td.mbl_fo_hidden{display:none;} td.mbl_join_img{} td.mbl_join{} tr#tr0{display: none}th.mbl_h{display:none;}

30 Juli 2008

penelitian gizi


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang Menurut kartasapoetro (2003:1 ) “Gizi adalah zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan yang dikonsumsi dan mempunyai nilai yang sangat penting untuk memelihara proses tumbuh dalam pertumbuhan dan perkembangan,memperoleh energi guna melakukan kegiatan fisik sehari-hari,menganti sel-sel yang rusak dan sebagai zat pelindung tubuh denga cara menjaga keseimbangan cairan tubuh” Janin yang berkembang dan tumbuh didalam kandungan mempunyai begitu banyak kebutuhan gizi yang harus dipenuhi melalui makanan yang harus dimakan oleh ibu hamil .”Makanan yang menyehatkan selama kehamilan akan melahirkan bayi yang sehat serta mengurangi resiko komplikasi dalam beberapa efek samping kehamilan”.(Boedihardjo,1999:131 ) Kebutuhan gizi akan terus meningkat, terutama setelah memasuki kehamilan trismeter dua,sebab pada saat ini pertumbuhan janin berlangsung sangat cepat dan berat ibu pun naik pesat.pada bulan terakhir kehamilan otak bayi berkembangan sangat cepat.pada periode ini gizi diperlukan bayi perkembangan otak dari jaringan saraf bayi. Menurut Dr.Handrawan (1997:1 Dan 2) “Salah satu upaya memelihara kehamilan adalah menjaga kecukupan makanan.Makanan bergizi sangat penting selama kehamilan karena janin sangat bergantung pada ibunya. Mutu anak dalam kandungan banyak ditentukan oleh mutu makanan ibunya.Jika makanan ibu kurang pertumbuhan makanan ibu akan kurang.” Menurut www.undp.co.id.2006 “Saat ini angka kematian ibu (AKI ) masih tinggi di ASEAN, yaitu 307 per 100.000 kelahiran hidup .40 % ibu hamil menderita Anemia,2% menderita Maleria dan mengalami kekurangan energi klinis (KEK ), khususnya dikawasan Timur Indonesia”. “Sedangkan AKI (Angka Kematian Ibu )di Sumatera Barat diatas tingkat rata-rata nasional yaitu 294 per 100.000 kelahiran hidup”(Padang Ekspres,edisi 28 november 2005 ). “Ibu hamil yang melakukan KI 5,84 %dan K4 9,55 pada bulan Desember 2007,0,5 % ibu hamil mengalami Resti dari 754 orang ibu hamil yang ada diwilayah kerja Puskesmas Tanah Garam Solok .”(Rekam medik PWS KIA, 2007) dan menurut pengamatan peneliti sejak awal April sampai akhir April 2008 dari 10 ibu hamil 3 di antaranya mengalami kekurangan gizi di wilayah kerja puskesmas Tanah Garam Solok. Dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa masih banyaknya ibu hamil yang mengabaikan dan tidak memperhatikan pemenuhan gizinya selama hamil. “Jika ibu hamil kekurangan gizi maka dampak yang akan terjadi yaitu perkembangan janin dalam tubuh si ibu tidak sempurna, bayi lahir dengan berat badan rendah, atau adanya kelainan-kelainan fisik, bahkan dapat mengakibatkan prematuritas, dan dampak bagi ibu sendiri yaitu ibu akan kelihatan letih,lesu,tidak ada gairah dan anelis karena asupan gizi yang kurang”. ( Drs. Kartasapoetra, 2003 : 8 ) berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penelitian tertarik untuk meneliti Hubungan Pengetahuan dan Sikap ibu dengan Pertambahan Berat Badan selama Hamil. 1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan masih tingginya ibu hamil yang kurang gizi, yang nantinya akan berpengaruh pada perkembangan jani dalam tubuh ibu, yang dilihat dari pertambahan berat badan selama hamil oleh sebab apakah ada factor pengetahuan dan sikap ibu mempengaruhi pertambahan berat badan selama hamil. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang gizi ibu hamil dengan pertambahan berat badan ibu selama hamil. 1.3.2 Tujuan Khusus a. Diketahui distribusi frekuensi tingkat pengetahuan responden tentang pemenuhan gizi selama hamil. b. Diketahui distribusi frekuensi sikap responden tentang pemenuhan gizi selama hamil. c. Diketahui distribusi frekuensi penambahan berat badan responden selama hamil. d. Diketahui hubungan tingkat pengetahuan responden dengan pertambahan berat badan selama hamil. e. Diketahui hubungan sikap responden dengan pertambahan berat badan selam hamil. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Peneliti Menambah wawasan peneliti tentang pemenuhan gizi selama hamil dengan mengukur bertambah berat badan ibu selama hamil, menerapkan ilmu yang diperoleh selama bangku perkuliahan dan dapat mempraktekannya dilingkungan masyarakat nantinya. 1.4.2 Bagi Institusi Sebagai bahan penelitian bagi peneliti selanjutnya. 1.4.3 Bagi Lahan Praktek Sebagai bahan masukan untuk program kesehatan ibu dalam masa kehamilan. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Dari beberapa factor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil. Maka penelitian ini hanya mengetahui variabel pengetahuan dan sikap ibu tentang pemenuhan gizi dengan pertambahan berat badan selama hamil, sebagai variable independennya adalah pengetahuan dan sikap ibu dan variable dependennya adalah pertambahan berat badan selama hamil. Tempat penelitian responden yang diteliti adalah ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Status Gizi 2.1.1 Pengertian Menurut Almaitser (2004:3) status gizi adalah “Keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi”. Status gizi baik terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik,perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin. 2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Status Gizi a. Faktor Primer Bila susunan makanan seseorang salah dalam kuantitas dan kualitas biasanya disebabkan oleh : · Kurangnya penyediaan pangan · Kurang baiknya distribusi pangan · Kemiskinan · Ketidaktahuan · Kebiasaan makan yang salah b. Faktor sekunder Meliputi semua factor yang menyebabkan zat-zat gizi tidak sampai disel-sel tubuh setelah makanan dikonsumsi. Misalnya : 1. Faktor-faktor yang menyebabkan terganggunya pencernaan : · Kelainan struktur saluran cerna · Kekurangan enzim 2. Faktor-faktor yang mengganggu absorbsi : · Adanya parasit · Penggunaan laksan/obat cuci perut 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi metabolisme : · Penyakit hati · Diabetes millitus · Kanker · Penggunaan obat tertentu · Minuman beralkohol 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi ekresi sehingga menyebabkan banyak kehilangan zat-zat gizi : · Banyak kening (polyuria) · Banyak keringat · Penggunaan obat-obat tertentu 2.2 Gizi 2.2.1 Pengertian Gizi adalah zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan yang dikonsumsi dan mempunyai nilai yang sangat penting untuk : a. memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan dan perkembangan yaitu mengganti sel-sel yang rusak dan sebagi zat pelindung tubuh dengan cara menjaga keseimbangan cairan tubuh. b. Memperoleh energi guna melakukan kegiatan fisik sehari-hari. Pemberian makananyang tidak terpenuhi baik kurang maupun lebih dari yang dibutuhkan untuk umur, jenis kelamin dan kondisi-kondisi tertantu seperti banyaknya aktifitas, suhu dan lingkungan, maka akan menyebabkan mal nutrisi. 2.2.2 Manfaat gizi a. Pada masa kehamilan · Untuk mempertahankan kesehatan dan kekuatan tubuh · Untuk pertumbuhan dan perkembangan janin · Agar luka-luka pasca bersalin cepat sembuh · Sebagai cadangan pada masa laktasi b. Manfaat gizi secara umum · Sebagai sumber energi dan tenaga · Untuk menyokong pertumbuhan badan · Mengganti sel-sel yang rusak dan memelihara jaringan tubuh · Mengatur sitem metabolisme dan keseimbangan air, keseimbangan asam basa dan keseimbangan mineral dalam cairan tubuh. 