rusak dan memelihara jaringan tubuh</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">· Mengatur sitem metabolisme dan keseimbangan air, keseimbangan asam basa dan keseimbangan mineral dalam cairan tubuh.</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">2.2.3 Kebutuhan gizi ibu hamil</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Menurut Boedihardjo (1999:4) “kebutuhan gizi normal seorang wanita akan meningkat selama hamil . untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan janin dan perubahan jaringan tubuh ibu sehubungan dengan kehamilannya”.</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Kebutuhan gizi akan terus meningkat, terutama setelah memasuki kehamilan trismeter kedua. Sebab pada saat ini pertumbuhan janin berlangsung sangat cepat pada dua bulan terakhir. Otak bayi berkembang sangat cepat, pada periode ini gizi diperlukan bagi perkembangan otak dan perkembangan saraf bayi. </span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">a. Energi</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">b. Kebutuhan energi pada waktu hamil adalah 300 – 500 k.cal lebih banyak dari maknan ibu sebelum hamil. Pada awal kehamilan trimester I kebutuhan energi hanya sedikit, tapi pada akhit trimester kehamilan terjadi peningkatan. </span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">c. Protein</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Kebutuhan protein ibu hamil 30 gr lebih banyak dari yang tidak hamil. Kebutuhan protein meningkat selama hamil guna memenuhi asam amino,perkembangan janin,penembahan volume darah, pertumbuhan mamae dan jaringan uterus.</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">d. Lemak </span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Lemak selin sumber kalori juga untuk memperoleh vitamin yang larut dalam lemak yaitu vitamin A,D,E, dan K .</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">e. Vitamin</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Ibu hamil sangat membutuhkan vitamin untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, serta membantu metabolisme karbohidrat dan protein.</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">a) Vitamin A</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);"> Untuk pertumbuhan dan gigi</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);"> Meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);"> Memelihara jaringan mata</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">b) Vitamin B kompleks</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Berguna untuk menjaga system saraf, otot dan jantung agar befungsi secara normal.</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);"> Vitamin B2, untuk pernafasan antara sel, pemeliharaan jaringan saraf, jaringan pelepas kulit dan kornea mata</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);"> Vitamin B6, untuk pembakaran hidrat arang dan menguatkan tenaga serta urat saraf</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);"> Vitamin B12, untuk pematangan erit trosit</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);"> Asam nikotin (niasin), sebagai proses pembakaran untuk mendapatkan tenaga</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);"> Folid Acid (kolacin)</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Falaci berfungsi sebagai koenzim dalam sintesa DNA, memelihara pertumbuhan janin dan mencegah terjadinya anemia.</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">c) Garam mineral</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Kalsium (gara dapur) diperluka untuk pembentukan tulang dan gigi janin.</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">d) Suplemen multivitamin dan mineral</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Bagi ibu hamil yang pola makannya tidak mempengaruhi kebutuhan gizi, perlu diberikan suplemen vitamin dan mineral. Suplemen yang diberikan adalah B6,C,D,E dan folid acid.</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Penambahan berat badan ibu selama hamil</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Penambahan berat badan ibu hamil selama kehamilan adalah :</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">- dalam triwulan pertama penambahan berat badan ± 1 kg</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">- dalam triwulan kedua penambahan berat badan ± 5 kg</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">- dalam triwulan ketiga penambahan berat badan ± 5,5 kg</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);"> </span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">2.3 Pengetahuan</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">2.3.1 Pengertian </span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Pengetahun (Kowledge)adalah kebiasaan, keahlian, keterampilan, pemahaan atau pengertian yang diperoleh dari pengalaman,latihan atau melalui proses belajar. Pengetahuan belum tentu dapat diterapkan, karea pengetahuan sebuah organisasi sangat terkait dengan nilai, budaya dan kondisi dari organisasi tersebut</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Menurut Notoatmodjo (1997:127) “pengetahuan merupakan hasi objek dari tahu dan terjadi melalui pancaindra manusia yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa dan peraba”.</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">2.3.2 Tingkat Pengetahuan</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">a. Tahu</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Diartikan sebagai peningkatan suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Tingkat ini adalah mengikat kembali terhadap sesuatu spesifik dari keseluruhan bahan yang dipelajari, oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">b. Memahami (Comprehension)</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">c. Aplikasi (Aplikasion)</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sesungguhnya. Aplikasi disini diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus,metode dan prinsip dalam situasi yang lain. </span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">d. Analisis (Analysis)</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Merupakan suatu kemapuan untuk menjabarkan materi suatu objek keadaan komponen-komponen tapi masih di dalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. </span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">e. Sistesis (Syntesis)</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Menunjukan pada suatu kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formalasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. </span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">f. Evaluasi (Evaluation)</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi. Penilaian-penilaian itu berdasarkan kriteria yang ditentukan atau menggunakan kriteria yang telah ada.</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">2.3.3 Proses terjadinya pengetahuan menurut Rogers (1974)</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">a. Awarenes (kesadaran)</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek) </span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">b. Interest (merasa tertarik)</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Dimana orang mulai tertarik terhadap stimulus.</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">c. Evaluasion (menimbang-nimbang)</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya.</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">d. Trial </span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">e. Adopsion </span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Dimana subjek telah berprilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran terhadap stimulus. </span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">2.3.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">a. Pendidikan</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Bimbingan yang diberikan oleh seseorang kepada perkembangan orang lain menuju ke arah cita-cita tertentu. Makin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah menerima informasi dan semakin banyak pengetahuan yang dimiliki.</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">b. Usia </span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Semakin cukup umur seseorang, tingkat pengetahuannya akan lebih matang dalam berfikir dan bertindak.</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">c. Pengalaman </span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Pengalaman merupakan factor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan karena dari pengalaman orang lain dapat dijadikan sebagai acuan untuk dapat meningkatkan pengetahuan. </span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">d. Support Sistem</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Lingkungan disekitar kita juga dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan manusia, karena dari lingkungan ini di dapat pengetahuan serta mengetahui sesuatu yang belum diketahui.</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">2.4 Sikap (atitude) </span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">2.4.1 Pengertian</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">“sikap (atitud) adalah kecendrungan untuk bertindak dimana sikap dapat membatasi atau mempermudah menerapkan keterampilan dan pengetahuan yang sudah dikuasai, oleh karena itu sikap seseorang terhadap pelajaran sangat berpengaruh pada keberhasilan kegiatan pembelajaran”. ( www.e-psikologi.com. 2006 ).</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">2.4.2 Tingkatan-tingkatan sikap</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">a. menerima (Receiving)</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Menerima artinya bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimunus yang diberikan (objek).</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">b. Merespon (responding)</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Memberikan jawaban apabila ditanya,mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan merupakan suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan tugas yang diberikan, lepas pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti orang menerima ide tersebut. </span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">c. Menghargai (Valuing)</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah suatu indikasi sikap. </span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">d. Bertanggung jawab (Responsibel)</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilih dengan segala resiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi.</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">e. Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung.</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Menurut Azwar,Azrul (2000:99) “secara langsung dapat dinyatakan bagaimana pendapat atau pertanyaan responden suatu objek secaa tidak langsung dapat dilakukan dengan pertanyaan-pertanyaan hipotesis, kemudian dinyatakan pendapat responden”.</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);"> </span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">2.4.3 Teori Sikap</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">a. Belajar melakukan proses asosiasi perlu sikap pengukuran kembali.</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">b. Teori keseimbangan </span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);"> Model keseimbangan dari ras suka. Kemungkinan dari dua susunan struktur yang tidak seimbang cenderung menjadi struktur yang seimbang melalui perubahan dalam satu unsur atau lebih. </span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">c. Teori ketidaksesuaian akan berubah demi mempertahankan konsistensi dengan perilaku nyata.</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">d. Teori atribusi</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);"> Orang bersikap dengan mempertimbangkan kondisi dan efeksi dari psikomotor di dalam kesadaran mereka.</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">2.5 Kerangka konsep</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);"> penelitian in dilakukan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan pemenuhan gizi selama hamil di Puskesmas Tanah Garam Solok tahun 2007. adapun variable yang di bahas dalam penelitian ini adalah seperti tertera pada kerangka konsep dibawah ini.</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Kerangka konsep</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);"> Variable Independen Variable Dependen</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);"> Pengetahuan</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);"> Pertambahan Berat Badan Selama Hamil</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);"> Sikap</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);"> </span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">2.6 Hipotesa </span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Ha : Ada hubungan pengetahuan responden tentang gizi dengan pertambahan</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);"> berat badan selama hamil.</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Ha : Ada hubngan sikap responden tentang gizi dengan pertambahan berat badan selama hamil.</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Table 2.6</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);"> </span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">No Variable Defenisi </span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">operasinal Cara ukur Alat ukur Skala ukur Hasil ukur </span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">1</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);"> </span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">2</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">3</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);"> </span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Pemenuhan gizi</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Pengetahuan </span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Sikap</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);"> </span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);"> </span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Pertambahan berat badan</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Segala sesuatu yang diketahui ibu mengenai pemenuhan gizi selama hamil</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Respon ibu terhadap pemenuhan gizi selama kehamilan</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);"> Penimbangan</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Wawancara </span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Wawancara </span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);"> Timbangan</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">kuesiner</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Kuesioner </span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);"> Ordinal</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Ordinal </span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Ordinal </span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);"> 1. Baik jika sesuai dengan usia KH.</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">2. tidak baik jika tidak sesuai dengan usia KH.</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Baik : bila skor ≥ mean kurang baik : bila skor <> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">1. baik ≥ mean</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">2. kurang baik <> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);"> </span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);"> </span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);"> </span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">BAB III</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">METODE PENELITIAN</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">3.1. Desain Penelitian</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);"> Desain penelitian ini adalah survey analitik dengan desain crossectional study dimana variable independen dan variable dependen dilaksanakan dalam waktu yang sama.</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">3.2. Tempat dan Waktu Penelitian</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);"> Penelitian akan dilaksanakan di Puskesmas Tanah Garam Solok, pada awal April dan akhir April 2008.