2.2.3 Kebutuhan gizi ibu hamil Menurut Boedihardjo (1999:4) “kebutuhan gizi normal seorang wanita akan meningkat selama hamil . untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan janin dan perubahan jaringan tubuh ibu sehubungan dengan kehamilannya”. Kebutuhan gizi akan terus meningkat, terutama setelah memasuki kehamilan trismeter kedua. Sebab pada saat ini pertumbuhan janin berlangsung sangat cepat pada dua bulan terakhir. Otak bayi berkembang sangat cepat, pada periode ini gizi diperlukan bagi perkembangan otak dan perkembangan saraf bayi. a. Energi b. Kebutuhan energi pada waktu hamil adalah 300 – 500 k.cal lebih banyak dari maknan ibu sebelum hamil. Pada awal kehamilan trimester I kebutuhan energi hanya sedikit, tapi pada akhit trimester kehamilan terjadi peningkatan. c. Protein Kebutuhan protein ibu hamil 30 gr lebih banyak dari yang tidak hamil. Kebutuhan protein meningkat selama hamil guna memenuhi asam amino,perkembangan janin,penembahan volume darah, pertumbuhan mamae dan jaringan uterus. d. Lemak Lemak selin sumber kalori juga untuk memperoleh vitamin yang larut dalam lemak yaitu vitamin A,D,E, dan K . e. Vitamin Ibu hamil sangat membutuhkan vitamin untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, serta membantu metabolisme karbohidrat dan protein. a) Vitamin A Untuk pertumbuhan dan gigi Meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi Memelihara jaringan mata b) Vitamin B kompleks Berguna untuk menjaga system saraf, otot dan jantung agar befungsi secara normal. Vitamin B2, untuk pernafasan antara sel, pemeliharaan jaringan saraf, jaringan pelepas kulit dan kornea mata Vitamin B6, untuk pembakaran hidrat arang dan menguatkan tenaga serta urat saraf Vitamin B12, untuk pematangan erit trosit Asam nikotin (niasin), sebagai proses pembakaran untuk mendapatkan tenaga Folid Acid (kolacin) Falaci berfungsi sebagai koenzim dalam sintesa DNA, memelihara pertumbuhan janin dan mencegah terjadinya anemia. c) Garam mineral Kalsium (gara dapur) diperluka untuk pembentukan tulang dan gigi janin. d) Suplemen multivitamin dan mineral Bagi ibu hamil yang pola makannya tidak mempengaruhi kebutuhan gizi, perlu diberikan suplemen vitamin dan mineral. Suplemen yang diberikan adalah B6,C,D,E dan folid acid. Penambahan berat badan ibu selama hamil Penambahan berat badan ibu hamil selama kehamilan adalah : - dalam triwulan pertama penambahan berat badan ± 1 kg - dalam triwulan kedua penambahan berat badan ± 5 kg - dalam triwulan ketiga penambahan berat badan ± 5,5 kg 2.3 Pengetahuan 2.3.1 Pengertian Pengetahun (Kowledge)adalah kebiasaan, keahlian, keterampilan, pemahaan atau pengertian yang diperoleh dari pengalaman,latihan atau melalui proses belajar. Pengetahuan belum tentu dapat diterapkan, karea pengetahuan sebuah organisasi sangat terkait dengan nilai, budaya dan kondisi dari organisasi tersebut Menurut Notoatmodjo (1997:127) “pengetahuan merupakan hasi objek dari tahu dan terjadi melalui pancaindra manusia yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa dan peraba”. 2.3.2 Tingkat Pengetahuan a. Tahu Diartikan sebagai peningkatan suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Tingkat ini adalah mengikat kembali terhadap sesuatu spesifik dari keseluruhan bahan yang dipelajari, oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. b. Memahami (Comprehension) Diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. c. Aplikasi (Aplikasion) Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sesungguhnya. Aplikasi disini diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus,metode dan prinsip dalam situasi yang lain. d. Analisis (Analysis) Merupakan suatu kemapuan untuk menjabarkan materi suatu objek keadaan komponen-komponen tapi masih di dalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. e. Sistesis (Syntesis) Menunjukan pada suatu kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formalasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. f. Evaluasi (Evaluation) Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi. Penilaian-penilaian itu berdasarkan kriteria yang ditentukan atau menggunakan kriteria yang telah ada. 2.3.3 Proses terjadinya pengetahuan menurut Rogers (1974) a. Awarenes (kesadaran) Dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek) b. Interest (merasa tertarik) Dimana orang mulai tertarik terhadap stimulus. c. Evaluasion (menimbang-nimbang) Terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. d. Trial Dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus. e. Adopsion Dimana subjek telah berprilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran terhadap stimulus. 2.3.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan a. Pendidikan Bimbingan yang diberikan oleh seseorang kepada perkembangan orang lain menuju ke arah cita-cita tertentu. Makin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah menerima informasi dan semakin banyak pengetahuan yang dimiliki. b. Usia Semakin cukup umur seseorang, tingkat pengetahuannya akan lebih matang dalam berfikir dan bertindak. c. Pengalaman Pengalaman merupakan factor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan karena dari pengalaman orang lain dapat dijadikan sebagai acuan untuk dapat meningkatkan pengetahuan. d. Support Sistem Lingkungan disekitar kita juga dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan manusia, karena dari lingkungan ini di dapat pengetahuan serta mengetahui sesuatu yang belum diketahui. 2.4 Sikap (atitude) 2.4.1 Pengertian “sikap (atitud) adalah kecendrungan untuk bertindak dimana sikap dapat membatasi atau mempermudah menerapkan keterampilan dan pengetahuan yang sudah dikuasai, oleh karena itu sikap seseorang terhadap pelajaran sangat berpengaruh pada keberhasilan kegiatan pembelajaran”. ( www.e-psikologi.com. 2006 ). 2.4.2 Tingkatan-tingkatan sikap a. menerima (Receiving) Menerima artinya bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimunus yang diberikan (objek). b. Merespon (responding) Memberikan jawaban apabila ditanya,mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan merupakan suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan tugas yang diberikan, lepas pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti orang menerima ide tersebut. c. Menghargai (Valuing) Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah suatu indikasi sikap. d. Bertanggung jawab (Responsibel) Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilih dengan segala resiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi. e. Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Menurut Azwar,Azrul (2000:99) “secara langsung dapat dinyatakan bagaimana pendapat atau pertanyaan responden suatu objek secaa tidak langsung dapat dilakukan dengan pertanyaan-pertanyaan hipotesis, kemudian dinyatakan pendapat responden”. 2.4.3 Teori Sikap a. Belajar melakukan proses asosiasi perlu sikap pengukuran kembali. b. Teori keseimbangan Model keseimbangan dari ras suka. Kemungkinan dari dua susunan struktur yang tidak seimbang cenderung menjadi struktur yang seimbang melalui perubahan dalam satu unsur atau lebih. c. Teori ketidaksesuaian akan berubah demi mempertahankan konsistensi dengan perilaku nyata. d. Teori atribusi Orang bersikap dengan mempertimbangkan kondisi dan efeksi dari psikomotor di dalam kesadaran mereka. 2.5 Kerangka konsep penelitian in dilakukan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan pemenuhan gizi selama hamil di Puskesmas Tanah Garam Solok tahun 2007. adapun variable yang di bahas dalam penelitian ini adalah seperti tertera pada kerangka konsep dibawah ini. Kerangka konsep Variable Independen Variable Dependen Pengetahuan Pertambahan Berat Badan Selama Hamil Sikap 2.6 Hipotesa Ha : Ada hubungan pengetahuan responden tentang gizi dengan pertambahan berat badan selama hamil. Ha : Ada hubngan sikap responden tentang gizi dengan pertambahan berat badan selama hamil. Table 2.6 No Variable Defenisi operasinal Cara ukur Alat ukur Skala ukur Hasil ukur 1 2 3 Pemenuhan gizi Pengetahuan Sikap Pertambahan berat badan Segala sesuatu yang diketahui ibu mengenai pemenuhan gizi selama hamil Respon ibu terhadap pemenuhan gizi selama kehamilan Penimbangan Wawancara Wawancara Timbangan kuesiner Kuesioner Ordinal Ordinal Ordinal 1. Baik jika sesuai dengan usia KH. 2. tidak baik jika tidak sesuai dengan usia KH. Baik : bila skor ≥ mean kurang baik : bila skor <> 1. baik ≥ mean 2. kurang baik <> BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah survey analitik dengan desain crossectional study dimana variable independen dan variable dependen dilaksanakan dalam waktu yang sama. 3.