</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">3.3. Populasi dan Sampel</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">3.3.1 Populasi</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);"> Menurut Notoatmodjo (1993 : 75) “populasi adalah keseluruhan objek penelitian dan objek yang diteliti”. Populasi dala penelitian adalah ibu hamil yang dating ke Puskesmas Tanah Garam Solok April 2008, ibu hamil yang ada di wilayah kerja Puskesmas Tanah Garam Solok adalah sebanyak 10 ibu hamil.</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">3.3.2 Sampel </span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);"> Menurut Notoadmodjo (1993 : 75) “sample adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi dengan menggunakan teknik Accidental Sampling”. Dimana sample dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang datang ke Puskesmas Tanah Garam Solok, pada waktu dan tempat yang bersamaan dengan jadwal penelitian. Jumlah sample sebanyak 10 dan sample diambil dengan menggunakan rumus :</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);"> n = N </span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);"> 1 + N ( d² )</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Keterangan :</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);"> N = Besar populasi</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);"> n = Besar sampel</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);"> d = 0,1</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Dengan criteria sampel :</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">a. Bersedia menjadi responden</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">b. Pandai tulis baca</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">c. Ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di Puskesmas Tanah Garam Solok </span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">3.4 Sumber Data</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">3.4.1 Data Primer</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Data primer diperoleh dengan cara melakukan wawancara dengan cara kuesioner untuk variable pengetahuan dan sikap, sedangkan unutk variable status gizi ibu hamil dilakukan penimbangan berat badan. </span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">3.4.2 Data Sekunder</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Data sekunder dari Puskesmas Tanah Garam yang ada kaitannya dengan penelitian ini.</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">3.5 Teknik Pengumpulan data</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">3.5.1 Editing ( pemeriksaan data )</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Memeriksa kuesioner apakah sudah di isi lengkap atau belum oleh responden yang bertujuan agar data yang masuk dapat di olah. </span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">3.5.2 Coding</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Memeriksa kode atau tanda tertentu pada data yang tercatat pada kuesioner.</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">3.5.3 Tabulasi data</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Setelah kuesioner diisi dengan lengkap kemudian dilakukan pentabulasian data sesuai dengan kelompok data yang ditentukan.</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">3.5.4 Entry </span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Memasukkan data dalam distribusi frekuensi .</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">3.6 Analisis data</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">3.6.1 Analisis Univariat</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Digunakan untuk mengikuti distribusi frekuensi masing-masing variable yang disajikan dalam bentuk table.</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">1. untuk menilai pengetahuan digunakan rumus : </span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">menurut Sugiono ( 2005 : 111) “ pengetahuan secara keseluruhan dinilai dengan skor maxsimal 15”, penilaian jawaban dilakukan dengan skala yang sudah ditentukan dimana : </span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">untuk jawaban yang benar =1</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">untuk jawaban yang salah = 0</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">untuk menentukan bagaimana tingkat pengetahuan responden digunakan mean kategori :</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Baik = ≥ mean</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Kurang baik = <> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">2. untuk menilai sikap diukur dengan skala Likert. Yang dijabarkan menjadi komponen yang dapat diukur dengan skor : </span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">a. untuk pernyataan positif yaitu :</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Sangat setuju (SS) : Nilai 5</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Setuju (S) : Nilai 4</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Ragu-ragu (RR) : Nilai 3</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Tidak Setuju (TS) : Nilai 2</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Sangat tidak setuju : Nilai 1</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">b. Untuk pertanyaan negative yaitu :</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Sangat setuju (SS) : Nilai 1</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Setuju (S) : Nilai 2</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Ragu-ragu (RR) : Nilai 3</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Tidak Setuju (TS) : Nilai 4</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Sangat tidak setuju : Nilai 5</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Dimana dapat di ukur dengan menggukan skala mean (nilai rata-rata)</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);"> X = f.MP </span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);"> f</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">keterangan :</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">X = Rata-rata (mean)</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">f = Frekuensi </span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">MP = Mid Point</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">f = jumlah frekuensi</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">untuk melihat bagaiman sikap responden digunakan mean skor dengan kategori :</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Baik = ≥ mean</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Kurang Baik = <> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">3. untuk petambahan berat badan ibu hamil dilakukan pengukuran dengan timbangan menyesuaikan pertambahan berat badan dengan usia kehamilan.</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">- Baik jika sesuai dengan usia kehamilan</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">- Kurang baik jika idak sesuai dengan usia kehamilan</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">3.6.2 Analisis Bivariat</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);">Digunakan untuk melihat hubungan dua variable dengan menggunakan uji Chi square menggunakan system komputerisasi dengan pengolahan SPSS. </span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);"> </span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 51, 255);"> </span> </div><div class="blogger-post-footer">boy antoni putra
stikes fort de cock bukittinggi
pns dinas kesehatan kabupaten agam
bared18@yahoo.co.id</div>boy a phttp://www.blogger.com/profile/10369020424180261153noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5832508459973537356.post-71877091142882029572008-07-30T16:37:00.001+07:002008-07-30T16:42:35.557+07:00apaan tuchboy antoni putra<br />stikes fort de cock bukittinggi<br />pns dinas kesehatan kabupaten agam<br /><br /><br />isinya kosong ..................<div class="blogger-post-footer">boy antoni putra
stikes fort de cock bukittinggi
pns dinas kesehatan kabupaten agam
bared18@yahoo.co.id</div>boy a phttp://www.blogger.com/profile/10369020424180261153noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5832508459973537356.post-15663455314694943302008-07-23T20:43:00.000+07:002008-07-30T16:25:45.363+07:00 <br id="rt-8">KAMAR BERSALIN dan <br id="rt-813">RAWAT GABUNG<br id="rt-814"><br id="rt-815"> <br id="rt-816"><br id="rt-817">Keberhasilan kehamilan, persalinan, menyusui dan nifas dipengaruhi oleh berbagai faktor <br id="rt-818">- fisik (gizi, aktifitas, dsb)<br id="rt-819">- penyakit tertentu (infeksi, penyakit endokrin / metabolik, dsb)<br id="rt-820">- lingkungan sosial (sikap dan tingkah laku masyarakat, dsb)<br id="rt-821">- ekonomi (promosi susu formula yang berlebihan, dsb)<br id="rt-822">- politik (kebijakan pemerintah, dsb)<br id="rt-823">- emosional (sikap ibu terhadap kehamilan, persalinan dan menyusui).<br id="rt-824"><br id="rt-825">Rumah sakit merupakan sebuah lembaga di mana orang sakit (termasuk ibu hamil) membutuhkan perawatan baik fisik maupun emosional untuk kembali sehat seperti semula. Pemeriksaan antenatal selama kehamilan tentu dapat dilakukan di klinik / ruang periksa. Namun kamar bersalin dan kamar perawatan ibu dan anak memerlukan perhatian / pemahaman khusus para penyelenggara pelayanan kesehatan, supaya dapat memberikan pelayanan yang baik dan optimal sesuai kebutuhan ibu dan bayinya.<br id="rt-826"><br id="rt-827">KAMAR BERSALIN<br id="rt-828"> Sesuai program pemerintah, peningkatan kualitas manusia Indonesia seutuhnya dapat dicapai antara lain dengan peningkatan penggunaan ASI, maka posisi rumah sakit dengan kamar bersalinnya menjadi sangat vital, karena di sinilah pertama kali ibu mengadakan kontak dengan bayinya sesaat setelah dilahirkan. Kalau selama dalam kandungan semua kebutuhan nutrisi janin didapatkan melalui tali pusat, maka di kamar bersalin bayi membutuhkan kontak kembali dengan ibunya, baik untuk kepentingan nutrisi maupun untuk kepentingan lainnya.<br id="rt-829"><br id="rt-830"> Dalam protokol kebidanan, ibu masih harus dirawat di kamar bersalin dua jam setelah melahirkan untuk deteksi dini terjadinya perdarahan post partum yang sangat mengancam jiwa. Pertanyaan yang timbul, ke mana bayi harus diletakkan selama ibu dalam pengawasan intensif untuk menghindari bahaya perdarahan ? Kalau dahulu bayi segera dirawat di kamar bayi, maka sekarang jawabnya adalah bayi diletakkan di samping ibu atau dalam sebuah boks dekat dengan ibu. Dari sinilah sebenarnya rawat gabung mulai dikerjakan.<br id="rt-831"><br id="rt-832">Struktur dan fungsi kamar bersalin<br id="rt-833"><br id="rt-834"> Kamar bersalin ideal terdiri atas kamar persiapan, kamar bersalin yang sebenarnya dan kamar observasi pasca persalinan (kamar pulih). Di samping itu dapat pula dipisahkan antara kamar untuk kasus septik dan aseptik, kamar tindakan dan non tindakan dan kamar isolasi. Dalam hubungan dengan pengelolaan laktasi, maka adanya tiga ruang yakni kamar persiapan, kamar persalinan dan kamar observasi menduduki peran yang penting.<br id="rt-835"><br id="rt-836">1. Kamar persiapan<br id="rt-837"> Apabila sebuah rumah sakit telah berfungsi penuh sebagai RS Sayang Bayi, maka hampir semua ibu yang masuk kamar bersalin sudah mendapat penyuluhan manajemen laktasi sejak mereka berada di poliklinik asuhan antenatal. Mereka sudah memperoleh nasihat tentang keunggulan ASI, kerugian susu formula, gizi ibu hamil yang menjamin lancarnya produksi ASI, beberapa cara perawatan payudara dan bagaimana caranya menyusui yang benar. Ibu bersalin yang seperti ini tidak menjadi masalah lagi.<br id="rt-838"><br id="rt-839">Ada<br id="rt-840">kalanya, kadang cukup banyak, ibu datang langsung ke kamar bersalin tanpa pernah melakukan asuhan antenatal di rumah sakit tersebut. Kalaupun mereka melakukan asuhan antenatal di tempat lain, mungkin petugas di <br id="rt-842">sana<br id="rt-843">juga belum memahami benar pentingnya manajemen laktasi. Ibu yang akan bersalin ini perlu mendapat penyuluhan tentang manajemen laktasi.<br id="rt-844"><br id="rt-845"><br id="rt-846">Untuk kepentingan ini perlu disiapkan sebuah ruang, di mana ibu hamil yang datang untuk bersalin dapat memperoleh informasi yang jelas tentang penatalaksanaan ASI. Di dalam ruang persiapan ini perlu dipasang beberapa gambar, poster, brosur dan sebagainya, untuk membantu memberi konseling tentang ASI. Di dalam kamar bersalin tidak boleh sama sekali terlihat botol susu, dot atau kempengan, apalagi reklame susu formula yang semuanya akan mengakibatkan gagalnya ibu menyusui. Dalam melakukan rangkaian tugas ini petugas tidak boleh overacting misalnya jangan melakukan konseling pada ibu yang sedang kesakitan. Berilah konseling hanya kepada ibu yang masih kooperatif, yaitu ibu yang belum dalam persalinan atau masih dalam fase laten.<br id="rt-847"><br id="rt-848"><br id="rt-849">2. Kamar persalinan<br id="rt-850"><br id="rt-851">Kamar persalinan yang sebenarnya adalah kamar untuk ibu yang sudah dalam kala 1 fase aktif atau kala 2 persalinan. Pada saat ini seorang ibu hamil berada dalam kondisi yang paling tidak menyenangkan, karena berada dalam puncak rasa sakitnya. Tidak banyak yang dapat dilakukan oleh petugas dalam hal konseling manajemen laktasi, karena sulit bagi ibu untuk diajak berkomunikasi, kecuali tentang hal-hal yang menyangkut proses persalinan. Meskipun demikian, gambar atau poster tentang cara menyusui yang baik dan benar, serta menyusui segera sesudah lahir, dapat dipasang di ruangan ini.<br id="rt-852"><br id="rt-853">Dalam waktu 30 menit setelah lahir, bayi harus segera disusukan. Beberapa pendapat mengatakan bahwa rangsangan putting susu akan mempercepat lahirnya plasenta melalui pelepasan oksitosin, yang dapat mengurangi risiko perdarahan postpartum. Rangsangan putting susu memacu refleks prolaktin dan oksitosin, dua refleks penting yang dibutuhkan dalam proses menyusui. Meskipun ASI belum keluar, kontak fisik bayi dengan ibu tetap harus dikerjakan karena memberikan rasa kepuasan psikologis yang dibutuhkan ibu agar proses menyusui berjalan lancar.<br id="rt-854"><br id="rt-855">Penyusuan dini dikerjakan pada bayi normal, yaitu bayi lahir dengan nilai Apgar 5 menit di atas 7 dan refleks mengisap baik. Bayi lahir dengan asfiksia dan bayi dengan cacat<br id="rt-856"><br id="rt-857"> bawaan sebaiknya tidak segera disusukan kepada ibunya.<br id="rt-858"><br id="rt-859">Bila ibu mendapat pembiusan umum, misalnya untuk persalinan dengan sectio cesarea, penyusuan dilakukan segera setelah ibu sadar penuh, misalnya 4-6 jam setelah operasi. Pada keadaan ini efek pembiusan pada ibu dan bayi telah berkurang, sehingga refleks mengisap bayi telah timbul kembali. Penyusuan pasca operasi memerlukan pertolongan petugas untuk membantu ibu memegang bayi, membetulkan posisi ibu, dan sebagainya. Bayi yang lahir dengan tindakan vakum atau forcep, sering disertai dengan trauma kepala, sehingga tidak jarang juga mengalami asfiksia. Meskipun demikian penyusuan dapat segera dimulai dengan bantuan petugas.<br id="rt-860"><br id="rt-869">3. Kamar pulih<br id="rt-870"><br id="rt-871">Selama dua jam ibu dalam observasi kala 4, ibu ditempatkan dalam suatu kamar pulih. Bayi diletakkan di samping ibu atau dalam sebuah boks yang dapat dilihat ibu. Sebaiknya diusahakan agar di kamar pulih ibu tidak terganggu oleh kegaduhan yang biasanya terjadi di kamar persalinan. Rasa tenteram ibu merupakan modal keberhasilan menyusui selanjutnya<br id="rt-872"><br id="rt-873"> <br id="rt-874"><br id="rt-875">RAWAT GABUNG<br id="rt-876"><br id="rt-877">Banyak rumahsakit, puskesmas, klinik dan rumah bersalin yang belum merawat bayi baru lahir berdekatan dengan ibunya. Berbagai alasan diajukan antara lain karena rasa kasihan karena ibu masih capai setelah melahirkan, ibu memerlukan istirahat, atau ibu belum mampu merawat bayinya sendiri. <br id="rt-878"><br id="rt-879">Ada<br id="rt-880">pula kekuatiran bahwa pada jam kunjungan, bayi mudah tertular penyakit yang mungkin dibawa oleh para pengunjung. Alasan lain adalah rumahsakit / klinik ingin memberikan pelayanan sebaik-baiknya sehingga ibu bisa beristirahat selama berada di rumah sakit. Namun setelah menyadari akan keuntungannya, sistem rawat gabung sekarang menjadi kebijakan pemerintah.<br id="rt-881"><br id="rt-882">Pengertian dan tujuan <br id="rt-883"><br id="rt-884">Rawat gabung adalah satu cara perawatan di mana ibu dan bayi yang baru dilahirkan tidak dipisahkan, melainkan ditempatkan dalam sebuah ruangan, kamar atau tempat bersama-sama selama 24 jam penuh dalam seharinya.<br id="rt-885"><br id="rt-886">Tujuan rawat gabung adalah :<br id="rt-887"><br id="rt-888">1. Agar ibu dapat menyusui bayinya sedini mungkin, kapan saja dibutuhkan.<br id="rt-889"><br id="rt-890">2. Agar ibu dapat melihat dan memahami cara perawatan bayi yang benar seperti yang dilakukan oleh petugas.<br id="rt-891"><br id="rt-892">3. Agar ibu mempunyai pengalaman dalam merawat bayinya sendiri selagi ibu masih di rumah sakit dan yang lebih penting lagi, ibu memperoleh bekal ketrampilan merawat bayi serta menjalankannya setelah pulang dari rumah sakit.<br id="rt-893"><br id="rt-894">4. Dalam perawatan gabung, suami dan keluarga dapat dilibatkan secara aktif untuk mendukung dan membantu ibu dalam menyusui dan merawat bayinya secara baik dan benar.<br id="rt-895"><br id="rt-896">5. Ibu mendapatkan kehangatan emosional karena ibu dapat selalu kontak dengan buah hati yang sangat dicintainya, demikian pula sebaliknya bayi dengan ibunya.<br id="rt-897"><br id="rt-898"><br id="rt-899">SASARAN DAN SYARAT <br id="rt-8100"><br id="rt-8101">Pada prinsipnya kegiatan Peningkatan Penggunaan ASI (PP-ASI) dimulai sejak ibu hamil pertama kali memeriksakan diri di poliklinik asuhan antenatal. Idealnya di poliklinik ini tersedia sebuah klinik laktasi, yang terdiri atas dua ruangan yaitu klinik laktasi asuhan antenatal dan postnatal.<br id="rt-8102"><br id="rt-8103"> Kegiatan rawat gabung dimulai sejak ibu bersalin di kamar bersalin dan di bangsal perawatan pasca persalinan. Meskipun demikian penyuluhan tentang manfaat dan pentingnya rawat gabung sudah dimulai sejak ibu pertama kali memeriksakan kehamilannya di poliklinik asuhan antenatal.<br id="rt-8104"><br id="rt-8105"><br id="rt-8106"> Tidak semua bayi atau ibu dapat segera dirawat gabung. Bayi dan ibu yang dapat dirawat gabung harus memenuhi syarat / kriteria sebagai berikut :<br id="rt-8107">Lahir spontan, baik presentasi kepala maupun bokong.<br id="rt-8108">Bila lahir dengan tindakan, maka rawat gabung dilakukan setelah bayi cukup sehat, refleks mengisap baik, tidak ada tanda infeksi dsb.<br id="rt-8109">Bayi yang lahir dengan sectio cesarea dengan anestesia umum, rawat gabung dilakukan segera setelah ibu dan bayi sadar penuh (bayi tidak ngantuk), misalnya 4-6 jam setelah operasi selesai. Bayi tetap disusukan meskipun mungkin ibu masih mendapat infus.<br id="rt-8110">Bayi tidak asfiksia setelah <br id="rt-8111"><br id="rt-8112">lima<br id="rt-8113">menit pertama (nilai Apgar minimal 7).<br id="rt-8114">Umur kehamilan 37 minggu atau lebih.<br id="rt-8115"><br id="rt-8116">6. Berat lahir 2000-2500 gram atau lebih.<br id="rt-8117"><br id="rt-8118">7. Tidak terdapat tanda-tanda infeksi intrapartum.<br id="rt-8119"><br id="rt-8120">8. Bayi dan ibu sehat.<br id="rt-8121"><br id="rt-8122"><br id="rt-8130">Jika tidak memenuhi kriteria di atas, maka rawat gabung ibu dan bayi TIDAK perlu, atau bahkan tidak boleh dikerjakan, misalnya pada :<br id="rt-8131">Bayi yang sangat prematur.<br id="rt-8132"><br id="rt-8133">2. Bayi berat lahir kurang dari 2000-2500 gram.<br id="rt-8134"><br id="rt-8135">3. Bayi dengan sepsis.<br id="rt-8136"><br id="rt-8137">4. Bayi dengan gangguan napas.<br id="rt-8138"><br id="rt-8139">5. Bayi dengan cacat bawaan berat, misalnya : hidrosefalus, meningokel, anensefali, atresia ani, labio/palato/gnatoschizis, omfalokel, dsb.);<br id="rt-8140"><br id="rt-8141">6. Ibu dengan infeksi berat, misalnya KP terbuka, sepsis, dsb.<br id="rt-8142"><br id="rt-8143">Kriteria-kriteria masih ditentukan juga oleh beberapa aspek pertimbangan klinis, misalnya bayi dengan berat badan 2000-2500 gram meskipun keadaan lain-lainnya dalam batas normal, perawatan gabungnya harus dengan pengawasan yang sangat ketat. <br id="rt-8144">Sebaiknya keputusan apakah bayi akan dirawat gabung atau dirawat pisah ditentukan oleh dokter anak bersama dengan dokter kebidanan.<br id="rt-8145"><br id="rt-8146"><br id="rt-8147"><br id="rt-8148">Manfaat rawat gabung <br id="rt-8149"><br id="rt-8150">Manfaat dan keuntungan rawat gabung ditinjau dari berbagai aspek sesuai dengan tujuannya, adalah sebagai berikut :<br id="rt-8151">Aspek fisik.<br id="rt-8152"><br id="rt-8153">Bila ibu dekat dengan bayinya, maka ibu dapat dengan mudah menjangkau bayinya untuk melakukan perawatan sendiri dan menyusui setiap saat, kapan saja bayinya menginginkan (nir-jadwal). Dengan perawatan sendiri dan menyusui sedini mungkin, akan mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi silang dari pasien lain atau petugas kesehatan. Dengan menyusui dini maka ASI jolong atau kolostrum dapat memberikan kekebalan / antibodi yang sangat berharga bagi bayi. Karena ibu setiap saat dapat melihat bayinya, maka ibu dengan mudah dapat mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi pada bayinya yang mungkin berhubungan dengan kesehatannya.<br id="rt-8154"><br id="rt-8158"><br id="rt-8159">2. Aspek fisiologis.<br id="rt-8160"><br id="rt-8161">Bila ibu dekat dengan bayinya, maka bayi akan segera disusui dan frekuensinya lebih sering. Proses ini merupakan proses fisiologis yang alami, di mana bayi mendapat nutrisi alami yang paling sesuai dan baik. Untuk ibu, dengan menyusui maka akan timbul refleks oksitosin yang akan membantu proses fisiologis involusi rahim. Di samping itu akan timbul refleks prolaktin yang akan memacu proses produksi ASI. Efek menyusui dalam usaha menjarangkan kelahiran telah banyak dipelajari di banyak negara berkembang. Secara umum seorang ibu akan terlindung dari kesuburan sepanjang ia masih menyusui dan belum haid, khususnya bila frekuensi menyusui lebih sering dan sama sekali tidak menggunakan pengganti ASI (menyusui secara eksklusif). Berbagai penelitian menunjukkan bahwa daya proteksi menyusui eksklusif terhadap usaha KB tidak kalah dengan alat KB yang lain.<br id="rt-8162"><br id="rt-8163"> <br id="rt-8164"><br id="rt-8165">3.Aspek psikologis<br id="rt-8166"><br id="rt-8167">Dengan rawat gabung maka antara ibu dan bayi akan segera terjalin proses lekat (early infant-mother bonding) akibat sentuhan badan antara ibu dan bayinya. Hal ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan psikologis bayi selanjutnya, karena kehangatan tubuh ibu merupakan stimulasi mental yang mutlak dibutuhkan oleh bayi. Dengan pemberian ASI kapan saja bayi membutuhkan, akan memberikan kepuasan pada ibu bahwa ia dapat berfungsi sebagaimana seorang ibu memenuhi kebutuhan nutrisi bagi bayinya, di samping merasa dirinya sangat dibutuhkan oleh bayinya dan tidak dapat digantikan oleh orang lain. Keadaan ini akan memperlancar produksi ASI karena seperti telah diketahui, refleks let-down bersifat psikosomatis. Sebaliknya bayi akan mendapatkan rasa aman dan terlindung, merupakan dasar bagi terbentuknya rasa percaya pada diri anak. Ibu akan merasa bangga karena dapat menyusui dan merawat bayinya sendiri dan bila suaminya berkunjung, akan terasa adanya suatu ikatan kesatuan keluarga.<br id="rt-8168"><br id="rt-8169"> <br id="rt-8170"><br id="rt-8171">4. Aspek edukatif.<br id="rt-8172"><br id="rt-8173">Dengan rawat gabung, ibu (terutama yang baru mempunyai anak pertama) akan mempunyai pengalam yang berguna, sehingga mampu menyusui serta merawat bayinya bila pulang dari rumah sakit. Selama di rumah sakit ibu akan melihat, belajar dan mendapat bimbingan bagaimana cara menyusui secara benar, bagaimana cara merawat payudara, merawat tali pusat, memandikan bayi dsb. Keterampilan ini diharapkan dapat menjadi modal bagi ibu untuk merawat bayi dan dirinya sendiri setelah pulang dari rumah sakit. Di samping pendidikan bagi ibu, dapat juga dipakai sebagai sarana pendidikan bagi keluarga, terutama suami, dengan cara mengajarkan suami dalam membantu istri untuk proses di atas. Suami akan termotivasi untuk memberi dorongan moral bagi istrinya agar mau menyusui bayinya. Jangan sampai terjadi seorang suami melarang istrinya menyusui bayinya karena suami takut payudara istrinya akan menjadi jelek. Bentuk payudara akan berubah karena usia adalah hal alami, meskipun dengan menggunakan kutang penyangga yang baik, ditambah dengan nutrisi yang baik, dan latihan otot-otot dada serta menerapkan posisi yang benar, ketakutan mengendornya payudara dapat dikurangi.<br id="rt-8174"><br id="rt-8175"><br id="rt-8176">5. Aspek ekonomi<br id="rt-8177"><br id="rt-8178">Dengan rawat gabung maka pemberian ASI dapat dilakukan sedini mungkin. Bagi rumah bersalin terutama rumah sakit pemerintah, hal tersebut merupakan suatu penghematan anggaran pengeluaran untuk pembelian susu formula, botol susu, dot serta peralatan lain yang dibutuhkan. Beban perawat menjadi lebih ringan karena ibu berperan besar dalam merawat bayinya sendiri, sehingga waktu terluang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan lain. Lama perawatan ibu menjadi lebih pendek karena involusi rahim terjadi lebih cepat dan memungkinkan tempat tidur digunakan untuk penderita lain. Demikian pula infeksi nosokomial dapat dicegah atau dikurangi, berarti penghematan biaya bagi rumahsakit maupun keluarga ibu. Bagi ibu juga penghematan oleh karena lama perawatan menjadi singkat. <br id="rt-8179"><br id="rt-8180"> <br id="rt-8181"><br id="rt-8182">6. Aspek medis<br id="rt-8183"><br id="rt-8184">Dengan pelaksanaan rawat gabung maka akan menurunkan terjadinya infeksi nosokomial pada bayi serta menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu maupun bayi.<br id="rt-8185"><br id="rt-8186"><br id="rt-8187">Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan rawat gabung<br id="rt-8188">Keberhasilan rawat gabung yang mendukung peningkatan penggunaan ASI dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain sosial-budaya, ekonomi, tatalaksana rumahsakit, sikap petugas, pengetahuan ibu, lingkungan keluarga, adanya kelompok pendukung peningkatan penggunaan ASI (KP-ASI) dan peraturan tentang peningkatan ASI atau pemasaran susu formula.<br id="rt-8189">1. Peranan sosial budaya<br id="rt-8190"><br id="rt-8191">Kemajuan teknologi, perkembangan industri, urbanisasi dan pengaruh kebudayaan Barat menyebabkan pergeseran nilai sosial budaya masyarakat. Memberi susu formula dianggap modern karena memberi ibu kedudukan yang sama dengan dengan ibu-ibu golongan atas. Ketakutan akan mengendornya payudara menyebabkan ibu enggan menyusui bayinya.<br id="rt-8192"><br id="rt-8193">Bagi ibu yang sibuk dengan urusan di luar rumah, sebagai wanita karir atau isteri seorang pejabat yang selalu dituntun mendampingi kegiatan suami, hal ini dapat menghambat usaha peningkatan penggunaan ASI. Sebagian ibu tersebut pada umumnya berasal dari golongan menengah-atas cenderung untuk memilih susu formula daripada menyusui bayinya. Jika tidak mungkin membagi waktu, seyogyanya hanya ibu yang sudah tidak menyusui saja yang boleh dibebani tugas sampingan di luar rumah. Dalam hal ini peranan suami atau instansi di mana suami bekerja sebaiknya memahami betul peranan ASI bagi perkembangan bayi.<br id="rt-8194"><br id="rt-8195"> Iklan menarik melalui media <br id="rt-8196"><br id="rt-8197">massa<br id="rt-8198">serta pemasaran susu formula dapat mempengaruhi ibu untuk enggan memberikan ASI nya. Apalagi iklan yang menyesatkan seolah-olah dengan teknologi yang supercanggih dapat membuat susu formula sebaik dan semutu susu ibu, atau bahkan lebih baik daripada susu ibu. Adanya kandungan suatu nutrien yang lebih tinggi dalam susu formula dibanding dalam ASI bukan jaminan bahwa susu tersebut sebaik susu ibu apalagi lebih baik. Komposisi nutrien yang seimbang dan adanya zat antibodi spesifik dalam ASI menjamin ASI tetap lebih unggul dibanding susu formula.<br id="rt-8199"><br id="rt-8200"><br id="rt-8201"><br id="rt-8202">2. Faktor ekonomi.<br id="rt-8203"><br id="rt-8204">Seperti disebutkan di atas, beberapa wanita memilih bekerja di luar rumah. Bagi wanita karir, hal ini dilakukan bukan karena tuntutan ekonomi, melainkan karena status, prestise, atau memang dirinya dibutuhkan. Pada sebagian kasus lain, ibu bekerja di luar rumah semata karena tekanan ekonomi, di mana penghasilan suami dirasa belum dapat mencukupi kebutuhan keluarga. Gaji pegawai negeri yang relatif rendah dapat dipakai sebagai alasan utama istri ikut membantu mencari nafkah dengan bekerja di luar rumah. Memang tidak ada yang perlu disalahkan dalam masalah ini.<br id="rt-8205"><br id="rt-8206">Dengan bekerja di luar rumah, ibu tidak dapat berhubungan penuh dengan bayinya. Akhirnya ibu cenderung memberikan susu formula dengan botol. Bila bayi telah mengenal dot/botol maka ia akan cenderung memilih botol. Dengan demikian frekuensi penyusuan akan berkurang dan menyebabkan produksi menurun. Keadaan ini selanjutnya mendorong ibu untuk menghentikan pemberian ASI, tidak jarang terjadi sewaktu masa cutinya belum habis. Ibu perlu didukung untuk memberi ASI penuh pada bayinya dan tetap berusaha untuk menyusui ketika ibu telah kembali bekerja.<br id="rt-8207">Motivasi untuk tetap memberikan ASI meskipun ibu harus berpisah dengan bayinya adalah faktor utama dalam keberhasilan ibu untuk mempertahankan penyusuannya. Pendirian tempat penitipan bayi dekat / di tempat ibu bekerja merupakan hal yang sangat penting.<br id="rt-8208"><br id="rt-8209"><br id="rt-8210">3. Peranan tatalaksana rumahsakit / rumah bersalin.<br id="rt-8211"><br id="rt-8212">Peranan tatalaksana atau kebijakan rumah sakit / rumah bersalin sangat penting mengingat kini banyak ibu yang lebih menginginkan melahirkan di pelayanan kesehatan yang lebih baik. Tatalaksana rumah sakit yang tidak menunjang keberhasilan menyusui harus dihindari, seperti :<br id="rt-8213"><br id="rt-8214">- bayi dipuasakan beberapa hari, padahal refleks isap bayi paling kuat adalah pada jam-jam pertama sesudah lahir. Rangsangan payudara dini akan mempercepat timbulnya refleks prolaktin dan mempercepat produksi ASI.<br id="rt-8215"><br id="rt-8216">- memberikan makanan pre-lakteal, yang membuat hilangnya rasa haus sehingga bayi enggan menetek.<br id="rt-8217"><br id="rt-8218">- memisahkan bayi dari ibunya. Tidak adanya sarana rawat gabung menyebabkan ibu tidak dapat menyusui bayinya nir-jadwal.<br id="rt-8219"><br id="rt-8220">- menimbang bayi sebelum dan sesudah menyusui, dan jika pertambahan berat badan tidak sesuai dengan harapan maka bayi diberi susu formula. Hal ini dapat menimbulkan rasa kuatir pada ibu yang memperngaruhi produksi ASI.<br id="rt-8221"><br id="rt-8222">- penggunaan obat-obatan selama proses persalinan, seperti obat penenang, atau preparat ergot, yang dapat menghambat permulaan laktasi. Rasa sakit akibat episiotomi atau robekan jalan lahir dapat mengganggu pemberian ASI.<br id="rt-8223"><br id="rt-8224">- Pemberian sampel susu formula harus dihilangkan karena akan membuat ibu salah sangka dan menganggap bahwa susu formula sama baik bahkan lebih baik daripada ASI.<br id="rt-8225"><br id="rt-8226">Dalam hal ini perlu kiranya dibentuk klinik laktasi yang berfungsi sebagai tempat ibu berkonsultasi bila mengalami kesulitan dalam menyusui. Tidak kalah pentingnya ialah sikap dan pengetahuan petugas kesehatan, karena walaupun tatalaksana rumah sakit sudah baik bila sikap dan pengetahuan petugas masih belum optimal maka hasilnya tidak akan memuaskan.<br id="rt-8227"><br id="rt-8228">4. Faktor-faktor dalam diri ibu sendiri<br id="rt-8229"><br id="rt-8230">Beberapa keadaan ibu yang mempengaruhi laktasi adalah :<br id="rt-8231"><br id="rt-8232">- keadaan gizi ibu<br id="rt-8233"><br id="rt-8234">Kebutuhan tambahan kalori dan nutrien diperlukan sejak hamil. Sebagian kalori ditimbun untuk persiapan produksi ASI. Seorang ibu hamil dan menyusui perlu mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang cukup dan seimbang agar kuantitas dan kualitas ASI terpenuhi. Dengan demikian diharapkan bayi dapat tumbuh kembang secara optimal selama 4 bulan pertama hanya dengan ASI (menyusui secara eksklusif).<br id="rt-8235"><br id="rt-8236">- pengalaman / sikap ibu terhadap menyusui<br id="rt-8237"><br id="rt-8238">Ibu yang berhasil menyusui anak sebelumnya, dengan pengetahuan dan pengalaman cara pemberian ASI secara baik dan benar akan menunjang laktasi berikutnya. Sebaliknya, kegagalan menyusui di masa lalu akan mempengaruhi pula sikap seorang ibu terhadap penyusuan sekarang. Dalam hal ini perlu ditumbuhkan motivasi dalam dirinya secara sukarela dan penuh rasa percaya diri mampu menyusui bayinya. Pengalaman masa kanak-kanak, pengetahuan tentang ASI, nasihat, penyuluhan, bacaan, pandangan dan nilai yang berlaku di masyarakat akan membentuk sikap ibu yang positif terhadap masalah menyusui.<br id="rt-8239"><br id="rt-8240">- keadaan emosi<br id="rt-8241"><br id="rt-8242">Gangguan emosional, kecemasan, stress fisik dan psikis akan mempengaruhi produksii ASI. Seorang ibu yang masih harus menyelesaikan kuliah, ujian, dsb., tidak jarang mengalami ASI nya tidak dapat keluar. Sebaliknya, suasana rumah dan keluarga yang tenang, bahagia, penuh dukungan dari anggota keluarga yang lain (terutama suami), akan membantu menunjang keberhasilan menyusui. Demikian pula lingkungan kerja akan berpengaruh ke arah positif, atau sebaliknya.<br id="rt-8243"><br id="rt-8244">- keadaan payudara<br id="rt-8245"><br id="rt-8246">Besar kecil dan bentuk payudara TIDAK mempengaruhi produksi ASI. Tidak ada jaminan bahwa payudara besar akan menghasilkan lebih banyak ASI atau payudara kecil menghasilkan lebih sedikit. Produksi ASI lebih banyak ditentukan oleh faktor nutrisi, frekuensi pengisapan putting dan faktor emosi. Sehubungan dengan payudara, yang penting mendapat perhatian adalah keadaan putting. Putting harus disiapkan agar lentur dan menjulur, sehingga mudah ditangkap oleh mulut bayi. Dengan putting yang baik, putting tidak mudah lecet, refleks mengisap menjadi lebih baik, dan produksi ASI menjadi lebih baik juga.<br id="rt-8247"><br id="rt-8248">- peran masyarakat dan pemerintah<br id="rt-8249"><br id="rt-8250">Keberhasilan laktasi merupakan proses belajar-mengajar. Diperlukan kelompok dalam masyarakat di luar petugas kesehatann yang secara sukarela memberikan bimbingan untuk peningkatan penggunaan ASI. Kelompok ini dapat diberi nama Kelompok Pendukung ASI (KP-ASI), yang dapat memanfaatkan kegiatan posyandu dengan membuat semacam pojok ASI. <br id="rt-8251">Kebijakan-kebijakan pemerintah RI sehubungan penggunaan ASI<br id="rt-8252"><br id="rt-8253">1. Inpres no.14 / 1975<br id="rt-8254"><br id="rt-8255">Menko Kesra selaku koordinator pelaksana menetapkan bahwa salah satu program dalam usaha perbaikan gizi adalah peningkatan penggunaan ASI.<br id="rt-8256">Permenkes no.240 / 1985<br id="rt-8257"><br id="rt-8258">Melarang produsen susu formula untuk mencantumkan kalimat-kalimat promosi produknya yang memberikan kesan bahwa produk tersebut setara atau lebih baik mutunya daripada ASI.<br id="rt-8259">Permenkes no.76 / 1975<br id="rt-8260"><br id="rt-8261">Mengharuskan produsen susu kental manis (SKM) untuk mencantumkan pada label produknya bahwa SKM tidak cocok untuk bayi, dengan warna tulisan merah dan cukup mencolok.<br id="rt-8262">Melarang promosi susu formula yang dimaksudkan sebagai ASI di semua sarana pelayanan kesehatan.<br id="rt-8263">Menganjurkan menyusui secara eksklusif sampai bayi berumur 4-6 bulan dan menganjurkan pemberian ASI sampai anak berusia 2 tahun.<br id="rt-8264">Melaksanakan rawat gabung di tempat persalinan milik pemerintah maupun swasta.<br id="rt-8265">Meningkatkan kemampuan petugas kesehatan dalam hal PP-ASI sehingga petugas tersebut terampil dalam melaksanakan penyuluhan pada masyarakat luas.<br id="rt-8266">Pencanangan Peningkatan Penggunaan ASI oleh Bapak Presiden secara nasional pada peringatan Hari Ibu ke-62 (22 Desember 1990).<br id="rt-8267">Upaya penerapan 10 langkah untuk berhasilnya menyusui di semua rumah sakit, rumah bersalin dan puskesmas dengan tempat tidur.<br id="rt-8268"><br id="rt-8269"> <br id="rt-8270"><br id="rt-8271">Pelaksanaan rawat gabung dan kegiatan penunjangnya<br id="rt-8272"><br id="rt-8273">Dalam rawat gabung bayi ditempatkan bersama ibunya dalam suatu ruangan sedemikian rupa sehingga ibu dapat melihat dan menjangkaunya kapan saja bayi atau ibu membutuhkannya. Bayi dapat diletakkan di tempat tidur bersama ibunya, atau dalam boks di samping tempat tidur ibu. Modifikasi lain dengan membuat sebuah boks yang ditempatkan di atas tempat tidur di sebelah ujung kaki ibu. Yang penting ibu harus bisa melihat dan mengawasi bayinya, apakah ia menangis karena lapar, kencing, digigit nyamuk dsb. Tangis bayi merupakan rangsangan sendiri bagi ibu untuk membantu produksi ASI.<br id="rt-8274"><br id="rt-8275">Perawat harus memperhatikan keadaan umum bayi dan dapat mengenali keadaan-keadaan abnormal, kemudian melaporkannya kepada dokter. Bayi kuning sering merupakan masalah bagi ibu meskipun sebenarnya keadaan ini seringkali masih dalam batas fisiologis.<br id="rt-8276"><br id="rt-8277">Dokter (terutama dokter anak dan kebidanan) mengadakan kunjungan sekurang-kurangnya sekali dalam sehari. Dokter harus memperhatikan keadaan ibu maupun bayi, terutama yang berhubungan dengan masalah menyusui. Perlu diperhatikan apakah ASI sudah keluar, adakah pembengkakan payudara, bagaimana putingnya, adakah rasa sakit yang mengganggu saat menyusui, dsb. Demikian pula dengan bayinya, apakah sudah dapat mengisap, kuat atau tidak, rewel atau tidak, apakah muntah, mencret dsb.<br id="rt-8278"><br id="rt-8279">Ibu menyusui sewaktu-waktu sesuai dengan keinginan bayi. Tidak dikenal lagi penjadwalan dalam memberikan ASI kepada bayi.<br id="rt-8280"><br id="rt-8281">Perawat harus membantu ibu untuk merawat payudara, menyusui, menyendawakan dan merawat bayi secara benar. Bila bayi sakit / perlu diobservasi lebih lanjut, bayi dipindah ke ruang rawat bayi baru lahir (neonatologi). Bayi akan memperoleh perawatan lebih intensif, meskipun bukan berarti ASI tidak diberikan. ASI tetap diberikan dengan cara ibu berkunjung, atau ASI diperas dan diberikan dengan sendok.<br id="rt-8282"><br id="rt-8283">Bila ibu dan bayi sudah diperbolehkan pulang, diberikan penyuluhan lagi tentang cara merawat bayi, payudara dan cara meneteki yang benar sehingga ibu di rumah terampil melakukan rawat gabung serta cara mempertahankan meneteki sekalipun ibu harus berpisah dengan bayinya. Harus ditekankan bahwa bayi tidak boleh diberi dot / kempengan. Selanjutnya perawat mengumpulkan data ibu dan bayi dalam sebuah lembar catatan medik yang sudah disiapkan.<br id="rt-8284"><br id="rt-8285"><br id="rt-8286">Praktek rawat gabung<br id="rt-8287"><br id="rt-8288">A. Cara memandikan bayi<br id="rt-8289"><br id="rt-8290">- siapkan alat-alat<br id="rt-8291"><br id="rt-8292">- cuci tangan sebelum dan sesudah memandikan bayi.<br id="rt-8293"><br id="rt-8294">- bayi diletakkan telentang di atas tempat tidur / meja dengan alas perlak dan handuk.<br id="rt-8295"><br id="rt-8296">- muka dan telinga dibersihkan dengan kain (waslap) basah kemudian dikeringkan dengan handuk.<br id="rt-8297"><br id="rt-8298">- seluruh tubuh bayi disabun dengan menggunakan waslap yang telah diolesi sabun (leher, dada, perut, lipatan ketiak, kedua tangan / lengan, kedua kaki / tungkai, bagian belakang bayi).<br id="rt-8299"><br id="rt-8300">- bayi dibersihkan dengan menggunakan kain lap (waslap) basah dalam ember mandi bayi.<br id="rt-8301">- bayi diangkat dan dikeringkan dengan handuk.<br id="rt-8302"><br id="rt-8303">- tali pusat ditutup dengan kain kasa yang telah direndam dalam alkohol 70%.<br id="rt-8304"><br id="rt-8305">- dada, perut dan punggung diolesi minyak telon, tempat lipatan seperti pangkal paha, ketiak dan leher diberi bedak supaya tidak mudah lecet, dan diberi pakaian.<br id="rt-8306"><br id="rt-8307">B. Cara menyusui<br id="rt-8308">- cuci tangan sebelum dan sesudah menyusui.<br id="rt-8309">- ibu duduk atau berbaring santai.<br id="rt-8310">- payudara dipijat / massage supaya lemas.<br id="rt-8311">- tekan areola antara ibu jari dan telunjuk sehingga keluar beberapa tetes ASI. Oleskan ASI tersebut pada putting susu dan areola sekitarnya sebelum menyusui.<br id="rt-8312">- bayi diletakkan di pangkuan bila ibu duduk, dan di sebelah ibu bila ibu tiduran.<br id="rt-8313">- ibu harus memegang payudara dengan posisi ibu jari di atas dan keempat jari lainnya di bagian bawah payudara.<br id="rt-8314">- sebagian besar areola payudara harus berada di dalam mulut bayi.<br id="rt-8315">- setiap payudara harus disusui sampai kosong, kurang lebih 10-15 menit.<br id="rt-8316">- bayi menyusu pada dua payudara bergantian, setelah payudara pertama terasa kosong.<br id="rt-8317">- bila akan melepaskan mulut bayi dari putting susu, masukkan jari kelingking antara mulut bayi dan payudara.<br id="rt-8318">- sesudah selesai menyusui, oleskan ASI pada putting susu dan areola sekitarnya serta biarkan kering oleh udara.<br id="rt-8319">- bayi digendong di bahu ibu atau dipangku tengkurap agar dapat bersendawa.<br id="rt-8320">- periksa keadaan payudara, mungkin ada perlukaan / pecah-pecah atau terbendung.<br id="rt-8321">- bayi menyusu setiap kali membutuhkan, sebagian dengan posisi berubah-ubah.<br id="rt-8322">- pakailah bahan penyerap ASI di balik kutang, di luar waktu menyusui.<br id="rt-8323"><br id="rt-8324"><br id="rt-8325">C. Cara merawat tali pusat<br id="rt-8326">- siapkan alat-alat.<br id="rt-8327">- cuci tangan sebelum dan sesudah merawat tali pusat.<br id="rt-8328">- tali pusat dibersihkan dengan kain kasa yang dibasahi alkohol 70%.<br id="rt-8329">- setelah bersih, tali pusat dikompres alkohol / povidon iodine 10% (betadine) lalu dibungkus dengan kain kasa steril kering.<br id="rt-8330">- setelah tali pusat terlepas / puput, pusar tetap dikompres dengan alkohol / povidon iodine 10% sampai kering.<br id="rt-8331"><br id="rt-8332">boy antoni putra 19 juli 2008<br id="rt-8333"><br id="rt-8334">July 18, 2008 |<br id="rt-8335"><br id="rt-8336"> <br id="rt-8337">BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 TINJAUAN TEORITIS 2.1.1 Karakteristik Orang tua Karakteristik adalah kemampuan untuk memadukan nilai-nilai yang menjadi filosofi atau pandangan yang utuh, memperhatikan komitmen yang teguh dan responden yang konsisten terhadap nilai-nilai itu dengan menggenerasikan pengalaman tertentu menjadi satu sistem nilai (Notoadmodjo, 2003). Karakteristik adalah satu aspek kepribadian yang menggambarkan suatu susanan bathin manusia yang nampak pada kelakuan dan perbuatan (Purwanto, 2000) Badan Pusat Statistik Nasional (2007) membagi karakteristik untuk keluarga (rumah tangga) ditinjau berdasarkan survey khusus konsumsi yaitu: nama, pendidikan KK, lapangan usaha/pekerjaan, pendapatan KK. 2.1.1.1 Umur orang tua Perlakuan salah pada anak juga dipengaruhi oleh usia dari orang tua anak tersebut. Dari beberapa penelitian menyebutkan bahwa semakin matang usia orang tua dalam berkeluarga semakin sedikit terjadinya resiko prilaku kekerasan pada anak, dan semakin kecil / muda usia orang tua dalam berkeluarga semakin besar terjadi resiko prilaku kekerasan pada anak. Huraerah, (2006) mengatakan, salah satu faktor orang tua penyebab perilaku kekerasan adalah belum mencapai kematangan fisik, emosi maupun sosial, terutama mereka yang mempunyai anak sebelum usia 20 tahun. 2.1.1.2 Tingkat pendidikan Pendidikan adalah bimbingan yangtelah diberikan seseorang kepada perkembangan orang lain menuju kearah suatu cita-cita tertentu. Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi, seperti hal-hal yang dapat menunjang kesehatan hidup. Makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi. Hal ini berdampak semakin banyak ilmu yang diketahuinya semakin kurang pula terjadinya perilaku kekerasan pada anak, sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diketahuinya. 2.1.1.3 Ekonomi Beberapa ahli beranggapan bahwa faktor sosio ekonomi merupakan penyebab utama terjadinya penganiayaan pada anak. Anggapan ini didasari oleh data yang menunjukkan bahwa terjadinya prilaku kekerasan pada anak sering terjadi pada keluarga dengan ekonomi rendah. Namun hal ini juga didukung oleh faktor-faktor lain, karena tidak semua prilaku kekerasan terjadi pada keluarga yang ekonomi rendah, prilaku kekerasan juga terjadi pada golongan ekonomi tinggi. 2.1.1.4 Lingkungan Pengaruh lingkungan pada individu meliputi 2 sasaran, yaitu : 2.1.1.4.1 Lingkungan membuat Individu Sebagai Makhluk Sosial Dalam kehidupan bermasyarakat tidak terlepas dari hubungan bermasyarakat. Keluarga hidup selalu membutuhkan orang lain, hal ini disebut sebagai “Makhluk Sosial”, karena itu keluarga yang bertempat tinggal dilingkungan yang rawan terjadinya tindakan kekerasan akan berdampak pada keluarga tersebut secara tidak disadari. Hal ini sulit dipisahkan karena kondisi keluarga dan lingkungan akan mempengaruhi orang tua dalam bersikap. Namun sebaliknya hal ini dapat dicegah dengan adanya antipasi oleh orang tua dari indikasi negatif lingkungan tersebut. 2.1.1.4.2 Lingkungan membuat Wajah dan Budaya Bagi Individu Adanya pengaruh lingkungan terhadap prilaku manusia, yang menjadikan manusia sebagai makhluk sosial yang selalu bergaul / berinteraksi dengan lainnya. Peran lingkungan pada individu adalah sebagai berikut A. Lingkungan sebagai alat individu untuk kepentingan individu, alat untuk melangsungkan kehidupan individu dan alat untuk kepentingan dalam pergaulan sosial. B. Lingkungan sebagai tatanan bagi individu Lingkungan berpengaruh untuk mengubah sifat dan prilaku individu karena lingkungan itu dapatmerupakan kawan atau lawan / tantangn bagi individu tersebut. C. Lingkungan sebagai sesuatu yang harus diikuti Sifat manusia senantiasa ingin mengetahui sesuatu dan mencoba sesuatu dalam batas-batas kemampuannya, lingkungan yang beraneka ragam senantiasa memberikan rangsangan daya tarik kepada individu untuk mengikutinya. D. Lingkungan sebagai objek penyesuaian diri bagi individu Lingkungan mempengaruhi individu, sehingga ia berusaha untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungan tersebut. 2.1.2 Konsep Perilaku Perilaku adalah aksi, sesuatu yang dilakukan orang. Perilaku merupakan hasil hubungan antara perangsang (stimulus) dan tanggapan (respon) seseorang, (Notoadmodjo, 1998). Perilaku merupakan totalitas penghayatan dan aktivitas yang merupakan hasil akhir jalinan dan dimana terjadi saling mempengaruhi antara berbagai macam kemampuan jiwa yang jarang berdiri sendiri. Perilaku merupakan konsep yang tidak sederhana, sesuatu yang komplek yakni suatu pengorganisasian proses psikologis oleh seseorang yang memberikan predisposisi untukmelakukan responsi menurut cara tertentu terhadap suatu objek (Notoadmodjo, 2005) 2.1.2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya perilaku. Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya perilaku dibedakan menjadi dua yakni faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern mencakup : pengetahuan, kecerdasan, persepsi, emosi, motivasi yang berfungsi mengolah rangsangan dari luar. Faktor ekstern meliputi : lingkungan sekitarnya baik fisik maupun non fisik seperti iklim, manusia, sosial dan ekonomi. Perilaku manusia berasal dari dorongan yangada didalam diri manusia, sedangkan dorongan itu untuk memenuhi kebutuhan yang ada dalam diri manusia. Perilaku mempunyai arti yangkongkrit dapat dikenal jiwa seseorang, perilaku timbul karena dorongan dalam rangka pemenuhan kebutuhan (Purwanto, 1999). Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat pentinguntuk terbentuknya tindakan seseorang, karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku didasari oleh pengetahun. Rogert (1974) mengungkapkan bahwa sebelum mengadopsi perilakubaru didalam diri individu tersebut terjadi proses berurutan yaitu : a. Awarnes (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu stimulus (objek). b. Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut. c. Evaluation (menimbang) terhadap baik atau tidaknya stimulus terhadap dirinya. d. Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki stimulus. e. Adaption, dimana subjek telah berprilaku baru dengan pengetahuan, kesadaran dan sikap stimulus. Yang termasuk perilaku ; A. Pengetahuan 1. Pengertian Adalah hasil “tahu” dan ini terjadi setelah seseorang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu(Notoadmodjo, 1997). 2. Tingkat Pengetahuan Pengetahuan terdiri dari tiga domain kognitif, domain afektif dan domain psikomotor (Susan and Bastabel,2002). B. Sikap 1. Pengertian Sikap atau tanggapan merupakan suatu kesilapan reaksi atau respon yangmasih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak belum merupakan suatu tidnakan atau aktifitas akan tetapi merupakan predisposisi tindakan atau perilaku (Notoadmodjo, 1997). 2. Tingkatan Sikap a. Menerima (receving) Menerima diartikan bahwa orang mau menerima dan memperhatikan stimulus yang diberikan. b. Merespon Memberikan jawaban, mengerjakan yang diberikan adalah indikasi dari sikap c. Menghargai (valuing) Mengajak orang lain mengerjakan atau mediskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah. d. Bertanggung jawab Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilih dengan segala resiko. C. Tindakan 1. Pengertian Tindakan merupaka respon lebih lanjut seseorang terhadap stimulus / objek. 2. Tingkatan Tindakan a. Persepsi (Perception) Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil. b. Respon (Respons) Melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar. c. Mekanisme (Mecanisme) Apabila telah melakukan dengan benar, otomatis menjadi kebiasaan. d. Adaptasi (Adaptation) Merupakan suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. 2.1.2.2 Perilaku Kesehatan Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayan kesehatan, makanan serta lingkungan (Notoadmodjo,2003). Batasan ini mempunyai dua unsur pokok, yakni respons dan stimulus atau peragsang. Respons atau reaksi manusia, baik bersifat pasif (pengetahuan, persepsi dan sikap), maupun bersifat aktif (tindakan yang nyata atau practice). Sedangkan stimulus atau rangsangan disini terdiri empat unsur pokok yakni: sakit dan penyakit, sistem pelayan kesehatan dan lingkungan. 1. Perilaku terhadap sakit dan penyakit, yaitu bagaimana manusia berespon, baik secara pasif (mengetahui, berikap dan mempersepsi penyakit dan sakit pada dirinya dan luar dirinya, maupun aktif (tindakan) yang dilakukansehubungan dengan penyakit dan sakit tersebut. Perilaku terhadap sakit dan penyakit ini dengan sendirinya sesuai dengan tingkat-tingkat pencegahan penyakit, yakni : a. Perilaku sehubungan dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan (health promotion behavior). b. Perilaku pencegahan penyakit (health prevention behavior). c. Perilaku sehubungan dengan pencarian pengobatan (health seeking behavior). d. Perilaku sehubungan dengan pemulihan kesehatan (health rehabilitation behavior). 2. Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan, adalah respons seseorang terhadap sistem pelayanan kesehatan baik sistem pelayanan kesehatan modern maupun tradisional. Perilaku ini menyangkut respons terhadap fasilitas pelayanan, cara pelayanan, petugas kesehatan dan obat-obatannya yang terwujud dalam pengetahuan, persepsi, sikap dan penggunaan fasilitas, petugas dan obat-obatan. 3. Perilaku terhadap makanan (nutrion behavior), yakni respons seseorang terhadap makanan sebagai kebutuhan vital bago kehidupan. Perilaku ini meliputi pengetahuan, persepsi, sikap dan praktek kita terhadap makanan serta unsur-unsur yang terkandung didalamnya (zat gizi), pengelolaan makanan, dan sebagainya sehubungan dengan kebutuhan tubuh kita. 4. Perilaku terhadap lingkungan kesehatan (environment health behavior) adalah respons seseorang terhadap lingkungan sebagai determinan kesehatan manusia. Lingkup perilaku ini seluas lingkup kesehatan lingkungan itu sendiri. Menurut lawrence W. Green, perilaku kesehatan dipengaruhi tiga faktor, yakni : faktor predisposisi, yang berwujud dalam pengetahuan, pendidikan, tingkat ekonomi keluarga, umur dan pekerjaan. Faktor pendukung yang berwujud dalam lingkungan fisik (tersedia/tidaknya fasilitas kesehatan) dan sikap perilaku dari petugas kesehatan dan petugas lainnya (Notoadmodjo, 1997). 2.1.3 Prilaku kekerasan 2.1.3.1 Defenisi Perlakuan salah pada anak adalah segala perlakuan terhadap anak yang akibat-akibatnya mengancam kesejahteraan dan tumbuh kembang anak, baik secara fisik, psikologi sosial, maupun mental (Patilima, 2003). Perlakuan salah tersebut dilakukan oleh orang dewasa – orang tua, guru, aparat dan lain-lain. Child abuse adalah perlakuan salah terhadap fisik dan emosi anak, menelantarkan pendidikan dan kesehatannya juga penyalahgunaan seksual. Child abuse adalah perlakuan yang dilakukan terhadap anak-anak sampai usia 14-15 tahun perlakuan yang salah ini dapat menimbulkan tekanan emosi seperti ditelantarkan, dimarahi atau ditakut-takuti (Soedjiningsih, 1995). Anak terlantar adalah anak-anak yang karena suatu sebab tidak terpenuhinya kebutuhan dasarnya dengan wajar, baik rohani, jasmani, maupun sosial. Seorang anak dikatakan terlantar bukan dia tidak memiliki salah satu orang tua atau keduanya (Media Indonesia, 2005). Penderaan anak atau penganiayaan anak atau kekerasan pada anak atau perlakuan salah terhadap anak merupakan terjemahan bebas dari child abuse, yaitu perbuatan semena-mena orang yang seharusnya menjadi pelindung (guard) pada seorang anak (individu berusia kurang dari 18 tahun) secara fisik, seksual dan emosi (Sugiarno, 2007), menurut Gelles, 2004 dalam (Huraerah, 2006) dalam Encyclopedia Article from Encarta, mengartikan child abuse sebagai “intentional acts that result in physical or emotional harm to children. The term child abuse cover a wide range of behavior, from actual physical assault by parents or other adult caretakers to neglect at at a chlid’s basic needs” (kekerasan tehadap anak adalah perbuatan disengaja yang menimbulkan kerugian atau bahaya terhadap anak-anak secara fisik maupun emosional. Istilah chil abuse meliputi berbagai macam tingkah laku, dari tindakan ancaman fisik secara lansung oleh orang tua atau orang dewasa lainnya sampai kepada penelantaran kebutuhan-kebutuhan dasar anak). 2.1.3.2 Klasifikasi Perilaku Kekerasan Perilaku kekerasan di klasifikasikan menjadi empat yaitu : 1. Penganiayaan Fisik (Phisical abuse) 2. Pengabaian / penelantaran (child neglect) 3. Penganiayaan seksual (sexual abuse) 4. Penganiayaan emosional (emotional abuse) 2.1.3.2.1 Penganiayaan Fisik (Phisical abuse) A. Konsep penganiayaan fisik Kerangka kerja keperawatan tentang anak teraniaya dan terlantar merupakan fenomena multi faktor yang nelibatkan orang tua, keluarga, budaya, anak dan stress dalam rentang mulai dari perilaku normal dan penuh kasih sayang sampai tindak penganiayaan dan penelantaran (Miror, 1981). Penganiayaan anak mencakup spektrum tindakan kasar atau tindakan pengawasan, dan kekurangan tindakan, atau tindakan melalaikan yang berakibat morbiditas atau mortalitas. Penyiksaan fisik dapat didefenisikan secara sempit sebagai luka yang disengaja pada anak oleh pengasuh yang berakibat memar, luka bakar, patah tulang, luka robek, luka tusuk dankerusakan organ. Defenisi yang lebih luas termasuk akibat emosional jangka pendek dan jangka panjang, yang dapat lebih melemahkan daripada pengaruh fisiknya (Nelson, 2000). B. Tanda-tanda yang dapat ditemukan Penyiksaan fisik dicurigai bila luka tidak terjelaskan, tidak dapat dijelaskan atau tidak masuk akal. Jika luka tidak cocok dengan riwayat yang diberikan atau perkembangan anak, penyiksa yang dicurigai harus dilaporkan. Nelson (2000), menjelaskan bahwa manifestasi klinik dengan anak penganiayaan fisik yaitu : 1. Memar Manifestasi klinik yang paling sering ditemui dan mungkin terdapat pada setiap permukaan tubuh. Disamping memar akibat pukulan atau ditampar, anak dapat juga dengan sengaja dibakar, dilukai atau ditusuk. Bentuk jejas dapat memberi kesan objek yang digunakan seperti sabuk, tangan, dan alat-alat yang meninggalkan bekas. Memar dapatberubah warna menurut waktu, warna memar dapat memperkirakan waktu luka terjadi. 2. Fraktur Fraktur paling sering akibat luka renggutan atau tarikan yang mencederai metafisis. Tanda klasik pada penyiksaan anak adalah fraktur retak dimana sudut metafisis tulang panjang terpecah samapi epifisis dan periosteum. 3. Rambut (alopesia) Rambut yang ditarik menyebabkan alopesia, dimana rambut putus tidak sama panjang. Bayi yang tersia-sia, dibiarkan berbaring dengan lama mempunyai kemungkinan kehilangan rambut pada bagian belakang kepala. 4. Keadaan yang memberi kesan penyiksaan Keadaan ini merupakan suatu keadaan yang tidak dilaporkan, merupakan 25% kasus penyiksaan fisik yang dievaluasi di Rumah Sakit Anak. Ptekie muka dan bahu karena berusaha muntah, batuk dan nangis yang kuat, berbagai keadaan lain seperti bercak mongolian, hemangioma kapiler, nevi pigmentosa, dan keadaan kongenital, alergi, infeksi kulit, luka bakar juga memar dikulit. 5. Luka bakar Sekitar 10% kasus penyiksaan fisik mencakup luka bakar. Bentuk dan gambaran luka bakar disesuaikan dengan ukuran luas luka bakar tersebut. Keadaan beratnya luka dapat memperhitungkan objek yang menyebabkan terjadinya luka. 6. Trauma kepala Kematian tersering pada penyiksaan fisik adalah cedera kepala. Kepala, muka atau isi kranium terjejas pada 29% laporan penyiksaan anak dirumah sakit. Lebih dari 95% luka intra kranial yang serius menyebabkan kematian. Trauma kepala dapat terlihat dari hasil pemeriksaan CT-Scan kepala dan adanya tanda fraktur tulang kepala. 7. Jejas intra abdomen. Penyebab kematian akibat penyiksaan fisik yang lazim kedua adalah dipukul berulang-ulang. Terutama pada bagian abdomen menyebabkan anakmuntah berulang kali, kembung perut, tidak ada suaru usus (bising) dan nyeri setempat atau syok. 2.1.3.2.2 Pengabaian / penelantaran (child neglect) A. Konsep Pengabaian / Penelantaran Penelantaran anak atau kelalaian, yaitu kegiatan atau behavior yang langsung dapat menyebabkan efek merusak pada kondisi fisik anak dan perkembangan psikologisnya (Asnah Sitohang, 2004). B. Tanda-tanda yang dapat ditemukan Penelantaran dan pengabaian anak dapat berupa : 1. Pemeliharaan yang kurang memadai. Menyebabkan gagal tumbuh, anak merasa kehilangan kasih sayang, gangguan kejiwaan, keterlambatan perkembangan. 2. Pengawasan yang kurang memadai. Menyebabkan anak mengalami resiko untuk terjadinya trauma fisik dan kejiwaan. 3. Kelalaian dalammendapatkan pengobatan. Kegagalan dalam merawat anak dengan baik. 4. Kelalaian dalam pendidikan. Meliputi kegagalan dalam mendidik anak, kurang mampu berinteraksi dengan lingkungannya, gagal menyekolahkan atau menyuruh anak mencari nafkah untuk keluarga sehingga terpaksa putus sekolah. 2.1.3.2.3 Penganiayaan seksual (sexual abuse) A. Konsep penganiayaan seksual Paksaan pada seseorang anak untuk mengajak berperilaku / mengadakan kegiatan seksual yang nyata, sehingga menggambarkan kegiatan seperti : aktivias seksual (oral genital, genital, anal dan sodomi) termasuk Incest (Asnah Sitohang, 2004). Seksual abuse adalah setiap aktivitas pada anak, dimana umur belum mencukupi menurut izin hukum, yang digunakan untuk sumber kepuasan seksual orang dewasa atau anak yang sangat lebih tua (Nelson, 2000). Penyalahgunaan seksual dapat berupa pegang-pegang ke hubungan seksual. Permainanan seksual dapat didefenisikan sebagai memandang atau menyentuh genitalia, pantat, dada oleh orang dewasa / tua dengan maksud pelecehan seksual. B. Tanda-tanda yang dapat ditemukan Kemungkinan adanya pelecehan seksual, ketika anak : 1. Sulit berjalan atau duduk. 2. Tiba-tiba menolak berganti pakaian untuk senam atau berpartisipasi pada aktivitas fisik. 3. Menunjukkan pengetahuan atau tingkah laku seksual yang aneh, canggih atau tidak biasa. 4. Hamil atau mengalami penyakit menular seksual, khususnya jika dibawah usia 14 tahun. Nelson, (2000) menerangkan gejala fisik akibat sexual abuse adalah : 1. Nyeri vagina,penis atau rektum, erithema, sekret atau perdarahan. 2. Disuria kronik, enuresis, konstipasi atau gerakan usus yang tidak disengaja. 3. Pubertas prematur pada wanita. Sedangkan gejala perilaku non spesifik akibat sexual abuse yaitu : Rasa takut pada suatu individu atau tempat, mimpi buruk atau gangguan tidur, regresi, agresi, perilaku pendiam atau stres pasca trauma, harga diri rendah, depresi kinerja sekolah jelek, melarikan diri, pengrusakan diri, penyalanggunaan obat, gangguan makan ,dan dismenorhea. 2.1.3.2.4 Penganiayaan emosional (emotional abuse) A. Konsep penganiayaan emosional. Perlakuan kejam kepada anak melalui lisan / verbal yaitu dengan mengungkapkan kata-kata kasar, menyinggung perasaan anak dimana anak akan mengingat semua kekerasan verbal itu jika kekerasan verbal tersebut berlangsung dalam satu periode (Rakhmat, 2003). Penganiayaan secara verbal sering diikuti dengan penganiayaan fisik anak. Secara terus menerus menyalahkan, mengecilkan arti atau menyamaratakan anak, tidak memperhatikan anak dan menolak tawaran untuk dibantu menyelesaikan permasalah anaknya disekolah atau secara nyata menolak anak. B. Tanda-tanda yang dapat ditemukan 1. Menunjukkan tingkah laku yang ekstrim, seperti terlalu banyak protes atau menuntut, sangat pasif atau agrsif. 2. Bertingkah laku seperti orang dewasa (misalnya mengajari / menceramahi anak lain), atau seperti anak kecil (misalnya sering membenturkan kepala) 3. Mengalami kemunduran perkembangan fisik. 4. Mencoba bunuh diri. 5. Mengatakan bahwa hubungannya dengan orang tua kurang dekat. 2.1.3.3 Faktor Penyebab Rakhmat (2003) menerangkan bahwa kekerasan yang terjadi pada anak disebabkan oleh beberapa Faktor Sosial yakni : 2.1.3.3.1 Norma Sosial Tidak adanya kontrolsosial pada tindakan kekerasan pada anak-anak. Orang tua yang mencambuk anaknya tidak dipersoalkan oleh tentangganya, selama anak itu tidak meniggal dunia (lebih tepat lagi, selama tidak diporkan ke polisi). Sebagai orang tua ia melihat anaknya sebagai hak milik dia yang dapat diperlakukan sekehendak hatinya. Tidak ada aturan hukum yang melindungi anak dari perlakuan buruk orang tua atau wali atau orang dewasa. 2.1.3.3.2 Nilai Sosial Hubungan anak dengan orang dewasa berlaku seperti hirarkhi sosial di masyarakat. Atasan tidak boleh dibantah. Aparat harus dipatuhi, guru harus ditiru dan orang tua tentusaja wajib ditaati dengan sendirinya. Dalam hirarkhi sosial anak-anak berada pada daerah paling bawah. Orang dewasa melihat anak-anak sebagai “bakal manusia” dan bukan sebagai manusia yang hak asasinya tidak boleh dolanggar. 2.1.3.3.3 Ketimpangan Sosial Dalam hal ini kita akan menjumpai pelaku dan korban perilaku kekerasan (child abuse) kebanyakan berasal dari kelompok sosial ekonomi yang rendah. Kemiskinan, yang tentu saja masalah sosial lainnya yang diakibatkan karena struktur ekonomi dan politik yang menindas, telah melahirkan subkultur kekerasan. Sugiarno (2007) menjelaskan banyak teori bekaitan dengan kekerasan pada anak, diantaranya teori yang berkaitan dengan stres didalam keluarga (family stress). Stres dalam keluarga tersebut berasal dari : 1. Stres berasal dari anak (child produced stress) Anak dengan gangguan fisik, mental, atau perilaku yang berbeda, anak usia balita, serta anak dengan penyakit menahun. 2. Stres berasal dari orang tua (parental produced stress) Orang tua dengan gangguan jiwa, orang tua korban kekerasan pada masa lalu, orang tua terlampau perfek dengan harapan pada anak terlalu tinggi dan orang tua dengan disiplin yang tinggi. 3. Stres berasal dari situasi tertentu (situational produced stress) Terkena PHK, pengangguran, pindah lingkungan dan keluarga yang sering bertengkar. Menurut Suharto, 1997 dalam (Huraerah, 2006), kekerasan terhadap anak umumnya disebabkan oleh faktor internal yang berasal dari anak sendiri, maupun faktor eksternal yang berasal dari kondisi keluarga dan masyarakat, seperti : 1. Anak mengalami cacat tubuh, retardasi mental, gangguan tingkah laku, autisme, anak terlalu lugu, memiliki tempramen lemah, ketidak tahuan anak akan hak-haknya, anak terlalu bergantung pada orang dewasa. 2. Kemiskinan keluarga, orang tua menganggur, penghasilan tidak cukup dan banyak anak. 3. Keluarga tunggal atau keluarga pecah (broken home), misalnya perceraian, ketiadaan ibu untuk jangka panjang atau keluarga tanpa ayah dan ibu tidak mampu memenuhi kebutuhan anak secara ekonomi. 4. Keluarga yang belum matang secara psikologis, ketidaktahuan mendidik anak, harapan orangtua yang tidak tealistis, anak yang tidak diinginkan(unwanted child), anak yang lahir diluar nikah. 5. Penyakit parah atau gangguan mental pada salah satu atau kedua orang tua, misalnya tidak mampu merawat dan mengasuh anak karena gangguan emosional dan depresi. 6. Sejarah penelantaran anak. Orangtua yang semasa kecilnya mengalami perlakuan salah cendrung memperlakukan salah anak-anaknya. 7. Kondisi lingkungan sosial yang buruk, pemukiman kumuh, tergusurnya tempat bermain anak, sikap acuh tak acuh terhadap tindakan eksploitasi, pandangan terhadap nilai anak yang terlalu rendah, meningkatnya faham ekonomi upah, lemahnya pernangkat hukum, tidak adanya mekanisme kontrol sosial yang stabil. Sementara itu, Rusmil (2004) dalam Huraerah, (2006) menjelaskan bahwa penyebab atau resiko terjadinya kekerasan dan penelantaran terhadap anak dibagi ke dalam tiga faktor, yaitu: faktor orangtua/keluarga, faktor lingkungan sosial/komunitas, dan faktor anak sendiri. 1. Faktor orangtua/keluarga. Faktor orangtua memegang peranan penting terjadinya kekerasan dan penelantaran pada anak. Faktor-faktor yang menyebabkan orangtua melakukan kekerasan pada anak antaranya: a. Praktik-praktik budaya yang merugikan anak: - Kepatuhan anak kepada orangtua. - Hubungan asimetris. b. Dibesarkan dengan penganiayaan. c. Gangguan mental. d. Belum mencapai kematangan fisik, emosi maupun sosial, terutama mereka yang mempunyai anak sebelum anak berusia 20 tahun. e. Pecandu minuman keras dan obat. 2. Faktor lingkungan sosial/komunitas. Kondisi lingkungan sosial juga dapat menjadi pencetus terjadinya kekerasan pada anak. Faktor lingkungan sosial yang dapat menyebabkan kekerasan dan penelantaran pada anak diantaranya: a. Kemiskinan dalam masyarakat dan tekanan nilai materialistis. b. Kondisi sosial-ekonomi yang rendah. c. Adanya nilai dalam masyarakat bahwa anak adalah milik orangtua sendiri. d. Status wanita yang dipandang rendah. e. Sistem keluarga patriakhal. f. Nilai masyarakat yang telalu individualistis. 3. Faktor anak itu sendiri. a. Penderita gangguan perkembangan, menderita penyakit kronis disebabkan ketergantungan anak kepada lingkungannya. b. Perilaku menyimpang pada anak. 2.1.3.4 Efek kekerasan terhadap anak Rusmil (2004) dalam (Huraerah, 2006) mengemukakan bahwa anak-anak yang menderita kekerasan, eksploitasi, pelecehan, dan penelantaran menghadapi resiko: A. Usia yang lebih pendek. B. Kesehatan fisik dan mental yang buruk. C. Masalah pendidikan (termasuk dropt-out dari sekolah). D. Kemampuan yang terbatas sebagai orangtua kelak. E. Menjadi gelandangan. Sementara itu, YKAI (Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia) dalam Suharto 1997, dalam (Huraerah, 2006), menyimpulkan bahwa kekerasan dapat menyebabkan anak kehilangan hal-hal yang paling mendasar dalam kehidupannya dan pada gilirannya berdampak sangat serius pada kehidupan anak di kemudian hari, antara lain: A. Cacat tubuh permanen. B. Kegagalan belajar. C. Gangguan emosional bahkan dapat menjurus pada ganggua kepribadian. D. Konsep diri yang buruk dan ketidakmampuan untuk mempercayai atau mencitai orang lain. E. Pasif dan menarik diri dari lingkungan, takut membina hubungan baru dengan orang lain. F. Agresif dan kadang-kadang melakukan tindakan kriminal. G. Menjadi penganiaya ketika dewasa. H. Menggunakan obat-obatan dan alkohol. I. Kamatian. Sedangkan Gelles, 2004 dalam (Huraerah, 2006) menjelaskan konsekuensi dari tindakan kekerasan dam penelatanaran anak dapat menimbulkan kerusakan dan akibat yang lebih luas(far reaching). Luka-luka fisik, seperti: memar (bruises), goresan-goresan (scrapes), dan luka bakar (burns) hingga kerusakan otak (brain damage), cacat permanen (permanent disabilites), dan kematia (death). Efek psikologis pada anak korban kekerasan dan penganiayaan bisa seumur hidup, seperti: rasa harga diri rendah (a lowered sense of self-worth), ketidakmampuan berhubungan dengan teman sebaya (an inability to relate to peers), masa perhatian tereduksi (reduced attention span), dan gangguan belajar (learning disorders). Dalam beberapa kasus, kekerasan dapat mengakibatkan gangguan-gangguan kejiwaan (psychiatric disorders), seperti: depresi(depression), kecemasan berlebihan (excessive anxiety), atau gangguan identitas disosoatif (dissociative identity disorders), dan juga bertambahnya resiko bunuh diri (suicide). Gambaran yang lebih jelas tentang efek tindakan kekerasan pada anak, juga diungkapkan oleh Moor dalam Fertini, 1992 (dalam Huraerah, 2006), bahwa efek tindakan kekerasan secara umum dapat di klasifikasikan dalam beberapa kategori. Ada yang menjadi negatif dan agresif serta mudah frustasi; ada yang menjadi sangat pasif dan apatis; ada yang tidak mempunyai kepribadian sendiri, apa yang dilakukan sepanjang hidupnya hanyalah membuhi keinginan orangtuanya (parental extensioon), mereka tidak mampu menghargai dirinya sendri (chronically low self-esteem); ada pula yang sulit menjalin relasi dengan individu lain dan yang tampak paling parah adalah timbulnya rasa benci yang luar biasa terhadap dirinya (self-hate) karena merasa hanya dirinyalah yang selalu bersalah sehingga menyebabkan penyiksaan terhadap dirinya, dan rasa benci terhadap dirinya sendiri ini menimbulkan tindakan untuk menyakiti dirinya sendiri seperti bunuh diri dan sebagainya. Selain akibat psikologis tersebut, Moore juga menemukan adanya kerusakan fisik, seperti perkembangan tubuh yang kurang normal, juga rusaknya sistem syaraf dan sebagainya. 2.1.3.5 Faktor Pendukung Perkembangan Anak 2.1.3.5.1 Peran Orang Tua Peran aktif orang tua sangat diperlukan terutama pada saat anak berada dibawah usia lima tahun (balita) dimana anak mutlak bergantung pada lingkungannya. Peran aktif orang tua yang dimaksud adalah usaha langsung terhadap anak, dan peran lain yang penting adalah menciptakan rumah sebagai lingkungan sosial yang pertama dialami anak. Dalam usah mendidik anak harus diperhatikan pula adanya peran aktif dari segi anak itu sendiri. Anak harus diperlakukan sebagai pribadi anak yang aktif yang perlu dirangsang untuk menghadapi dan mengatasi masalah dengan interaksi dan komunikasi antara orang tua. Peranan orang tua sangat penting untuk menjalankan fungsinya sebagai “top manajer”. Hendaknya memperhatikan situasi dan kondisiyang memungkinkan, artinya sikap dan perbuatan yang dilakukan sebagai tauladan atau contoh yang harus dipertimbangkan dengan baik (Suherman, 2000). 2.1.3.5.2 Sikap Orang Tua A. Sikap Otoriter a. Orang tua menentukan segala sesuatu. b. Anak tidak diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya. c. Keinginan atau cita-cita anak tidakmendapat perhatian. d. Sikap orang tua berdasarkan prinsip hukuman dan ganjaran. Akibat yang terjadi pada anak : a. Kurang berkembang rasa sosial. b. Tidak timbul kreatifitasdan keberaniannya untuk mengambil keputusan. c. Timbul sifat menyendiri. B. Sikap Liberal Orang tua mempunyai anggapan bahwa anak dianggap sebagai orang dewasa kecil dapat mengambil tindakan dan jeputusan sendiri menurut kehendaknya tanpa bimbingan. Akibat yang terjadi pada anak : a. Tidak mengenal tata tertib atau sopan santun. b. Sering mengalami rasa kecewa. c. Lebih mementingkan diri sendiri (egois) d. Hubungan dengan orang tua kurang harmonis. e. Sering menentang norma yangberlaku dimasyarakat tempat tinggal. C. Sikap Demokratis Memperlakukan anak sesuai dengan tingkat perkembangan usia anak dan mempertimbangkan keinginan anak. Akibat yang terjadi pada anak: a. Berprilaku dan bertanggung jawab yang besar. b. Dapat menerima perintah dan dapat diperintah secarawajar c. Dapat menerima kritikan secara terbuka d. Dapat menghargai pekerjaan dan jerih payah orang lain. 2.1.3.6 Tumbuh Kembang Anak Usia 6 - 12 Tahun 2.1.3.6.1 Defenisi Tumbuh kembang merupakan proses yang dinamik sepanjang kehidupan manusia, perubahan yang terjadi pada satu fase menjadi dasar perkembangan pada fase berikutnya, perkembangan dan dan pertumbuhan yang mencolok terjadi pada masa kanak-kanak dan remaja (Achiryani, 1999). Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa yang sifatnya berbeda namun saling berkaitan yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Tumbuh diuraikan sebagai peningkatan dalam ukuran tinggi dan berat badan atau tiap bagian tubuh, pertumbuhan dapat diukur secara kuantitatif dengan mengguanakan satuan kilogram atau senti meter. Sedangkan perkembangan adalah peningkatan fungsi dan keterampilan yang bersifat kompleks. Perubahan terjadi secara kulitatif yaitu perubahan psikososial, kognitif dan moral (Achiryani, 1999) 2.1.3.6.2 Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak A. Genetik Merupakan modal dasar dalam mencapai hasil proses tumbuh kembang melalui interuksi genetik. B. Lingkungan Merupakan hal yang sangat menentukan. Lingkungan ini merupakan lingkungan bio-psiko-sosial yang mempengaruhi individu setiap hari mulai dari konsepsi sampai akhir hayatnya. Lingkungan anak pada waktu masih dalam kandungan dipengaruhi oleh gizi ibu,mekanis, toksis, imunitas dan lain-lain. Sedangkan lingkungan setelah anak lahir, ada beberapa faktor yang mempengaruhi diantaranya faktor psikologis: stimulasi, motivasi belajar, ganjaran atau hukuman yang wajar, cinta kasih serta kualitas interaksi anak dengan orang tua. 2.1.3.6.3 Tahap tumbuh kembang anak pada anak usia 6-12 tahun Tahap ini merupakan periode usia yang kadang-kadang disebut sebagai masa anak-anak pertengahan atau masa laten, mempunya tantangan baru. Kekuatan kognitif untuk memikirkan banyak faktor secara stimultan memberikan kemampuan pada anak usia ini untuk mengevaluasi diri sendiri dan merasakan evaluasi dari teman-temannya. Sebagai akibatnya, penghargaan diri menjadi masalah sentral (Nelson, 2000). A. Perkembangan fisik Pertumbuhan selama periode ini rata-rata 3-3.5 kg dan 6 cm pertahun. Kekuatan otot, koordinasi dan daya tahan tubuh meningkat secara terus menerus. Organ-organ seksual secara fisik belum matang, namun minat pada jenis kelamin yang berbeda dan tingkah laku seksual tetap aktif dan meningkat secara progresig sampai pubertas. B. Perkembangan kognitif dan bahasa Pemikiran anak usia sekolah secara kualitas berbeda dari anak yang usianya lebih muda 1-2 tahun. Pada tempat kognisi yang berdaya tarik, egosentris, dan terikat persepsi, anak usia sekolah semakin mempraktekkan aturan-aturan yang berdasarkan pada fenomena yang dapat diamati. Kegiatan intelektual meluas di luar kelas,mulai pada tingkat ketiga atau keempat, anak semakin suka pada permainan strategi dan permainan kata yang melatih pegembangan penguasaan kognitif dan bahasa. C. Perkembangan emosi dan sosial Perkembangan emosi dan sosial berlanjut pada tiga konteks: rumah, sekolah dan lingkungan sekitarnya. Dari ketiga ini, rumah tetap yang paling mempengaruhi. Hubungan dengan orang tua berlanjut untuk memberikan keamanan dasar yang dengannya dapat memberikan keberanian anak untuk dapat keluar. Pada usia ini sangat berpengaruh bila anak merasa berbeda dan kurang populer dalam kelompoknya. Ejekan dan cemoohan dari teman dapat tergabung kedalam citra diri anak. Bahaya dari lingkungan sekitar dapat berupa lingkungan jalan yang ramai, pengertak dan orang asing yang membebani kecerdikan dan pengetahuan umum mereka. Seperti media masa yang menayangkan penganiayaan, kekerasan dan perilaku materalisme dapat meningkatkan ketidak berdayaan anka-anak pada dunia yang lebih luas 2.2 PENELITIAN TERKAIT Gambaran temuan Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI, 2004 ), yang cukup menonjol adalah Pertama, bentuk perlakuan salah pada anak korban perempuan, untuk perlakuan salah secara seksual total 2.099 kasus, yang diperkosa 48,6%, dicabuli 16,4%, digauli 5,2% dan dijual 2,2%. Pada anak laki-laki, perlakuan salah secara fisik 575 kasus diantaranya mengalami penganiayaan 16,1%, penculikan 12,1%, pembunuhan 7% dan penghukuman 3,8% serta bentuk lain dibacok, disandra dan ditodong. Kedua, Usia Korban. Usia korban anak perempuan yang banyak mengalami perlakuan salah secara seksual dialami oleh anak uisa 6-12 tahun 24,5%, secara fisik, usia 0-5 tahun 6,2% dan penelantaran, usia 0-5 tahun 4,7%. Pada anak laki-laki yang mengalami perlakuan salah secara seksual, usia 6-12 tahun 17,9% dan penelantaran usia 0-5 tahun 12,2%. Ketiga, Hubungan Pelaku Dengan Korban. Pelaku perlakuan salah secara seksual adalah, orang lain 70%, ayah 10,3%, guru 5,1%. Perlakuan salah secara fisik adalah, orang lain 76%, ibu 9,8% dan guru 5,2%. Pada kasus perlakuan salah secara seksual, pelakunya adalah ibu korban, karena terlibat langsung dalam proses perdagangan anak kepada para mucikari dan hidung belang. Keempat, Tempat Kejadian Perkara. Tempat kejadian perkara untuk kasus perlakuan salah dan penelantaran 40,4% terjadi dirumah, dan selebihnya ditempat lain, diantaranya hotel, hutan dan lain-lain. Sekolah menjadi pusat pendidikan dan sumber ilmu pengetahun juga merupakan tempat subur terjadinya perlakuan salah pada anak yakni 6,3%, dan tempat umu atau tempat bermain 12,9%. Temuan ini menunjukkan sangkaan selama ini bahwa perlakuan salah pada anak hanya terjadi irumah, perlu di defenisikan kembali, karena fakta memperlihatkan perlakuan salah juga terjadi di sekolah, tempat umum, tempat kerja dan tempat lainnya (Patilima, 2003) 2.3 KERANGKA KONSEP Menurut Suharto, 1997 dalam (Huraerah, 2006), kekerasan terhadap anak umumnya disebabkan oleh faktor internal yang berasal dari anak sendiri, maupun faktor eksternal yang berasal dari kondisi keluarga dan masyarakat. Sementara itu, Rusmil (2004) dalam Huraerah, (2006) menjelaskan bahwa penyebab atau resiko terjadinya kekerasan dan penelantaran terhadap anak dibagi ke dalam tiga faktor, yaitu: faktor orangtua/keluarga, faktor lingkungan sosial/komunitas, dan faktor anak sendiri. Karena keterbatasan waktu, tenaga dan biaya, maka penelitian ini terbatas pada faktor orang tua berdasarkan karakteristiknya yaitu umur, pendidikan, pekerjaan dan lingkungan. Sesuai dengan tujuan penelitian, maka yang menjadi perhatian dalam penelitian dapat digambarkan dalam kerangka konsep dibawah ini : Variabel Independen Variabel Dependen 2.4 HIPOTESIS Hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut Hipotesa mayor : Ho : Tidak ada hubungan antara karakteristik (umur, pendidikan, pekerjaan, lingkungan) orang tua dengan perilaku kekerasan pada anak. Ha : Ada hubungan antara karakteristik (umur, pendidikan, pekerjaan, lingkungan) orang tua dengan perilaku kekerasan pada anak. Hipotesa Minor : Ho: Tidak adanya hubungan karakteristik umur orangtua dengan perilaku kekerasan (fisik, penelantaran, emosional, seksual) pada anak. Ho: Tidak adanya hubungan karakteristik pendidikan orangtua dengan perilaku kekerasan fisik, penelantaran, emosional, seksual) pada anak. Ho: Tidak adanya hubungan karakteristik pekerjaan orangtua dengan perilaku kekerasan (fisik, penelantaran, emosional, seksual) pada anak. Ho: Tidak adanya hubungan karakteristik lingkungan orangtua dengan perilaku kekerasan (fisik, penelantaran, emosional, seksual) pada anak. Ha: Adanya hubungan karakteristik umur orangtua dengan perilaku kekerasan (fisik, penelantaran, emosional, seksual) pada anak. Ha: Adanya hubungan karakteristik pendidikan orangtua dengan perilaku kekerasan (fisik, penelantaran, emosional, seksual) pada anak. Ha: Adanya hubungan karakteristik pekerjaan orangtua dengan perilaku kekerasan (fisik, penelantaran, emosional, seksual) pada anak. Ha: Adanya hubungan karakteristik lingkungan orangtua dengan perilaku kekerasan (fisik, penelantaran, emosional, seksual) pada anak. 2.5 DEFENISI OPERASIONAL No Variabel Defenisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Skala Ukur Hasil Ukur 1 Independen Karakteristik orang tua Umur Hal - hal yang ada dalam diri orang tua yang berpengaruh dalam bersikap dan berperilaku Lamanya hidup yang dihitungsejak mulai lahir sampai usia saat penelitian Angket Kuisioner yang berisi daftar pertanyaan Ordinal - Muda : 20-35 tahun - Tua > 35 tahun 2 Pendidikan Latar belakang pendidikan formal saat diteliti Angket Kuisioner yang berisi daftar pertanyaan Ordinal - Tinggi : perguruan tinggi dan SMA - Rendah : SD dan SMP 3 Pekerjaan Suatu bentuk kegiatan yang menyangkut dalam hal keuangan Angket Kuisioner yang berisi daftar pertanyaan Ordinal - Tinggi >Rp 500.000 - 1.000.000 - Rendah 50% 6 Perilaku secara penelantaran Perilaku yang dilakukan orang tua terhadap anak dengan cara pengabaian / penelantaran karena tidak terpenuhinya kebutuhan dasar Panduan observasi dan angket Wawancara secara langsung Ordinal - Perilaku normal : ≤50% - Perilaku tidak normal : >50% 7 Perilaku secara seksual Perilaku yang dilakukan orang tua terhadap anak secara seksual karena tidak terpenuhinya kebutuhan dasar Panduan observasi dan angket Wawancara secara langsung Ordinal - Perilaku normal : ≤50% - Perilaku tidak normal : >50% 8 Perilaku Emosional Perilaku yang dilakukan orang tua terhadap anak secara emosional disertai verbal karena tidak terpenuhinya kebutuhan dasar Panduan observasi dan angket Wawancara secara langsung Ordinal - Perilaku normal : ≤50% - Perilaku tidak normal : >50% <br id="rt-8365">boy antoni putra askep rupa-rupa<br id="rt-8366">ok punya nihCEDERA KEPALA PADA ANAK BOY ANTONI PUTRA Bukittinggi 16 juni08 PENDAHULUAN Cedera kepala pada anak merupakan penyebab kematian dan cacat yang tinggi. Kurang lebih 25% cedera yang dapat meneybabkan kematian pada anak disebabkan oleh cedera kepala (Huttlenlocher, 1987; Evans, 1987). Di Inggris jumlah anak yang masuk ke rumah sakit karena cedera kepala meningkat 6 kali dalam 20 tahun yang terakhir (Menkes, 1985). Menurut Blaskey setiap tahun terdapat 200.000 anak yang dirawat karena cedera kepala dan diperkirakan 15.000 anak memerlukan perawatan jangka panjang. Pada anak dengan cedera kepala yang berat ± 50% mempunyai gejala sesa neurologik dan ± 2%-5% meninggalkan cacat yang berat. Oleh karena angka kejadian cedera kepala pada anak cukup tinggi, maka perlu diagnosis dini, perawatan, pengobatan serta mengamati perjalanan penyakit merupakan kunci dalam menanggulangi cedera kepala. PENYEBAB CEDERA KEPALA Jenis cedera yang dapat meneybabkan kerusakan kepala dan jaringan otak sangat bervariasi dari tekanan yang paling ringan sampai kecelakaan lalu lintas. Pada anak kurang dari 4 tahun cedera kepala sering disebabkam oleh jatuh dari meja, kursi, tangga, tempat tidur dan lain-lain. Sedangkan pada anak yang lebih besar sering disebabkan oleh mengendarai sepeda atau karena kecelakaan lalu lintas (McLaurin RL and Towbin R, 1990). PATOFISOLOGI Kulit kepala, rambut, tulang tengkorak dan tulang muka melindungi otak dari cedera. Bila cedera dengan tekanan sedang dapat terjadi fraktur linear, tetapi bila dengan kekuatan yang tinggi dapat menyebabkan suatu fraktur depresi. Otak dan tengkorak memberi respon yang berbeda terhadap kekuatan akselerasi dan deselerasi yang disebabkan oleh pukulan. Pergerakan otak pada permukaan tengkorak bagian dalam yang ireguler dan tajam (seperti permukaan orbita, pada fossa frontalis, sphenoid ridge, falx dantentorium) dapat menyebabkan terjadinya leserasi dan kontusio pada otak, vena serebral yang berhubungan dengan sinus venosus dapat robek sehingga darah akan masuk ke ruang subdural. Fraktur juga dapat menyebabkan putusnya arteri meningeal dan sinus venosus yang besar menyebabkan perdarahan pada ruang epidural. Setelah cedera otak, cerebral blood flow dapat menurun oleh karena vaso spasme, sedangkan pada daerah yang lain dapat terjadi dilatasi arteriol akibat hilangnya mekanisme pengaturan yang otomatis. Akibat daripada vasodilatasi pembuluh darah disertai dengan edem serebri dan adanya hematoma dapat meninggikan tekanan intrakranial (Russel & Patterson, 1975). 2002 digitized by USU digital library 2 KLASIFIKASI Akibat cedera kepala dapat terjadi beberapa bentuk kelainan seperti: 1. Kulit kepala a. Luka tertutup b. Luka terbuka 2. Fraktur tulang tengkorak, yang terdiri atas: a. Fracture linear b. Fracture diastetik c. Fracture basis d. Fracture depresi e. Fracture gabungan f. Growing fracture 3. Cedera otak a. Concussion b. Contusio c. Laserasi 4. Intrakranial hematoma a. Ekstradural hematoma b. Subdural hematoma c. Subdural hygroma d. Intraserebral hematoma (Gilroy JB, 1982; Menkes JH, 1980) DIAGNOSA CEDERA KEPALA 1. Anamnesa Anamnesa yang terperinci mengenai cedera perlu dilakukan sehingga dapat diketahui lokalisasi dan cara terjadinya cedera kepala 2. Pemeriksaan umum Beberapa hal yang perlu di observasi, adalah: Fungsi vital Tekanan darah yang meninggi disertai dengan bradikardi dan pernapasan yang tidak teratur (trias Cushing) menandakan adanya tekanan tinggi intrakranial. Nadi yang cepat disertai hipotensi dan pernapasan yang ireguler mungkin disebabkan gangguan fungsi batang otak misalnya pada fracture oksipital. Mata Perlu diperiksa besar danreaksi dari pupil. Perdarahan retina sering terlihat pada perdarahan subarakhnoid atau perdarahan subdural Kepala Diperiksa apakah terdapat luka, hematoma, fracture. Bila terdapat nyeri atau kekakuan pada leher atau perdarahan subarakhnoid Tekinga dan hidung Diperiksa apakah terdapat perdarahan atau keluar cairan serebrospinal dari hidung/telinga. Perdarahan telinga disertai akimosis di daerah mastoid (Battle’s sign) mungkin akibat fracture basis kranil Abdomen Abdomen juga harus diperiksa terhadap kemungkinan adanya perdarahan intra abdominal. 2002 digitized by USU digital library 3 3. Pemeriksaan neurologik Derajat kesadaran merupakan indikator beratnya kerusakan otak. Derajat kesadaran harus dinyatakan dalam bentuk respons mata, verbal dan motorik. Pada anak dipergunakan dalam Children Coma Scale. (Raimondi AJ, 1986) Respons mata: score maksimal 4 Gerakan mata pursuit Score 4 Otot ekstra intak, pupil reaktif Score 3 Fixed pupil atau gangguan otot ekstra okuler Score 2 Fixed pupil dan paralise otot ekstra okuler Score 1 Respons verbal: score maksimal 3 Menagis Score 3 Napas spontan Score 2 Apnoe Score 1 Respon motorik: score maksimal 4 Fleksi dan ekstensi Score 4 Dengan rangsangan nyeri terjadi gerakan withdrawn Score 3 Hipertonik Score 2 Flaksid Score 1 Menurut North B and Reilly P., jumlah score yang normal : Bayi baru lahir sampai umur 6 bulan , jumlah score 9 Umur 6 bulan sampai 12 bulan, jumlah score 11 Umur 12 bulan sampai umur 2 tahun, jumlah score 12 Umur 2 tahun sampai umur 5 tahun, jumlah score 13 Umur 5 tahun atau lebih, jumlah score 14 Selanjutnya diperiksa saraf otak lainnya (bentuk pupil, refleks cahaya, refleks kornea, refleks okulosefalik), refleks fisiologis serta refleks patologis. 4. Pemeriksaan penunjang Foto kepala Foto kepala dibuat apabila didapat riwayat kehilangan kesadaran, pernah kraniotomi, pemeriksaan klinik didapat cekungan tengkorak, keluar darah atau cairan palpebra/kedua mata, terdapat korpus alienum dalam luka, dalam keadaan stupor atau koma, terdapat gejala neurologik fokal Fungsi lumbal Pada pasen dengan sk,cairan serebrospinal menunjukkan warnasantokrom. Pada komsio serebri dan hematoma epidural cairan serebrospinal berwarna jernih sedangkan pada kontusio serebri cairan serebrospinal bercampur darah EKG EKG abnormal sering ditemukan segera setelah terjadi trauma dan cendrung membaik setelah terjadi penyembuhan. Angiografi Pemeriksaan ini cukup berbahaya dan hanya dilakukan pada pasen yang mengalami perburukan secara progresif atau adanya tanda fokal seperti hemiparese dengan kecurigaan adanya hematoma. Bila ada kelainan didalam otak akan tampak adanya pergeseran lokasi pembuluh darah. Pemeriksaan ini bermanfaat bila alat OTOT-OTOT Scan tidak ada. Burr holes Tindakan ini digunakan untuk mendiagnosa sekaligus merupakan tindakan operasi pada kasus subdural dan epidural hematoma 2002 digitized by USU digital library 4 Air encephalography Tindakan ini mempunyai resiko yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan tindakan angiografi oleh karena dapat menekan otak Computed Tomography Dengan computed tomography dapat diketahui adanya kerusakan otak. Dengan alat ini dpat ditentukan adanya kerusakan di dalam maupun di luar otak Ultrasonography Pada umumnya ultrasonography digunakan pada bayi dengan trauma intrakranial serta untuk mengikuti perjalanan dari suatu khronik subdural hematoma PENGOBATAN Tujuan pengobatan adalah untuk menciptakan keadaan yang optimal serta mencegah komplikasi> 1. Pernapasan Pada pasen cedera kepala dengan kesadaran menurun tidak dapat dipertahankan jalan napas adekuat. Mulut dan farings dapat tersumbat oleh sekresi sisa muntah dan bekuan darah. Lesi di batang otak dapat pula mengganggu pusat pernapasan sehingga pernapasan menjadi tidak adekuat. Oleh karena itu menjaga jalan napas serta ventilasi yang efektif sangat penting pada pasen dengan cedera kepala. 2. Mempertahankan perfusi otak Tekanan perfusi otak dipengaruhi oleh tekanan darah arterial dan tekanan intrakranial (tekanan perfusi serebral tekanan darah arterial-tekanan intrakranial). Oleh karena itu pada cedera kepala tekanandarah dicegah jangan sampai menurun. Jika terdapat syok dan perdarahan harus segera diatasi. Dan bila didapat tekanan intrakranial yang meningkat harus dicegah. 3. Edema otak Bila terdapat tanda-tanda edema otak, maka harus diberikan obat untuk mengurangi edema otak tersebut. 4. Cairan dan elektrolit Pasen dengan kesadaran menurun atau pasen dengan muntah, pemberian cairan dan elektrolit melalui infus merupakan hal yang penting. Harus diukur input dan output cairan, sebab hidrasi yang berlebihan dapat memperburuk edema. Keadaan dehidrasi harus dikoreksi 5. Nutrisi Pada pasen dengan cedera kepala kebutuhan kalori dapat meningkat karena terdapat keadan katabolik. Bila perlu diberi makanan melalui sonde lambung 6. Pasen yang gelisah Pada pasen yang gelisah dapat diberi obat penenang misalnya haloperidol. Untuk nyeri kepala dapat diberi analgetik. Pemberian sedatif dapat mengganggu penilaian tingkat kesadaran 7. Hiperpireksia Suhu tubuh pasen harus dijaga jangan sampai terjadi hiperpireksia. Biasanya hiperpireksia terjadi segera setelah trauma kemungkinan disebabkan oleh gangguan hipotalamus. 8. Bangkitan kejang Bila terjadi bangkitan kejang dapat diatasi dengan pemberian diazepam intravena dengan dosis 0.3 mg/koagulan BB dengan maksimal 5 mg untuk anak kurang 5 tahun dan 10 mg untuk anak yang lebih besar 2002 digitized by USU digital library 5 9. Operasi Pada sebagian kecil pasen dibutuhkan tindakan operasi, misalnya pada hematoma subdural dan hematoma epidural. PROGNOSA Tengkorak anak masih elastis dan mempunyai kesanggupan untuk mengalami deformasi, maka tengkorak anak dapat mengabsorpsi sebagian energi kekuatan fisik tersebut sehingga dapat memberikan perlindungan pada otak. Prognosis cj pada anak lebih baik dibandingkan orang dewasa. Kelainan yang sering dijumpai adalah: epilepsi post cedera kepala. Angka kejadian epilepsi post cedera kepala kurang dari 5%. Subdural efusi kronik merupakan komplikasi yang sering terjadi disebabkan pengobatan yang tidak adekuat. Apabila ditemukan adanya pembesaran lingkaran kepala secara cepat dan pemeriksaan transiluminasi menunjukkan adanya cairan, maka kemungkinan terdapat subdural efusi. Menurut Evans pada cedera kepala yang berat, 80% akan mengalami perbaikan, 20% menunjukkan gangguan neurologik yang berat dan 10% mengalami kerusakan yang tidak dapat diperbaiki/meninggal. 2002 digitized by USU digital library 6 DAFTAR PUSTAKA Blaskey J. Head trauma in pediatrics neurologic physical theraphy. 3th ed. London : WB Saunders. 1990, p. 2149-2192 Eisenberg HM. Late complication of head injury, in pediatrics neurosurgery. Grune & Stratton a subsidiary of harcourt Brace Jovanovich, London. 1982, p. 321-331 Evans OB. Manual of child neurology. New York : Churchill Livingstone. 1987, p. 319-327 Gilroy J.; Holliday PL. Trauma in basic neurology. New York : MacMillan. 1982, p. 288-295 Huttenlocher PR. Head injury in Nelson textbook of pediatrics. 13th ed. London : WB Saunders. 1987, p. 1325-1326 Marks CV; Lavy CBD. A practical guide to head injury management. London: WB Sounders, 1992: p. 120-121 McLaurin RL. Head injury in pediatrics neurology. 3th ed. Philadelpia: Harper & Row. 1983, p. 507-548 Menkes JH; Batzdorf U. Postnatal trauma and injuries by physical agents in Menkes JH. Textbook of child neurology. 2nd ed. Philadelpia : Lea & Febiger, 1980, p. 411-435 North B; Reilly P. Raised intracranial pressure, Heinemann medical books. 1990, p. 32-34Raimondi AJ. Hirschauer J. Clinical criteria children’s coma score and outcome scale for decision making in managing head injury infants and toddlers in Raimondi JA. Head injuries in the newborn and infants. New York : Springer Verlag. 1986, p. 141-162 Russel H; Patterson JR. Injury of the head and spine in cecil. Loebs textbook of medicine. 13th ed. London : WB Saunders. 1979, p. 879-885 Selhorst JB. Neurological examination of head injury patients in Becker DP; Gudeman SK, textbook of head injury. London : WB Saunders. 1989, p. 82-100 Ward JD. Pediatrics head injuries: Special consideration in Becker DP, textbook of head injury. London : WB Sounders. 1989, p. 319-349 BOY ANTONI PUTRA BUKITTINGGI 16 juni 2008 STIKes FORT De Kock <br id="rt-8367">kumpulan askep yang paten<br id="rt-8368"><br id="rt-8369">Lampiran 4 KUISIONER PENELITIAN Hubungan Karakterisistik Orang Tua Dengan Perilaku Kekerasan pada Anak Usia 10 – 12 tahun di SDN 02 Panampung Kabupaten Agam Tahun 2008 Petunjuk Pengisian Kuisioner 1. Bacalah setiap pertanyaan dengan teliti. 2. Kuisioner terdiri dari tiga bagian. 3. Pada bagian pertama berikan tanda ceklis pada kotak yang disediakan contoh umur 20 – 25 tahun 4. Pada bagian dua beri tanda silang pada salah satu jawaban yang dianggap paling benar. Contoh Berapa rata-rata penghasilan orang tua sebulan ? a. Lebih dari 1 juta (>Rp.1.000.000,-) (2) b. Antara 500 ribu sampai 1juta (Rp.500.000 – 1.000.000,-) (1) c. Kurang dari 500 ribu (Rp.1.000.000,-) (2) e. Antara 500 ribu sampai 1juta (Rp.500.000 – 1.000.000,-) (1) f. Kurang dari 500 ribu (Rp.1.000.000,-) (2) b. Antara 500 ribu sampai 1juta (Rp.500.000 – 1.000.000,-) (1) c. Kurang dari 500 ribu (Rp.1.000.000,-) (2) b. Antara 500 ribu sampai 1juta (Rp.500.000 – 1.000.000,-) (1) c. Kurang dari 500 ribu (Rp.1.000.000,-) (2) e. Antara 500 ribu sampai 1juta (Rp.500.000 – 1.000.000,-) (1) f. Kurang dari 500 ribu (Rp.1.000.000,-) (2) b. Antara 500 ribu sampai 1juta (Rp.500.000 – 1.000.000,-) (1) c. Kurang dari 500 ribu ( <br id="rt-8370"><br id="rt-8371"><br id="rt-8372">Photo Albums<br id="rt-8373"><br id="rt-8374">boy<br id="rt-8375"><br id="rt-8376"><br id="rt-8377">sstt<br id="rt-8378"><br id="rt-8379">Recent Comments<br id="rt-8380">poetri on rokok<br id="rt-8381">poetri on penalitian imunisasi<br id="rt-8382">anjiang_ on diagnosa keperawatan bahan kuliah<br id="rt-8383">anjiang_ on diagnosa keperawatan bahan kuliah<br id="rt-8384">Archives<br id="rt-8385">July 2008<br id="rt-8386">June 2008<br id="rt-8387">Email Me <br id="rt-8388">Friends<br id="rt-8389"><br id="rt-8390">Q-nikhe_<br id="rt-8391"><br id="rt-8392"><br id="rt-8393">Mulan<br id="rt-8394"><br id="rt-8395"><br id="rt-8396">Dewa19<br id="rt-8397"><br id="rt-8398"><br id="rt-8399">aBenk<br id="rt-8400"><br id="rt-8401"><br id="rt-8402">Aya Michelle<br id="rt-8403"><br id="rt-8404"><br id="rt-8405">achmad<br id="rt-8406"><br id="rt-8407"><br id="rt-8408">Ferry_<br id="rt-8409"><br id="rt-8410"><br id="rt-8411">fitrah<br id="rt-8412"><br id="rt-8413"><br id="rt-8414">syaiful<br id="rt-8415"><br id="rt-8416"><br id="rt-8417">nanda<br id="rt-8418"><br id="rt-8419">Favorite Music<br id="rt-8420">poprock<br id="rt-8421">Powered by Friendster Blogs<br id="rt-8422">Member since 12/2006 <br id="rt-8423">Fan Of<br id="rt-8424"><br id="rt-8425">DOWN UNDER Band<br id="rt-8426"><br id="rt-8427"><br id="rt-8428">MTV MusicTelevision<br id="rt-8429"><br id="rt-8430"><br id="rt-8431">Emo<br id="rt-8432"><br id="rt-8433"><br id="rt-8434">Twin Method<br id="rt-8435"><br id="rt-8436"><br id="rt-8437">Ahmad Dhani Prasetyo<br id="rt-8438"><br id="rt-8439"><br id="rt-8440">REPVBLIK REPVBLIK<br id="rt-8441"><br id="rt-8442"><br id="rt-8443">I AM SOUND<br id="rt-8444"><br id="rt-8445"><br id="rt-8446">RevAlinA S Temat<br id="rt-8447"><br id="rt-8448"><br id="rt-8449">Julia Perez Damien<br id="rt-8450"><br id="rt-8451"><br id="rt-8452">Jane<br id="rt-8453"><br id="rt-8454">Favorite Books<br id="rt-8455">kartun<br id="rt-8456">Categories<br id="rt-8457">askep jiwa<br id="rt-8458">askep kgd<br id="rt-8459">askep yang lain tapi pakai WOC<br id="rt-8460">boy antoni putra askep yang ada web of cautions<br id="rt-8461">KARSINOMA HEPARTKARSINOMA HEPART<br id="rt-8462">Religion<br id="rt-8463">Science<br id="rt-8464">Weblogs<br id="rt-8465">July 2008Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat<br id="rt-8466"> 1 2 3 4 5<br id="rt-8467">6 7 8 9 10 11 12<br id="rt-8468">13 14 15 16 17 18 19<br id="rt-8469">20 21 22 23 24 25 26<br id="rt-8470">27 28 29 30 31 <br id="rt-8471"><br id="rt-8472">Recently Updated Blogs<br id="rt-8473">Got It Groovin'<br id="rt-8474">Cerita Ku<br id="rt-8475">Home Sweet Home<br id="rt-8476">annie_estrella<br id="rt-8477">june<br id="rt-8478">D77<br id="rt-8479">tHe diaRy of MrZ.bRigHtsiDe<br id="rt-8480">ALYA....NUR KEINDAHAN...<br id="rt-8481">ZoN hAtiKU...<br id="rt-8482">Miss Bratty Kitty<br id="rt-8483">Add as Friend <br id="rt-8484">Favorite Movies<br id="rt-8485">zorro<br id="rt-8486"><br id="rt-8487"><br id="zaq2"><div class="blogger-post-footer">boy antoni putra
stikes fort de cock bukittinggi
pns dinas kesehatan kabupaten agam
bared18@yahoo.co.id</div>boy a phttp://www.blogger.com/profile/10369020424180261153noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5832508459973537356.post-81679444536359590222008-07-21T14:16:00.000+07:002008-07-21T14:17:39.847+07:00albert einsten<p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b><span style="font-size: 16pt; font-family: "Comic Sans MS"; color: black;" lang="IN">Albert Einstein:<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b><span style="font-size: 16pt; font-family: "Comic Sans MS"; color: black;" lang="IN">Genius Pembuka Tabir Misteri Alam</span></b><span style="font-size: 16pt; font-family: "Comic Sans MS"; color: black;" lang="IN"><br /><i>boy antoni putra<o:p></o:p></i></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><i><span style="font-size: 16pt; font-family: "Comic Sans MS"; color: black;" lang="IN">Stikes fort de cock bukittinggi</span></i><span style="font-size: 16pt; font-family: "Comic Sans MS"; color: black;" lang="IN"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; color: black;" lang="IN"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><!--[if gte vml 1]><v:line id="_x0000_s1027" style="'position:absolute;left:0;text-align:left;z-index:2'" from="45pt,-9pt" to="369pt,-9pt" strokeweight="4.5pt"> <v:stroke linestyle="thinThick"> </v:line><![endif]--><!--[if !vml]--><span style="position: relative; z-index: 2;"><span style="position: absolute; left: 57px; top: -15px; width: 438px; height: 6px;"><img src="file:///C:/DOCUME%7E1/S3MPUR%7E1/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/01/clip_image001.gif" shapes="_x0000_s1027" height="6" width="438" /></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Comic Sans MS"; color: black;" lang="IN"><o:p> </o:p></span></p> <br /> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><!--[if gte vml 1]><v:shapetype id="_x0000_t75" coordsize="21600,21600" spt="75" preferrelative="t" path="m@4@5l@4@11@9@11@9@5xe" filled="f" stroked="f"> <v:stroke joinstyle="miter"> <v:formulas> <v:f eqn="if lineDrawn pixelLineWidth 0"> <v:f eqn="sum @0 1 0"> <v:f eqn="sum 0 0 @1"> <v:f eqn="prod @2 1 2"> <v:f eqn="prod @3 21600 pixelWidth"> <v:f eqn="prod @3 21600 pixelHeight"> <v:f eqn="sum @0 0 1"> <v:f eqn="prod @6 1 2"> <v:f eqn="prod @7 21600 pixelWidth"> <v:f eqn="sum @8 21600 0"> <v:f eqn="prod @7 21600 pixelHeight"> <v:f eqn="sum @10 21600 0"> </v:formulas> <v:path extrusionok="f" gradientshapeok="t" connecttype="rect"> <o:lock ext="edit" aspectratio="t"> </v:shapetype><v:shape id="_x0000_s1026" type="#_x0000_t75" alt="" style="'position:absolute;" allowoverlap="f"> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\S3MPUR~1\LOCALS~1\Temp\msohtml1\01\clip_image002.jpg" title="1108212930"> <w:wrap type="square"> </v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><img src="file:///C:/DOCUME%7E1/S3MPUR%7E1/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/01/clip_image003.jpg" shapes="_x0000_s1026" align="right" height="280" hspace="5" vspace="5" width="200" /><!--[endif]--><span style="font-family: "Comic Sans MS"; color: black;" lang="IN"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; color: black;" lang="IN">Manusia bumi abad 20 lalu yang paling besar jasanya bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan kemaslahatan umat manusia mungkin adalah Albert Einstein (AE). Dengan teori relativitasnya? baik teori relativitas umum dan teori relativitas khusus, berikut rumus matematisnya yang dahsyat itu: <i>E = mc<sup>2</sup></i>, AE telah berhasil menjawab fenomena-fenomena alam yang belum mampu dijawab oleh teori fisika yang dihasilkan oleh pendahulunya, Isaac Newton dan kawan-kawan. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; color: black;" lang="IN"><span style=""> </span>AE dilahirkan pada hari Jumat tanggal 14 Maret 1879 di kota Ulm, sebuah kota makmur di selatan Jerman, sebagai putera pertama dan satu-satunya putera dari pasangan Hermann Einstein dan Pauline Koch. Tahun 1880, keluarganya pindah ke Munich dan di kota ini ayah dan pamannya membuka toko kimia elektro. AE tumbuh menjadi anak yang sehat dan kuat, tergolong anak yang pendiam, agak penyendiri, gemar membaca sejak kecil AE gemar melahap buku-buku yang tergolong, serius dan berat, mendengarkan musik, dan tidak menyukai olahraga yang penuh aturan. Wataknya yang keras membuat AE lebih banyak belajar sendiri di rumah atau di laboratorium pribadinya. AE juga menyukai kegiatan berlayar yang membuatnya merasa tenang dengan menikmati alam dan pandai memainkan biola. AE merupakan pasangan duet yang hebat dengan ibunya yang pandai memainkan piano. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; color: black;" lang="IN"><span style=""> </span>Minat dan kecintaannya pada fisika dimulai pada saat ia berusia lima tahun. Saat ia terbaring lemah di tempat tidur akibat penyakit yang dideritanya, ayahnya memberikan hadiah sebuah kompas. Kebesaran dan keagungan alam semesta yang terefleksi dalam sebuah kompas mempesonanya dan membulatkan tekadnya untuk menguak segala tabir misteri yang berada di balik segala fenomena alam. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; color: black;" lang="IN"><span style=""> </span>Walaupun tidak begitu menyukai kegiatan di bangku sekolah, AE tetap mampu berprestasi dengan sangat baik, menyelesaikan kuliahnya pada tahun 1900. Setelah dua tahun menganggur, akhirnya AE memperoleh pekerjaan di kantor paten di Swiss. Sambil menekuni kesibukannya di kantor paten, bahkan pernah ia dinobatkan sebagai Best Employer oleh atasannya. AE tidak pernah melupakan janji kepada dirinya sendiri untuk berkarir di bidang pengembangan ilmu pengetahuan khususnya fisika. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; color: black;" lang="IN"><span style=""> </span>Tahun 1905, terbitlah empat tulisannya tentang teori relativitas dalam majalah sains <b style=""><i style="">Annalen der Physik</i></b>. Tulisannya ini mengundang banyak kontroversi dan perdebatan di antara para ilmuwan ternama saat itu. Salah satu tulisannya tersebut diselesaikannya dalam lima minggu setelah mengendap dalam pikirannya sejak AE berusia 16 tahun! Bukan main! <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; color: black;" lang="IN"><span style=""> </span>Tahun 1909, AE diangkat sebagai profesor di Universitas Zurich. Tahun 1915, AE menyelesaikan kedua teori relativitasnya. Penghargaan tertinggi atas kerja kerasnya sejak kecil terbayar dengan diraihnya Hadiah Nobel pada tahun 1921 di bidang ilmu fisika. AE juga mengembangkan teori kuantum dan teori medan menyatu. Tahun 1933, AE beserta keluarganya pindah ke Amerika Serikat karena khawatir kegiatan ilmiahnya baik sebagai pengajar ataupun sebagai peneliti terganggu. Tahun 1941, ia mengucapkan sumpah sebagai warga negara Amerika Serikat. Karena ketenaran dan ketulusannya dalam membantu orang lain yang kesulitan, AE ditawari menjadi presiden Israel yang kedua. Namun jabatan ini ditolaknya karena ia merasa tidak mempunyai kompetensi di bidang itu. Akhirnya pada tanggal 18 April 1955, AE meninggal dunia dengan meninggalkan karya besar yang telah mengubah sejarah dunia. Kendati begitu, AE sempat menangis pilu dalam hati karena karya besarnya teori relativitas umum dan khusus digunakan sebagai inspirasi untuk membuat bom atom. Bom inilah yang dijatuhkan di atas kota Hiroshima dan Nagasaki saat Perang Dunia II berlangsung. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; color: black;" lang="IN"><span style=""> </span>Teori relativitas umum pada dasarnya berbicara tentang ruang alam semesta yang melengkung. Hal ini dibuktikan oleh dua orang ilmuwan yang penasaran melalui foto cahaya bintang yang menyimpang dari yang seharusnya. Teori relativitas khusus berbicara tentang hukum fisika berlaku sama untuk semua pengamat selama mereka bergerak dengan kecepatan konstan pada arah yang tetap. Hal ini dapat kita buktikan sendiri. Misalnya kita berdiri di peron dan melihat seseorang menggigit rotinya dua kali di dalam gerbong kereta Bagi kita yang ada di peron, kita mengatakan bahwa ia menggigit rotinya di dua tempat yang berbeda. Namun bagi orang-orang yang ada di dalam gerbong kereta, mereka mengatakan bahwa orang tersebut menggigit rotinya di tempat yang sama alias tidak berpindah tempat. Nah, di sinilah relativitas itu bekerja. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; color: black;" lang="IN"><span style=""> </span>Mengenai hal ini AE pernah berkelakar. Jika kita duduk di atas panci panas selama satu menit saja, kita akan merasakannya seperti satu jam. Namun, jika kita duduk bersama dengan orang yang kita cintai selama satu jam, kita akan merasakannya seperti satu menit saja. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; color: black;" lang="IN"><span style=""> </span>AE meninggalkan sebuah wasiat bagi para generasi penerus yang ingin mengikuti jejaknya. Pesannya: Persyaratan paling penting bagi orang yang ingin menjadi seperti saya adalah mawas diri dalam hal APA yang dipikirkannya serta BAGAIMANA ia berpikir, bukan dalam hal apa yang dikerjakannya atau dialaminya. Inilah pesan yang sangat berharga bagi kita semua. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; color: black;" lang="IN"><span style=""> </span>Melalui tulisan ini juga kami pengasuh ManDiri ingin mengucapkan selamat atas terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah Olimpiade Fisika Internasional dan selamat berjuang kepada adik-adik siswa SMU dan pengurus Tim Olimpiade Fisika Indonesia (http://www.tofi.or.id) yang akan mengikuti Olimpiade Fisika Internasional di Bali tanggal 24-31 Juli 2002. Bagi semua pembaca ManDiri, mudah-mudahan kita mampu menyerap serta mengamalkan segala pelajaran berharga yang tersirat dalam kisah singkat kehidupan AE di atas dalam kehidupan kita serta menularkannya kepada orang lain. Dengan demikian akan tercipta generasi penerus yang lebih baik lagi. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><i><u><span style="font-family: "Comic Sans MS"; color: black;" lang="IN">Sumber</span></u></i><i><span style="font-family: "Comic Sans MS"; color: black;" lang="IN"> : <a href="http://www.sinarharapan.co.id/" target="_top"><span style="color: rgb(234, 18, 18); text-decoration: none;">BOY antoni putra</span></a></span></i></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">STIKes fort de cock bukittinggi<br /><i><span style="font-family: "Comic Sans MS"; color: black;" lang="IN"><a href="http://www.sinarharapan.co.id/" target="_top"><span style="color: rgb(234, 18, 18); text-decoration: none;"></span></a></span></i><span style="font-family: "Comic Sans MS"; color: black;" lang="IN"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";" lang="IN"><o:p> </o:p></span></p><div class="blogger-post-footer">boy antoni putra
stikes fort de cock bukittinggi
pns dinas kesehatan kabupaten agam
bared18@yahoo.co.id</div>boy a phttp://www.blogger.com/profile/10369020424180261153noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5832508459973537356.post-6842487932468956722008-07-21T14:00:00.000+07:002008-07-21T14:02:48.141+07:00bahaya rokok<p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 22pt; font-family: "Comic Sans MS"; color: black;">DANGER CIGARETTE<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 22pt; font-family: "Comic Sans MS"; color: black;">Boy antoni putra<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 22pt; font-family: "Comic Sans MS"; color: black;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 16pt; font-family: "Comic Sans MS"; color: black;"><span style=""> </span>Even everybody see the red light which generated effect of cigarette, behavioral smoke have never withdrawn and seems represent behavior which still tolerated by society. In smoke smoker there are 4000 dangerous chemical see vitamin for the health of, two among others nicotine having the character of tar and adiktif having the character of is carcinogenic And arising out carcinogen poison effect of combustion of tobacco can trigger the happening of cancer. Initially pregnant cigarette 8-20 nicotine mg and after burned by nicotine which come into blood sirkulasi only 25%. Although that way the insignificant amount have time only 15 second to come to to human being brain.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 16pt; font-family: "Comic Sans MS"; color: black;"><span style=""> </span>Nicotine accepted by asetilkolin receptor which later;then divided to reward band and adrenergik band. reward band, smoker will feel to enjoy, racing dopaminergik system. Its result smoker will feel calmerly, contemplative faculties feel more very bright, and can depress to feel peckish. Whereas in adrenergik band, this Iihat vitamin will activate adrenergik system [at] part of seruleus locus brain sorotin. The increasing of sorotin generate excitement feel to like at the same time desire look for cigarette again Tineke, This matter cause smoker very difficult leave cigarette, because have depend on nicotine.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 16pt; font-family: "Comic Sans MS"; color: black;"><span style=""> </span>Effect from cigarette / tobacco give light depresi stomulasi, adding capacity trouble, natural feeling, natural mind, psikomotor function and behaviour. If compared to other vitamin very low cigarette its influence, hence depend on cigarette [do] not so assumed serious condition <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 16pt; font-family: "Comic Sans MS"; color: black;"><span style=""> </span>Some health risk to smoker pursuant to result of Social Survey [of] Economics National year 2004 for example ? In <st1:place st="on"><st1:country-region st="on">Indonesia</st1:country-region></st1:place> smoking.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 16pt; font-family: "Comic Sans MS"; color: black;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-size: 16pt; font-family: "Comic Sans MS"; color: black;">Some health risk to smoker pursuant to result of Social Survey Economics National year 2004 for example <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 16pt; font-family: "Comic Sans MS"; color: black;"><span style="">1.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 16pt; font-family: "Comic Sans MS"; color: black;">In <st1:country-region st="on"><st1:place st="on">Indonesia</st1:place></st1:country-region> smoke to cause 9,8% death because kronik paru disease and emfisima in the year 2001 <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 16pt; font-family: "Comic Sans MS"; color: black;"><span style="">2.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 16pt; font-family: "Comic Sans MS"; color: black;">Cigarette represent cause from about5 % stroke in <st1:country-region st="on"><st1:place st="on">Indonesia</st1:place></st1:country-region> <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 16pt; font-family: "Comic Sans MS"; color: black;"><span style="">3.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 16pt; font-family: "Comic Sans MS"; color: black;">Woman which smoking possible experience of or degradation postponement pregnant ability, man improve impotensi risk equal to 50<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 16pt; font-family: "Comic Sans MS"; color: black;"><span style="">4.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 16pt; font-family: "Comic Sans MS"; color: black;">Ms. pregnancy which smoking during a period of/to pregnancy and or hit smoke smoke at home or its environment natural beresiko parturition having problem<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 16pt; font-family: "Comic Sans MS"; color: black;"><span style="">5.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 16pt; font-family: "Comic Sans MS"; color: black;">A nonsmoker which menikah with smoker have paru cancer risk equal to 20-30% higher than them which<span style=""> </span>its couple nonsmoker as well as risk get heart sickness <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 16pt; font-family: "Comic Sans MS"; color: black;"><span style="">6.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 16pt; font-family: "Comic Sans MS"; color: black;">More than 43 million <st1:place st="on"><st1:country-region st="on">Indonesia</st1:country-region></st1:place> child<span style=""> </span>have age 0-14 year shack up with smoker its environment experience of growth<span style=""> </span>tardy paru, and hit easier exhalation channel infection, ear infection and asthma.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-size: 16pt; font-family: "Comic Sans MS"; color: black;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-size: 16pt; font-family: "Comic Sans MS"; color: black;"><span style=""> </span>Beside that some disease effect of smoking according to Body POM RI for example<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-size: 16pt; font-family: "Comic Sans MS"; color: black;"><span style=""> </span>heart sickness And stroke.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 16pt; font-family: "Comic Sans MS"; color: black;"><span style="">1.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 16pt; font-family: "Comic Sans MS"; color: black;">One from three death world relate to heart sickness and is. Both the disease can cause “ death sudden ( sudden death <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 16pt; font-family: "Comic Sans MS"; color: black;"><span style="">2.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 16pt; font-family: "Comic Sans MS"; color: black;">Paru cancer.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 16pt; font-family: "Comic Sans MS"; color: black;"><span style="">3.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 16pt; font-family: "Comic Sans MS"; color: black;">One from ten heavy smoker will suffer from paru cancer. some case can cause fatal and cause death, because detected difficult early. Spreading earn happened swiftly to hepar, brain and bone <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 16pt; font-family: "Comic Sans MS"; color: black;"><span style="">4.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 16pt; font-family: "Comic Sans MS"; color: black;">Canker.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 16pt; font-family: "Comic Sans MS"; color: black;"><span style="">5.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 16pt; font-family: "Comic Sans MS"; color: black;">Smoke can cause canker, damage pyorrhea and tooth<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 16pt; font-family: "Comic Sans MS"; color: black;"><span style="">6.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 16pt; font-family: "Comic Sans MS"; color: black;">Osteoporosis.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 16pt; font-family: "Comic Sans MS"; color: black;"><span style=""> </span><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 16pt; font-family: "Comic Sans MS"; color: black;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 16pt; font-family: "Comic Sans MS"; color: black;">BOY antoni putra 07 08</span><span style="font-size: 16pt; font-family: "Comic Sans MS";"><o:p></o:p></span></p><div class="blogger-post-footer">boy antoni putra
stikes fort de cock bukittinggi
pns dinas kesehatan kabupaten agam
bared18@yahoo.co.id</div>boy a phttp://www.blogger.com/profile/10369020424180261153noreply@blogger.com0