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian akan dilaksanakan di Puskesmas Tanah Garam Solok, pada awal April dan akhir April 2008. 3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi Menurut Notoatmodjo (1993 : 75) “populasi adalah keseluruhan objek penelitian dan objek yang diteliti”. Populasi dala penelitian adalah ibu hamil yang dating ke Puskesmas Tanah Garam Solok April 2008, ibu hamil yang ada di wilayah kerja Puskesmas Tanah Garam Solok adalah sebanyak 10 ibu hamil. 3.3.2 Sampel Menurut Notoadmodjo (1993 : 75) “sample adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi dengan menggunakan teknik Accidental Sampling”. Dimana sample dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang datang ke Puskesmas Tanah Garam Solok, pada waktu dan tempat yang bersamaan dengan jadwal penelitian. Jumlah sample sebanyak 10 dan sample diambil dengan menggunakan rumus : n = N 1 + N ( d² ) Keterangan : N = Besar populasi n = Besar sampel d = 0,1 Dengan criteria sampel : a. Bersedia menjadi responden b. Pandai tulis baca c. Ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di Puskesmas Tanah Garam Solok 3.4 Sumber Data 3.4.1 Data Primer Data primer diperoleh dengan cara melakukan wawancara dengan cara kuesioner untuk variable pengetahuan dan sikap, sedangkan unutk variable status gizi ibu hamil dilakukan penimbangan berat badan. 3.4.2 Data Sekunder Data sekunder dari Puskesmas Tanah Garam yang ada kaitannya dengan penelitian ini. 3.5 Teknik Pengumpulan data 3.5.1 Editing ( pemeriksaan data ) Memeriksa kuesioner apakah sudah di isi lengkap atau belum oleh responden yang bertujuan agar data yang masuk dapat di olah. 3.5.2 Coding Memeriksa kode atau tanda tertentu pada data yang tercatat pada kuesioner. 3.5.3 Tabulasi data Setelah kuesioner diisi dengan lengkap kemudian dilakukan pentabulasian data sesuai dengan kelompok data yang ditentukan. 3.5.4 Entry Memasukkan data dalam distribusi frekuensi . 3.6 Analisis data 3.6.1 Analisis Univariat Digunakan untuk mengikuti distribusi frekuensi masing-masing variable yang disajikan dalam bentuk table. 1. untuk menilai pengetahuan digunakan rumus : menurut Sugiono ( 2005 : 111) “ pengetahuan secara keseluruhan dinilai dengan skor maxsimal 15”, penilaian jawaban dilakukan dengan skala yang sudah ditentukan dimana : untuk jawaban yang benar =1 untuk jawaban yang salah = 0 untuk menentukan bagaimana tingkat pengetahuan responden digunakan mean kategori : Baik = ≥ mean Kurang baik = <> 2. untuk menilai sikap diukur dengan skala Likert. Yang dijabarkan menjadi komponen yang dapat diukur dengan skor : a. untuk pernyataan positif yaitu : Sangat setuju (SS) : Nilai 5 Setuju (S) : Nilai 4 Ragu-ragu (RR) : Nilai 3 Tidak Setuju (TS) : Nilai 2 Sangat tidak setuju : Nilai 1 b. Untuk pertanyaan negative yaitu : Sangat setuju (SS) : Nilai 1 Setuju (S) : Nilai 2 Ragu-ragu (RR) : Nilai 3 Tidak Setuju (TS) : Nilai 4 Sangat tidak setuju : Nilai 5 Dimana dapat di ukur dengan menggukan skala mean (nilai rata-rata) X = f.MP f keterangan : X = Rata-rata (mean) f = Frekuensi MP = Mid Point f = jumlah frekuensi untuk melihat bagaiman sikap responden digunakan mean skor dengan kategori : Baik = ≥ mean Kurang Baik = <> 3. untuk petambahan berat badan ibu hamil dilakukan pengukuran dengan timbangan menyesuaikan pertambahan berat badan dengan usia kehamilan. - Baik jika sesuai dengan usia kehamilan - Kurang baik jika idak sesuai dengan usia kehamilan 3.6.2 Analisis Bivariat Digunakan untuk melihat hubungan dua variable dengan menggunakan uji Chi square menggunakan system komputerisasi dengan pengolahan SPSS.

0 komentar: